Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SIFAT THERMAL DAN TRANSPORT

DISUSUN OLEH
1. Ali Ridho
2. Mutiara Amanda Valery
3. Rika Yolanda Putri Windiarti
4. Rizqi Hanifah Hikmah sari
5. Trecy Rezatantia

Kelas : 2 EGA
Kelompok : 4

DOSEN PEMBIMBING

Dr.H.Yohandri Bow,S.T.,M.S.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI D IV TEKNIK ENERGI 2017
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah instumentasi dan kontrol
dengan judul "Sifat Thermal dan Transportasi".

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun sangat mengharapkan
semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Palembang,21 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran Konduktivitas Thermal

Konduktivitas atau keterhantaran termal, adalah suatu besaran intensif bahan yang
menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas. Konduksi termal adalah
suatu fenomena transport dimana perbedaan temperatur menyebabakan transfer energi
termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang lebih
rendah. Panas yang di transfer dari satu titik ke titik lain melalui salah satu dari tiga
metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduktivitas termal merupakan
persamaan laju aliran panas dikali jarak persatuan luas dan perbedaan suhu.

Dimana : Q = panas
A = luas permukaan
∆𝑇 = perbedaan temperatur
∆𝑡 = waktu selama panas terjadi
L = ketebalan dari material
k = konduktivitas termal dari material.
Konduksi termal merupakan suatu fenomena transport di mana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah
yang lain dari benda yang sama pada temperatur yang lebih rendah.
Panas yang ditransfer dari suatu titik ke titik yang lain melalui salah satu dari tiga
metoda yaitu:
1. Konduksi adalah bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan perpindahan massa
dari benda. Konduksi diakibatkan oleh tumbukan antar molekul penyusun zat. Ujung
benda yang panas mengandung molekul yang bergetar lebih cepat. Ketika molekul yang
bergetar cepat tadi menumbuk molekul di sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi
transfer energi ke molekul disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula lambat
menjadi lebih cepat.
2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu tempat ke tempat lain.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan medium.
Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki laju dari
konduksi termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang dikonduksikan melalui
material persatuan waktu dilukiskan oleh persamaan:
Δ𝑄 Δ𝑇
= kAΔ𝑥
Δ𝑡

Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang sangat
kecil di mana Δx 0, maka berlaku:
𝑑𝑇 (𝑇2 −𝑇1 )
=
𝑑𝑥 𝑥

Bila garis dari aliran panas adalah paralel , maka gradien temperature (kuantitas
fisik yang menggambarkan ke arah mana dan berapa tingkatsuhu perubahan yang
paling cepat di seluruh lokasi tertentu) pada setiap penampang adalah sama. Untuk
kondisi ini jumlah panas yang dikonduksikan persatuan waktu dapat dituliskan dalam
bentuk :
Δ𝑄 (𝑇2 −𝑇1 )
= kA
Δ𝑡 ℎ

Dimana : ∆𝑄 = energi panas total yang dikonduksikan


A = luas dimana konduksi mengambil tempat
∆𝑇 = perbedaan temperatur dua sisi dari material
∆𝑡 = waktu selama konduksi terjadi
H = ketebalan dari material
K = konduktivitas termal dari material.
Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada suatu
benda dengan suatu gradien temperatur . Dengan kata lain konduktivitas termal
menyatakan kemampuan bahan menghantarkan kalor. Nilai konduktivitas termal
penting untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good
conductor) untuk nilai koefisien konduktivitas termal yang besar dan penghantar panas
yang tidak baik (good insulator) untuk nilai koefisien panas yang kecil.
Konduktivitas termal berbagai bahan pada 0℃:

BAHAN Konduktivitas termal(k)


W/M ℃
Logam
Perak(murni) 410
Tembaga(murni) 385
Alumunium (murni) 202
Nikel(murni) 93
Besi(murni) 73
Baja karbon,1%∁ 43
Timbal (murni) 35
Baja krom - 16.3
nikel(18%Cr,8%Ni)
Bukan logam
Kuarsa(sejajar sumbu) 41.6
Magnesit 4.15
Marmar 2.08-2.94
Batu pasir 1.83
Kaca, jendela 0.78
Kayu, maple atau ek 0.17
Serbuk gergaji 0.059
Wol kaca 0.038
Sumber:(j.P. Holman,1993:6-10)

Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua modus
berikut : melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui elektron
bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, diman terdapat elektron bebas yang
bergerak di dalam stuktur kisi bahan –bahan , maka elektron di samping dapat
mengangkut muatan muatan listrik, dapat pula membawa energy termal dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah, sebagaimana halnya dalam gas. Bahkan
elektron ini sering di sebut gas elektron (electron gas). Energi dapat pula berpindah
sebagai energi getaran dalam stuktur kisi bahan. Namun, pada umumnya perpindahan
energi melalui gataran ini tidaklah sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena
itu, penghantar listrik yang baik selalu merupakan penghantar kalor yang baik pula,
seperti halnay tembaga, alumunium dan perak.Sebaliknya isolator listrik yang baik
merupakan isolator kalor pula.Konduktivitas termal beberapa zat padat tertentu.
Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui pengukuran
tak langsung.Dalam teknik pengukuran konduktivitas termal, suatu plat material yang
akan diuji di jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan
mempertahankan temperatur konstan sekitar 100℃ dan satu blok es yang di
pertahankan pada temperature. Konstan 0℃.Berarti perbedaan temperatur di antara
dua permukaan dari material adalah 100℃ . Panas yang di transfer diukur dengan
mengumpulkan air yang berasal dari es yang melebur . Es melebur pada suatu laju 1
gram per 80 kalori dari aliran panas (panas laten untuk peleburan es). Dalam sistem
CGS kalor lebur es adalah 80 kal/gram. Karena itu konduktivitas termal dari suatu
material dapat ditentukan menggunakan persamaan:
𝑀𝑒𝑠 𝐾
1ℎ
K= 𝐴𝛥𝑇 𝛥𝑡

2.1.1 Sifat Termal Bahan

Sejumlah energi bisa ditambahkan ke dalam material melalui


pemanasan, medan listrik, medan magnet, bahkan gelombang cahaya seperti
pada peristwa photo listrik yang telah kita kenal. Tanggapan padatan
terhadap macam-macam tambahan energi tersebut tentulah berbeda.Pada
penambahan energi melalui pemanasan misalnya, tanggapan padatan
termanifestasikan mulai dari kenaikan temperatur sampai pada emisi
thermal tergantung dari besar energi yang masuk.
Pada peristiwa photolistrik tanggapan tersebut termanifestasikan sebagai
emisi elektron dari permukaan metal tergantung dari frekuensi cahaya yang
kita berikan, yang tidak lain adalah besar energi yang sampai ke permukaan
metal. Dalam mempelajari sifat non-listrik material, kita akan mulai dengan
sifat thermal, yaitu tanggapan material terhadap penambahan energi secara
thermal (pemanasan). Dalam padatan, terdapat dua kemungkinan
penyimpanan energi thermal; yang pertama adalah penyimpanan dalam
bentuk vibrasi atom atau ion di sekitar posisi keseimbangannya, dan yang
kedua berupa energi kinetik yang dikandung oleh electron bebas.Ditinjau
secara makroskopis, jika suatu padatan menyerap panas maka energi
internal yang ada dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh
kenaikan temperaturnya.Koefisien daya hantar berlainan dengan koefisien
muai panas, walaupun keduanya dipengaruhi oleh suhu. Naiknya suhu suatu
bahan atau material, maka akan mengakibatkan perubahan susunan atom
yang mengiringi pencairan dan pengaturan kembali susunan atom yang
diakibatkan perubahan suhu, yang pada akhirnya akan mengganggu daya
hantar panas bahan tersebut. Sifat termal merupakan sifat yang
menunjukkan respon material terhadap panas yang diterima suatu bahan
atau material.Untuk mengetahui sifat termal suatu bahan, maka perlu
dibefakan antar temperature dengan kandungan kalor.
Temperatur atau suhu adalah tinggi rendahnya (level )thermal dari
suatu aktivitas, sedangkan kandungan kalor adalah besarnya energi
thermal. Suatu benda dapat mengalami muai panas (Thermal Expansion),
yaitu pemuaian yang dialami bahan ketika mengalami perlakuan
termal. Besarnya pemuaian bahan / material ditentukan oleh jenis
benda, ukuran benda mula-mula, dan besarnya kalor yang
diberikan.Pemuaian ini dapat mengakibatkan pertambahan panjang (∆l) dan
juga pertambahan volume.Daya hantar panas( Thermal Conductivity)
merupakan kemampuansuatu material atau bahan dalam meneruskan
panas, yang biasanya terjadi pada benda padat, dan biasanya terjadi secara
konduksi.Jadi perubahan energi pada atom-atom dan electron bebas
menentukan sifat-sifat thermal padatan. Sifat-sifat thermal yang akan kita
bahas adalah kapasitas panas, panas spesifik, pemuaian, dan konduktivitas
panas.

2.1.2 Kapasitas Panas


Kapasitas Termal adalah sifat yang mengindikasikan kemampuan
materi untuk menyerap panas.Kapasitas panas (heat capacity) adalah
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan temperatur padatan
sebesar satu derajat K.
Konsep mengenai kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara, yaitu
a. Kapasitas panas pada volume konstan, Cv.
Dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada
dalam padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik
elektron bebas.
b. Kapasitas panas pada tekanan konstan, Cp
Dengan H adalah enthalpi. Pengertian enthalpi dimunculkan dalam
thermodinamika karena sesungguhnya adalah amat sulit meningkatkan
kandungan energi internal pada tekanan konstan. Jika kita masukkan
energi panas ke sepotong logam, sesungguhnya energi yang kita
masukkan tidak hanya meningkatkan energi internal melainkan juga
untuk melakukan kerja pada waktu pemuaian terjadi.

2.1.3 Panas Spesifik


Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa per
derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat K.
Untuk membedakan dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan
Cp), maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp).

2.1.4 Faktor Konduktivitas Termal


Suhu, konduksi termal akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu
A. Kandungan uap air, konduksi termal akan meningkat seiring meningkatnya
kandungan kelembaman.Bila nilai (k) besar maka merupakan pengalir yg
baik,tetapi bila nilai (k) kecil maka bukan pengalir yg baik.
B. Berat jenis, nilai konduktifitas termal akan berubah bila berat jenisnya berubah.
Semakin tinggi berat jenis makan semakin baik pengalir konduktifitas tersebut.
C. Keadaan pori-pori bahan, bila semakin besar rongga maka akan semakin buruk
konuktifitas termalnya.

2.1.5 Mekanisme Konduktivitas Termal


Panas diangkut dalam bahan padat oleh kedua gelombang getaran kisi (fonon)
dan elektron bebas. Konduktivitas termal berhubungan dengan masing-masing
mekanisme ini dan konduktivitas total jumlah kontribusi keduanya.Dimana k1 mewakili
getaran kisi dan konduktivitas termal elektron.energi termal yang terkait dengan fonon
atau gelombang kisi diangkut dalam arah gerak mereka. Hasil kontribusi k1 dari gerakan
bersih fonon dari tinggi ke suhu rendah dari tubuh dalam gradiens suhu.
Elektron bebas dapat berpartisipasi dalam konduksi termal elektronik, dengan
elektron bebas di daerah spesimen panas smapai mendapatkan keuntungan energi
kinetik.kemudian bermigrasi ke daerah dingin, di mana beberapa energi kinetika akan
dipindahkan ke atom sendiri (sebagai energi getaran) sebagai akibat tumbukan dengan
fonon atau ketidaksempurnaan lain dalam kristal. Kontribusi relatif ke, untuk
meningkatkan total konduktivitas termal dengan meningkatnya konsentrasi elektron
bebas, karena lebih banyak elektron yang tersedia untuk berpartisipasi dalam proses
transferrence panas.

2.1.6 Koefisien Muai Linier


Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan adalah perubahan
ukuran dan keadaannya. Gaya antar atom dipandang sebagai kumpulan pegas yang
menjadi penghubung antar atom bahan. Pada setiap temperatur atom padatan tersebut
akan bergetar. Kenaikan temperatur akan mengakibatkan penambahan jarak rata-rata
atar atom bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspansi) pada seluruh
komponen padatan tersebut.Perubahan ukuran pada dimensi linier disebut sebagai muai
linier.
Jika panjang dimensi linier bahan adalah l, maka perubahan panjang akibat
perubahan temperatur ∆T adalah sebesar ∆l. Untuk perubahan temperatur yang kecil,
maka pertambahan panjang pada temperatur tertentu (lt) akan sebanding dengan
perubahan temperatur dan panjang mula-mula (l0 ).α adalah koefisien muai linier yang
memiliki nilai berbeda untuk masing-masing bahan.

2.1.7 Panas Jenis


Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu dari suatu bahan bermassa
m sebesar satu derajat dinamakan panas jenis dari bahan tersebut. Sehingga, jika panas
sejumlah Q ditambahkan ke suatu bahan bermassa m yang mempunyai panas jenis c,
perubahan suhu seperti ΔT = Taw-Tak. Di dalam system MKS, satuan untuk panas adalah
kilo kalori dan didefinisikan sedemikian hingga panas jenis air adalah satu yang
bermakna bahwa satu kilo kalori panas diberikan kepada satu kilogram air, maka suhu
air akan naik sebesar satu derajat celcius.

Apabila dua atau lebih zat dengan suhu yang berbeda-beda dicampurkan, mereka
akan setimbang termal setelah beberapa saat karena panas akan mengalir dari zat yang
bersuhu lebih tinggi ke zat yang bersuhu rendah sampai semua zat mempunyai suhu
yang sama. Jika bahan-bahn penyusun system diisolasi sedemikian hingga tidak ada
pertukaran panas dengan lingkungannya, proses tersebut dinamakan adiabatik. Karena
panas merupakan satu bentuk energi, hukum kekekalan energi mensyaratkan bahwa
untuk suatu proses adiabatik jumlah seluruh perpindahan panas antara penyusun system
arus sama dengan nol ( jika panas ditambahkan kepada suatu sistem maka Tak> Taw dan
Q bernilai positif dan sebaliknya ).

Dua bentuk utama energi panas dalam padatan adalah vibrasi atom sekitar posisi
kesembiangannya dan energi kinetik elektron bebas.Oleh karena itu sifat-sifat thermal
padatan yang penting seperti kapasitas panas, pemuaian, dan konduktivitas thermal,
tergantung dari perubahan-perubahan energi atom dan elektron bebas.Kenaikan
kapasitas panas terkait dengan kemampuan phonon dan elektron untuk meningkatkan
energinya. Prinsip eksklusi membatasi kebebasan elektron untuk menaikkan energinya
karena kenaikan energi tergantung ketersediaan tingkat energi yang masih kosong.
Hanya elektron di sekitar tingkat energi Fermi yang memiliki akses ke tingkat energi
yang lebih tinggi, sehingga kontribusi elektron pada kapasitas panas secara relatif
tidaklah besar.
Pemuaian terjadi karena ketidak-simetrisan gaya ikat antar atom. Gaya yang
diperlukan untuk memperpanjang jarak atom adalah lebih kecil dari gaya untuk
memperpendek jarak. Oleh karena itu penyerapan energi thermal akan cenderung
memperpanjang jarak atom.

2.1.8 Satuan konduktivitas


Hantaran listrik merupakan kebalikan dari tahanan (resistanse) bila tahanan
mempunyai satuan dasar ohm maka satuan dasar hantaran adalah “ohm” atau biasa
ditulis “Siemen/cm”, pada pengukuran konduktivitas air dan larutan-larutan kimia
umumnya digunakan satuan Volt atau mV.

2.1.9 Alat ukur konduktivitas


Pengukuran konduktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan arus listrik
yang dialirkan pada dua elektroda yang dicelupkan kedalam air atau larutan kimia, dan
mengukur tegangan yang dihasilkan. Selama proses ini ,kation berpindah ke elektroda
negative dan anion berpindah ke elektroda positif , larutan bertindak sebagai penghantar
listrik.
Beberapa jenis khusus konduktivimeter menggunakan arus listrik bolak-balik
(AC). Pada frekwensi optimal dengan dua elektroda aktif dan mengukur beda tegangan
yang dihasilkan suatu larutan. Kuat arus dan beda tegangan digunakan untuk
menghiutng hantaran listrik (Conductance). Conductance = I/V.Konduktivitimeter
kemudian menggunakan konduktance dan cell konstan untuk menampilkan nilai
konduktivitas.
Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit di
dalam air.Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang
terlarut dalam air, berkaitandengan kemampuan air di dalam menghantarkan arus
listrik.Semakin banyak garam-garam yang terlarut semakin baik daya hantar listrik air
tersebut. Air suling yang tidak mengandung garam-garam terlarut dengan demikian
bukan merupakan penghantar listrik yang baik. Selain dipengaruhi oleh jumlah garam-
garam terlarut, konduktivitas juga di pengaruhi oleh temperatur.

2.2 Konduktivitas Termal Zat Cair dan zat Gas

Untuk menentukan konduktivitas termal zat cair yaitu dengan menggunakan


metode plat panas berkawal. Aparatus yang dipakai ialah seperti gambar dibawah ini.
Diameter plat adalah 5 cm dan tebal zat cair kira-kira 0,05 cm. lapisn ini cukup tipis
agar arus konveksi minimum.

Susunan anulus dapat pula digunakan untuk penentuan konduktivitas termal


zat cair, tebal lapisan zat cair harus cukup tipis agar arus konveksi termal menjadi
minimum. Keyes dan Sandell menggunakan metode silinder kosentrik untuk
pengukuran konduktivitas termal gas. Dengan menggunakan uap air, oksigen,
nitrogen, dan gas lain lain

2.3 Pengukuran Nilai Kalor

Penentuan nilai kalor berkaitan erat dengan penentuan besaran energi. Besaran-
besaran ini dapat diklasifikasikan sebagai sifat-sifat termodinamik system seperti
entalpi, energy dalam, kalor spesifik dan nilai kalor, pengukuran nilai kalor suatu zat
cair, padat atau gas dengan menggunakan calorimeter aliran junker dan bomb
calorimeter.

2.3.1 Kalorimeter Junker

Suatu piranti yang banyak digunakan untuk penentuan nilai kalor bahan bakar
padat dan cair. Piranti yang biasanya digunakan untuk eksperimen ialah calorimeter
junker. Skema calorimeter itu diberikan pada Gambar 5-6. Bahan bakar gas dibakar
didalam calorimeter itu dan kalornya diberikan ke air pendingin. Laju aliran air
ditentukan dengan menimbangnya, sedang suhu air masuk dan keluar diukur dengan
thermometer air raksa dalam gelas. Hasil pembakaran didinginkan hingga suhunya
cukup rendah dan uap air mengembun. Kondensat itu dikumpulkan dalam tabung ukur.
Laju aliran gas diukur dengan meter aliran ajakan positif.
Gambar 5-6. Skema calorimeter aliran junker

2.4 Pengukuran Viskositas

Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk


mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan
terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu
(Kramer, 1996).
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tendensi untuk
melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk
mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya (Lewis, 1987).

Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi yang keduanya merupakan


sifat kenampakan (appearance property) yang berhubungan dengan indera perasa.
Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan untuk melawan
perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya gesekan (sheering fore).
Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk cairan yang disebabkan karena
adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan oleh cairan tersebut dinamakan gaya
irisan (sheering stress). Jika tenaga diberikan pada suatu cairan, tenaga ini akan
menyebabkan suatu bentuk atau deformasi. Perubahan bentuk ini disebut sebagai aliran
(Lewis, 1987).

Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Bambang


Kartika, 1990):

1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan


konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula.

3. Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan
sehingga akan menaikkan viskositasnya.

4. Tekanan

Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya,


cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya. Viskositas
akan bernilai tetap pada tekanan 0-100 atm

2.5 Pengukuran pH

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau
kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal
dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang kimia untuk
unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas
ion Hidrogen.

pH meter merupakan suatu instrumen elektronik yang digunakan untuk pengukuran


pH (kadar keasaman) suatu larutan ( meskipun bisa juga digunakan untuk pengukuran
pH unsur semi-solid).Kadar keasaman suatu larutan diaktakan netral apabila bernilai 7.
Sealain pH meter, alat lain yang digunakan untuk mengukur kadar pH antara lain
fenolptali dan pH strip.

Sensor pH berfungsi sebagaipenentu derajat keasaman atau kebasaan dari suatu


bahan. Pengukuran dan pengendalian nilai pH adalah sangat penting untuk berbagai
studi dalam bidang kimia dan biologi di laboratorium dan berbagai bidang industri.
Metode pengukuran pH dapat dilakukan secara konvensional yaitu dengan
menggunakan kertas lakmus dan elektroda gelas, namun hal ini memiliki tingkat akurasi
hasil pengukuran yang rendah, mudah pecah dan tidak kompatibel dengan alat
ukur/sensor lain. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini dimungkinkan untuk
membuat sebuah sistem alat ukur yang dapat mendeteksi berbagai parameter secara
simultan, akurat, dan berukuran kecil.

Adapun aplikasi sensor dapat ditemui dalam banyak peralatan konsumen,


otomotif,laboratorium, pengelolaaan lingkungan, konservasienergi, pabrikasi, industri,
kedokteran, pertambangan,pertanian, dan sebagainya. Aplikasi sistem sensor inimasih
dan akan terus berkembang sesuai dengankebutuhan. Namun, sensor yang ada saat ini
dipasaranhampir semuanya adalah produksi luar negeri (import).Oleh karena itu
penguasaan teknologi sensor ini sangatdiperlukan mengingat aplikasinya yang
terusberkembang dan pemenuhan kebutuhan sensor di dalamnegeri masih diimpor.

Pada umumnya jenis sensor pH yang banyak digunakan terbuat dari bahan gelas yang
memiliki ukuran yang relatif besar, memiliki tahanan dalam yang sangat besar dalam
orde Mega-Ohm dan mudah pecah bila terjatuh atau terbentur. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk miniaturisasi sensor Ph dengan menggunakan teknologi monolitik dan
teknologifilm tanpa mengubah fungsinya agar dapat lebih menghemat ruang dan biaya.

pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau
basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar
daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika
konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu
dengan nilai pH lebih dari 7.

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia
yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang
telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui.
Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion
hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur
potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen.
Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai
catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan (Purba,
1995).

2.5.1 Prinsip kerja alat pengukur pH

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial


elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia
dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai
catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

B. Tipe alat pengukur pH

Pengukuran nilai pHdapat dilakukan dengan menggunakansuatu instrument yaitu pH meter.


Alat pH meter terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

Alat Ukur pH Tipe Stick KL-3385

Alat Ukur pH Tipe Stick KL-3385 fitur layar mudah dibaca diterangi, kalibrasi satu
sentuhan, dan Suhu Otomatis Kompensasi (ATC). alat ukur ini mampu mengukur mulai
dari Rentang: 2,1 ~ 10,8, Dengan ketepatan akurasi ± 0.1, Sistem kalibrasi otomatis dan
suhu kompensasi yang juga otomatis.

Alat Ukur pH Tipe Stick KL-3385 mengunakan sumber listrik dari baterai ukuran 1.5v yaitu
3 buah, dengan berat hanya 191gr.

Spesifikasi Teknis:

Rentang: 2,1 ~ 10,8

Resolusi: 0.1

Akurasi: ± 0.1
Suhu Kompensasi: Otomatis

Suhu Operasional: 0 – 50 ℃ (32 – 122 F).

Kalibrasi: Otomatis, 2 titik

Sumber Listrik: 3 × 1.5V Baterai AA

Dimensi: 415 x 23mm

Berat: 191g

Alat Ukur pH Air Dalam Aquarium KL-025W

Alat Ukur pH Air Dalam Aquarium KL-025W merupakan suatu untuk alat mengukur untuk
pH dalam air,bentuk yang mungil ini sangat praktis juga mudah untuk pengukuran dalam
pH air dalam aquarium ataupun kolam.bentuk yang tidak terlalu besar tidak terlalu kecil
dengan bantuan adapter untuk pengaturan dalam air aquarium ataupun kolam yang diukur.

Alat Ukur pH Air Dalam Aquarium KL-025W ini memudahkan pengukuran dalam pH air
untuk kolam ataupun kolam tentang pengukuran dalam ke akuratan, resolusinya ataupun
rentang pengukuran di dalam suhu operasional dan suhu kompensasinya,dengan layar yg
lebar dan penunjukan dalam LCD dengan angka digitalnya yang menunjukan pengukuran
dalam aquarium ataupun kolam tersebut dengan terang juga jelas untuk kita baca.alat
tersebut benar benar tahan di air,dalam beroperasinya hanya dicelupkan air aquarium
ataupun kolam yang akan diukur.

Spesifikasi Alat Ukur pH Air Dalam Aquarium KL-025W:

Akurasi: ±0.1PH

Resolusi: 0.1PH

Suhu Operasional: 0℃~50℃

Suhu OtomatisKompensasi: 0℃~50℃

Kalibrasi: 1atau 2poindengan autopenyanggapengakuan


Power Supply:DC6Vdengan adaptor

Dimensi: 105mmx26mmx17mm

Berat:95g

Alat Pengukur pH Tanah, Kadar Air, dan suhu AMT300

Alat Pengukur Ph Tanah ini hampir sama seperti instruments ph tanah dengan tipe Soil PH
meter ETP 110, Alat Penguji Ph Meter ini sama persisnya bekerja sebagai alat paling akurat
karena mampu memberikan data pembacaan angka di belakang koma, sedangkan dengan
kertas lakmus atau indikator universal yang hanya bisa menentukan keasaman dan kebasan
serta nilai pH yang bulat saja. Alat ini dapat mengukur 4 hasil pengukuran sekaligus, mulai
dari Cahaya Matahari, Suhu Tanah yang akan di ukur, pH tanah, serta Kadar airnya, alat
yang portabel dengan 4 hasil pengukuran sekaligus dalam 1 alat.

Alat Pengukur pH Meter Tipe PH40BNC

Alat Pengukur pH Meter Tipe PH40BNC ini dilengkapi dengan konektor BNC standar,
yang dapat menggunakan setiap elektroda pH dengan BNC konektor .

Fitur :

Sampai dengan 3 poin push-tombol kalibrasi dengan pengakuan auto – penyangga .

Standar pH buffer dipilih dan unit suhu.

Manual Suhu Kompensasi memastikan akurasi tinggi pengukuran .

Tahan fungsi membeku nilai yang ditampilkan saat ini agar mudah dilihat .

Fitur auto- power off membantu Anda secara efektif menghemat baterai .

Menu setup memungkinkan pengguna mengkustomisasi standar pH buffer , poin kalibrasi


, memegang fungsinya untuk memenuhi preferensi pribadi Anda .

Atur ulang fitur memungkinkan pengguna untuk melanjutkan semua pengaturan default .

BNC konektor dapat terhubung ke elektroda pH kombinasi .

Fitur tahan air untuk menjamin perlindungan lengkap dalam lingkungan yang keras .
Spesifikasi :

Rentang pH : -1.00 ~ 15.00pH

pH Akurasi: ± 0.01pH

Poin Kalibrasi : 1,2 atau 3 poin

Kompensasi Suhu : 0 ~ 100 ° C , 32 ~ 212 ° F , manual

Auto- Off : Manual atau Automatic ( 8 menit setelah tombol terakhir ditekan )

Tahan Fungsi : Manual atau Automatic

Atur ulang Fungsi : Ya

Konektor : BNC

Suhu Operasional : 0 ~ 60 ° C , 32 ~ 140 ° F

Persyaratan Power: 2 x 1.5V ” AAA ” Baterai

Battery Life: Sekitar 200 jam

Dimensi : 185 ( L ) × 40 ( Dia. ) mm

Berat: 100grams

Alat Ukur pH Meter Portable / mV / Temp meter PH-221

Alat Ukur pH Meter Portable / mV / Temp meter PH-221 adalah kinerja tinggi portabel pH
/ ORP meter dirancang untuk aplikasi luar ruangan . Meter berisi menu konfigurasi built-in
yang menyediakan banyak pilihan canggih dan berguna untuk meningkatkan akurasi
pengukuran dan menyederhanakan operasi

Fitur Alat Ukur pH Meter Portable / mV / Temp meter PH-221 :


Selama modus pH , Sampai 5 poin push-tombol kalibrasi dengan pengakuan auto –
penyangga .

Standar pH buffer dipilih dan unit suhu.

Secara otomatis menghitung dan menampilkan kemiringan elektroda setelah kalibrasi .

Suhu Otomatis Kompensasi ( ATC ) memastikan pengukuran yang sangat akurat atas
seluruh rentang .

Kalibrasi pengingat karena meminta Anda untuk mengkalibrasi meteran teratur .

Selama modus ORP , Satu titik diimbangi kalibrasi memungkinkan pengguna


menyesuaikan nilai yang ditampilkan ke standar yang dikenal .

Mili – volt ( R.mV ) pengukuran absolut atau relatif memberikan pembacaan ORP akurat

Fungsi endpoint otomatis membeku nilai diukur stabil untuk membaca mudah dan
pencatatan data .

Kalibrasi suhu manual memberikan nilai suhu yang akurat .

Membantu pesan sebagai panduan operasional untuk membantu Anda memahami cara
menggunakan meteran .

Menu setup memungkinkan pengguna mengkustomisasi standar penyangga , poin kalibrasi


, kondisi stabilitas, resolusi , unit suhu, tanggal dan waktu untuk memenuhi persyaratan
pengukuran .

Fungsi Reset bisa resume semua pengaturan ke nilai default pabrik .

Diperluas menyimpan memori dan mengingatkan hingga 500 pembacaan .

Built -in real-time perangko jam data yang disimpan untuk memenuhi standar GLP .

Data yang disimpan dapat ditransfer ke komputer melalui komunikasi USB.


Spesifikasi :

Rentang pH : -2,000 ~ 20.000pH

pH Akurasi: ± 0.002pH

Resolusi : 0,001 , 0,01 , 0.1PH , Dipilih

mV Rentang : -1999,9 ~ 1999.9mV

mV Akurasi: ± 0.2mV

Resolusi : 0.1 , 1mV , Dipilih

Poin Kalibrasi : Hingga 5 poin

Kalibrasi Solusi : Amerika Serikat ( pH1.68/4.01/7.00/10.01/12.45 ) , NIST (


pH1.68/4.01/6.86/9.18/12.45 ) , DIN ( pH1.09/4.65/6.79/9.23/12.75 )

Suhu Rentang : 0 ~ 105 ° C , 32 ~ 221 ° F

Suhu Akurasi: ± 0,5 ° C , ± 0,9 ° F

Suhu Kalibrasi : Manual

Kompensasi Suhu : 0 ~ 100 ° C , 32 ~ 212 ° F , Otomatis atau Manual

Auto- Off : Manual atau Automatic ( 10 , 20 , 30 menit setelah tombol terakhir ditekan ,
Dipilih )

Tahan Fungsi : Manual atau Automatic

Stabilitas Kondisi : Rendah atau Tinggi , Dipilih

Kalibrasi karena pengingat : 0 sampai 30 hari

Atur ulang Fungsi : Ya

Memori: 500 set data dengan Tanggal / Waktu stamping

Output: USB Interface Komunikasi

Konektor : BNC
Persyaratan Power: 3 x 1.5V ” AA ” Baterai

Battery Life: Sekitar 150 jam

Dimensi : 170 ( L ) x 85 ( W ) x 30 ( H ) mm

Berat: 300grams

Alat Ukur pH Meter jenis pen KL-081

Fitur :

layar LCD ganda

Kompensasi suhu otomatis

Elektroda pH Diganti

Alat Ukur pH Meter jenis pen KL-081 ini merupakan alat untuk mengukur pH dengan
tingkat akurasi yang tinggi, cara penggunaannya sangat mudah yaitu hanya dengan cara
mencelupkan ujung pH meter ini ke dalam sampel, pembacaan pH meter ini langsung
ditampilkan bersama-sama dengan suhu sampel pada mudah dibaca pada layar LCD digital
Alat Ukur pH meter jenis pen KL-081 ini,tampilan dalam LCD pH meter ini akan
menunjukan suhu operasional ataupun suhu otomatis kompensasinya juga ke akuratan
sampel dalam pengukuran ini.

Alat Ukur pH Meter jenis pen KL-081 sangat simple juga sangat sederhana dalam
pemakaian juga untuk pengukuran,juga simpel dan nyaman dalam genggaman dengan berat
hanya 200 gram,sangat mudah untuk dibawa juga masuk dalam saku.

Spesifikasi Alat Ukur pH Meter jenis pen KL-081 :

Mengukurkisaran: 0.00~14.00PH, 0℃~55℃

Akurasi: ±0.1PH±1℃

Resolusi: 0.1℃0.01PH

Suhu Operasional: 0℃~50℃

Suhu OtomatisKompensasi: 0℃~50℃


Power Supply:4×1.5V(AG13)

Dimensi: 175mm×42mm×23mm

Berat:200g

Alat Ukur Portable Hardness Tester MH320

Alat Ukur Portable Hardness Tester MH320 merupakan alat pengukur untuk semua jenis
logam,hasil dalam bekerja ataupun beroperasi alat ukur typ MH320 ini langsung
menampilkan dilayar LCD juga dapat disimpan dalam kapasitas luas dan akan memberi
peringatan jika penyimpanan diluar batas.

keuntungan:

Volume kecil dengan berat ringan , akan lebih mudah untuk mengambil .

Dimensi garis nya adalah 212mm × 80mm × 32mm .

Layar besar ( 128 × 64 dot matrix LCD ) , menampilkan semua fungsi dan parameter .

Uji di setiap sudut , bahkan terbalik .

Lebar rentang pengukuran . Hal ini dapat mengukur kekerasan dari semua bahan logam .

Layar langsung dari skala kekerasan HRB , HRC , HV , HB , HS , HL , dan tiga jenis nilai
kekuatan segera .

perangkat dampak Tujuh tersedia untuk aplikasi khusus .

Secara otomatis mengidentifikasi jenis perangkat dampak.

kapasitas memori yang besar dapat menyimpan 500 kelompok ( Sehubungan dengan rata
times32 ~ 1 )

informasi termasuk nilai diukur tunggal , berarti nilai , data uji , dampak arah , dampak kali
, material dan skala kekerasan dll

Batas atas dan bawah dapat diatur . Ini akan alarm secara otomatis saat nilai hasil melebihi
batas .
Informasi baterai menunjukkan kapasitas sisa baterai dan status pengisian .

Alat Ukur Ketebalan Lapisan CM-8855

Alat Ukur Ketebalan Lapisan CM-8855 ini merupakan alat pengukuran ketebalan dari
bahan magnetik ataupun non-magnetik,sanagt simpel dalam pemakaian juga sangat mudah
untuk dibawa kemanapun.

Ini memenuhi standar dari kedua ISO2178 dan ISO 2361 serta DIN , ASTM dan BS . Hal
ini dapat digunakan baik di laboratorium dan dalam kondisi lapangan yang keras .

Display: 4 digit LCD , backlight

Rentang : 0 ~ 1250μm / 0 ~ 50mil ( rentang lainnya dapat ditentukan )

Min . area berukuran : 6mm

Min . Ketebalan sampel : 0.3mm

Resolusi : 0.1μm ( 0 ~ 99.9μm ) ; 1μm (lebih 100μm )

Akurasi: ± 1 ~ 3 % n atau 2.5μm atau 0.1mil ( Mana yang semakin besar )

Kondisi Operasi : Temp . 0 ~ 50 ℃ .

Kelembaban < 95 % .

Ukuran : 126x65x35 mm ; 5.0×2.6×1.6 inci

Berat: sekitar 81g

C. Metode kerja alat pengukur pH

Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu
suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan
elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.

Sensor yang biasa digunakan untuk mengukur pH adalah elektroda yang sensitif terhadap
ion atau disebut juga elektroda gelas. Elektroda ini tersusun dari batang elektroda (terbuat
dari gelas yang terisolasi dengan baik) dan membran gelas (yang berdinding tipis dan
sensitif terhadap ion H+ ). Sebuah acuan terdapat pula elektroda acuan. Kedua elektroda ini
ada yang berdiri sendiri-sendiri dan ada juga yang tergabung menjadi satu kesatuan, biasa
disebut elektroda kombinasi. Elemen sensor pengukur pH terdapat di tengah-tengah,
dilingkupi oleh larutan perak-perak klorida (Ag-AgCl). Bagian bawah dari elemen sensor
ini berhubungan dengan membran gelas dan berisi larutan perak- perak klorida. Kontak
ionik dari larutan perak-perak klorida terhadap sampel terjadi melalui penghubung keramik.
Penghubung ini bertindak sebagai suatu membran selektif yang hanya meloloskan arus-arus
ionik tertentu, Secara alami, impedansi keluaran elektroda gelas sangat besar (karena proses
kimia yang terjadi pada permukaan elektroda), besarnya antara 50-500 MΩ sehingga pada
alat pengukur diperlukan impedansi masukan yang sangat besar .

Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan
keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus,
cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Mikrokontroler adalah
sebuah komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik.
Mikrokontroler itu sejenis mikroprosesor yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
Secara harfiahnya adalah "pengendali kecil" dimana sebuah sistem elektronik yang
sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan
CMOS dapat direduksi / diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroler ini.

Pada sistem mekanik dipasang sensor yaitu sensor derajat keasaman (PH), sensor derajat
keasaman (PH) akan menentukan nilai PH pada cairan yang tersedia, sedangkan limit
switch akan berfungsi sebagai penentu kapan sensor pH bergerak ke atas-bawah dan
bergeser ke kiri-kanan. Data yang diperoleh dari sensor pH dikirimkan ke mikrokontroller
untuk selanjutnya diubah kedalam bentuk data digital yang kemudian dapat ditampilkan
melalui LCD, kejadian pengukuran kadar keasaman berlangsung secara otomatis dengan
adanya bantuan sistem mekanik.
Sensor pH mengeluarkan output berupa tegangan, semakin basa (nilai pH >7) maka sensor
mengeluarkan tegangan semakin kecil, sebaliknya jika semakin asam maka sensor pH
mengeluarkan tegangan yang semakin besar.

1. PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LARUTAN

Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik.
DHL merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R).

R = ρ L/A

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu DHL dinyatakan :

DHL = 1/R = k A/L

Dimana,

k = 1/R x L/A

DHL disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1, tetapi secara resmi satuan yang
digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω-1 maka satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1.
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat
menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak dapat dapat
digunakan untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih spesifik yaitu konduktivitas molar
(∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan
sebesar satu molar, yang dirumuskan sebagai:

∆m = k/C

Dimana, k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)


C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)

Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang digunakan adalah
∆m = 1000k
C

Dimana satuan-satuannya sama dengan diatas.

(Tim Kimia Anorganik,2009)

Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan mengukur tahanan
larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini biasanya dipakai jembatan wheat
stone.

Daya hantar suatu larutan tergantung dari

1. Jumlah ion yang ada


2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah

1. Berat dan muatan ion


2. Adanya hidrasi
3. Orientasi atmosfer pelarut
4. Gaya tarik antar ion
5. Temperatur
6. Viskositas
(Pike,1999)

Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan untuk elektrolit
kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak terhingga, daya hantar
ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya
hantar ekivalent yang tergantung pada:

- Jumlah ion yang ada

- Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya
pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga
maksimum pada pengenceran tak berhingga.

(Sukardjo,1990)

Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir
sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan
elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut penghantar kedua. Dalam
penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub lainnya. Berbeda
dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya berkurang bila temperature naik.

Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari:

1. Jumlah ion yang ada


Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran
larutan baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal pada
pengancaran tak tarhingga.

1. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda.


( Tony Bird, 1997)

Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia. Pada
pembuatan akuades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa garam-garam dapat
diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan selama titrasi dan dengan
menggunakan grafik dapt digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Derajat ionisasi
elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya
hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.

Tabel jumlah ion dan ∆m dalam pelarut air

Jumlah ion Range ∆m

2 118-131

3 235-273

4 408-435
5 >560

Tabel jumlah ion dan∆m dalam pelarut DMF

Jumlah ion Range ∆m

1:1 65-90

2:1 130-170

3:1 200-240

4:1 >300

Daya hantar ekuivalen didefenisikan sebagai daya hantar satu gram ekuivalen suatu zat
terlarut diantara 2 elektroda dengan jarak kedua elektroda 1 cm. Daya hantar ekuivalen pada
larutan encer diberi symbol “0” yang harganya tertentu untuk setiap ion.

Pengaruh konsentrasi pada daya hantar ekuivalen, misal:

Konsentrasi NaCl 0

0,1 106,7

0,01 118,5

0,001 123,7

~ 126,4

(Sumar Hendayana,1994)

Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat sebanding
dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada praktiknya, konduktivitas molar
bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu alasannya adalah jumlah ion dalam larutan
mungkin tidak sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion
dalam larutan asam lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian
konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut. Kedua, karena ion
saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas larutan tidak tepat sebanding dengan
jumlah ion yang ada.

Pengukuran konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua golongan


elektrolit yaitu:

- Elektrolit kuat

Konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya


konsentrasi

- Elektrolit lemah

Konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun
tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah.

Anda mungkin juga menyukai