Anda di halaman 1dari 13

Vol. 1, No. 1 Januari 2 Vol. 2, No.

1 Januari 2019
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBALUT SAAT MENSTRUASI TERHADAP


RISIKO KANKER SERVIKS PADA SISWI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE
SIDENRENG RAPPANG

The Use Effect of Sanitary Napkins During Menstruation On The Risk Of Cervical
Cancer In to The Students Of SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang

Annisa Baharuddin, Henni Kumaladewi Hengky, Ayu Dwi Putri Rusman


(Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare)
(nieshaairen@gmail.com, 082346428005)

ABSTRAK
Perilaku kurang baik dalam pemilihan pembalut yang biasa dibeli dan dipakai oleh remaja
putri selama ini, hanya memikirkan harga murah dan cukup enak dipakai, tanpa mengetahui risiko
kesehatan dari pemakaian pembalut. Kondisi inilah yang membuat pembalut menjadi sumber sarang
pertumbuhan bakteri merugikan yang berisiko terhadap masalah kesehatan reproduksi hingga risiko
kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penggunaan pembalut saat
menstruasi terhadap risiko kanker serviks pada siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidrap. Penelitian ini
menggunakan cross sectional study. Lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Pangkajene Sidrap. Waktu
penelitian pada bulan Mei-Juni 2018. Populasinya yaitu Siswi kelas X dan IX yang telah mengalami
menstruasi dengan metode pengambilan sampel yaitu porposive sampling dengan jumlah 100
sampel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh perilaku hygiene (0,021), tingkat
pengetahuan (0,013), dan kualitas pembalut (0,001), sedangkan tidak ada pengaruh keterpaparan
terhadap informasi kesehatan (0,821), terhadap risiko kanker serviks pada siswi SMA Negeri 2
Pangkajene Sidrap. Berdasaran hasil tersebut, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti
tentang kandungan dalam pembalut sehingga terhindar dari risiko kesehatan reproduksi dan untuk
pemerintah agar melaksanakan kegiatan sosialisasi KIE disertai dengan pemberian poster atau leaflet
terkait kesehatan reproduksi pada remaja putri terutama personal hygiene saat menstruasi.

Kata kunci : Kanker serviks, menstruasi, pembalut

ABSTRACT
So far, young women have poor behavior in choosing sanitary napkins by only paying
attention to low prices and comfort when used. This makes sanitary napkins as a source of bacterial
growth which risk of causing reproductive problems and cervical cancer.This study was to explain
the effect of using sanitary napkins during menstruation on the risk of cervical cancer in SMA Negeri
2 Pangkajene, Sidrap. This study used a cross sectional study. This research was conducted at SMA
Negeri 2 Pangkajene, Sidrap, in May-June 2018. The sampling method used was porous sampling.
The population is class X and IX students who have menstruated with a total of 100 samples.The
results showed that there was an influence of hygiene behavior (0.021), level of knowledge (0.013),
and quality of sanitary napkins (0.001), whereas there was no effect of exposure to health information

115
Vol. 2, No. Januari 2019

(0.821), on the risk of cervical cancer in SMA Negeri 2 Pangkajene, Sidrap. Thus, it is suggested to
the next researcher to examine the content of pads to overcome reproductive health risks. The
government is expected to streamline IEC socialization accompanied by giving leaflets related to
reproductive health in young women, especially personal hygiene during menstruation.

Keywords: Cervical cancer, menstruation, sanitary napkins

116
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

PENDAHULUAN meninggal karena kanker serviks di dunia,


Kanker serviks merupakan salah satu sedangkan di Indonesia, setiap 1 jam ada 1
kanker penyebab utama kematian wanita di wanita yang meninggal karena kanker ganas
seluruh dunia. Kanker serviks menduduki ini.3
urutan tertinggi di negara berkembang dan Hasil riset WHO mengatakan bahwa
berada pada urutan ke 10 di negara maju atau salah satu penyebab utama kanker serviks di
urutan ke 5 secara global. Di Indonesia kanker Indonesia ternyata dari pembalut yang
serviks menduduki urutan pertama dari 10 berkualitas buruk. Indonesia merupakan
kanker terbanyak yang ditemukan di 13 negara kedua di dunia setelah Cina yang
laboratorium patologi anatomi di Indonesia. 1 memiliki penderita kanker serviks terbanyak,
Putri et al., (2016) menjelaskan bahwa terdapat 62% diakibatkan oleh penggunaan
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pembalut yang kurang berkualitas.3
pada serviks uterus, suatu daerah pada organ Wijayanti et al., (2018) Pada sebuah
reproduksi wanita yang merupakan pintu penelitian menyatakan bahwa kandungan
masuk ke arah rahim yang terletak antara pemutih atau pewangi buatan yang terdapat
rahim (uterus) dengan liang senggama pada pembalut berisiko pada alergi dan
(vagina).2 memicu keputihan abnormal serta radang,
Kanker serviks disebabkan oleh virus iritasi dan infeksi. Akibat kurangnya informasi
HPV (Human Papiloma Virus) dan beberapa bagi perempuan bahwa ada sebanyak 107
faktor antara lain faktor sosio demografi yang bakteri per milimeter persegi ditemukan di
meliputi usia, status sosial ekonomi, faktor atas pembalut.4
aktivitas seksual, paritas, kurang menjaga Perilaku yang kurang baik dalam
kebersihan genital (perilaku hygienis), pemilihan pembalut yang biasa mereka beli
merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma dan pakai selama ini, hanya memikirkan harga
kronis pada serviks, serta penggunaan murah dan cukup enak dipakai, tanpa
pembalut.1 mengetahui risiko kesehatan dari pemakaian
Menurut penelitian World Health pembalut. Kondisi inilah yang membuat
Organization (WHO) pada tahun 2015, di pembalut menjadi sumber sarang pertumbuhan
seluruh dunia terdapat 490.000 kasus kanker bakteri merugikan, meski pembalut biasa
serviks dan mengakibatkan 240.000 kematian hanya dipakai selama 2 jam saja. Jadi,
tiap tahunnya, 80% dari angka itu terjadi di tingginya risiko masalah kesehatan reproduksi
Asia. Setiap 2 menit ada 1 wanita yang akibat banyaknya bakteri pada permukaan

117
Vol. 2, No. Januari 2019

seluas pembalut, jika pembalut dipakai lebih menstruasi setiap bulannya. Selain itu
5
dari 2 jam. frekuensi proses belajar mengajar hingga
Kemenkes RI, (2015) mencatat jumlah ektrakurikuler berlangsung relatif lama dari
wanita Indonesia sebanyak 126,8 juta jiwa dan pagi hari hingga sore hari, sehingga sangat
yang termasuk usia subur sebanyak 69,7 juta berpengaruh terhadap tindakan personal
jiwa. Jika diasumsikan bahwa setiap wanita hygiene remaja putri pada saat menstruasi.
subur akan mengalami menstruasi selama 7 Disamping itu asumsi peneliti, siswi SMA
hari dalam sebulan dan memakai 4 pembalut Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang
setiap harinya, maka pembalut yang memiliki banyak sumber informasi dimana hal
digunakan oleh wanita selama menstruasi tersebut akan mempengaruhi pembentukan
sebanyak 1,9 milyar.6 pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA
Berdasarkan Pusat data dan Informasi Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang
Kemenkes (2015), jumlah penderita penyakit mengenai pemilihan pembalut.
kanker serviks di Indonesia sebanyak 98.692 Berdasarkan dari latar belakang tersebut
kasus, sedangkan penderita kanker serviks di peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 3.400 mengenai pengaruh penggunaan pembalut saat
kasus, dan ditemukan sebanyak 206 kasus di menstruasi terhadap risiko kanker serviks pada
rumah sakit, dan 452 kasus di Puskesmas. Siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidrap.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel (2015)
METODE PENELITIAN
menyebutkan bahwa sebanyak 5,321 pasien
yang melakukan pemeriksaan leher rahim. 7 Jenis penelitian ini adalah deskriptif

Menurut data Peduli Kesehatan analitik dengan rancangan penelitian cross

Reproduksi Remaja Puskesmas Pangkajene sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di

Kabupaten Sidrap (2017), terdapat 130 jumlah SMA Negeri 2 Pangkajene Sidrap,

kasus remaja putri yang mengalami masalah berlangsung pada bulan Mei-Juni 2018.

kesehatan reproduksi hingga adanya risiko Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penyakit kanker serviks seperti masalah penelitian ini adalah kuesioner kemudian

menstruasi, infeksi dan keputihan abnormal. 8 dianalisis apakah perilaku hygienis, tingkat

Berdasarkan survei pendahuluan oleh pengetahuan, keterpaparan terhadap informasi

peneliti, sebagian besar murid di SMA Negeri kesehatan dan kualitas pembalut dalam

2 Pangkajene Sidenreng Rappang adalah penggunaan pembalut berpengaruh terhadap

remaja putri, dimana perempuan mengalami risiko terjadinya penyakit kanker serviks pada
responden. Populasi dalam penelitian ini

118
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

adalah seluruh remaja putri kelas X, dan XI 15 tahun sebanyak (21,0%) sedangkan
yang sudah mengalami menstruasi di SMA responden yang berumur 17 tahun sebanyak
Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang (38,0%). Berdasarkan umur pertama kali
dengan total 387 orang. Jumlah sampel adalah menstruasi responden yang tertinggi yaitu 12-
100 orang dengan teknik pengambilan sampel 13 tahun (45,0%) dan umur pertama kali
menggunakan non probability sampling menstruasi responden yang terendah yaitu 10-
dengan pendekatan purposive sampling. 11 tahun sebanyak (13,0%). Berdasarkan umur
Analisis yang digunakan adalah analisis saat pertama kali mengetahui tentang
univariat untuk melihat distribusi frekuensi menstruasi yang tertinggi yaitu 11-13 tahun
variabel sehingga dilakukan analisis berupa sebanyak (64,0%) dan yang terendah yaitu 8-
descriptive statistic yaitu memperoleh 11 tahun sebanyak (21,0%).
informasi secara umum tentang semua Tabel 2 menunjukkan distribusi variabel
variabel penelitian yaitu karakteristik yang diteliti. Berdasarkan perilaku hygiene
responden, perilaku, tingkat pengetahuan, bahwa dari 100 responden yang terpilih,
keterpaparan terhadap informasi kesehatan, responden yang perilaku hygienenya kurang
dan kualitas pembalut. Analisis bivariat baik sebanyak (55,0%) sedangkan responden
digunakan untuk menguji hubungan variabel yang perilaku hygienenya baik sebanyak
Dependen dan Independen. Analisis bivariat (45,0%). Berdasarkan tingkat pengetahuan
dilakukan dengan Uji Chi Square untuk responden rendah sebanyak (43,0%)
menguji hipotesis pengaruh signifikan antara sedangkan responden dengan tingkat
perilaku, tingkat pengetahuan, keterpaparan pengetahuan tinggi sebanyak (57,0%).
informasi kesehatan dan kualitas pembalut. Berdasarkan paparan informasi kesehatan
kurang baik sebanyak (85,0%) sedangkan
HASIL PENELITIAN
responden dengan keterpaparan terhadap
Hasil penelitian Tabel 1
informasi kesehatan yang baik sebanyak
menggambarkan karakteristik umur responden
(15,0%). Berdasarkan informasi kesehatan
yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan
secara lansung tertinggi diperoleh melalui ibu
kelompok kelas menunjukkan bahwa kelas X
sebanyak (61,0%). Sedangkan informasi
sebanyak 50 responden dengan total (50,0%)
kesehatan secara lansung terendah diperoleh
dan kelas XI sebanyak 50 responden dengan
melalui kerabat sebanyak (8,0%). Berdasarkan
total (50,0%). Berdasarkan umur responden
keterpaparan media elektronik sebanyak
saat ini, sebagian besar umur responden
(35,0%) dan responden yang tidak pernah
berumur 16 tahun sebanyak (48,0%), berumur

119
Vol. 2, No. Januari 2019

terpapar melalui media elektronik sebanyak Tabel 4 menggambarkan pengaruh


(65,0%). Berdasarkan keterpaparan media tingkat pengetahuan dalam penggunaan
cetak sebanyak (16,0%) dan responden yang pembalut terhadap risiko kanker serviks.
tidak pernah terpapar melalui media elektronik Responden yang berisiko kanker serviks
sebanyak (84,0%). Berdasarkan pemilihan (49,0%) memiliki tingkat pengetahuan yang
pembalut yang kurang baik sebanyak (99,0%) rendah dan (61,5%) memiliki tingkat
sedangkan responden dengan kualitas pengetahuan yang tinggi. Sedangkan dari 44
pembalut yang baik sebanyak (1,0%). responden yang tidak berisiko kanker serviks
Berdasarkan risiko kanker serviks, responden (51,0%) memiliki tingkat pengetahuan yang
yang berisiko kanker serviks sebanyak rendah dan (38,5%) memiliki memiliki tingkat
(56,0%) sedangkan responden yang tidak pengetahuan yang tinggi.
berisiko kanker serviks sebanyak sebanyak Berdasarkan hasil uji chi-square di
(44,0%). peroleh nilai p value (0,013) < α (0,05), maka
Tabel 3 menggambarkan pengaruh Ha diterima dan H0 ditolak sehingga
perilaku hygiene dalam penggunaan pembalut disimpulkan bahwa ada pengaruh tingkat
terhadap risiko kanker serviks. Berdasarkan pengetahuan dalam penggunaan pembalut saat
tabel terlihat bahwa responden yang berisiko menstruasi terhadap risiko kanker serviks pada
kanker serviks (60,0%) memiliki perilaku Siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng
yang kurang baik dan (51,1%) memiliki Rappang.
perilaku yang baik. Sedangkan dari 44 Tabel 5 menunjukkan pengaruh
responden yang tidak berisiko kanker serviks keterpaparan informasi kesehatan terhadap
(40,0%) memiliki perilaku yang kurang baik risiko kanker serviks. Berdasarkan tabel
dan (49,0 %) memiliki perilaku yang baik. responden yang berisiko kanker serviks
Berdasarkan hasil uji chi-square di peroleh (56,5%) memiliki keterpaparan terhadap
nilai p value (0,021) < α (0,05), maka Ha informasi kesehatan yang kurang baik dan
diterima dan H0 ditolak sehingga disimpulkan (53,3%) memiliki keterpaparan terhadap
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara informasi kesehatan yang baik. Sedangkan
perilaku hygienis dalam penggunaan pembalut dari 44 responden yang tidak berisiko kanker
saat menstruasi terhadap risiko kanker serviks serviks (43,5%) memiliki keterpaparan
pada Siswi SMA Negeri 2 Pangkajene terhadap informasi kesehatan yang kurang
Sidenreng Rappang. baik dan (46,7%) memiliki keterpaparan
terhadap informasi kesehatan yang baik.

120
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

Berdasarkan hasil uji chi-square di peroleh adalah kanker yang disebabkan oleh virus
nilai p value (0,821) > α (0,05), maka H0 HPV (Human Papiloma Virus) dan beberapa
diterima dan Ha ditolak sehingga disimpulkan faktor antara lain faktor sosio demografi yang
bahwa tidak ada pengaruh keterpaparan meliputi usia, status sosial ekonomi, faktor
terhadap informasi kesehatan dalam aktivitas seksual, paritas, kurang menjaga
penggunaan pembalut saat menstruasi kebersihan genital (perilaku hygienis),
terhadap risiko kanker serviks pada Siswi merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma
SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng kronis pada serviks, serta penggunaan
Rappang. pembalut.1
Tabel 6 menunjukkan pengaruh kualitas Kanker serviks dapat diakibatkan oleh
pembalut terhadap risiko kanker serviks. penggunaan pembalut yang kurang
Berdasarkan tabel responden yang berisiko berkualitas, karena penggunaan pembalut yang
kanker serviks (56,6%) menggunakan kualitas kurang bersih dan steril (berkualitas) akan
Pembalut yang kurang baik dan (0,0%) mempengaruhi organ reproduksi secara
3
menggunakan kualitas pembalut yang baik. langsung selama pemakaiannya. Kandungan
Sedangkan dari 44 responden yang tidak pemutih atau pewangi buatan yang diolah saat
berisiko kanker serviks (43,4%) menggunakan daur ulang menggunakan dioksin hingga
kualitas pembalut yang kurang baik dan terdapat sebanyak 107 bakteri per milimeter
(100,0%) menggunakan kualitas pembalut persegi ditemukan di atas pembalut. Sehingga
yang baik. Berdasarkan hasil uji chi-square di berisiko pada alergi dan memicu keputihan
peroleh nilai p value (0,001) < α (0,05), maka abnormal serta radang, iritasi, infeksi, hingga
Ha diterima dan H0 ditolak sehingga berisiko pada kanker serviks.4
disimpulkan bahwa ada pengaruh Kualitas Risiko kanker serviks pada remaja putri
pembalut dalam penggunaan pembalut saat dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan
menstruasi terhadap risiko kanker serviks pada akibat perilaku selama menstruasi dan
Siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng penggunaan pembalut. Berdasarkan hasil
Rappang. penelitian yang diperoleh peneliti, responden
dengan gejala keputihan abnormal sebanyak
PEMBAHASAN
(39,0%), iritasi (24,0%), gatal-gatal (68,0%),
Risiko kanker serviks adalah akibat
dan infeksi pada vagina sebanyak (13,0%).
yang dapat terjadi karena perilaku, gaya hidup
Responden yang memiliki perilaku
maupun faktor lainnya sehingga menyebabkan
hygiene yang berisiko pada kanker serviks
terjadinya kanker serviks. Kanker serviks

121
Vol. 2, No. Januari 2019

disebabkan karena perilaku kebersihan diri mengenai kesehatan reproduksi khususnya


pada saat menstruasi sangat mempengaruhi personal hygiene, kurangnya pemahaman, dan
kondisi kesehatan reproduksi remaja putri. sumber informasi langsung yang diperoleh. 9
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat Pengetahuan yang dimaksudkan
penelitian berlangsung, memang masih banyak merupakan pengetahuan yang bersangkutan
yang ditemukan siswi SMA Negeri 2 Pangsid dengan personal hygiene diantaranya
yang perilaku kebersihan dirinya masih kurang pengetahuan tentang menstruasi, pengetahuan
baik, seperti penggunaan pembalut yang lebih kesehatan reproduksi pada wanita, dan
dari 5 jam, penggunaan pakaian dalam yang pengetahuan tentang masalah-masalah
lembab, tidak menggunakan pembalut yang reproduksi serta dalam pemilihan pembalut.
aman dan steril dan lain-lain. Berdasarkan temuan peneliti saat
Hal ini karena banyak faktor yang mewawancara responden di lokasi, beberapa
berpengaruh terhadap personal hygiene selama pertanyaan dasar seputar menstruasi masih
menstruasi. Diantara faktor tersebut yakni kurang dijawab dengan tepat, diasumsikan
pengetahuan dan kesadaran individu. Hal karena masih kurangnya sumber informasi
tersebut sesuai dengan hasil analisis dalam yang diperoleh remaja putri terutama di usia
penelitian ini. Pengetahuan yang dimaksudkan remaja awal.
merupakan pengetahuan yang bersangkutan Kurangnya pengetahuan responden
dengan personal hygiene diantaranya tentang personal hygiene dapat disebabkan
pengetahuan tentang menstruasi, pengetahuan karena kurangnya informasi yang didapatkan
kesehatan reproduksi pada wanita dan remaja, sosial budaya, lingkungan, usia dan
pengetahuan mengenai kebersihan diri pada pengalaman. Remaja kelas X dan XI SMA
wanita baik saat menstruasi maupun dalam belum memiliki pengalaman yang banyak
keseharian. tentang perilaku personal hygiene akibatnya
Hasil ini sesuai dengan penelitian mereka tidak melakukan personal hygiene
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Siti dengan sempurna. Responden yang memiliki
Aisyah, dkk (2010) dalam Purwaningrum pengetahuan baik tentang personal hygiene
(2017) bahwa penelitiannya menunjukkan akan mengerti bahwa mereka harus menjaga
95% remaja putri memiliki perilaku personal kebersihan daerah kemaluan pada saat
hygine yang kurang. Hal ini disebabkan menstruasi, mengganti pembalut 3-5 kali
karena rata-rata siswi di SMA Negeri 2 sehari secara teratur serta menggunakan
Pangsid masih dibawah umur dan awam pembalut yang baik, yaitu pembalut yang

122
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

lembut dan menyerap dengan baik, sehingga terpercaya dapat mempengaruhi perilaku anak
dari pembentukan pengetahuan itulah remaja remaja terhadap hygiene menstruasi lebih
putri bisa menghindari sikap atau kebiasaan baik. Dalam hal ini guru mempunyai peranan
yang bisa menyebabkan munculnya risiko penting sebagai sumber informasi sehingga
kanker serviks akibat penggunaan pembalut harus memberikan informasi yang sejelas-
selama menstruasi.5 jelasnya mengenai suatu pengetahuan, begitu
Hasil penelitian ini sejalan dengan juga dengan pendidikan kesehatan reproduksi.
penelitian Prasetya (2014), dalam (Bujawati, Hasil ini sejalan dengan penelitian
2016) bahwa pengetahuan selama menstruasi Suryati (2012) didapatkan hasil uji chi-square
memiliki hubungan dengan risiko kanker nilai p value = 0,121 > (0,05) berarti tidak
serviks pada siswa kelas X SMA Negeri 2 terdapat pengaruh yang signifikan antara
Banguntapan Bantul dengan hasil uji chi- keterpaparan terhadap informasi kesehatan
square nilai p value (0,001) < α (0,05), dengan risiko kanker serviks pada siswi
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada SMPN 2 Depok.11 Hal ini disebabkan karena
hubungan tingkat pengetahuan saat menstruasi sumber informasi yang diperoleh responden
pada perilaku hygiene risiko kanker serviks adalah sebagian besar dari orang tua yaitu ibu
pada remaja putrid.10 yang merupakan media pertama bagi puterinya
Berdasarkan penelitian ini, sumber untuk memperoleh informasi mengenai
informasi kesehatan secara langsung yang menstruasi, namun paparan informasi yang
didapatkan responden yakni melalui, orang diberikan oleh ibu kepada puterinya sangat
tua/ibu sebanyak (61,0%), teman sebaya bergantung dari tingkat pengetahuan ibu. Hal
(10,0%), kerabat (5,0%) ,dan guru (21,0%). ini juga dapat disebabkan informasi yang
Namun dari hasil tersebut, terdapat (85,0%) diperoleh kurang dari segi kualitas dan
responden yang < 3 kali terpapar sehingga kuantitas. Dari segi kualitas informasi yang
masih kurang baik dalam paparan informasi disampaikan kurang menarik, materinya
melalui media elektronik maupun media cetak. kurang rinci, atau lamanya waktu pemberian
Sehingga minimnya sumber informasi yang informasi yang kurang tepat. Sedangkan dari
diperoleh responden dapat menimbulkan segi kuantitas, materi yang diinformasikan
kurangnya informasi siswi dalam melakukan tidak secara terus menerus, hanya sekilas
personal hygiene dalam penggunaan pembalut sehingga kurang diterima oleh remaja putrid.
saat menstruasi. Pemberian informasi yang Hal ini akan menyebabkan para remaja
lebih awal dan dari berbagai sumber yang mendapatkan informasi yang kurang memadai

123
Vol. 2, No. Januari 2019

tentang perawatan diri saat menstruasi mereka, hubungan penggunaan pembalut dengan
sehingga informasi yang diperoleh remaja kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Sardjito
putri tidak sampai pada tingkatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini
mempengaruhi perilaku dalam penggunaan disebabkan karena selama menstruasi remaja
pembalut selama menstruasi. putri akan menggunakan pembalut hingga
Risiko atau gejala yang dialami berjam-jam, dimana penggunaan pembalut
responden berupa keputihan abnormal yang kurang berkualitas akan mempengaruhi
(keputihan yang dialami tidak normal, berbau kondisi kesehatan reproduksi wanita.2
tak sedap dan berwarna kehijau-hijauan),
KESIMPULAN DAN SARAN
infeksi pada vagina (akibat langsung dari
Berdasarkan hasil penelitian dapat
penggunaan pembalut), iritasi (lecet akibat
disimpulkan bahwa ada pengaruh perilaku
sentuhan langsung dari pembalut) dan gatal-
hygiene, tingkat pengetahuan, dan kualitas
gatal.
pembalut terhadap risiko kanker serviks pada
Pada saat penelitian berlangsung hanya
siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng
1 responden yang menggunakan pembalut
kain, sisanya terdapat 99 responden yang Rappang dengan nilai p value (0,013).
Sedangkan untuk keterpaparan informasi
masih menggunakan pembalut biasa, dimana
kesehatan tidak ada pengaruh terhadap risiko
pembalut biasa mengandung zat kimia dioksin
kanker serviks pada siswi SMA Negeri 2
karena itulah terjadi gejala langsung akibat
Pangkajene Sidenreng Rappang. Dari
risiko dari penggunaan pembalut. Beberapa
kesimpulan tersebut, disarankan bagi remaja
merek produk pembalut yang digunakan
putri SMA Negeri 2 Pangkajene Sidrap
responden seperti charm, softex, softex daun
hendaknya lebih memperhatikan kebersihan
siri, laurier, tiens, in3, dan lain-lain. Dengan
organ kewanitaan terutama saat menstruasi,
alasan pemilihan pembalut seperti nyaman,
remaja putri harus lebih aktif mencari
mudah ditemukan, harga terjangkau, mudah
informasi tentang bagaimana cara merawat
menyerap dan sebagainya.
organ kewanitaan yang baik dan benar saat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
menstruasi. Diharapkan setiap sekolah dapat
Dwi Putri Sulistiya Ningsih (2016) dalam
meningkatkan pengetahuan siswanya tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
kanker serviks melalui penyuluhan yang tidak
kejadian Kanker Serviks di RSUP Dr. Sardjito
hanya melibatkan siswa tetapi juga orang
Yogyakarta, dimana hasil uji chi-square nilai
tuanya olehnya itu diperlukan kerja sama
p value (0,004) < α (0,05), sehingga ada
antara pihak sekolah dengan instansi

124
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

kesehatan dalam hal kesehatan reproduksi. yang berkualitas baik. Diharapkan untuk
Kepada siswi agar pro aktif untuk mencari peneliti selanjutnya dapat melakukan
informasi tentang kanker serviks melalui penelitian lebih lanjut tentang kandungan
media elektronik maupun cetak ataupun dalam pembalut dan hal-hal yang berhubungan
mengikuti seminar yang berkaitan dengan dengan kesehatan reproduksi khususnya pada
kesehatan reproduksi terutama mengenai tata perilaku personal hygiene saat menstruasi.
cara pemilihan dan penggunaan pembalut

DAFTAR PUSTAKA 7. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.


Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
1. Kemenkes Kesehatan RI. Kementrian Makassar : Dinas Kesehatan Provinsi
Kesehatan RI Pusat Data Dan Informasi Sulawesi Selatan; 2016.
Kesehatan. Infodatin-Stop Kanker ; 2015: 4. 8. Puskesmas Pangkajene Kecamatan
2. Putri, D., Ningsih, S., Pramono, D., & Maritengngae. Laporan Bulanan Peduli
Nurdiati, D. S. Kanker Serviks Di Rsup Dr. Kesehatan Reproduksi Remaja. Sidenreng
Sardjito Yogyakarta. Berita Kedokteran Rappang: Puskesmas Pangkajene; 2017.
Masyarakat ; 2016. 9. Purwaningrum, A. E. Sleman, Gambaran
3. World Health Organization (WHO. Human Perilaku Personal Hygiene Remaja Putri Kelas
Papillovirus And Related Cancer In VII Dan IX Saat Menstruasi Di SMP N 1
Indonesia. World Health Organization; 2013. Gamping Kabupaten; 2017.
4. Wijayanti, A., Sumiyarsi, I., & Nugraheni, A. 10. Bujawati, Emmi. Faktor-Faktor Yang
Hubungan Antara Penggunaan Jenis Pembalut Berhubungan Dengan Personal Hygiene
Saat Menstruasi Dengan Kejadian Keputihan Selama Menstruasi Pada Santriwati Di
di SMK Negeri 1 Sukoharjo. Jurnal Pesantren Babub Khaer Kabupaten
Edumidwifery ; 2018 Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
5. Wirenungan, E. Hubungan Pengetahuan 2016. Jurnal Penelitian, Makassar : UIN
Kesehatan Reproduksi Dengan Kejadianiritasi Alauddin Makkassar; 2016
Vagina Saat Menstruasi Pada Remaja. 11. Suryati, B. Perilaku Kebersihan Remaja saat
Ejournal Keperawatan (E-Kp); 2013: 1(1). Menstruasi di SMPN 2 Depok. Jurnal Health
6. Zamani, E. Pembalut Wanita Ramah Quality; 2012: 3 (1).
Lingkungan Dan Beretika. Jurnal Kesehatan;
2013 : 5(1).

125
Vol. 2, No. Januari 2019

LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden pada siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang

Karakteristik Responden Frekuensi Persen (%)


Kelompok Kelas
X 50 50,0
XI 50 50,0
Umur Saat Ini
15 21 21,0
16 48 48,0
17 31 31,0
Umur Pertama Kali Menstruasi
10-11 13 13,0
12-13 45 45,0
14-15 42 42,0
Umur Pertama Kali mengetahui tentang
Menstruasi
8-10 21 21,0
11-13 64 64,0
14-16 15 15,0
Total 100 100,0

Tabel 2. Distribusi analisis variabel penelitian pada siswi SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang

Variabel Frekuensi Persen (%)


Perilaku Hygiene
Kurang Baik 55 55,0
Baik 45 45,0
Tingkat Pengetahuan
Rendah 43 43,0
Tinggi 57 57,0
Keterpaparan Terhadap Informasi Kesehatan
Kurang Baik 85 85,0
Baik 15 15,0
Sumber Informasi 85 85,0
Orang tua/Ibu 61 61,0%
Guru 21 21,0%
Teman sebaya 10 10,0%
Kerabat 8 8,0%
Orang tua/Ibu 61 61,0%
Kualitas Pembalut
Kurang Baik 99 99,0
Baik 1 1,0
Risiko Kanker Serviks
Berisiko 56 56,0
Tidak Berisiko 44 44,0
Total 100 100,0

126
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

Tabel 3. Pengaruh Perilaku Hygiene terhadap Risiko Kanker Serviks pada Siswi SMA Negeri 2
Pangkajene Sidenreng Rappang

Risiko Kanker Serviks


Perilaku Hygiene Berisiko Tidak Berisiko Total
p value
n % n % n %
Kurang Baik 33 60,0 22 40,0 55 100,0
0,021
Baik 23 51,1 22 49,0 45 100,0
Total 56 56,0 44 44,0 100 100,0
Sumber: Data Primer (2018).

Tabel 4. Pengaruh Tingkat Pengetahuan terhadap Risiko Kanker Serviks pada Siswi SMA Negeri 2 Pangkajene
Sidenreng Rappang

Risiko Kanker Serviks


Tingkat Pengetahuan Berisiko Tidak Berisiko Total
p value
n % N % n %
Rendah 21 49,0 22 51,0 43 100,0
0,013
Tinggi 35 61,5 22 38,5 57 100,0
Total 56 56,0 44 44,0 100 100,0
Sumber: Data Primer (2018).

Tabel 5. Pengaruh Keterpaparan Informasi Kesehatan terhadap Risiko Kanker Serviks pada Siswi SMA Negeri 2
Pangkajene Sidenreng Rappang

Risiko Kanker Serviks


Keterpaparan Terhadap
Informasi Kesehatan Berisiko Tidak Berisiko Total
p value
n % N % n %
Kurang Baik 48 56,5 37 43,5 85 100,0
Baik 8 53,3 7 46,7 15 100,0 0,821
Total 56 55,0 44 44,0 100 100,0
Sumber: Data Primer (2018).

Tabel 6. Pengaruh Kualitas Pembalut terhadap Risiko Kanker Serviks pada Siswi SMA Negeri 2 Pangkajene
Sidenreng Rappang

Risiko Kanker Serviks


Kualitas Pembalut Berisiko Tidak Berisiko Total
p value
n % n % n %
Kurang Baik 56 56,6 43 43,4 99 100,0
0,001
Baik 0 0,0 1 100,0 1 100,0
Total 56 56,0 44 44,0 100 100,0
Sumber: Data Primer (2018).

127

Anda mungkin juga menyukai