Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Reaksi
Serelah Setelah
hebat (H),
No Logam dicampurkan ditambahkan Warna uap
sedang (S),
Iodin air
lemah (L)

1. Aluminium Bereaksi Bereaksi H Ungu pekat

2. Seng Tidak bereaksi Tidak bereaksi - -

3. Besi Tidak bereaksi Bereaksi S Ungu

4. Tembaga Tidak bereaksi Tidak bereaksi - -

Tabel 2. Pengamatan Kereaktifan Logam Alkali Tanah

Warna
Setelah Reaksi
Timbul larutan
dipanaskan hebat (H),
No Logam gelembung setelah
timbul sedang (S),
gas penambahan
gelembung gas lemah (L)
PP

1. Kalsium Tidak ada Ada H Merah muda

2. Magnesium Tidak ada Ada S Ungu

4.2 Reaksi

1. Fe(s) + 2I2(s) FeI2(aq)+ H2O(l)+I2(g) ↑ E0 = +0,98

Oksidasi : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- E0 = +0,44

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) E0 = +0,54

Fe(s) + I2(s) Fe2+(aq) + 2I-(aq) E0 = +0,98


H2O
2. Cu(s) + 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +0,20

Oksidasi : Cu(s) Cu2+(aq) +2e- E0 = -0,34

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) E0 = +0,54

Cu(s) + I2(s) Cu2+(aq) + 2I-(aq) E0 = +0,20


H2O
3. 2Al(s) + 4I2(s) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +2,20

Oksidasi : Al(s) Al3+(aq) + 3e- x2 E0 = +1,66

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) x3 E0 = +0,54

2Al(s) + 3I2(s) 2Al3+(aq) + 6I-(aq) E0 = +2,20

4. Zn(s) + 2I2(s) H2O ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) ↑ E0 = +1,30

Oksidasi : Zn(s) Zn2+ +2e- E0 = +0,76

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) E0 = +0,54

Zn(s) + I2(s) Zn2+(aq) + 2I-(aq) E0 = +1,30

5. Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) +2OH-(aq) + H2(g)↑ E0 = +1,53

Oksidasi : Mg(s) Mg2+(aq) +2e E0 = +2,36

Reduksi : 2H2O(l ) +2e- H2 + 2OH-(aq) E0 = -0,83

Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + H2 + 2OH-(aq) E0 = +1,53

6. Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) +2OH-(aq) +H2(g)↑ E0 = +2,04

Oksidasi : Ca(s) Ca2+(aq) +2e- E0 = +2,87

Reduksi : 2H2O(l ) + 2e- H2 + 2OH-(aq) E0 = -0,83

C a(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + H2 + 2OH-(aq) E0 = +2,04

4.3 Pembahasan

Reaksi-reaksi logam pada umumnya berkaitan dengan kenaikan dan

penurunan bilangan oksidasi satu unsur atau lebih. Unsur yang mengalami oksidasi

akan mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan unsur yang mengalami


reduksi akan mengalami penurunan bilangan oksidasi. Zat yang mengalami kenaikan

bilangan oksidasi akan bertindak sebagai reduktor. Sedangkan zat yang mengalami

penurunan bilangan oksidasi akan bertindak sebagai oksidator. Kereaktifan suatu

logam dapat diketahui dengan mengamati kecepatan reaksinya terhadap reaktan

tertentu.

Percobaan daya reduksi logam terhadap iodin dilakukan dengan mereaksikan

logam Al, Fe, Zn, dan Cu dengan iodin pada cawan petri yang berbeda dalam kondisi

kering dengan perbandingan 1:2 yaitu 1 logam dan 2 untuk iodin. Hal ini dilakukan

Karena bilangan oksidasi keduanya berbeda, bilangan oksidasi pada logam adalah +2

sedangkan bilangan oksidasi pada iodin adalah -1. Olehnya itu dilakukan dengan

perbandingan 2:1 agar bilangan oksidasinya seimbang. Kemudian dicampur secara

merata dan diamati. Dari hasil pengamatan, semua logam yang direaksikan dengan

iodin tidak mengalami perubahan atau tidak bereaksi dengan iodin, kecuali Al yang

memiliki potensial reduksi yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada saat

direaksikan, masing-masing logam memiliki bilangan oksidasi nol dan kerapatannya

masih sangat tinggi dan kereaktifannya masih sangat rendah. Sehingga tidak

memungkinkan terjadinya pertukaran ion untuk saling membentuk ikatan antar

logam.

Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes akuades dengan menggunakan pipet

tetes yang berfungsi untuk melarutkan agar memungkinkan terjadinya pertukaran

ion. Hasil pengamatan menunjukkan logam Al bereaksi hebat dan menghasilkan gas

iodin yang berwarna ungu pekat. Logam Fe bereaksi sedang membentuk warna ungu.

Logam Zn dan Cu tidak bereaksi. Urutan kereaktifan logam berdasarkan hasil


pengamatan dari logam yang paling cepat bereaksi ke logam yang paling lambat

bereaksi adalah Al, Fe, Zn, dan Cu.

Berdasarkan teori, hasil pengamatan tersebut kurang sesuai. Menurut deret

volta, logam Fe seharusnya memiliki kereaktifan yang lebih rendah dibandingkan

dengan logam Zn. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi reaktan yang kurang sesuai

dengan kondisi yang seharusnya atau dapat disebabkan oleh perbandingan logam dan

iodin yang tidak tepat.

Kereaktifan logam alkali tanah dapat diketahui dengan mereaksikan logam

dengan 5 mL akuades dalam tabung reaksi kemudian dihomogenkan. Dalam hal ini

digunakan logam Ca dan Mg. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kedua

tabung tidak terbentuk gelembung gas. Kemudian kedua tabung dipanaskan di atas

pembakar bunsen sambil dikocok untuk mempercepat reaksi. Pada kedua tabung

timbul gelembung gas yang dengan tingkat reaksi yang hebat dan sedang. Kemudian

kedua tabung ditambahkan masing-masing 3 tetes indikator PP untuk mengetahui

apakah reaksi antara logam magnesium dan kalsium dengan akuades menghasilkan

larutan yang bersifat basa atau tidak.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna yang terbentuk pada logam Mg

lebih terang daripada warna yang terbentuk pada logam Ca. Hal tersebut kurang

sesuai dengan teori yang ada, dimana menurut teori kereaktifan logam Ca seharusnya

lebih besar dibandingkan dengan kereaktifan logam Mg. Menurut teori, kereaktifan

logam alkali tanah dengan air dalam sistem periodik semakin ke bawah dan semakin

ke kiri letak unsur, maka sifatnya akan semakin reaktif. Hal ini dipengaruhi oleh

ukuran jari-jari atomnya, dimana semakin besar jari-jari suatu atom, maka

kereaktifannya akan semakin besar karena kemampuan untuk melepaskan elektron

pada kulit terluar semakin besar.


Logam Ca seharusnya membentuk warna yang lebih terang (lebih ungu)

dengan penambahan indikator PP. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh perbandingan

kedua logam yang tidak sama besar atau dapat pula disebabkan oleh kondisi logam

yang sudah terkontaminasi sehingga kondisinya kurang sesuai serta pemanasan yang

kurang optimal.

Anda mungkin juga menyukai