Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kehamilan merupakan suatu proses yang terjadi antara
perpaduan aspek: sperma, ovum, konsepsi. Masa kehamilan adalah masa
ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus dalam tubuhnya. Awal
kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk ke dalam
saluran sel telur. Pada saat persetubuhan, berjuta–juta cairan sel mani atau
sperma dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga rahim (Manuaba,
2011).
Menurut Manuaba (2011), kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu
sebagai berikut:
1) Trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar hormon progesteron
dalam tubuh akan meningkat dan akan menimbulkan mual, muntah
pada pagi hari, lemah, letih dan membesarnya payudara. Pada awal
kehamilannya ibu akan membenci perubahan yang terjadi pada
dirinya. Banyak ibu merasa kecewa, terjadi penolakan, kecemasan,
dan kesedihan.
2) Trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu
dapat merasakan kehamilannya. Banyak ibu merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada
trimester pertama.
3) Trimester ketiga (antara 24 sampai 40 minggu)
Pada trimester ketiga ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa
khawatir akan keselamatannya. Trimester ketiga lebih sering disebut
periode menunggu atau penantian dan waspada. Sebab pada masa ini
ibu merasa tidak sabar ingin segera melihat anak yang selama
sembilan bulan lahir kedunia ini. Trimester ketiga ini adalah masa
persiapan kelahiran dan peran sebagai orang tua seperti terpusatnya
perhatian pada kelahiran bayi.
b. Tanda-Tanda Pasti Kehamilan
Menurut Manuaba (2011), tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa
Primigrvida 18 minggu, multigravida 16 minggu
2) Denyut jantung janin
Di dengar dengan Laenec (monoscope) 18-20 mg, dicatat dan didengar
dengan Doppler 12 mg, dicatat dengan feto–elektro kardiogram (12
mg), dilihat pada USG
3) Terlihat tulang–tulang janin pada foto rongten
4) Pada kehamilan yang lebih tua dapat diraba Ballotemen (lentingan)
dan bagian bagian janin.
c. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
Menurut Prawirohardjo (2012), kebutuhan fisik untuk ibu hamil
adalah sebagai berikut:
1) Oksigen: Kebutuhan oksigen pada ibu hamil meningkat 20% dari
biasanya.
2) Kalori: Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya 2500-
3000 kalori.
3) Protein: Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85
gram perhari.
4) Kalsium: Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram perhari.
5) Zat besi: Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg perhari terutama setelah trimester ke II.
6) Asam folat: Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400
mikro gram perhari.
7) Air: Ibu hamil dianjurkan untuk minum 6 – 8 gelas (1500 - 2000 ml)
air, susu, dan jus setiap 24 jam.
8) Personal hygiene
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomik pada perut, area genetalia atau lipat paha, dan payudarah
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinfestasi oleh mikroorganisme.
9) Pakaian
Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil: Pakaian harus
longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat didaerah perut, Bahan
pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat, Pakailah bra yang
menyokong payudarah, Memakai sepatu dengan hak rendah, Pakaian
dalam harus selalu bersih.
10) Eliminasi
Konstipasi dan sering BAK. Konstipasi sering terjadi karena adanya
pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rilexs terhadap
otot polos, salah satunya usus. Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Dapat merangsang gerak peristatik
usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, segeralah untuk buang air
besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan
keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester
I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena
pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak
kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada
trimester III terjadi pembesran janin yang juga menyebabkan desakan
pada kantong kemih. Tindkan mengurangi asupan cairan untuk
mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan karena akan
menyebabkan dehidrasi.
11) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut ini: Sering abortus dan kelahiran
prematur, Pendarahan per vaginam, Coitus harus dilakukan dengan
hati-hati terutama pada minggu pertama kehamilan, Bila ketuban
sudah pecah, coitus dilrang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intra uteri.
12) Mobilisasi
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah
lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih kebelakang
dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering
muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram
kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan
ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik: Pakailah sepatu dengan hak
rendah atau tanpa hak dan jangan terlalu sempit, Posisi tubuh saat
mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak lurus dan pastikan
beban terfokus pada lengan, Tidur dengan posisi kaki
ditinggikan,Duduk dengan posisi punggung tegak, Hindari duduk atau
berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi
ketegangan otot.
13) Exersise/ Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan namun dengan
melakukan senam hamil banyak memberi manfaat dalm membantu
kelancaran proses persalinan antara lain melatih pernafasan relaksasi,
menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan
yang baik. Manfaat senam hamil secara terukur dan terukur:
memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi pembekakan, memperbaiki
keseimbangan otot, mengurangi resiko gastrointestinal termasuk
simbelit, mengurangi kram atau kejang kaki, menguatkan otot perut,
mempercepat proses persembuhan setelah melahirkan.
14) Istirahat / Tidur
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban
berat pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting bagi ibu hamil.
15) Imunisasi
Imunisasi sangat penting selama kehamilan untuk mencegah penyakit
yang menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang
diberikan adalah tetanus toxoit (TT), yang dapat mencegah tetanus.
Ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi (TO). Jika telah
mendapatkan dua dosis dengan interval 4minggu (pada masa
balitannya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali) statusnya
T2. Bilah telah mendapat dosis TT yang ke 3 (interfal minimal 6 bulan
dari dosis ke2), statusnya T3. Status T4 didapat setelah mendapatkan 4
dosis (interfal minimal 1 tahun dari dosis ke 3) dan status T5 didapat
bila lima dosis sudah didapat (interfal minimal 1 tahun dari dosis ke
4).
16) Traveling
Berikut ini Ada beberapa tips untuk ibu hamil yang akan melakukan
perjalanan: selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum melakaukan
perjalanan atau berpergian, terutama jarak jauh atau
internasional, jangan berpergian dengan perut kosong, apalagi jika
mengalami morning sickness (mual-muntah), bawalah beberapa
cemilan untuk mencegah mual, bawalah yang anda butuhkan dalam tas
kecil sehingga akan mudah mengambilnya, bawalah minuman atau
jus.
17) Persiapan Laktasi
Payudara perlu disiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfuingsi dengan baik pada saat diperlukan pengurutan
payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus snius
laktiverus, sebauiknya dilakukan secara berhati - hati dan benar,
karena pengurutan keliru bisa dapat menimbulkan kontraksi pada
rahim, sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin
menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan
putting susu akan dapat memngurangi letak dan lecet pada area
tersebut. Untuk sekresi yang mongering pada putting susu, lakukan
pembersihan menggunakan campuran gleserin dan alcohol karena
payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih besar sebaiknya
gunakan penompang payudara yang sesuai.

2. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
a. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Manuaba, 2011).
Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan
berat badan. Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan (Prawirohardjo, 2012).
b. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2012), penyebab hiperemesis Gravidarum
belum diketahui secara pasti, Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000
kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang yang dikemukakan:
1) Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resustensi
yang menurunkan dari pihak ibuterhadap perubahan-perubahan ini
serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan
ibu terhadap janin.
2) Faktor psikologik
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keenggangan manjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.
3) Faktor endokrin
Hopertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
c. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. Hormon estrogen ini tidak jelas,
mungkin berasal dari sistem syaraf pusat atau akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi
dari mual muntah pada hamil muda, bila terjadi terus - menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi dan imbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
korbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempura, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseto-asetik, asam hidroksida bitirik, dan aseton dalam darah.
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi
menyebabkan homokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
kejaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksit.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Manuaba, 2011).
d. Manifestasi Klinis
Menurut Wikrojosastro (2012), batas mual dan muntah berapa
banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada
yang mengatakan, bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi
menjaditiga tingkatan, yaitu:
1) Tingkat I (Ringan)
a) Mual muntah terus - menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurunMerasa nyeri pada epigastrium
e) Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
f) Tekanan darah menurun
g) Turgor kulit berkurang
h) Mata cekung
2) Tingkat II (Sedang)
a) Penderita tampak lemah dan apatis
b) Turgor kulit mulai jelek
c) Lidah mengering dan tampak kotor
d) Nadi kecil dan cepat
e) Suhu badan naik (dehidrasi)
f) Mata mulai ikteris
g) Berat badan turun dan mata cekung
h) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi
i) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3) Tingkat III (Berat)
a) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
b) Dehidrasi berat
c) Nadi kecil, cepat dan halus
d) Suhu meningkat dan tensi turun
e) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensepalopati wernicke, dengan gejala nigtasmus, diplopia, dan
penurunan mental
f) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
e. Pentalaksanaan
Menurut Manuaba (2011), penatalaksanaan untuk kehamilan
hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut:
1) Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara:
a) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan berumur 4 bulan.
b) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tapi sering.
c) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Hindari makanan berminyak dan berbau lemak.
d) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas
ataupun terlalu dingin.
e) Usahakan defekasi teratur.
2) Terapi obat-batan
Apabila dengan cara diatas keluhan dengan cara diatas keluhan dan
gejala tidak berkurang diperlukan pengaobatan:
a) Tidak memberikan obat yang teratogen.
b) Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
c) Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
d) Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokloride
atau khlorpromasin.
3) Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap
dirumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
a) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan
peredaran darah baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu
hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang-kadang
isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan.
b) Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.yakinkan
penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan
masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.
c) Terapi paretal
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan
protein dengan glukaosa 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila
ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara
intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang disebutkan
diatas
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Doengoes (2010), pengkajian merupakan dasar utama dari
proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan
a. Data dasar pengkajian
1) Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat (>100 kali per menit)
2) Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3) Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan
frekuensi berkemih Urinalis; peningkatan konsistensi urine.
4) Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu),
nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane
mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau
aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5) Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
6) Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh
dalam koma
7) Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan
maka dilakukan abortus terapeutik.
8) Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,
perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
9) Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih
dari 1/10 dari berat badan normal, turgor kulit, lidah kering, adanya
aseton dalam urine.
2. Pathway

Peningkatan estrogen

Mual muntah

Komplikasi

Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah Kehilangan cairan berlebih

Anoreksia Dehidrasi

Intake nutrisi menurun Resiko kekurangan Hemokonsentrasi


volume cairan
Ketidakseimbangan nutrisi Aliran darah ke
kurang dari kebutuhan jaringan intra sel
menurun

Metabolisme
Nausea Menurun

Otot lemah

Kelemahan tubuh

Intoleransi Aktivitas

(Manuaba, 2011)

3. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2015), diagnosa keperawatan untuk kehamilan
hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut:
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b. Resiko kekurangan volume cairan
c. Nausea
d. Intoleransi aktivitas
4. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakseimbangan Nutritional status: Adequacy of 1. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
nutrisi: kurang dari nutrien(1004) 2. Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan
kebutuhan tubuh Nutritional Status : Food and Fluid 3. Hindari makan makanan yang merangsang (terlalu manis atau
Intake (1008) berminyak)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan 4. Anjurkan makan sedikit tapi sering
kriteria hasil:
1. Mual muntah berkurang
2. Makan sesuai porsi yang
diberikan

2 Resiko kekurangan NOC : Fluid balance (0601) NIC : fluid management (4120)
Kriteria hasil :
volume cairan 1. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi
1. Mempertahankan urin output
adekuat, tekanan darah ortostatik)
sesuai dengan usia dan BB, BJ
2. Monitor vital sign
urin normal, HT normal
3. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
harian
elastisitas turgor kulit baik,
4. Pertahankan posisi tirah baring selama masa akut
membran mukosa lembab,tidak
5. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
ada rasa haus yang berlebihan
3 Nausea Comfort status (2008) Fluid Management (4120)
Hydration (0602) Nutrition Management (1100)
Nutritional Status (1004) 1. Pencatatan intake output secara akurat
Kriteria hasil: 2. Kaji penyebab mual, muntah, tingkat energi, kelelahan,
1. Klien melaporkan gejala mual kelemahan
berkurang sampai hilang 3. Monitor status hidrasi (Kelembaban membrane mukosa, vital
2. Klien melaporkan kenyamanan sign adekuat)
fisik dan psikologis 4. Anjurkan untuk makan pelan-pelan
3. Asupan makanan/cairan dan 5. Jelaskan untuk menggunakan napas dalam untuk menekan
haluaran seimbang reflek mual
6. Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan
7. Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi
4 Intoleransi Aktivitas Energy conservation (0002) Energy Management (0180)
Self Care: ADLs (0300)
Activity Therapy (4310)
Kriteria hasil:
1. Klien berpartisipasi dalam 1. Kaji frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan
aktivitas sesuai kebutuhan sesudah aktivitas.
2. Nadi 60-100 kali/menit 2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
3. TD 120/80 mmHg
3. Tingkatkan istirahat
4. Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas sensori
yang tidak berat.
5. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas,
contoh: bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan
istrahat selama 1 jam setelah makan.
6. Kolaborasi dengan terapi farmakologis
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. (2010). Rencana Perawatan Maternal / Bayi: Pedoman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC.

Manuaba, I.B.G. (2011). Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi &
KB. Jakarta: EGC.

NANDA NIC NOC. (2015). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. (2012). Pengantar Ilmu dan Praktek Kebidanan. Jakarta:


FKUI.

Wikrojosastro, Hanifa. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai