Anda di halaman 1dari 10

Post partum adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat

kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan bayi sampai persalinan setelah 2


jam pertama persalinan yang berlangsung antara 6 minggu (42 hari) (Prawiroharjo,
2001).
Masa post partum merupakan masa kritis dimana masa post partum akan
menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi puerperalis,
endometritis, mastitis, tromboplebitis, dan trombosis, embol, post partum depresi.
Dimana perdarahan merupakan penyebab terbanyak kematian wanita selama periode
post partum. Sehingga untuk menangani dan mencegah komplikasi yang timbul, maka
diperlukan pemantauan khusus dalam pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif.
Asuhan masa nifas diperlukan padaperiode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam (Prawiroharjo,
2001).
Asuhan masa nifas dilakukan untuk menemukan kondisi tidak normal dan
masalah-masalah kegawatdaruratan pada ibu dan perlu tidaknya rujukan terhadap
keadaan kritis yang terjadi (Saefudin, 2002).

1) Adaptasi Fisiologi Ibu


a) Sistem Reproduksi
1. Involusio uteri
Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah
kelahiran bayi. (Bobak,Lowdermilk,dan jensen,2005). Involusio terjadi karena
masing-masing sel menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan
dibuang.involusio disebabkan oleh proses autolysis,dimana zat protein dinding
rahim pecah,diabsorsi dan kemudian dibuang sebagai air kencing .
Tinggi fundus uteri menurut involusio .
Involusio Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
(Saleha,Sitti,2009) .
2. Involusi tempat plasenta
Pada pemulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian, sembuh
dengan menjadi parut. Hal ini disebabkan karena dilepaskan dari dasar dengan
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.
Rasa sakit yang disebut after pains (meriang atau mules-mules ) disebabkan
kontraksi rahim biasanya berlangsung 3-4 hari pasca persalinan (
Cunningham,F Gary,Dkk,2005)
3. Lochea
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas . locchia dapat
dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Lochea rubra/ cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel-sel desidua,verniks
kaseosa,languo,dan mekonium,selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta
Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir,yang keluar pada
hari ke 3 sampai hari ke 7 pasca persalinan .
c. Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lovhia rubru . luchia ini
berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi
kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke 14
pasca persalinan.
d. Lochea alba
Dimulai dari hari ke 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga
sama sekali berhenti sampai 1 atau 2 minggu berikutnya. Bentuknya
seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel
desidua.
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi ,keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Locheastatis
Lochea tidak lancar keluarnya
4. Serviks
Setelah persalinan,bentuk serviks akan menganga seperti corong berwarna
merah kehitaman ,konsistensinya lunak,kadang-kadang terdapat perlukaan
kecil.setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim setelah 2 jam
dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
5. Vagina dan parineum
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu
saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur-angsur luasnya
berkurang,tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara. Rugae
(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan ) timbul kembali pada minggu ketiga.
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka parineum tidak sering
dijumpai. mungkin detemukan setelah persalinan biasa,tetapi lebih sering
terjari sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin
harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat dengan
pemeriksaan spekulum. Pada parineum terjadi robekan pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
parineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin terlalu cepat,sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa,kepala
janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkunferensia suboksipito bregmatika. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka
bekas episiotomi lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik.
b) Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin,terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
1) Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, selama tahap ketiga
persalinan,hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta
mempertahankan kontraksi,sehingga mencegah perdarahan, isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus
kembali ke bentuk normal.
2) Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari
bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin,hormon ini berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang
menyusui bayinya ,kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada
rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak
menyusui bayinya ,tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21hari
setelah persalinan,sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang
mengontrol ovarium kearah permulaan pola produksi estrogen dan progesteron
yang normal,pertumbuhan folikel,ovulasi,dan menstruasi.
3) Estrogen dan progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya
secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang
tinggi memperbesar hormon antiduretik yang mengikatkan volume darah.
Disamping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi
perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat mempengaruhi
saluran kemih,ginjal,usus,dinding vena,dasar panggul,perineum dan vulva
serta vagina.
c) Sistem Kardiovaskuler
Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah sama sekali. Tapi
biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg. Jika ada perubahan
posisi,ini disebut dengan hipotensi orthostatik yang merupakan kompensasi
kardiovaskuler terhadap penururnan resistensi didaerah panggul.
d) Sistem Urinaria
Selama proses persalinan ,kandung kemih mengalami trauma yang dapat
mengakibatkan udema dan menurunnya sensitifitas terhadap tekanan
cairan,perubahan ini menyebabkan ,tekanan yang berlebihan dan kekosongan
kandung kemih yang tidak tuntas,hal ini bisa mengakibatkan terjadinya infeksi.
Biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil sampai 2 hari post partum.
e) Sistem Gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena
pada saat melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan calon
menjadi kosong, pengeluaran cairan yang beerlebihan pada waktu persalinan,kurang
makan,haemoroid dan laserasi jalan lahir.
f) Sistem Muskuloskeletal
1. Ambulasi pada umumnya mulai 1-8 jam setelah ambulasi dini untuk
mempercepat involusio rahim
2. Otot abdomen terus-menerus terganggu selama kehamilan yang
mengakibatkan berkurangnya tonus otot ,yang tampak pada masa post
partum dinding perut terasa lembek,lemah,dan kendor.
g) Sistem Kelenjar mamae
1. Laktasi
Pada hari kedua post partum sejumlah kolostrum,cairan yang disekresi
payudara selama lima hari setelah kelahiran bayi,dapat diperasi dari puting
susu.
2. Kolostrum
Dibanding dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh payudara,
kolostrum mengandung lebih banyak protein ,yang sebagian besar adalah
globulin,dan ;ebih banyak mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit.
3. Air susu
Komponen utama air susu adalah protein,air dan lemak .
h) Sistem Integumen
Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hiperpigmentasi
kulit.
1. Hiperpigmentasi pada aerola mammae dan linea nigra mungkin
menghilang sempurna sesudah melahirkan .

2) Adaptasi Psikologis Ibu

Periode postpartum menyebbakan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan


lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum, yaitu :

1. Respons daan dukungan dari keluarga dan teman


2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesaarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya
Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya
menuruti nasihat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman
persalinan. Periode ini diuraikan oleh Rubin terjadi dalam tiga tahap :

1. Taking in
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
b. Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses ppengembalian
kondisi ibu tidak berlangsung normal.
2. Taking bold
a. Berlangsugnya 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung
jawab terhadap janin.
b. Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (mis., eliminasi).
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,
misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak
mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasihat
dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang
bersifat pribadi
3. Letting go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu
dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
b. Ibu mengambil tanggung jaab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi
dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan
berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial.
c. Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum.

Depresi Postpartum

Banyak ibu mengalami perasaan let down setelah melahirkan sehubungan


dengan seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan
mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak. Umumnya, sepresi ini sedang dan
mudah berubah dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi 1-2 minggu
kemudian.

Postpartum Blues/Baby Blues

Kondisi ini adalah periode emosional stres yang terjadi antara hari ke-3 dan
ke-10 setelah persalinan yang terjadi 80% pada ibu postpartum. Karakteristik kondisi
ini adalah iritabilitas meningkat, perubahan mood, cemas, pusing, sera perasaan
sendih dan sendiri. Ada beberapa faktor yang berperan menyebabkan kondisi ini,
yaitu :

1. Perubahan kadar hormon yang terjadi secara cepat


2. Ketidaknyamanan yang tidak diharapkan (payudara bengkak, nyeri persalinan)
3. Kecemasan setelah pulang dari rumah sakit atau tempat bersalin
4. Menyusui ASI
5. Peruahan pola tidur

Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues jika tidak ada gejala yang
signifikan. Empati dan dukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika gejala
tetap ada lebih dari 2 minggu diperlukan bantuan profesional.

Kesedihan Dan Duka Cita

Proses kehilangan menurut Klaus dan Kennell (1982) meliputi tahapan :

1. Shock (lupa peristiwa)


2. Denial (menolak, “Apakah ini bayuk?”, “Ini bayi orang lain...”)
3. Depresi (menangis, sedih, “Kenapa saya?”)
4. Equilibrium dan acceptance (penurunan reaksi emosional, kadang menjadi
kesedihan yang kronis)
5. Reorganization (dukungan mutual antar-orang tua)

Respons terhadap bayi cacat yang mungkin muncul, antara lain:

1. Fantasi anak normal vs kenyataan


2. Shock, tidak percaya, menolak
3. Frustrasi, marah
4. Menarik diri

Penatalaksanaan untuk keadaan ini meliputi :

1. Jelaskan apa yang terjadi


2. Dukungan orang tua pada pertama kali melihat bayi
3. Sebelumnya, bidan harus sudah melihat bayi terlebih dulu
4. Menemani dan menyediakan kursi
5. Sampaikan kelebihan dari bayi
6. Ulangi penjelasan karena orang tua sulit berkonsentrasi dan mengingat
7. Ciptakan lingkungan yang aman dan meyakinkan
8. Ciptakan hubungan saling percaya

Bila bayi meninggal :

1. Biarkan orang tua bersama bayinya selama mungkin


2. Temani orang tua, jangan diisolasi
3. Berikan dukungan
4. Dengarkan, jangan terlalu banyak penjelasan
5. Berikan penjelasan yang akurat
6. Biarkan orang tua melalui proses kehilangan
7. Bantu persiapan pulang
8. Menciptakan memori dengan pemberian informasi, mengambil foto, cap kaki,
name band, memberi nama, melihat bayinya, menggendong/memeluk, merawat
bayi (memandikan, memakai baju), menulis di buku kenangan, pemakaman,
menanam pohon, menulis surat, dan menulis puisi.

3) Biopsikis aspek periode postpartum : perubahan system reproduksi, manajemen


laktasi
Perubahan system reproduksi
Pada uterus terjadi proses involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam
keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini di mulai segera setelah plasenta
keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada tahap ke3 persalinan, uterus
berada digaris tengah, kira-kira 2cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promotorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama besar
uterus sewaktu usia kehamilan 12 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan beratnya
kira-kira 100 gram.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih dari 1cm di
atas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung
dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari paskapartum
ke6 fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis.
Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada hari ke9 paskapartum.
Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr (11-12 ons) 2
minggu setelah lahir, seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul
sejati lagi. Pada minggu ke6, beratnya menjadi 50-60 gr.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pertumbuhan uterus prenatal bergantung
pada hiperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertropi sel-sel yang telah ada
pada masa post partum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya
autorisis, kerusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan.
Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Hal inilah yang
menjadi penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil.
Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah pertahannya prakmen plasenta dan
infeksi.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :

1. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi dan terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemia dan menyebabkan serat otot
atrofi
2. Autolisis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterus.
Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga pangjangnya 10 kali dari semula dan lebar 5 kali dari semula selam
kehamilan atau dapat juga di katakan sebagai kerusakan secara langsung jaringan
hipertrofi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen
dan progesteron
3. Efek oksitosin
Menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi atau otot uterin sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah
keuterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan. Penurunan ukuran uterus yang cepat itu
dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan
kembali menjadi organ pelvis

Manjemen Laktasi

Anda mungkin juga menyukai