1. Taking in
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
b. Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses ppengembalian
kondisi ibu tidak berlangsung normal.
2. Taking bold
a. Berlangsugnya 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung
jawab terhadap janin.
b. Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (mis., eliminasi).
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,
misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak
mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasihat
dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang
bersifat pribadi
3. Letting go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu
dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
b. Ibu mengambil tanggung jaab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi
dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan
berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial.
c. Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum.
Depresi Postpartum
Kondisi ini adalah periode emosional stres yang terjadi antara hari ke-3 dan
ke-10 setelah persalinan yang terjadi 80% pada ibu postpartum. Karakteristik kondisi
ini adalah iritabilitas meningkat, perubahan mood, cemas, pusing, sera perasaan
sendih dan sendiri. Ada beberapa faktor yang berperan menyebabkan kondisi ini,
yaitu :
Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues jika tidak ada gejala yang
signifikan. Empati dan dukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika gejala
tetap ada lebih dari 2 minggu diperlukan bantuan profesional.
1. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi dan terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemia dan menyebabkan serat otot
atrofi
2. Autolisis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterus.
Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga pangjangnya 10 kali dari semula dan lebar 5 kali dari semula selam
kehamilan atau dapat juga di katakan sebagai kerusakan secara langsung jaringan
hipertrofi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen
dan progesteron
3. Efek oksitosin
Menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi atau otot uterin sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah
keuterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan. Penurunan ukuran uterus yang cepat itu
dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan
kembali menjadi organ pelvis
Manjemen Laktasi