Anda di halaman 1dari 2

Reliablity Penelitian Kualitatif

Meskipun istilah “reliability” merupakan konsep yang digunakan untuk menguji atau
mengevaluasi penelitian kuantitatif, istilah ini sering digunakan dalam semua jenis penelitian.
Jika kita melihat ide menguji sebagai cara elicitation maka pengujian yang paling penting dari
semua studi kualitatif yaitu kualitasnya. Sebuah studi kualitatif yang baik dapat membantu kita
“mengerti situasi yang akan otherwise enigmatic atau membingungkan” (Eisner, 1991, p.58). Hal
ini berhubungan dengan konsep penelitian kualitas yang baik saat reliability merupakan sebuah
konsep untuk mengevaluasi kualitas dalam studi kuantitatif dengan “tujuan menjelaskan”
sedangkan konsep kualitas dalam studi kualitatif memiliki tujuan “mendapatkan pemahaman”
(Stenbacka, 2001, p.551). Perbedaan dalam tujuan mengevaluasi kualitas studi dalam penelitian
kuantitatif nerupakan satu dari beberapa alasan bahwa konsep reliability menjadi tidak relevan
dalam penelitian kualitatif. Berdasarkan Stenbacka (2001) “konsep reliability menjadi
misleading dalam penelitian kualitatif. Jika studi kualitatif didiskusikan dengan reliability
sebagai kriteria, konsekuensinya yaitu rather bahwa studi menjadi tidak baik” (p.552).
Di sisi lain, Patton (2001) menyatakan bahwa validitas dan realibilitas adalah dua faktor
yang harus diperhatikan setiap peneliti kualititatif saat mendesain studi, menganalisis hasil, dan
menilai kualitas studi. Hal ini sesuai dengan pertanyaan bahwa “Bagaimana seorang
pewawancara membujuk respondennya bahwa temuan penelitian atas wawancara berharga untuk
diperhatikan?” (Lincoln & Guba, 1985, p. 290). Untuk menjawab pertanyaannya, Healy dan
Perry (2000) assert bahwa kualitas studi dalam setiap paradigma harus dinilai oleh istilah
paradigma itu sendiri. Contohnya, saat istilah reliabilitas dan validitas merupakan kriteria
penting untuk kualitas dalam paradigma kuantitatif, dalam paradigma kuantitatif istilah
kredibilitas, netralitas atau confirmability, konsistensi atau dependenability, dan applicability
atau transferability menjadi kriteria yang penting untuk kualitas (Lincoln & Guba,1985). Untuk
lebih spesifik dengan istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif, Lincoln dan Guba (985,
p.300) menggunakan “dependability” dalam penelitian kualitatif yang sangat terkait dengan
notion reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Mereka lebih lanjut menekankan “inquiry audit”
(p.317) sebagai satu ukuran yang akan meningkatkan dependenability dari penelitian kualitatif.
Hal ini dapat digunakan untuk memeriksa baik proses dan produk penelitian untuk konsistensi
(Hoepfl, 1997). Dalam vein yang sama, Clont (1992) dan Seale (1999) endorse konsep
dependenability dengan konsep konsistensi atau reliabilitas dalam penelitian kualitatif.
Konsistensi data akan dicapai saat langkah-langkah penelitian diverifikasi melalui beberapa item
seperti data mentah, produk reduksi data, dan catatan proses (Campbell, 1996)
Untuk meyakinkan reliabilitas dalam penelitian kualitatif, pemeriksaan kebenaran
menjadi penting. Seale (1999), saat membuat studi kualitas yang baik melalui reliabilitas dan
validitas dalam penelitian kualitatif, menyatakan bahwa kebenaran dari suatu laporan penelitian
terletak pada inti isu yang secara konvensional didiskusikan sebagai validitas dan reliabilitas (p.
266). Saat menilai (menguji) pekerjaan kualitatif, Strauss dan Corbin (1990) menyarankan
bahwa foto biasanya dari “good sicence” membutuhkan definisi kembali untuk menyesuaikan
realita penelitian kualitatif” (p.250).
Kebalikannya, Stenbacka (2001) berpendapat bahwa karena isu reliabilitas
memperhatikan pengukuran maka hal tersebut menjadi tidak relevan dalam penelitian kualitatif.
Dia menambahkan isu reliabilitas merupakan sesuatu yang tidak relevan dalam penilaian kualitas
penelitian kualitatif. Oleh karena itu, jika hal tersebut digunakan maka konsekuensinya adalah
rather bahwa “studi menjadi tidak baik” (p.552).
Untuk memperlebar spektrum konseptualisasi dari reliabilitas dan membuktikan
congruence atas reliabilitas dan validitas dalam penelitian kualitatif, Lincoln dan Guba (1985)
menyatakan bahwa “Karena tidak akan ada validitas tanpa reliabilitas, demonstrasi yang
sebelumnya (validitas) cukup untuk membuat kata selanjutnya (reliabilitas)” (p.316). Patton
(2001) dengan pertimbangan pada kemampuan dan keahlian peneliti dalam penelitian kualitatif
juga menyatakan bahwa reliabilitas merupakan konsekuensi atas validitas dalam studi.

Anda mungkin juga menyukai