Dari pengalaman kami atas pemeriksaan yang mendalam dengan analisis kualitatif, kami telah berusaha untuk
memberikan prosedur yang praktis dan efektif untuk melaksanakan analisis tematik yang bertujuan untuk
memenuhi kriteria kepercayaan yang disebutkan oleh Lincoln and Guba (1985). Dalam penelitian kualitatif, proses
pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan tidak selalu langkah yang berbeda, mereka sering saling
berhubungan dan terjadi secara berulang melalui proses penelitian (Creswell, 2007). Karena pengumpulan data dan
analisis data dapat terjadi secara bersamaan, penting untuk mengidentifikasi bahwa proses analisis data dapat tidak
sepenuhnya dipisahkan dari data aktual (Thorne, 2000). Meskipun analisis tematik seperti didokumentasikan oleh
Braun and Clarke (2006) akan disajikan disini sebagai metode linier dengan enam fase, analisis tersebut sebenarnya
proses berulang dan reflektif yang berkembang terus dan melibatkan gerakan maju mundur diantara fase. Tabel 1 di
bawah ini menunjukkan bagaimana peneliti dapat memenuhi kriteria Lincoln and Guba’s (1985) untuk kepercayaan
selama setiap fase analisis tematik.
Table 1. Establishing Trustworthiness During Each Phase of Thematic Analysis.
Phases of Thematic Analysis Means of Establishing Trustworthiness
Phase 1: Membiasakan diri dengan data Memperpanjang perikatan dengan data
Triangulasi model pengumpulan data yang berbeda
Mendokumentasikan pemikiran teoritis dan reflektif
Mendokumentasikan pemikiran tentang kode/tema potensial
Menyimpan data mentah dalam arsip yang terorganisir baik
Menjaga catatan semua data field note, transkrip, dan jurnal
Phase 2: Generating initial Codes Peer debriefing
Researcher triangulation
Reflexive journaling
Use of a coding framework
Audit trail of code generation
Documentation of all team meeting and peer debriefings
Phase 3: Searching for themes Researcher triangulation
Diagramming to make sense of theme connections
Keep detailed notes about development and hierarchies of
concepts and themes
Phase 4: Reviewing themes Researcher triangulation
Themes and subthemes vetted by team members
Test for referential adequacy by returning to raw data
Phase 5: Defining and naming themes Researcher triangulation
Peer debriefing
Team consensus on themes
Documentation of team meetings regarding themes
Documentation of theme naming
Phase 6: Producing the report Member checking
Peer debriefing
Describing process of coding and analysis in sufficient details
Thick descriptions of context
Description of the audit trail
Report on reasons for theoretical, methodological, and
analytical choices throughout the entire study
Studi Exemplar
Tahun 2014, peneliti memulai fase 1-5 tahun studi kasus dengan mixed method pada 6 Strategic Clinical Networks
(SCNs) di Alberta, Canada. SCN menghubungkan stakeholder sistem kesehatan – termasuk pasien dan keluarga,
professional health-care, peneliti, pemerintah, dan organisasi professional - untuk mengidentifikasi kebutuhan
kesehatan dan sistem dan untuk mengembangkan rencama untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan
menggunakan inisiatif perkembangan kualitas dengan bukti terbaik. Dalam kolaborasi dengan pengguna
pengetahuan dan pengambil keputusan, peneliti bertujuan untuk memahami apa yang membuat jaringan ini efektif,
termasuk bagaimana jaringan melibatkan stakeholder mereka dan seperti apa translasi pengetahuan dan perikatan
diantara inisiatif mereka.
Studi ini disetujui oleh University of Calgary Conjoint Health Research Ethics Board REB13-0783/0781. Interviewees
memberikan partisipasi baik konsen tertulis dan verbal. Studi ini dibangun berdasar pilot study yang lebih kecil dan
memakai kerangka konseptual yang mencakup modified input–process–output team effectiveness model (Mathieu,
Maynard, Rapp, & Gilson, 2008), knowledge translation (Graham et al., 2006), dan stakeholder engagement (lihat
Figur 1).
Figur I. Kerangka Konseptual Studi
Data kualitatif dalam fase 1 terdiri dari 71 dokumen, 117 tranksrip wawancara dari exploratory interviews, dan 15
catatan observasi lapangan. Kode awal dihasilkan secara deduktif berdasarkan pilot study, penelitian sebelumnya,
dan kerangka konseptual. Pertama-tama kode disesuaikan dengan kerangka coding sebelumnya untuk memberikan
analisis rinci tentang aspek-aspek data yang paling menarik untuk dieksplorasi peneliti. Strategi yang berorientasi
variabel (Miles, Huberman, & Saldana, 2014) juga memfasilitasi analisis data lintas kasus selama tahap analisis
selanjutnya. Fase 1 telah diselesaikan (Norris, Hecker, Rabatach, Noseworthy, & White, 2017;
Norris, White, Nowell, Mrklas, & Stelfox, 2017). Fase 2 data sedang dianalisis, sementara pengumpulan data untuk
fase 3 dimulai.
Karena catatan observasi dan trasnkrip wawancara mudah di-code dalam NVivo, dokumen berasal dari bentuk yang
beragam (Word, PowerPoint, Excel, dan PDF) dan tanpa struktur yang konsisten. Hal ini merupakan tantangan
tambahn dan sering membutuhkan tambahan format untuk dokumen. (contoh: text recognition in Adobe).