Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR

NOMOR : 000/RSWH/SK.DIR-1/VII/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATOLOGI EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)
RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KESAMBEN

Menimbang
1. bahwa Rumah Sakit Umum Wava Husada Kesamben wajib ikut berperan serta dalam
upaya Pemerintah menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

2. bahwa Rumah Sakit Umum Wava Husada Kesamben merupakan bagian dari sistem
rujukan dalam pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

3. bahwa penatalaksanaan kedaruratan maternal dan neonatal di Rumah Sakit Umum Wava
Husada Kesamben dilaksanakan melalui Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit

4. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi


(PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit Umum Wava Husada Kesamben perlu dibentuk Tim PONEK
Rumah Sakit Umum Wava Husada Kesamben.

5. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Rumah Umum Wava Husada Kesamben

Mengingat

1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 5072);

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159.b/ Menkes/ SK/II /1988
Tentang Rumah Sakit;

4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1051/MENKES/ SK/XI/ 2008 tentang


Pedoman Penyelengaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
24 Jam di Rumah Sakit;

5. Peraturan Daerah Nomor : 06 Tahun 2008, tanggal 15 April 2008, tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT Nomor 821/6788-TU/RSAS/2014
Tentang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)

Kedua : Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal


Emergency Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan
meningkatkan kesehatan ibu

Ketiga : Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna

1. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk


kepedulian terhadap ibu dan bayi.

3. Meningkatakan kesiapan rumah sakit dalam meningkatkan fungsi


pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Keempat : Segala pengeluaran yang diakibatkan oleh surat keputusan ini dibebankan
pada anggaran BLUD Rumah Sakit Umum Wava Husada Kesamben tahun 2018

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila ternyata di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini,akan diperbaiki sebagaimana mestinya

Keenam : Dengan diterbitkannya Surat Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah RSU
Wava Husada Kesamben maka Surat Keputusan Direktur Nomor: 821/5050 –
TU/RSAS tentang Pembentukan Tim Pelayanan Obstetri.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan

Ditetapkan di : BLITAR
Pada tanggal : APRIL 2018
Lampiran Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Wava Husada
Nomor : 000/RSWH/SK.DIR-1/VII/2018
Tentang : Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergensi Komprehensif
Tanggal : April 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF

1. Kebijakan Umum
a. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja
rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam
waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.
Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal.
b. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan
primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
c. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
d. Setiap pasien inpartu, ibu dengan kegawatdaruratan obstetri ditangani melalui IGD, untuk
selanjutnya dilakukan tindakan di Kamar Bersalin
e. Pasien inpartu adalah keadaan ibu hamil dengan disertai tanda-tanda persalinan berupa 1)
kontraksi yang timbul minimal 2 kali dalam 10 menit dan lama kontraksi 20 detik; 2)
keluarnya darah dan atau lender (bloed slijm); atau 3) keluarnya cairan ketuban.
f. Setiap neonatus yang lahir dari ibu yang mengalami kegawatdaruratan obstetri di Rumah
Sakit Wava Husada, dilakukan pelayanan rawat gabung di ruang rawat inap, sedangkan
neonatus bermasalah (asphyxia sedang sampai berat / AS < 8) dirujuk ke RS Lain.

2. Kebijakan Khusus
a. Kegawatdaruratan obstetri adalah Asesmen/ penentuan diagnosis dan penentuan rencana
pelayanan pasien obstetri emergensi dilakukan oleh dokter spesialis obstetri, dan atau
dokter umum, dan atau bidan jaga (diutamakan yang telah mengikuti pelatihan PONEK).
b. Asesmen pasien dengan inpartu di IGD juga meliputi kondisi janin berupa pemeriksaan
denyut jantung janin (DJJ) oleh dokter dan atau bidan di IGD.
c. Apabila didapatkan kegawatdaruratan janin, maka ditetapkan rencana pelayanan terhadap
neonatus yang akan dilahirkan, meliputi persiapan sarana dan prasarana penanganan
kegawatdaruratan janin tersebut.
d. Penanganan persalinan pada ibu inpartu dengan pembukaan lengkap dan kepala sudah
dalam keadaan crowning, dilakukan oleh dokter IGD dan atau bidan Kamar Bersalin di IGD.
e. Observasi pasien inpartu dilakukan di Kamar Bersalin oleh bidan dengan melakukan asesmen
lanjutan dan penentuan rencana pelayanan.
f. Kegawatdaruratan neonatus meliputi kegawatdaruratan jalan napas, kejang pada neonates,
perdarahan, penyakit jantung bawaan dan kelainan bawaan lainnya yang berhubungan
dengan asupan.
g. Neonatus yang baru dilahirkan segera mendapatkan ASI sejauh tidak ada kontra indikasi ibu
dan neonatus.
h. Neonatus hanya mendapatkan ASI dari ibunya sampai dengan usia 6 bulan. Apabila sampai
dengan 24 jam ibu tidak dapat memproduksi ASI maka atas instruksi dokter spesialis anak,
dapat diberikan pemberian Pengganti ASI yang sesuai kondisi medis dan disediakan di Unit
Farmasi RS.
i. Bayi dengan kondisi fisiologis baik dari persalinan normal atau patologis per vaginam dan
atau per abdominam dilakukan rawat gabung dengan ibunya dan segera mendapatkan ASI.
Ditetapkan di : Blitar

Pada tanggal : April 2018

Anda mungkin juga menyukai