Anda di halaman 1dari 2

Pada prinsipnya, material penyusun beton bertulang terdiri atas beton dan baja.

Beton merupakan material komposit


yang dibuat dari campuran agregat dan pengikat semen. Sedangkan baja ialah logam yang terbentuk dari kombinasi
besi dan karbon.

BETON

Seperti yang sudah disebutkan di atas, beton tersusun atas kombinasi agregat dengan campuran semen pengikat.
Beton yang paling umum digunakan yaitu beton semen portland yang terdiri dari pasir, kerikil, semen, dan air.
Perkembangan dunia arsitektur melahirkan bentuk-bentuk beton yang baru di antaranya beton ringan, beton
shotcrete, beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, dan beton self compacted.

Di bawah ini penjelasan dari masing-masing material yang menyusun beton antara lain :

1. Semen

Pada beton, semen berfungsi sebagai bahan pengikat hidrolik yang bersama air menyatukan agregat halus dan
agregat kasar. Jenis-jenis semen yang dijual di Indonesia meliputi PCC (Portland Composite Cement), PPC (Portland
Pozzoland Cement), dan OPC (Ordinary Portland Cement). Dari ketiga jenis semen tersebut, PPC merupakan jenis
semen yang paling banyak digunakan. Alasannya semen ini lebih mudah digunakan, menghasilkan ketahanan yang
awet, tahan terhadap sulfat, bersifat kedap, dan tidak gampang retak. Paling cocok semen PPC dipakai dalam
pembuatan beton cor bervolume besar sebab tingkat panas hidrasinya cenderung lebih rendah.

2. Agregat Halus

Agregat halus yang umumnya digunakan dalam pembangunan beton adalah pasir. Pasir yang mempunyai kualitas
tinggi ditandai dengan kandungan lumpur dan tanahnya yang rendah, berwarna keabu-abuan bukan cokelat, tidak
terlalu mengeruhkan air, serta beremah dan tidak menggumpal saat digenggam tangan. Contoh-contoh pasir yang
terkenal akan mutunya yang bagus yaitu pasir galunggung, pasir muntilan, pasir bangka, pasir cilegon, pasir mundu,
dan pasir rangkas.

3. Agregat Kasar

Dalam pembuatan beton, agregat kasar yang dipakai biasanya berupa batu kerikil atau batu split. Batu ini merupakan
batu cadas atau batu kali yang dipecah dengan ukuran split 1/2 atau split 3/4 yang disesuaikan dengan ukuran
tulangan baja. Standar agregat kasar yang kualitasnya baik meliputi tidak gampang tergores, bentuknya tidak pipih
sebab rentan pecah, dan tidak pula terlalu bulat karena bakal licin yang menyebabkan semen sukar merekat.

4. Air

Peranan air dalam pembuatan beton yaitu bereaksi dengan semen sehingga membentuk suatu pasta pengikat untuk
menggabungkan agregat halus, agregat kasar, dan admixtures. Air secara langsung mempengaruhi daya kuat tekan
beton, sifat kinerja adukan beton, besar kecilnya nilai susut beton, kelangsungan reaksi dengan semen, dan
mendukung perawatan adukan beton untuk menjamin pengerasan yang sempurna. Syarat-syarat air yang bagus
digunakan sebagai bahan pembuatan beton seperti tidak berlumpur lebih dari 2 gram/liter, tingkat keasamannya di
ambang standar dengan kadar garam kurang dari 15 gram/liter, dan tidak mengandung klorida yang melebihi 0,5
gram/liter.

5. Admixtures

Admixtures adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam adukan beton untuk mengubah sifat beton yang
dihasilkan. Sebagai contoh yakni water reducer admixture digunakan untuk mengurangi kebutuhan air, retarder
admixture dipakai untuk memperlambat pengerasan beton, dan accelerator admixture ditujukan untuk mempercepat
pengerasan beton. Perlu diketahui, admixture bukanlah bahan utama yang menyusun beton, melainkan sebatas
bahan tambahan sehingga penggunaannya bersifat tidak mutlak.

BAJA

Bahan penyusun beton bertulang yang kedua adalah baja. Baja memiliki kemampuan yaitu tahan terhadap gaya
tekan dan gaya tarik. Namun karena harganya yang mahal, pemanfaatan baja hanya diutamakan untuk gaya tarik
dari beton bertulang. Dengan demikian baja dan beton saling bekerjasama dalam menangani beban tarik dan beban
tekan yang timbul di suatu bangunan.

Baja yang digunakan dalam perencanaan struktur beton bertulang adalah baja yang berbentuk tulangan yaitu kecil
memanjang. Ada dua macam baja tulangan yang tersedia di pasaran yakni BJTP (Baja Tulangan Polos) dan BJTD
(Baja Tulangan Deform).

Baja tulangan polos umumnya dipakai dalam pembuatan beton bertulang jenis geser, begel, atau sengkang. Baja
tulangan ini memiliki tegangan leleh minimal sekitar 240 MPa. Ukuran-ukuran diameter baja tulangan polos yang
dijual di pasaran antara lain 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm, dan 16 mm.

Sementara itu, baja tulangan deform atau juga disebut baja tulangan ulir biasanya dimanfaatkan sebagai tulangan
longitudinal atau tulangan memanjang. Baja tulangan ini memiliki tegangan leleh minimal sebesar 300 MPa. Baja
tulangan ulir yang umumnya dijual di pasaran memiliki ukuran 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 32
mm, 36 mm, dan 40 mm.
Material penyusun beton secara umum dibedakan atas:
− semen: bahan pengikat hidrolik,
− agregat campuran: bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi) dan merupakan bentuk sebagian besar beton
(misalnya: pasir, kerikil, batu-pecah, basalt);
− air
− bahan tambahan (admixtures) bahan kimia tambahan yang ditambahkan ke dalam spesi-beton dan/atau beton
untuk mengubah sifat beton yang dihasilkan (misalnya; 'accelerator', 'retarder' dan sebagainya
.
Sedangkan produk campuran tersebut dibedakan atas:
− batuan-semen: campuran antara semen dan air (pasta semen) yang mengeras
− spesi-mortar: campuran antara semen, agregat halus dan air yang belum mengeras;
− mortar: campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah mengeras;
− spesi-beton: campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar) dan air yang belum mengeras;
− beton: campuran antara semen, agregat campuran dan air yang telah mengeras;

Anda mungkin juga menyukai