TUGAS SARJANA
Oleh:
PRIASTANTO DANIEL REYNALDI
2014041106/12014001354
Oleh:
PRIASTANTO DANIEL REYNALDI
2014041106/12014001354
3
ABSTRACT
The development of major industries in the world has never been detached
from the metal bonding process. At first, the metal connection process is only
done on similar metals. However siring technology developments, metal bonding
techniques can be performed on different metal types. One of the different metal
bonding techniques of type is brazing.
Brazing is a metal bonding technique with a working temperature below
450 °c, without any smelting on the parent metal. This bonding technique is very
different from welding, where the phenomenon of capillary attraction occurs
between the filler metal and the stem metal so that the filler metal can fill the gap
between the mains metal and the filler metal perfectly. The connection
phenomenon that occurs in this connection technique is the diffusion bond
between the 5052 aluminium metal as the parent metal and the aluminium 4047
metal as the filler metal.
Brazing bonding techniques can be applied to complex plates, pipes, and
machine components. This technique is very effective for connecting pipes to
complex machine components because brazing has a strong enough connection
but not as strong welding and suitable for large industries.
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat-Nya
dan kebaikan-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian
penulisan Tugas Akhir berjudul Kaji Metalurgi Proses Brazing Pada Logam
Aluminium dengan Aluminium.
Penyusunan tugas akhir ini mampu diselesaikan oleh penulis karena bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, penulis bermaksud menyampaikan rasa
terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Wegie Ruslan, M.S.Math., M.B.A.,IPU dan Dr.Ing. Widodo
Widjaja Basuki sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang telah
mendampingi, meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing penulis.
2. Mama, Papa, dan teman-teman, yang selalu memberi dukungan baik secara
moral, materi dan waktu kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis
mampu menyelesaikan tugas akhirnya.
3. Teman-teman yang membantu dan mendukung penyelesaian tugas akhir,
yakni Ivan, Surya, Celvin, Imron, Andreas, Ariq, Narto, Raihan, Rashad dan
teman-teman lainnya yang telah memberikan semangat dan dukungan serta
bantuan saat pembuatan Tugas Akhir ini.
4. Kerabat Asisten Lab. yang berada di Prodi Teknik Mesin, Unika Atma Jaya,
teman-teman Teknik 2014 dan HMM, Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
UNIKA Atma Jaya yang selama ini memberikan dukungan berupa hiburan
dan semangat kepada penulis.
5. Dosen Prodi S1 Teknik Mesin, UNIKA Atma Jaya, yang selama kurang lebih
4 tahun ini memberikan pendampingan di bidang pendidikan, sehingga ilmu
yang didapatkan menjadi landasan penulis saat melakukan penyusunan Tugas
Akhir.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
5
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih memiliki banyak
kekurangan, serta berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pihak yang memerlukan.
Penulis
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................v
ABSTRACT.........................................................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................xi
BAB 1 – PENDAHULUAN................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................2
1.4. Manfaat......................................................................................................2
1.5. Batasan Masalah........................................................................................2
BAB 5 – SIMPULAN........................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................23
LAMPIRAN 1....................................................................................24
LAMPIRAN 2....................................................................................25
LAMPIRAN 3....................................................................................26
LAMPIRAN 4....................................................................................27
7
DAFTAR GAM
8
Y
Hal
Gambar 2. 1. Skema Proses Penyambungan Dengan Brazing.................................3
Gambar 2. 2. Skema Proses Torch Brazing..............................................................5
Gambar 2. 3. Standard ASTM E8.............................................................................7
YGambar 3. 1. Diagram Alir Tahapan Penelitian Tugas
Akhir……………………..9
Gambar 3. 2. Standard Spesimen Uji Tarik............................................................10
Gambar 3. 3. Mesin Uji Tarik................................................................................11
Gambar 3. 4. Mikroskop Optik..............................................................................12
YGambar 4. 1. Grafik Kekuatan Tarik Sambungan 3 mm.....................................14
Gambar 4. 2. Grafik Kekuatan Tarik Sambungan 5 mm........................................15
Gambar 4. 3. Grafik Kekuatan Tarik Sambungan 8 mm........................................16
Gambar 4. 5. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan
5 mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 10............................17
Gambar 4. 6. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan
5 mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 20............................18
Gambar 4. 7. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan
5 mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 50............................18
Gambar 4. 8. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan
8 mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 10............................19
Gambar 4. 9. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan
8 mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 20............................19
Gambar 4. 10. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan
Ketebalan 8 mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 50...........20
9
BAB 1 – PENDAHULUAN
banyak mendapat perhatian. Oleh karena itu, kajian teori yang hendak
dijadikan sebagai topik tugas akhir, yaitu kajian fenomena dan karakteristik
pada proses brazing.
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan pada proses brazing aluminium
yaitu menjelaskan fenomena proses brazing aluminium melalui pengamatan
struktur mikro di daerah sambungan dan menentukan kekuatan sambungan.
1.4. Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan penjelasan yang lebih
mendalam kepada mahasiswa teknik mesin mengenai fenomena proses brazing
secara umum.
2.1. Brazing
Brazing merupakan salah satu jenis sambungan antar dua atau lebih
material tanpa mencairkan logam induk. Kelebihan sambungan ini adalah dapat
menyambungkan dua atau lebih logam induk yang berbeda maupun yang
sejenis. Selain itu, brazing juga dapat dilakukan pada permukaan lembaran dan
bentuk yang kompleks.
Proses brazing ini ada beberapa jenis sambungan yang umum dipakai.
Bentuk penyambungan butt joint ini harus memiliki bentuk persegi pada ujung
yang akan disambung agar jarak sambungan dapat terjaga dan filler material
dapat mengisi celah dengan sempurna.
Bentuk penyambungan lainnya adalah lap joint, bentuk lap joint
merupakan salah satu bentuk penyambungan yang terkuat diantara bentuk
lainnya dan paling sering dilakukan pada pengerjaan pipa. Untuk menghasilkan
13
Persiapan Spesimen
Proses Brazing
Inspeksi Visual
Karakterisasi
3.1. Material
Material yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah
lembaran aluminium dengan ketebalan 3 mm, 5 mm, dan 8 mm yang banyak
tersedia di pasaran. Filler material yang digunakan untuk brazing adalah kawat
Al 4047.
Pada bab ini akan dijelaskan fenomena yang terjadi pada logam
aluminium yang dilakukan proses brazing dengan ketebalan logam aluminium
yang berbeda dan filler material yang berbeda, serta menjelaskan sifat mekanik
terhadap logam aluminium. Sifat mekanik terdiri dari kekuatan dan keuletan.
Hasil dari proses brazing pada logam aluminium dengan ketebalan 3 mm, 5
mm, dan 8 mm akan dibandingkan sifat mekanik dan struktur mikro.
Tabel 4.1. Tabel Hasil Uji Tarik Pada Sambungan Dengan Ketebalan 3, 5, dan 8
mm
3 mm 5 mm 8 mm
Kekuatan Maksimal (N) 4141,54 12637,64 7285,43
23
Gambar 4.4. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan 5
mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 10
27
Gambar 4.5. Struktur Mikro Pada Bagian Sambungan Brazing Dengan Ketebalan 5
mm Menggunakan Ukuran Lensa Objektif 20
Jika dua logam didekatkan maka akan terjadi difusi atom dari masing-
masing logam dan filler. Apabila terdapat perbedaan laju difusi yang terlalu
besar maka resiko untuk terjadi cacat akan semakin besar. Jika terdapat
perbedaan laju difusi yang besar maka akan menghasilkan perpindahan massa
diantara permukaan kedua logam. Rongga-rongga mikro ini disebabkan oleh
perpindahan massa yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Dari hasil pengamatan pada daerah sambungan, terlihat jelas bahwa pada
sambungan dengan ketebalan 5 mm terdapat rongga mikro pada bagian terluar
sambungan. Terlihat pula pada sambungan dengan ketebalan 5 mm, daerah
antar muka lebih tebal dibandingkan dengan daerah antar muka pada
sambungan dengan ketebalan 8 mm dan juga dengan daerah antar muka pada
sambungan dengan ketebalan 3 mm. Faktor yang meyebabkan ini adalah
konsentarsi panas yang terjadi pada lembaran dengan ketebalan 5 mm lebih
besar dibandingkan dengan pada lembaran 8 mm dan 3 mm karena panas yang
dihasilkan lebih mudah merambat pada media yang lebih tipis sehingga laju
difusi pada sambungan dengan ketebalan 5 mm lebih cepat dibandingkan
dengan sambungan dengan ketebalan 8 mm dan 3 mm. Karena peningkatan
temperatur menyebabkan laju difusi yang semakin meningkat sehingga
peningkatan temperatur meningkat sangat cepat begitu pula dengan laju difusi.
Oleh karena itu, pada sambungan brazing dengan ketebalan 5 mm memiliki
30
daerah antar muka yang lebih lebar dibandingkan dengan sambungan dengan
ketebalan 5 mm.
Dari hasil pengamatan pada hasil sambungan dengan ketebalan 8 mm
yang diamati dengan lensa objektif 50, mempunyai cacat yaitu adanya rongga
yang terbentuk di bagian sambungan, itu terjadi akibat perbedaan laju difusi
yang cukup besar antara atom Al dengan atom filler sehingga proses difusi
yang terjadi antara atom Al dengan atom filler ini tidak sempurna, ini yang
menyebabkan timbulnya rongga mikro pada hasil sambungan brazing.
31
BAB 5 – SIMPULAN
Berdasarkan eksperimenn yang telah dilakukan dan analisis terhadap data yang
telah didapatkan dari penelitian Kaji Metalurgi Proses Brazing pada Logam
Aluminium dengan Aluminium dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Fenomena yang terjadi pada proses brazing merupaka proses difusi antara
atom aluminium 5052 dengan atom filler yaitu aluminium 4047 pada daerah
antar muka.
2. Aplikasi proses brazing yang paling tepat dilakukan pada lembaran
aluminium dengan ketebalan 5 mm menggunakan filler aluminium 4047,
yang menunjukan ikatan antar muka yang tinggi sehingga terjadi proses difusi
yang tepat, dapat dinyatakan dengan kekuatan tarik maksimal yaitu 12637,64
N.
3. Pengamatan struktur mikro membuktikan bahwa pada sambungan dengan
ketebalan aluminium 8 mm memiliki rongga mikro yang menyebabkan
penurunan kekuatan tarik sambungan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Surdia,T., Saito,S., (1995) Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
[2] ASTM B221M - 02, (2002) : Aluminium Alloy Extruded Bars Rods Wire
Profile And Tube. Association of Standard Testing Materials, United States.
[4] Geary, Don dan Rex Miller, (2000) : Welding, Mc Graw Hill, New York.
[5] Black, J.T. dan Kohser, R.A., (2013) : Material And Processes In
Manufacturing, John Wiley & Sons, Inc, NJ.
[6] Olson, D.L, (1993): ASM Handbook volume 06: Welding Brazing And
Soldering, ASM International, Ohio.
[7] ASTM E8, (1993) : Standard Test Method For Tension Testing Of Metallic
Materials. Association of Standard Testing Materials, United States.
[8] ASTM E92, (1993) : Standard Test Method For Vickers Hardness Of
Metallic Materials. Association of Standard Testing Materials, United States.
33
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Lampiran 2.1. Grafik kekuatan luluh pada sambungan brazing aluminium 5052
dengan ketebalan 3 mm dengan menggunakan filler aluminium 4047
35
LAMPIRAN 3
Lampiran 3.1. Grafik kekuatan luluh pada sambungan brazing aluminium 5052
dengan ketebalan 5 mm dengan menggunakan filler aluminium 4047
36
LAMPIRAN 4
Lampiran 4.1. Grafik kekuatan luluh pada sambungan brazing aluminium 5052
dengan ketebalan 8 mm dengan menggunakan filler aluminium 4047