Prolog
Cinta ibarat seperti kalung liontin,tanpa liontin kalung semahal
apapun tak kan ada artinya,tak secantik dan seindah yang diharapkan
manusia di dunia,begitupun sebaliknya liontin tanpa tali pun tak ada
artinya tak kan berubah menjadi kalung. Mungkin,hanya bisa dipakai
pajangan semata.
Cinta datang dengan sendirinya,dengan kisah yang berbalut rapi
dan tertata,cukup kita yang tahu bagaimana cara menghadapi dan
melewatinya. Dengan rasa, kita bisa berbaur dengan kisah. kita tahu
bagaimana caranya agar menjaga cinta itu,memang benar cinta itu
membutakan. Tapi bukan salah cinta jika dua insan saling mencintai
terpisahkan,cinta akan mengalir dengan sendirinya seperti derasnya
air sungai,tinggal bagaimana kita menerima cinta
itu,mengolahnya,dan mempraktikannya. Dan cinta akan berjalan
dengan sendirinya dan takdir pun mengikuti kemana pun cinta itu
pergi,kemana cinta itu menetap pada satu hati,dan kemana cinta itu
akan menemukan liontin yang selama ini ia cari.
Cinta karena pesahabatan itu menyakitkan.kita terpaksa harus
memilih kehilangan sahabat,atau menghilangkan cinta itu sendiri,kita
harus pertahankan satu ikatan dan melepaskan yang lainnya.kita
diharuskan merelakan apa yang sudah tumbuh secara tiba-tiba. Kita
tidak pernah menyadari kalau cinta itu hadir tanpa harus diaba-aba.
TAKDIR YANG NYATA
Pagi ini aku dan Dika sedang berada ditaman dekat komplek,dia akan
mengajariku bersepeda sesuai janji yang telah dia buat
Hari ini sekolahku akan mengadakan bazar untuk merayakan hari kemerdekaan
indonesia,dan setiap kelas,wajib memiliki dua menu makanan dan satu menu
minuman,aku sebagai pengurus inti dikelas aku ikut membantu anggotaku yang
sedang kerepotan meskipun aku sedang tidak enak badan,tapi aku tetap
melakukanya,demi membantu jalanya acara tapi disela-sela kegiatan tiba-tiba
pusing dikepalaku menyerang,aku hampir saja terjatuh,jika tidak ada seseorang
yang menahanku.
ADEL PROF
Aku takut saat bertanya tentang hal itu kepada dika,jujur memang aku
merasakan perasan yang aneh pada dika,benar aku sayang padanya lebih dari
seorang sahabat,aku berharap dika memiliki perasaan yang sama sepertiku,tapi
itu tidak mungkin,dika hanya menganggapku sebagai adik,dan ternyata benar
dugaan ku dika hanya diam
“dika ak-” belum sempat aku menjelaskan.
“ ini salah adel” akhirnya dika menjawab,tapi justru itu membuatku bingung
bukan jawaban itu yang aku butuhkan.
“kenapa dika?” tanyaku lagi
“ bukankah sudah kubilang,JANGAN PERNAH ADA PERASAAN APAPUN
SELAIN KAKAK DAN ADIK!!! ( jeda beberapa detik ) Jangan bilang kau
menyukai ku,KATAKAN APA KAU MENCINTAIKU?” jawab dika dengan
membentakku
Aku hanya terdiam tak berkutik,aku sangat takut,tidak biasanya dia
membentakku
“KATAKAN ADEL!!!” bentak dika sekali lagi
“YA!!!,iya aku sangat mencintaimu,sangat mencintaimu lebih dari sahabat,aku
mencintaimu dalam diam,aku tidak tahu kapan aku mulai mencintaimu,tapi ini
nyata dika ini nyata,aku-” kuhentikan kata-kata ku,ku tutup mataku sambil
mengatur nafas yang memburu.lalu ku tatap lekat lekat mata dika yang sudah
memanas akibat amarahnya.
“apa salahnya jika aku mempunyai perasaan itu?apakah aku salah?”tanyaku
dengan mata berkaca-kaca
“KAU SALAH BESAR!!!” jawab dika
“ apa maksudmu? Diamana salahku,katakan?” aku mulai meneteskan air mata
“bukankah kau sudah tau,kalau aku memiliki hubungan dengan perempuan
lain” jawab dika sedikit memelas
“ya,aku tau,dan itu adalah teman sekelasku sendiri”
“kalau kau sudah tau,kenapa kau memiliki perasaan itu?”tanya dika dengan
sedikit memelas
“apa aku salah jika mencintaimu?kau tidak adil dika”tanyaku to the point
“apa yang kau sebut dengan tidak adil,bukankah aku sudah berkali-kali
mengatakannya padamu,kalau aku hanya mencintaimu sebatas sahabat?”
“kau terlalu egois dika,aku membencimu,AKU SANGAT
MEMBENCIMU!!!”teriakku di depannya
Dika tercengang mendengar perkataan ku,tak menunggu waktu lama,aku
Langsung lari menjauh dari dika,aku takut jika aku berada didekatnya aku akan
terus menerus tersakiti olehnya. Aku akan merasa tersiksa bila selalu
mentapnya.
Where?
Lebih dari dua bulan,aku tidak melihat keberadaan dika dimanapun,apa dia
menjauh dariku?,apakah sebegitu besar tekatnya untuk tidak mencintai
sahabatnya sendiri?,sebegitu benci kah dia padaku hingga dia tak mau lagi
menemuiku?.memang ini kesalahanku,karena aku tak seharusnya mengatakan
itu padanya,biarkan saja aku menyimpan semua rasa ini sendiri.
Kututup buku diary ku,dan melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul
6 pagi,aku segera bersiap-siap untuk pergi kesekolah,setelah semuanya selesai
aku turun menemui umi untuk sarapan bersama,aku melihat umi sibuk memasak
sarapan untuk kami.
“pagi umi” sapaku pada umi
“pagi sayang,tumben banget jam segini udah rapi,biasanya masih molor”ledek
umi
“ih umi apaan sih,hari ini adel ada classmeeting umi,mangkanya adel berangkat
pagi-pagi supaya bisa buat persiapan lombanya”penjelasanku
“ouwh begitu,pantesan aja kamu udah rapi,umi kira kamu lagi ngigau”ledek
umi
“ah umi. Kak bisma nggak pulang umi?”tanyaku pada umi
“katanya sih pulang satu bulan lagi,soalnya masih ada yang harus diselesaikan
disana”
“ oooo,lah adel umi kak arga sama abi mana,kok nggak kelihatan dari tadi”
“kak arga sama abi udah berangkat dari jam 3 tadi,karena ada tugas dijogja”
“kok adel gak diajak sih umi,kan adel pingin ikut”
“abi sih niatnya tadi mau ngajak kamu,tapi nggak boleh sama umi”
“kenapa umi”tanyaku lagi sedikit memelas
“udah abisin dulu itu sarapanya,entar telat loh”
“ah umi nggak seru”
Umi terkekeh melihat tingkahku
“umi nggak bolehin kamu ikut itu soalnya,umi takut sendirian,kalau ada kamu
kan umi ada temanya” jelas umi
“hmm yaudah deh,tapi lain kali kalau papa keluar kota adel ikut ya mi”
“iya sayang”
“ umi adel berangkat duluan yah?” pamitku pada umi
“sudah selesai makanya?”
“sudah umi,nih nggak ada yang tersisa kan?”
“yaudah,hati-hati ya”kata umi
Saat aku melangkah keluar rumah tiba-tiba umi memanggilku
“adel,tunggu umi mau titip sesuatu”
“nitip apa umi?”
“nitip ini buat mamanya dika,bilangin kalau umi belum sempat kesana”kata umi
sambil menyerahkan sebuah amplop
Aku kaget dengan kata-kata umi,Ya allah beranikah
aku menemui dika,setelah kejadian itu,aku takut kalau
dika marah padaku. Batin ku dalam hati
“adel,iiih kok malah ngelamun sih,diajak umi bicara juga” panggil umi
membuyarkan lamunanku
“eeh maaf umi, ehmm umi anterin amplopnya nanti aja ya sepulang
sekolah,kalau sekarang takut telat nanti”bujuk ku pada umi
“yaudah nggak papa,asalkan nanti tetep dianterin yah”
“siyap umi,yaudah adel berangkat dulu yah,assalammualaikum” pamitku
“ waalaikumsalam,hati-hati dijalan”balas umi
ADEL PROF
Moodku sangan buruk hari ini. Dari awal sekolah sampai perjalanan pulang
entah kenapa aku merasa tak ingin menerima permintaan umi untuk
memberikan amplop itu,tapi aku tidak ingin mengecap sebagai anak yang
durhaka karena tidak menuruti perintah umi. Ya sudahlah semoga saja aku tidak
bertemu dika hari ini.
Ya allah ini sudah separuh perjalanan kerumah dika,apa yang harus aku
lakukan. Batin ku
“bismillah,adel kamu pasti bisa,ini hanya tantangan kecil buat kamu” kata ku
untuk meyakinkan diri sendiri
Akhirnya sampai juga aku di depan pagar rumah dika,sungguh seluruh tubuhku
lemas seketika,tangan dan kakiku bergetar. Dan mataku memanas,aku melihat
sosoknya,sosok yang selama ini kucari,sosok yang selama ini kurindukan,sosok
yang selama ini menghindar dariku.
“dika”ucapku lirih,ku tarik nafasku dalam-dalam sambil mengusap bulir-bulir
yang ada di sudut mataku
“permisi,apa ada orang?” teriakku pura-pura tidak mengetahui keberadaan dika
“apa yang kau lakukan disini?”dika menatapku dengan datar
“aku hanya ingin memberikan in-” kataku terjeda saat tiba-tiba dika merebut
amplop dari tanganku
“apa ada yang lain?” tanya dika tetap dengan tatapan datar
“dika,tidak bisakah kau kembali seperti dulu lagi?aku ingin kita bersahabat
seperti dulu lagi,jangan seperti ini pad-”
“urusanmu sudah selesai? Pergilah” dika menyelah pembicaraanku,dan berjalan
masuk kedalam rumahnya sungguh aku sedih akan hal itu,dia benar-benar tidak
mengenalku lagi
“dika,kenapa kau seperti itu?,apakah segitu bersalahnya aku hingga kau
membenciku?” lirihku sedikit keras,mungkin dika dapat mendengarnya.
Aku kembali kerumah dengan perasaan yang tak bisa kujelaskan,aku sahabat
yang sangat buruk,aku tak bisa memegang janji seorang sahabat