Anda di halaman 1dari 12

My Perfect Best Friend

Prolog
Cinta ibarat seperti kalung liontin,tanpa liontin kalung semahal
apapun tak kan ada artinya,tak secantik dan seindah yang diharapkan
manusia di dunia,begitupun sebaliknya liontin tanpa tali pun tak ada
artinya tak kan berubah menjadi kalung. Mungkin,hanya bisa dipakai
pajangan semata.
Cinta datang dengan sendirinya,dengan kisah yang berbalut rapi
dan tertata,cukup kita yang tahu bagaimana cara menghadapi dan
melewatinya. Dengan rasa, kita bisa berbaur dengan kisah. kita tahu
bagaimana caranya agar menjaga cinta itu,memang benar cinta itu
membutakan. Tapi bukan salah cinta jika dua insan saling mencintai
terpisahkan,cinta akan mengalir dengan sendirinya seperti derasnya
air sungai,tinggal bagaimana kita menerima cinta
itu,mengolahnya,dan mempraktikannya. Dan cinta akan berjalan
dengan sendirinya dan takdir pun mengikuti kemana pun cinta itu
pergi,kemana cinta itu menetap pada satu hati,dan kemana cinta itu
akan menemukan liontin yang selama ini ia cari.
Cinta karena pesahabatan itu menyakitkan.kita terpaksa harus
memilih kehilangan sahabat,atau menghilangkan cinta itu sendiri,kita
harus pertahankan satu ikatan dan melepaskan yang lainnya.kita
diharuskan merelakan apa yang sudah tumbuh secara tiba-tiba. Kita
tidak pernah menyadari kalau cinta itu hadir tanpa harus diaba-aba.
TAKDIR YANG NYATA

Namaku Adelia Putri Azizah biasa dipanggil Adel,Aku seorang anak


remaja berumur 16 tahun,Aku tinggal di surabaya bersama orang tuaku dan
kedua kakak laki-laki ku,Aku juga mempunyai seorang sahabat masa kecil yang
bernama Dika,dia satu-satunya teman yang mampu melindungiku,dan
membimbingku ketika aku salah,dialah sahabat yang mengajariku cara
menghadapi orang-orang yang berbeda karakter diluaran sana,dan dia sangat
sayang padaku layaknya kakak beradik.

Pagi ini aku dan Dika sedang berada ditaman dekat komplek,dia akan
mengajariku bersepeda sesuai janji yang telah dia buat

“ DIKAA!!!” teriakku pada dika yang mendorong kencang sepedaku


“ tidak apa-apa jangan merasa takut,ada aku” jawab dika santai
“ tapi ini terlalu kencang dika,aku takut” rengekku,dengan mata berkaca kaca
“ baiklah baiklah,maafkan aku,jangan menangis ya”dia tersenyum sambil
mengarahkan tanganya padaku tanda permintaan maaf.
“ baiklah kali ini aku maafkan”
“ terima kasih”dika
Aku menganggukan kepala
“ ini sudah sore,ayo kita pulang” ajak dika
“ hmmm,ayo mama pasti nyariin” kataku
Saat kami dalam perjalanan dika selalu tegur sapa dengan orang yang berlalu
lalang,dia sangat ramah kepada siapapun
“dika,kamu pasti senang punya banyak teman,kenapa aku tidak bisa
sepertimu,kenapa semua teman-temanku mengejek ku,membulyku,padahal aqw
tidak pernah menyakiti mereka” curhatku
“mungkin mereka merasa iri padamu,tidak apa-apa,jangan hiraukan
mereka,pada intinya jika mereka menyakitimu,jangan sampai kamu melakukan
hal yang sama,karena kamu akan sama seperti mereka jika melakukanya,kamu
harus berbuat baik kepada mereka”
“walaupun mereka menyakitiku?apakah aku harus tetap berbuat baik kepada
mereka?”
“hmm (mengangguk pelan),ingatlah kata kata ku ini,jika kamu memiliki 1000
teman itu akan terlalu sedikit,dan jika kamu memiliki 1 musuh itu akan terlalu
banyak,kamu faham kan apa yang aku maksud?”
“tidak,aku tidak memahaminya ”
“hmm baiklah akan kujelaskan,jadi jika kamu memiliki teman yang banyak
sekalipun tapi jika kamu memiliki satu musuh saja maka sia-sia pertemanan
kamu,itu artinya kamu gagal memiliki banyak teman,kamu faham?” jelas dika
“iya aku faham,tapi dika jika mereka mengatakan sesuatu hal tentang
keburukanku dibelakangku,apakah dia termasuk musuh ku apakah berarti dia
tidak menyukaiku?”
“tidak adel,mereka bukanya tidak menyukaimu,tapi mereka kurang nyaman
dengan prilakumu yang mungkin membuat mereka tersinggung,tapi mereka
tidak bisa mengutarakan langsung di depanmu”
“hmm baiklah aku faham”

Keesokan harinya saat disekolah,aku berlari menemui dika dilapangan,sambil


menyeka air mataku yang sudah jatuh dengan sendirinya

“adel...kenapa kamu menangis?” tanya dika


“dia jahat padaku dika”
“siapa yang menyakitimu katakanlah?” tanya dika khawatir ketika melihat
penampilanku yang jauh dari kata baik
Aku hanya menjawab dengan isak tangis dan sesenggukan
“ memangnya apa yang terjadi padamu,ceritakanlah padaku”
Aku mulai menceritakan kejadian yang barusan kualami kepada dika,tak ada
yang terlewat sedikitpun
Flashback on

Hari ini sekolahku akan mengadakan bazar untuk merayakan hari kemerdekaan
indonesia,dan setiap kelas,wajib memiliki dua menu makanan dan satu menu
minuman,aku sebagai pengurus inti dikelas aku ikut membantu anggotaku yang
sedang kerepotan meskipun aku sedang tidak enak badan,tapi aku tetap
melakukanya,demi membantu jalanya acara tapi disela-sela kegiatan tiba-tiba
pusing dikepalaku menyerang,aku hampir saja terjatuh,jika tidak ada seseorang
yang menahanku.

“hati-hati del,lebih baik kau duduk saja,kalau memang kamu sakit,jangan


dipaksakan” juno
“terima kasih juno,aku baik-baik saja hanya sedikit pusing, sebentar lagi pasti
akan sembuh” kataku
“kau terlihat sangat pucat dan kau bilang baik-baik saja ( dengan salah satu alis
dinaikan ),baiklah kalau begitu jika kamu tidak mau mendengarkan perkataanku
pergilah,dan aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi”
“tapi-”
Satu tatapan tajam milik juno mampu membuatku meringsut ketakutan
“baiklah aku akan menurut,tapi kau harus membantu mereka”
“tidak,aku akan tetap disini menemanimu” bantah juno
“tapi juno mereka juga membutuhkanmu”
“mereka akan menyelesaikan semuanya tanpa bantuanku”
“dasar pria keras kepala”aku memutar bola mataku malas
“aku masih dapat mendengarnya adel”
“oh oke baiklah aku khilaf ”
Aku menghela nafas dan membuangnya dengan kasar.setelah beberapa
lama,tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyeretku dengan kasar sehingga
membuatku hampir saja tersungkur,juno yang melihat itu tak kalah terkejutnya
denganku,dan pemilik tangan itu adalah anggun.

“menyingkir kau dari juno,bisa-bisanya kau terus mendekatinya”teriak anggun


di depan ku
“maafkan aku tapi aku tidak bermaksud seperti itu”bantah ku
“begitukah? Apakah kau tidak merasa malu? Sudah jelas-jelas kau terus
mendekatinya”
“berhentilah mengoceh anggun,adel tidak mendekatiku sama sekali,aku hanya
menemaninya,karena dia sakit” bela juno
“apa kau sedang membelanya juno? Aku pasanganmu juno,kenapa kau
membelanya,hanya karena dia sakit,dia hanya menarik perhatianmu,lihatlah dia
masih bisa berjalankan?,masih bisa melihat juga,kenapa kau harus khawatir?”
“ bukankah aku sudah menyuruhmu untuk diam apa kau tidak malu menjadi
pusat perhatian,lagipula aku tidak membelanya,kau hanya salah faham,” juno
Aku baru menyadari bahwa aku menjadi pusat perhatian,aku sesegera mungkin
menduduk agar tidak ada yang melihatku,tetapi sudah terlambat semua orang
sudah mengenaliku,aku terus saja menunduk berharap peristiwa ini segera ber-
akhir,hingga sebuah tangan menarik rambutku dengan kasar,membuar kulit
kepala ku hampir saja terlepas.
“lepas..kan ini sa..kitt” rintihku,mataku memanas tanda ku ingin menangis
“ kenapa? Apa kau merasa malu sekarang hmm?” tanyanya dengan nada
mengejek
“ANGGUN LEPASKAN DIA,ATAU KAU AKAN MENERIMA
AKIBATNYA” suara juno semakin meninggi tanda ia sangat marah
“oke,baiklah aku akan lepskan dia,( hari ini kau selamat,jika kau berbuat
macam-macam lagi,aku akan melakukan lebih dari ini,ingat itu )” ancam
anggun dengan sedikit berbisik
Kemudian anggun pergi entah kemana,aku yang sedari tadi menahan air mataku
akhirnya tumpah dikala itu juga,aku berlari menjauh dari keramaian orang,aku
tak menghiraukan panggilan dari juno,aku berlari dan pergi mencari keberadaan
dika
Flashback off
Dika mendengarkanku dengan baik,dia memelukku sambil mengusap pucuk
kepalaku,agar aku lebih tenang,sungguh dia adalah satu-satunya teman yang
mengertiku
“sudahlah jangan menangis,aku ada disini,aku tak akan membiarkan apapun
terjadi padamu,aku akan menjagamu” kata dika sambil terus memeluk ku
“dika,kenapa kau sangat peduli padaku ( sambil sesenggukan )” tanyaku
“ karena kamu adalah sahabatku,kamu adik ku,dan aku sangat menyayangimu”
“ benarkah?”
“iya,sudahlah jangan menangis lagi,tersenyumlah,kau lebih imut jika sedang
tersenyum”
“apa kau sedang memujiku?”
“ tidak aku hanya prank” dika tersenyum jahil padaku
“kau sangat menyebalkan dika ( aku menyubit lengannya )”
Dika tertawa terbahak-bahak ,aku belum pernah melihat dika tertawa sebahagia
ini,
Tiba-tiba juno datang dengan nafas yang tersengal-sengal sepetinya habis
berlari
“ adel...apa..kau...tidak_” tanyanya dengan nafas terputus-putus
“ hei,tenanglah brother atur nafasmu dulu,setelah itu bicaralah” instrupsi dika
Juno pun menurut dan mengatur nafasnya agar cepat teratur
“ini minumlah dulu”tawar dika sambil memberikan botol berisi mineral
“tidak,terima kasih”jawabnya
“apa yang ingin kau bicarakan juno” tanyaku pada juno
“apa kau tidak mendengar panggilanku tadi? Aku lelah mengejarmu”curhatnya
“benarkah?maafkan aku,aku sedang terburu-buru tadi”balasku
“baiklah,tidak apa-apa,yang penting kau baik-baik saja,aku kembali ke
basecamp dulu,teman-teman sudah menungguku,dika lebih baik kau bawa
pulang adel saja,dia sangat tidak baik hari ini”
“ya,aku tau,aku akan membawanya pulang setelah ini,karena aku tidak mau
terjadi sesuatu padanya”
“baiklah kalau begitu aku tinggal dulu,sampai jumpa”
Dika melambaikan tanganya.setelah itu dia kembali menatapku
“apa kita akan diam saja disini?” tanya dika
“baiklah mari kita pulang,tapi kita jalan kaki saja”
“kenapa harus jalan kaki? Kan banyak angkutan umum”
“ mood ku buruk untuk naik angkutan umum”
“baru tau aku kalau naik angkutan umum ada mood nya”
“kalau nggak mau nggak papa, aku bisa kok pulang jalan kaki sendiri”balas ku
sedikit kejam
“iya-iya maaf,aku cuman bercanda,yaudah yuk”ajak dika
Didalam perjalanan tak ada yang bersuara,semuanya hening,hanya ada suara
kendaraan yang berlalu lalang

Akhirnya adel membuka suara


“hmm dika” sapaku sedikit takut
“apa?” jawab dika
“aku mau tanya”balasku
“silahkan”kata dika
“kalau memang ada perasaan yang lain diantara kita,bagaimana?”tanyaku ragu-
ragu
Dika hanya diam

ADEL PROF
Aku takut saat bertanya tentang hal itu kepada dika,jujur memang aku
merasakan perasan yang aneh pada dika,benar aku sayang padanya lebih dari
seorang sahabat,aku berharap dika memiliki perasaan yang sama sepertiku,tapi
itu tidak mungkin,dika hanya menganggapku sebagai adik,dan ternyata benar
dugaan ku dika hanya diam
“dika ak-” belum sempat aku menjelaskan.
“ ini salah adel” akhirnya dika menjawab,tapi justru itu membuatku bingung
bukan jawaban itu yang aku butuhkan.
“kenapa dika?” tanyaku lagi
“ bukankah sudah kubilang,JANGAN PERNAH ADA PERASAAN APAPUN
SELAIN KAKAK DAN ADIK!!! ( jeda beberapa detik ) Jangan bilang kau
menyukai ku,KATAKAN APA KAU MENCINTAIKU?” jawab dika dengan
membentakku
Aku hanya terdiam tak berkutik,aku sangat takut,tidak biasanya dia
membentakku
“KATAKAN ADEL!!!” bentak dika sekali lagi
“YA!!!,iya aku sangat mencintaimu,sangat mencintaimu lebih dari sahabat,aku
mencintaimu dalam diam,aku tidak tahu kapan aku mulai mencintaimu,tapi ini
nyata dika ini nyata,aku-” kuhentikan kata-kata ku,ku tutup mataku sambil
mengatur nafas yang memburu.lalu ku tatap lekat lekat mata dika yang sudah
memanas akibat amarahnya.
“apa salahnya jika aku mempunyai perasaan itu?apakah aku salah?”tanyaku
dengan mata berkaca-kaca
“KAU SALAH BESAR!!!” jawab dika
“ apa maksudmu? Diamana salahku,katakan?” aku mulai meneteskan air mata
“bukankah kau sudah tau,kalau aku memiliki hubungan dengan perempuan
lain” jawab dika sedikit memelas
“ya,aku tau,dan itu adalah teman sekelasku sendiri”
“kalau kau sudah tau,kenapa kau memiliki perasaan itu?”tanya dika dengan
sedikit memelas
“apa aku salah jika mencintaimu?kau tidak adil dika”tanyaku to the point
“apa yang kau sebut dengan tidak adil,bukankah aku sudah berkali-kali
mengatakannya padamu,kalau aku hanya mencintaimu sebatas sahabat?”
“kau terlalu egois dika,aku membencimu,AKU SANGAT
MEMBENCIMU!!!”teriakku di depannya
Dika tercengang mendengar perkataan ku,tak menunggu waktu lama,aku
Langsung lari menjauh dari dika,aku takut jika aku berada didekatnya aku akan
terus menerus tersakiti olehnya. Aku akan merasa tersiksa bila selalu
mentapnya.
Where?

Lebih dari dua bulan,aku tidak melihat keberadaan dika dimanapun,apa dia
menjauh dariku?,apakah sebegitu besar tekatnya untuk tidak mencintai
sahabatnya sendiri?,sebegitu benci kah dia padaku hingga dia tak mau lagi
menemuiku?.memang ini kesalahanku,karena aku tak seharusnya mengatakan
itu padanya,biarkan saja aku menyimpan semua rasa ini sendiri.

Kututup buku diary ku,dan melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul
6 pagi,aku segera bersiap-siap untuk pergi kesekolah,setelah semuanya selesai
aku turun menemui umi untuk sarapan bersama,aku melihat umi sibuk memasak
sarapan untuk kami.
“pagi umi” sapaku pada umi
“pagi sayang,tumben banget jam segini udah rapi,biasanya masih molor”ledek
umi
“ih umi apaan sih,hari ini adel ada classmeeting umi,mangkanya adel berangkat
pagi-pagi supaya bisa buat persiapan lombanya”penjelasanku
“ouwh begitu,pantesan aja kamu udah rapi,umi kira kamu lagi ngigau”ledek
umi
“ah umi. Kak bisma nggak pulang umi?”tanyaku pada umi
“katanya sih pulang satu bulan lagi,soalnya masih ada yang harus diselesaikan
disana”
“ oooo,lah adel umi kak arga sama abi mana,kok nggak kelihatan dari tadi”
“kak arga sama abi udah berangkat dari jam 3 tadi,karena ada tugas dijogja”
“kok adel gak diajak sih umi,kan adel pingin ikut”
“abi sih niatnya tadi mau ngajak kamu,tapi nggak boleh sama umi”
“kenapa umi”tanyaku lagi sedikit memelas
“udah abisin dulu itu sarapanya,entar telat loh”
“ah umi nggak seru”
Umi terkekeh melihat tingkahku
“umi nggak bolehin kamu ikut itu soalnya,umi takut sendirian,kalau ada kamu
kan umi ada temanya” jelas umi
“hmm yaudah deh,tapi lain kali kalau papa keluar kota adel ikut ya mi”
“iya sayang”
“ umi adel berangkat duluan yah?” pamitku pada umi
“sudah selesai makanya?”
“sudah umi,nih nggak ada yang tersisa kan?”
“yaudah,hati-hati ya”kata umi
Saat aku melangkah keluar rumah tiba-tiba umi memanggilku
“adel,tunggu umi mau titip sesuatu”
“nitip apa umi?”
“nitip ini buat mamanya dika,bilangin kalau umi belum sempat kesana”kata umi
sambil menyerahkan sebuah amplop
Aku kaget dengan kata-kata umi,Ya allah beranikah
aku menemui dika,setelah kejadian itu,aku takut kalau
dika marah padaku. Batin ku dalam hati
“adel,iiih kok malah ngelamun sih,diajak umi bicara juga” panggil umi
membuyarkan lamunanku
“eeh maaf umi, ehmm umi anterin amplopnya nanti aja ya sepulang
sekolah,kalau sekarang takut telat nanti”bujuk ku pada umi
“yaudah nggak papa,asalkan nanti tetep dianterin yah”
“siyap umi,yaudah adel berangkat dulu yah,assalammualaikum” pamitku
“ waalaikumsalam,hati-hati dijalan”balas umi

ADEL PROF
Moodku sangan buruk hari ini. Dari awal sekolah sampai perjalanan pulang
entah kenapa aku merasa tak ingin menerima permintaan umi untuk
memberikan amplop itu,tapi aku tidak ingin mengecap sebagai anak yang
durhaka karena tidak menuruti perintah umi. Ya sudahlah semoga saja aku tidak
bertemu dika hari ini.
Ya allah ini sudah separuh perjalanan kerumah dika,apa yang harus aku
lakukan. Batin ku
“bismillah,adel kamu pasti bisa,ini hanya tantangan kecil buat kamu” kata ku
untuk meyakinkan diri sendiri
Akhirnya sampai juga aku di depan pagar rumah dika,sungguh seluruh tubuhku
lemas seketika,tangan dan kakiku bergetar. Dan mataku memanas,aku melihat
sosoknya,sosok yang selama ini kucari,sosok yang selama ini kurindukan,sosok
yang selama ini menghindar dariku.
“dika”ucapku lirih,ku tarik nafasku dalam-dalam sambil mengusap bulir-bulir
yang ada di sudut mataku
“permisi,apa ada orang?” teriakku pura-pura tidak mengetahui keberadaan dika
“apa yang kau lakukan disini?”dika menatapku dengan datar
“aku hanya ingin memberikan in-” kataku terjeda saat tiba-tiba dika merebut
amplop dari tanganku
“apa ada yang lain?” tanya dika tetap dengan tatapan datar
“dika,tidak bisakah kau kembali seperti dulu lagi?aku ingin kita bersahabat
seperti dulu lagi,jangan seperti ini pad-”
“urusanmu sudah selesai? Pergilah” dika menyelah pembicaraanku,dan berjalan
masuk kedalam rumahnya sungguh aku sedih akan hal itu,dia benar-benar tidak
mengenalku lagi
“dika,kenapa kau seperti itu?,apakah segitu bersalahnya aku hingga kau
membenciku?” lirihku sedikit keras,mungkin dika dapat mendengarnya.
Aku kembali kerumah dengan perasaan yang tak bisa kujelaskan,aku sahabat
yang sangat buruk,aku tak bisa memegang janji seorang sahabat

“assalammualaikum” salam ku dengan raut muka tertekuk

Anda mungkin juga menyukai