Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hasnya Yuqa Rasmida

NIM : 1703121887

Kelas : A-Biologi FMIPA

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Teks Ulasan Buku

1. Contoh teks ulasan di internet beserta strukturnya!

Identitas

Data buku

Judul novel : Rindu

Pengarang : Darwis Tere Liye

Penerbit : Republika

Tahun terbit : 2014

Tebal buku : 544 halaman

Orientasi
Novel ini bercerita tentang perjalanan panjang sebuah kerinduan. Perjalanan
kerinduan yang membawa banyak hal yang terbeban di hati. Mulai dari bagaimana ia
menghadapi perjalanan dengan penuh dosa di masa lalu. Lalu seseorang yang
melakukan perjalanannya dengan penuh kebencian. Ada punya dia yang kehilangan
cintanya menjadi sebab mengapa ia melakukan perjalanan ini.
Cerita berlatar waktu pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Yakni pada
masa ketika Belanda masih menduduki Indonesia. Pada masa itu, pemerintah Hindia
Belanda memberikan layanan perjalanan haji untuk rakyat pribumi yang memiliki
cukup uang. Perjalanan dilakukan lewat laut yakni menggunakan kapal uap besar yang
merupakan perkembangan teknologi transportasi tercanggih pada masa itu. Salah satu
kapal yang beroperasi untuk melakukan perjalanan haji ini adalah Blitar Holland. Di
kapal besar inilah segala kisahnya dimulai.
Tere Leye meracik cerita dengan begitu menarik. Belum lagi dengan nuansa
latar yang berbeda seperti kehidupan di atas kapal uap besar. Di atas kapal juga terjadi
interaksi sosial antar penumpang kapal. Juga terdapat fasilitas-fasilitas umum seperti
kantin, masjid, dan tukang jahit kapal.
Tafsiran Isi
Awal cerita mengenai keluarga Daeng Andipati yang terdiri orang tua, seorang
pembantu rumah tangga, serta dua anak yang mengikut perjalanan haji ini, yakni Anna
dan Elisa. Mereka menjalani lamanya waktu perjalanan haji dengan riang gembira.
Seakan tidak pernah mengerti tentang apa yang terpendam di hati Daeng, ayah mereka.
Ada pula tokoh yang bernama Ambo Uleng. Dia adalah seorang pelaut. Hampir
seluruh hidupnya dihabiskan di atas lautan. Ambo Uleng rupanya menuruni sifat
ayahnya yang seorang pelaut juga. Ia menaiki kapal Blitar Holland tidak dengan tujuan
apapun. Tidak untuk bekerja, mengumpulkan uang, atau apapun. Ia hanya ingin pergi
sejauh-jauhnya meninggalkan tanah Makassar yang ia jalani melalui kisah pilunya.
Di sisi lain, ada seorang keturunan Cina. Ia sering mengajari ngaji anak-anak di
mushola kapal sepanjang perjalanan haji. Anak-anak biasa memanggilnya Bonda Upe.
Bonda Upe ini rupanya sedang memendam masa lalunya sebelum memeluk Islam.
Hingga tiap malam ia selalu menangisi dosa-dosanya yang dulu.
Dari sini pula diceritakan Gurutta Ahmad Karaeng, ulama tersohor asal
Makassar yang mengikuti perjalanan haji. Beliau rutin melaksanakan solat berjamaah
bersama penumpang lain. Secepat itu pula Gurutta meminta izin kepada kapten untuk
mengadakan pengajian di atas kapal. Beliau adalah sosok yang selalu memberikan
jawaban terbaik atas pertanyaan orang-orang. Namun ternyata ia sendiri telah
memendam lama sebuah pertanyaan yang tak mampu seorang pun menjawab
Evaluasi
Adapun kelebihan buku ini adalah alur ceritanya yang begitu menarik dan
mengalir untuk dibaca. Juga menyajikan nuansa latar yang berbeda. Yakni peristiwa
kehidupan yang terjadi di atas kapal ibarat kapal uap besar itu adalah sebuah kampung.
Sedang kekurangan buku ini terletak pada sampul buku yang kurang begitu menarik.
Tidak sebanding dengan isinya yang begitu menarik untuk dibaca.
Kesimpulan
Buku ini menyajikan suasana dengan baik, sehingga pembaca turut larut dalam
suasana yang disajikan. Unsur bahasa yang digunakan seapik mungkin, dan sesuai bagi
penikmat sastra dengan gaya tulisannya yang khas. Buku ini sangat direkomendasikan
karena berisi makna-makna tersirat mengenai makna perjuangan yang sesungguhnya.

2. Ulasan ringkas buku yang pernah dibaca!


Identitas
Judul : Rembulan Tenggelam di
Wajahmu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Penerbit Republika, Jakarta
Tahun Terbit : Cetakan XV, Februari 2014
Percetakan : PT Gramedia, Jakarta
Tebal Halaman : iv+426 halaman 20.5 x 13.5 cm
Bahasa : Indonesia
Harga : Rp. 60.000

Orientasi
Novel dengan judul Rembulan Tenggelam di
Wajahmu ini merupakan salah satu novel best
seller di Indonesia karya penulis terkenal Tere Liye. Dalam karyanya ini, Tere Liye
mengangkat tema kehidupan beserta problematikanya. Tujuan Tere Liye dalam
mengarang novel ini adalah sebagai bahan renungan bagi para pembacanya karena di
dalam novel ini memberikan gambaran dan makna hidup atas serangkaian peristiwa
yang terjadi merupakan suatu kesatuan yang didasarkan atas sebab-akibat. Terhitung
hingga tahun 2012, novel ini telah mengalami cetakan ke sembilan.
Tafsiran Isi
Novel ini mengisahkan mengenai jalan hidup seorang pengusaha sukses dengan
berbagai bidang usaha yang menggurita di ibukota. Namun ternyata, kesuksesam
pengusaha yang kerap dipanggil Ray ini tidaklah membuat lelaki berwatak keras
tersebut bahagia. Bahkan sepanjang hidupnya, Ray selalu mencela atas segala nasib
yang menimpa dirinya. Ray selalu berpikir dan bertanya selama hidupnya, “Apakah
benar Tuhan itu adil?”.
Episode kehidupan Ray yang selalu berujung kesedihan, walaupun kesuksesan
berada dalam genggamannya, namun hatinya terasa kosong tanpa kebahagiaan. Hanya
rembulan tempatnya mengadu, hanya dengan menatap rembulan lah dirinya selalu
bertanya atas apa sebab kemalangan dan kedukaan yang menyelimuti kehidupannya.
Di tengah tubuh rentanya yang tergolek lemah, Ray si pasien tua berumur enam puluh
tahun, memiliki kesempatan dan keberuntungan untuk mengetahui jawaban atas lima
pertanyaan yang mendasar dalam kehidupannya.
Ray diberikan kesempatan bersama sosok yang digambarkan sebagai lelaki
berwajah menenangkan untuk melakukan perjalanan ke masa lalunya. Ray diberikan
kesempatan atas semua makna dan sebab-akibat yang terjadi dalam kehidupannya.
Menjawab semua pertanyaan atas segala kehidupannya. Mengapa ia selama enam belas
tahun hidupnya harus berada di panti asuhan yang korup penjaganya? Mengapa setiap
orang yang berbuat baik malah menemui banyak masalah dan kesulitan, namun para
penjahat selalu diberikan kemudahan serta harta yang banyak? Mengapa Tuhan tega
dan tidak habis-habisnya memberikan kesulitan terhadapnya, mengapa Tuhan tega
mengambil sang istri tercinta dari sisinya? Mengapa hatinya terasa kosong walau
dengan kesuksesan besar yang berada di dalam genggamannya? Dan mengapa Tuhan
tidak langsung mengambil nyawanya dan malah membuatnya hidup dengan berbagai
penyakit yang menggerogoti tubuhnya? Satu persatu pertanyaan tersebut terjawab dan
sukses membuat hatinya gentar atas segala garis kehidupan yang telah ditentukan.
Mengetahui segala sebab-akibat atas segala perbuatan di masa lalunya, bahwa dirinya
lah yang menjadi sebab atas garis kehidupan Diar dan penjaga panti, kehidupan rumah
singgah yang ia tinggali, ataupun kisah dan masa lalu dari Plee, Koh Cheu, dan sang
istri yang bagai benang merah yang sudah digarisi oleh takdir.

Melalui buku ini, semua pengajaran sederhana terhadap sebuah nilai tentang
pentingnya bersyukur, arti kehilangan yang sesungguhnya, dan garis takdir yang
sebenarnya tidak siapapun yang patut mencelanya. Semua terjadi atas sebab-akibat,
atas hasil segala perbuatan yang dilakukan. Kutipan yang menarik dalam buku ini salah
satunya yaitu “Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan
semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik
untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu
menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah
saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu.
Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur” (Halaman
416-417).

Evaluasi
Sesuatu yang begitu menarik dalam buku ini yaitu begitu banyak pesan moral
yang disampaikan secara sederhana tentang kehidupan dan mampu menyentuh hati
pembacanya Kelebihan dari buku ini adalah semua tokoh dalam cerita ini mempunyai
peran masing-masing terhadap kehidupan Ray dan semuanya saling berkaitan,
membuat pembaca tercengang ketika menemukan hubungan antara tokoh satu dengan
yang lainnya, dan ini menjadi gambaran bahwa tidak ada satu hal pun yang sia-sia
karena Tuhan telah merancangnya sesempurna mungkin. Namun, awal membaca novel
ini, cukup membingungkan karena alur yang digunakan adalah alur campuran. Jadi ada
beberapa tokoh yang dibahas dalam rentang waktu yang berbeda. Namun, peristiwa
yang saling berkaitan. Sampai bab 10 ini, tokoh Rinai belum diketahui lebih lanjut.
Pada bab 8 sampai bab 10 sungguh sangat klimaks. Cerita yang tidak tertebak
sebelumnya. Kalimat yang disuguhkan begitu sederhana namun mampu membuat
membaca larut akan cerita. Kelebihan lainnya adalah cerita ini diceritakan dalam
bentuk fantasi tapi sarat akan pesan yang disampaikan secara unik.
Kesimpulan

Buku ini cocok dibaca bagi siapapun yang pernah merasa hidupnya tak adil,
merasa kehilangan, ataupun merasa hampa. Kisah yang disajikan begitu menyentuh
dan menginspirasi, sederhana namun penuh dengan makna yang mendalam. Buku ini
sangat direkomendasikan bagi pembaca yang kiranya bertanya atas keadilan yang
terjadi di dalam hidupnya. Alur yang disampaikan juga tidak monoton dan membuat
pembaca semakin penasaran atas alur dan akhir cerita yang tidak dapat ditebak.

Anda mungkin juga menyukai