Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UAS MATA KULIAH

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

Disusun oleh :
Annisa Monza 186080023
XXVIII A

Dosen Pembimbing
Dra. Farida Apt.,SE.,MMRS

Program Studi Pasca Sarjana


Fakultas Manajemen Administrasi Rumah Sakit
Universitas Respati Indonesia
2019
Rudi adalah seorang apoteker Kepala Instalasi Farmasi (IFRS) sejahtera. RS Sejahtera
terletak di Jakarta Timur yang luasnya kira – kira RS 3,5Ha. Merupakan RS umum pusat
vertikal yang menerima pasien BPJS. RS tersebut memiliki tempat tidur sejumlah 750.
Seorang pasien BPJS dirawat inap bernama Tuti perlu di rawat karena menderita penyakit
diabetes sejak tanggal 20 mei 2019-07-18 pasien tersebut mendapat resep

R/ metformin 500mg

S 2dd1

R/ Lipitor 20mg

S 1dd1

R/ Zyloric 100mg

S1dd1

Pasien tersebut dirawat selama 5 hari


Pada bulan mei 2019 Rudi diminta oleh direktur utama untuk menghitung berapa kebutuhan
dana untuk pengadaan obat tahun 2020.
Data pada tahun sebelumnya adalah :
- Pendapatan pasien rawat inap Rp. 12M/bulan
- Jumlah pasien di rawat 700 orang/ bulan
- Pendapatan obat untuk pasien rawat jalan sebesar Rp. 6M/ bulan
- Jumlah resep rawat jalan 600 lembar/ bulan
- Rata – rata keuntungan IFRS 20%
- Prediksi inflasi 10%
- Rencana pengembangan tahun 2020 adalah 10%
- IFRS melaksanakan pelayanan farmasi satu pintus
Pertanyaan:
1. Bagaimana Rudi menghitung berapa dana yang diperlukan oleh Instansi Farmasi
untuk kebutuhan pasien rawat inap dan pasien rawat jalan tahun 2020 untuk
diserahkan kepada Dirut RS?
 Data sebelumnya :
a. Pendapatan rawat inap 12 M/bulan
Biaya obat rawat inap = pendapatan obat rawat inap – keuntungan IFRS
= 12.000.000.000 – (12.000.000.000 x 20%)
= 12.000.000.000 – 2.400.000.000
= 9.600.000.000 (9,6M)
b. Pendapatan rawat jalan 6M/bulan
Biaya obat rawat jalan = pendapatan obat rawat jalan – keuntungan IFRS
= 6.000.000.000 – (6.000.000.000 x 20%)
= 4.800.000.000 (4,8M)
c. Jumlah tempat tidur 750
d. Jumlah pasien dirawat 700 orang/bulan
e. Jumlah resep rawat jalan 600 resep/bulan
f. Rata-rata keuntungan IFRS 20%
- Rata-ratakeuntungan IFRS rawat inap = 12.000.000.000x20%
= 2.400.000.000
- Rata-rata keuntungan IFRS rawat jalan = 6.000.000.000x20%
= 1.200.000.000
g. Prediksi inflasi 10%
h. Rencana pengembangan tahun 2020 adalah 10%

1. Anggaran pasien rawat inap = ∑pasien RI x biaya obat / tempat tidur


Anggaran pasien rawat inap = 700 pasien x 9.600.000.000 / 750
= 8.960.000.000 / bulan
Inflasi 10% dari biaya obat rawat inap = 9.600.000.000 x 10% = 960.000.000
Rencana pengembangan 2020 10% dari biaya obat rawat inap adalah
9.600.000.000 x 10% = 960.000.000
Total anggaran farmasi rawat inap 2020 / bulan = anggaran rawat inap + inflasi +
pengembangan
= 8.960.000.000 + 960.000.000 + 9.600.000.000 = 10.800.000.000 / bulan
Total anggaran farmasi rawat inap 2020
10.800.000.000 x 12bulan = 130.560.000.000 / tahun

2. Anggaran pasien rawat jalan = ∑pasien RJ x biaya obat / kunjungan


Anggaran pasien rawat jalan = 600 resep/kunjungan pasien x 4.800.000.000 / 600
= 4.800.000.000/bulan
Inflasi 10% dari biaya obat rawat jalan = 4.800.000.000 x 10% = 480.000.000
Rencana pengembangan 2020 10% dari biaya obat rawat jalan
4.800.000.000 x 10% = 480.000.000
Total anggaran farmasi rawat jalan 2020 / bulan = anggaran rawat jalan + inflasi
+ pengembangan
4.800.000.000 + 480.000.000 + 480.000.000 = 5.760.000.000 / bulan
Total anggaran farmasi rawat jalan 2020
5.760.00.0 12 = 69.120.000.000 / tahun
 Sehingga total anggaran farmasi rawat inap dan rawat jalan pada tahun 2020
adalah 130.560.000.000 + 69.120.000.000 = 199.680.000.000

2. Ketika Rudi membuat perencanaan obat, metode apa yang digunakan untuk
pembelian obat agar memudahkan pekerjaan tersebut?

 Rudi dalam merencanakan pengadaan obat adalah metode anggaran. Karena


metode ini menggunakan data pasien rawat inap maupun rawat jalan, metode ini
juga dapat digunakan untuk memperkirakan anggaran yang dikeluarkan untuk
keperluan pengadaan obat berdasarkan biaya pasien rawat jalan dan rawat inap
dengan pengguaan obat yang sama maupun berbeda.
 Anggaran pasien rawat inap = jml pasien RI x biaya obat/TT
Anggaran pasien rawat jalan = jml resep x biaya obat/jml resep

3. Panitia pengadaan menggunakan metode pembelian yang termudah untuk obat pasien
perorangan dan sediaan yang dipakai bersama. Beri contohnya sediaan yang
digunakan bersama
 Metode pembelian yang termudah untuk obat pasien perorangan dan sediaan yang
dipakai bersama menggunakan metode pembelian langsung. Contoh sediaan/obat
yang dapat dipakai bersama adalah gutta percha. Gutta percha adalah medikamen
untuk pengisian pada perawatan saluran akar dibidang kedokteran gigi. Dalam
satu perawatan saluran akar, umumnya hanya menggunakan 5 batang gutta percha
pada gigi berakar tunggal, sedangkan pada akar ganda/lebih menggunakan 10-15
batang gutta percha. Dalam satu kemasan gutta percha, terdapat 50-80 batang
gutta percha dengan berbagai diameter. Sehingga medikamen pengisian ini dapat
digunakan bersama, dalam arti dapat digunakan pada beberapa orang berbeda
yang melakukan perawatan saluran akar, baik akar tunggal maupun akar ganda.

4. Apa saja persyaratan penerimaan sediaan farmasi untuk obat dan untuk alat
kesehatan?
a. Distributor resmi
b. Barang sesuai dengan surat pesanan (kemasan, bentuk, sediaan, kekuatan, jumlah
barang, dll)
c. Barang sesuai dengan faktur
d. Disertai Sertifikat Analisa (SA)
e. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan berbahaya.
f. Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Orgin
g. Cek waktu kadaluwarsa
h. Cek nomor batch
i. Cek wadah pengiriman (untuk sedian termolabil)

Menurut Permenkes 72 tahun 2016 (Bab II No. 4)


Sesuai dengan permenkes diatas, penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.

5. Bagaimana penyimpanan obat digudang farmasi untuk sediaan sebagai berikut:


a. Cairan infus
Disimpan pada suhu 15-30oc atau disesuaikan dengan keterangan yang terdapat
pada kemasan obat infus

b. Injeksi adrenalin
Disimpan pada daerah yang terhindar dari matahari, tidak boleh terkena cahaya
matahari secara langsung, jika cairan berubah warna obat tidak boleh digunakan
kembali.

c. Vaksin
Disimpan pada lemari pendingin bersuhu beku, yaitu 2-8oc untuk vaksin sensitif
beku, dan pada suhu -15 hingga -25oc untuk vaksin yang sensitif panas

d. Gas medis
Disimpan pada penyimpanan khusus, posisi berdiri, dipasang tali pengaman untuk
menghindari jatuh. Jauh dari sumber panass, listrik, maupun oli. Diletakkan pada
tempat terang dan lantai yang tidak licin

e. Obat LASA
Tidak diletakkan berdampingan antar obat yang mirip. Diberi jarak/space 1-2 obat
sebagai jarak. Tempal sticker LASA pada kemasan luar obat sehingga mudah
terlihat. Bila obat LASA disimpan dalam lemari pendingin, dimasukkan dalam
lemari pendingin yang terpisah dari obat lainnya.

f. Obat high alert


Disimpan pada rak/lemari terpisah dengan obat lain, akes terbatas, beri tanda high
alert double check. Pada rak diberi tanda merah disekelilingnya, tempel tanda
High Alert

g. Sitostatika
Disimpan pada lemari khusus. Harus terlindung dari cahaya dan diberi tanda
berwarna ungu, diberi stiker cytotoxic dan high alert

h. Morfin
Disimpan dalam lemari khusus double pintu, dikunci dengan 2 kunci yang
berlainan. Lemari menempel pada tembok, tidak boleh digabungkan dengan obat
selain narkotika. Kunci lemari menjadi tanggung jawab apoteker yang bertugas

i. Metformin
Disimpan pada suhu ruang dan terlindung dari cahaya

j. Kapas
Disimpan pada suhu ruang, dijauhkan dari tempat yang lembab dan basah.

6. Berapa jumlah apoteker dan TTK yang dibutuhkan RS sehatera?


A. Apoteker dan TTK Rawat Inap
 Idealnya 1 apoteker untuk 30 bed (untuk pelayanan farmasi)
Pada Rumah Sakit Sehatera terdapat 750 tempat tidur, sehingga apoteker yang
dibutuhkan adalah
750
= 25 apoteker
30
Jadi, jumlah apotker yang dibutuhkan RS Sejahtera yaitu 25 orang apoteker
 Jumlah tenaga teknis kefarmasian yang dibutuhkan adalah perbandingan
Apoteker : TTK = 1 : 2
Sehingga 25 apoteker x 2 = 50. Jadi jumlah TTK yang dibutuhkan adalah 50
orang.
B. Apoteker dan TTK Rawat Jalan
 Pada Rumah Sakit Sehatera terdapat 600 resep setiap bulan, sehingga apoteker
yang dibutuhkan adalah
600
= 12 apoteker
50
Jadi, jumlah apotker yang dibutuhkan RS Sejahtera yaitu 12 orang apoteker
 Jumlah tenaga teknis kefarmasian yang dibutuhkan adalah perbandingan
Apoteker : TTK = 1 : 2
Sehingga 12 apoteker x 2 = 24. Jadi jumlah TTK yang dibutuhkan adalah 24
orang.

7. Apabila jumlah tenaga kerja mencukupi, maka sistem distribusi obat apa yang
diusulkan Rudi untuk RS Sejahtera agar pemberian obatnya efektif dan efesien?
Bagaimana pengaturan obat untuk pasien Tuti selama dirawat inap?
 Yaitu sistem distribusi “One Daily Dose (ODD)”, karena merupakan
pendistribusian perbekalan farmasi diamana pasien mendapat obat yang sudah
dipisah – pisah untuk pemakaian sekali pakai, tetapi obat diserahkan untuk sehari
pakai pada pasien Tuti.

8. Apa saja obat pasien Tuti yang perlu diperinci ketika Tuti hendak pulang?
 Hal yang perlu di rincikan sewaktu pasien hendak pulang yaitu PIO (Pelayanan
Informasi Obat).
Seperti:
a. Obat Metformin 500mg diminum 2x dalam sehari, atau diminum tiap 12 jam
sekali, bersama makan
b. Obat Lipitor 20mg diminum sekali sehari, diminum pada malam hari
c. Obat Zyloric 100mg, diminum sekali sehari secara rutin.
Tabel Periciannya

Tanggal Nama Barang Jumlah Harga Jumlah Jumlah Keterangan


Satuan Harga Mingguan
20/05/19 Metformin 500mg 2 2.700 5.400

20/05/19 Zyloric 100mg 1 3.000 3.000

20/05/19 Lipitor 20mg 1 25.000 25.000

21/05/19 Metformin 500mg 2 2.700 5.400

21/05/19 Zyloric 100mg 1 3.000 3.000

21/05/19 Lipitor 20mg 1 25.000 25.000

22/05/19 Metformin 500mg 2 2.700 5.400

22/05/19 Zyloric 100mg 1 3.000 3.000

22/05/19 Lipitor 20mg 1 25.000 25.000

23/05/19 Metformin 500mg 2 2.700 5.400

23/05/19 Zyloric 100mg 1 3.000 3.000

23/05/19 Lipitor 20mg 1 25.000 25.000

24/05/19 Metformin 500mg 2 2.700 5.400

24/05/19 Zyloric 100mg 1 3.000 3.000

24/05/19 Lipitor 20mg 1 25.000 25.000

TOTAL 167.000
Jakarta 20 Mei 2019
Petugas

9. Apa pendapat saudari mengenai pelayanan farmasi satu pintu?


 Merupakan kebijakan kefarmasian dimana pelayanan alat kesehatan, sediaan farmasi,
dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi
dalam satu pintu. Mulai dari pembuatan formularium, pengadaan, dan
pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.

 Pelayanan Farmasi Satu Pintu adalah suatu sistem dimana dalam pelayanan
kefarmasian itu sendiri menggunakan satu kebijakan, satu standar operasional
(SOP), satu pengawasan operasional dan satu sistem informasi. Sistem pelayanan
satu pintu:
1. Instalasi farmasi bertanggung jawab atas semua obat yang beredar di rumah
sakit
2. Commitment building : memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan,
pelayanan bebas kesalahan (zerro defect), pelayanan bebas copy resep atau
semua resep terlayani di rumah sakit
3. Membangun kekuatan internal rumah sakit terhadap pesaing farmasi dari luar
4. Memberikan kesejahteraan internal melalui jasa pelayanan farmasi dan
keuntungan apotek
5. Penerapan sistem formularium dan skrining resep

Keuntungan pelayanan farmasi satu pintu:


1. Memudahkan monitoring obat
2. Dapat mengetahui kebutuhan obat secara menyeluruh sehingga memudahkan
perencanaan obat
3. Menjamin mutu obat yang tersedia sesuai persyaratan kefarmasian
4. Dapat dilaksanakannya pelayanan informasi obat dan konselling bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan
5. Dapat dilaksanakannya pelayanan obat dengan sistem unit dose kesemua
ruangan rawat
6. Dapat dilakukan monitoring efek samping obat oleh panitia farmasi dan
terapi

10. Jelaskan pendapat saudari sehubungan dengan peningkatan pelayanan RS, maka apa
saja yang diperlukan tentang kebutuhan pelayanan kefarmasian apabila jumlah tempat
tidur RS akan ditambah sebanyak 60buah?
 Bed yang sudah tersedia = 750 bed, jika ditambah sebanyak 60, totalnya adalah
810 bed
 Idealnya 1 apoteker untuk 30 bed (untuk pelayanan farmasi)
Jika Rumah Sakit Sejahatera menambah 60 tempat tidur, sehingga apoteker yang
dibutuhkan adalah
60
= 2 apoteker
30
Jadi, jumlah apotker yang dibutuhkan RS Sejahtera yaitu 22 orang apoteker
 Jumlah tenaga teknis kefarmasian yang dibutuhkan adalah perbandingan
Apoteker : TTK = 1 : 2
Sehingga 22 apoteker x 2 = 4. Jadi jumlah TTK yang dibutuhkan adalah 50 orang.
 Sehingga total keseluruhan adalah 27 apoteker (pada 810 tempat tidur) dan 54
TTK (pada 810 tempat tidur)

Anda mungkin juga menyukai