PATOLOGI Saluran Cerna Atas
PATOLOGI Saluran Cerna Atas
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit gangguan saluran cerna merupakan penyakit yang sering di derita oleh
orang dewasa. Sehingga sering dikatakan bahwa saluran pencernaan merupakan organ
yang sangat vital bagi manusia. Karena apabila sistem pencernaan terganggu, tubuh
pun akan mengalami sakit. Bila hal tersebut terjadi, maka proses metabolisme tidak
dapat berjalan dengan baik. Saluran pencernaan pun tak lepas dari serangan berbagai
penyakit diantaranya adalah Esofagitis, Karsinoma Esofagus, Tukak Peptik, Karsinoma
Lambung, Tukak Duodenum, Penyakit Crohn, Karsinoma Kolon Rektum, dan Kolitis
Ulseratif.
Sesuai dengan letaknya saluran cerna pada manusia di kelompokan menjadi
dua, yaitu saluran cerna atas dan bawah. Karena letaknya lebih tinggi maka saluran
cerna atas dimulai dari rongga mulut hingga usus dua belas jari, sedangkan saluran
cerna bawah dimulai dari usus dua belas jari distal hingga anus. Gejala pada gangguan
saluran cerna atas meliputi mual, muntah, kembung, nafsu makan menurun dan
sendawa. Sedangkan gejala pada gangguan saluran cerna bawah meliputi nyeri pada
perut, flatulensi, sembelit dan diare.
1|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Saluran cerna merupakan organ sistem imun yang paling besar dalam tubuh manusia
(80% sistem imun terdapat dalam saluran cerna) karena saluran cerna paling banyak terpapar
dengan berbagai jenis bakteri, baik bakteri baik maupun bakteri jahat, yang masuk ke dalam
tubuh kita. Saluran cerna sering dikaitkan dengan bakteri baik atau disebut juga probiotik.
Keberadaan probiotik pun tak lepas dari peran serta prebiotik, karena prebiotik berfungsi
mengoptimalkan kerja dari probiotik di dalam usus.
Infeksi saluran cerna adalah infeksi yang lebih umum terjadi di seluruh dunia yang
menyebabkan morbiditas dan mortilitas. Sebagian besar disebabkan oleh virus dan sebagian
lagi disebabkan oleh bakteri atau organisme lain. Pada negara berkembang dan negara maju,
gastroenteritis akut meliputi diare adalah penyebab utama mortilitas pada bayi dan anak kecil
umur >5tahun.
2.2 KLASIFIKASI
Saluran cerna pada manusia di kelompokan menjadi dua, yaitu saluran cerna atas dan
bawah. Karena letaknya lebih tinggi maka saluran cerna atas dimulai dari rongga mulut hingga
usus dua belas jari, sedangkan saluran cerna bawah dimulai dari usus dua belas jari distal
hingga anus. Gejala pada gangguan saluran cerna atas meliputi mual, muntah, kembung, nafsu
makan menurun dan sendawa. Sedangkan gejala pada gangguan saluran cerna bawah meliputi
nyeri pada perut, flatulensi, sembelit dan diare.
2|Page
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain
adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol
dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl
yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan
usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih
parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung
adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga
terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
PAROTITIS
3|Page
2.3 PATOGENESIS
GASTRITIS
Adapun faktor penyebab penyakit maag :
Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi dan dapat
mengakibatkan kelebihan asam lambung dan akan mengiritasi dinding mukosa
lambung.
Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang dapat
merangsang sel dalam lambung yang berlebihan.
Makanan yang teksturnya keras dan di makan dalam keadaan panas
Mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh, makanan
pedas, makanan asam dan makanan yang mengandung gas secara berlebihan.
4|Page
PAROTITIS
Beberapa penyebab dapat mengakibatkan seseorang menderita gastritis (suratun, 2010) :
o Mengkonsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen (aspirin), digitalis
asetaminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa
lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflammation drug) dan kostikosteroid
mnghambat sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL meningkat dan
menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbukan
iritasi mukosa lambung.
o Konsumsi alcohol: alcohol dapat menyebabkan kerusakan gaster
o Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka,lada) menyebabkan
kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan
o Kondisi yang stressfull (trauma, luka bakar, kemotherapi, dan kerusakan
susunan saraf pusat) merangsang peningkatan poduksi HCL lambung
o Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschcicia coli, salmonella dan
lain-lain.
5|Page
2.1 PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI PAROTITIS
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab parotitis
(terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat:
a. Percikan ludah;
b. Kontak langsung dengan penderita parotitis lain;
c. Muntahan;
d. Urine.
Virus tersebut masuk di dalam tubuh bisa melalui hidung atau mulut.Biasanya
kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis.Infeksi akut oleh virus mumps pada
kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna
dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan virus di dalam
tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi
viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan
kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini disebut
parotitis. Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam,
anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot (Mansjoer, 2000).
Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar parotis yang mula-
mula unilateral kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan.
Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni
dan liquor. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
PATOFISIOLOGI GASTRITIS
Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mukosa terjadi kemerahan,
edema dan meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosa saja. Apabila
sering mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat iritasi maka dapat menyebabkan
perdarahan mukosa lambung, juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi
inflamasi. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan terjadi peningkatan sekresi asam
lambung serta dapat meningkatkan jumlah asam lambung. Keadaan demikian dapat
menyebabnkan iritasi yang lebih parah pada mukosa lambung akibat hipersekresi dari
asam lambung.
6|Page
2.4 GEJALA DAN TANDA KLINIS
Gejala dari Gondongan antara lain, demam, lemas, susah membuka mulut,
pembengkakan pada kelenjar parotis di pipi, pada laki laki dewasa juga bisa terjadi
pembengkakan pada buah zakar, peradangan pada pankreas. Walaupun terdapat
banyak, tapi tidak semua gejala bisa ditemukan pada penderita gondongan, apalagi
kondisi badannya memang lagi bagus.
2.5 PENATALAKSANAAN
GASTRITIS
Ada banyak obat bebas yang dipasarkan di toko obat untuk meredakan sakit
maag ini, dan biasanya penderita banyak yang cocok sehingga sebagian besar sakit
maag bisa ditangani tanpa perlu berobat ke dokter. Anda perlu waspada, jika sakit maag
tidak kunjung sembuh saat konsumsi obat maag di pasaran apalagi jika sering muntah,
tidak bisa menelan, berat badan makin kurus. Butuh pemeriksaan lanjutan dari dokter
apalagi jika usia sudah di atas 50 tahun.
7|Page
Obat berikut ini biasanya diresepkan oleh dokter jika kondisi maag Anda masih
stadium awal: antasida, antagonis reseptor H2 (H2RA). Akibat beberapa efek samping,
kadang kala sakit maag bisa menyebabkan munculnya benjolan di area sekitar lambung
sehingga butuh terapi obat yang tepat misalnya saja pemberian obat beberapa jenis
pengurang rasa nyeri dan penghambat pompa proton (PPI), alginat, antibiotik,
prokinetik, dan obat antidepresan juga banyak diresepkan jika ada keluhan lain yang
mengganggu. Jenis Pengobatan Sakit Maag yang Umum Diresepkan oleh Dokter
seperti berikut ini:
Obat di atas karena fungsinya sebagai penetral fungsi lambung maka cukup
dikonsumsi saat masih ada keluhan dan sebaiknya dihentikan jika sudah sembuh
kecuali untuk antibiotik yang harus diminum sampai habis. Sakit maag termasuk jenis
penyakit yang mudah kambuh karena lambung biasanya sensitif terhadap pola makan
dan juga menu yang dimakan.
Untuk mengantisiasi hal ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan sendiri di
rumah sebagai berikut:
Hindari kafein atau alkohol (pahami juga apakah sakit maag disebabkan
oleh kedua zat ini atau bukan).
Pola makan teratur dan kurangi makanan-makanan yang sensitif
terhadap lambung
8|Page
Idealnya makan dalam porsi sedang/kecil namun sering jika sudah
pernah sakit maag, bisa empat atau lima kali sehari dengan porsi masing-
masing yang lebih sedikit.
Hindari rasa was-was dan juga stres. Bantuan psikiater bisa diperlukan
jika mendesak atau tidak bisa diatasi dengan relaksasi biasa.
PAROTITIS
9|Page
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Saluran cerna merupakan organ sistem imun yang paling besar dalam tubuh
manusia (80% sistem imun terdapat dalam saluran cerna) karena saluran cerna paling
banyak terpapar dengan berbagai jenis bakteri, baik bakteri baik maupun bakteri jahat,
yang masuk ke dalam tubuh kita. Saluran cerna sering dikaitkan dengan bakteri baik
atau disebut juga probiotik. Keberadaan probiotik pun tak lepas dari peran serta
prebiotik, karena prebiotik berfungsi mengoptimalkan kerja dari probiotik di dalam
usus.
Penyakit gangguan saluran cerna merupakan penyakit yang sering di derita oleh
orang dewasa. Sehingga sering dikatakan bahwa saluran pencernaan merupakan organ
yang sangat vital bagi manusia. Karena apabila sistem pencernaan terganggu, tubuh
pun akan mengalami sakit. Bila hal tersebut terjadi, maka proses metabolisme tidak
dapat berjalan dengan baik. Saluran pencernaan pun tak lepas dari serangan berbagai
penyakit diantaranya adalah Esofagitis, Karsinoma Esofagus, Tukak Peptik, Karsinoma
Lambung, Tukak Duodenum, Penyakit Crohn, Karsinoma Kolon Rektum, dan Kolitis
Ulseratif.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Fried, Goerge H. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Nana, dkk.
2009.
Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga Anonym. 2011. Sistem Pencernaan Usus,
Pankreas, Empedu, dan Berbagai Fungsinya
http://gudmakalah.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.cermati.com/artikel/sakit-maag-gejala-maag-ciri-ciri-sakit-maag-penyebab-dan-
pecegahan-penyakit-maag-yang-perlu-kamu-tahu
http://gudmakalah.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://sihsihasih-idea.blogspot.com/2016/10/asuhan-keperawatan-parotitis.html
http://contohaskepunej.blogspot.com/2015/09/asuhankeperawatanparotitis.html
11 | P a g e