Anda di halaman 1dari 12

DZIKIR SEBAGAIKENDALIEMOSI

BAGI REMAJA
Early Maghfiroh Innayati*

Abstract

This article to examination dzikir as emotion bridle for the adult.


The development of personality structure is effected under
training and influence of the environment. Out of environment,
the psyche and the adult mind develops the high mental abilities.
Islam it self searches to provide this ideal environment for the
adult's personality by providing, as a rule, peace and tranquility
in Islam. Dzikir by means of Allah's remembrance standing,
sitting and reclining and so reciting Allah's name and
characteristic in this way repeatedly it every day and night, least
of all once after the five prayers as to make the adult to avoid
self from bad action so that the adult can emotion to bridle.
Emotion bridle as to make the adult has to talk and do truth
however, whenever and wherever the adult is, though it be bitter
to do. Furthermore, dzikir have to choice for prevention action
forward to appear 'case' the adult in society. The awareness of
Allah should steer the adult a long his life. The adult has to
develop our skill and potency to reach the bright future.

I. Fendahuluan
Pada masa sekarang ini, remaja seringkali menjadi pusat perhatian
dan merupakan topik yang selalu hangat dibicarakan, sehingga media massa
maupun seminar-seminar menjadikan remaja obyek pembahasan. Masalah
remaja begitu memprihatinkan keluarga, masyarakat maupun pemerintah.
Beberapa media massa baik cetak maupun elektronik, telah memuat tindak
kriminal yang dilakukan oleh para remaja ataupun korbannya adalah remaja.
Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan, 'mengapa hal ini terjadi ?'

Dzikir Sebagai Kendall Emosi Bag! Remaja (Early Maghfiroh Innayat) 83


Masalah remaja tidak lepas dari kondisi remaja yang berada pada masa
krisis sehingga mengalami ketegangan emosi.1 Akibat ketegangan emosi,
remaja sering mengalami masalah emosi remaja seperh menarik diri dari
pergaulan atau masalah sosial, kurang bersemangat, merasa tidak dicintai,
sedih, suasana hati yang sering beubah-ubah, terlalu banyak bicara, egois,
mudah cemas, kurang percaya diri dan bertemperamen tinggi.2 Dalam
mengatasi masalah emosi tersebut, maka remaja harus belajar mengendali-
kan emosi sehingga dorongan dari dalam dirinya dapat disalurkan secara
benar bukan menyimpang dari aturan yang berlaku di masyarakat.
Kendali emosi memungkinkan remaja untuk menampilkan perilaku
yang dapat diterima oleh masyarakat. Kendali emosi berarti bahwa seorang
remaja telah mampu untuk dapat melihat situasi yang menimbulkan emosi
secara rasional dan tidak melakukan penekanan emosi yang berlebihan
sehingga mengganggu kesehatan psikis dan fisiknya.3
Kendali emosi pada remaja tidak terjadi begitu saja tetapi melalui suatu
proses belajar. Al-Qur'an mengarahkan manusia untuk menguasai dan
mengendalikan emosi sebagaimana dalam Q.S. Fushshilat ayat 44 yang
artinya adalah "Katakanlah, al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar
bagi orang-orang yang beriman ".4
Menurut Daradjat, bagi seorang remaja, agama, dalam hal ini
pengalaman dzikir, merupakan penolong untuk mengembalikan ketenangan
dan keseimbangan jiwa yang sedang guncang atau tidak stabil emosinya.5
Praktek dzikir sering dilakukan oleh umat Islam, sedangkan dzikir yang
dimaksud adalah suatu perbuatan mengingat Allah dalam bentuk ucapan
lisan yang mengandung puji-pujian dengan asmaul husna dan juga untuk
mematuhi dan melaksanakan perintah Allah.
Jika remaja mempunyai masalah dan mengalami kegoncangan maka
remaja akan terdorong mencari sesuatu untuk memecahkan masalah
tersebut dengan iman yang direalisasikan dalam bentuk pengamalan dzikir
maka hal tersebut dapat menjadi pengendali sikap, ucapan dan tindakan
seorang remaja. Remaja pun akan dapat meningkatkan kemampuan untuk

1
Hurlock, E. B., Adolescent Development, (Tokyo: McGraw-Hill Kogakhusa Ltd, 1973), p.
38.
2
Goleman, D, Kecerdastm Emosimal, 0akarta : Gramedia Ulama, 1997), p. 26
J
Hurlock, E. B., Adolescent , p. 42
4
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab
Suci AI Qur'an Departemen Agama RI, 1983), p. 779
5
Daradjat, Z., llmu ]iwa Agama 0akarta,: Bulan Bintang, 1996), p. 23

84 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
sabar dan kuat menanggung cobaan hidup, membangkitkan rasa tenang
dan tentram sehingga dapat menerima kesulitan dalam hidup seperti dalam
Q.S. Ar Ra'du ayat 28 yang artinya adalah "(yaitu) orang-orang yang ber-
iman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram".6
Tulisan singkat ini akan membahas bagaimana dzikir itu dapat menjadi
pengendali emosi bagi seorang remaja.

II. Emosi Remaja


Dalam perkembangan kepribadian, masa remaja merupakan masa
transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dengan menimbulkan
berbagai perubahan pada aspek fisik, emosi, sosial dan kognisi.7 Hal ini
membuat sebagian remaja mengalami ketidakstabilan sebagai konsekuensi
dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku dan harapan sosial. Remaja
dikatakan telah mencapai kemasakan sosial apabila telah dapat menahan
dirinya untuk tidak melupakan emosinya pada saat yang tidak tepat di-
hadapan orang lain.8
Emosi merupakan kegiatan atau pergulatan pikiran, perasaan dan
nafsu pada setiap keadaan mental.9 Emosi juga merupakan perasaan atau
pikiran khas dari individu yang berupa keadaan biologis, psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Jadi emosi merupakan per-
nyataan perasaan manusia yang sifatnya menyeluruh dan merupakan
pengalaman batin yang dapat dirasakan sehingga gejolak perasaan tersebut
dapat diamati dan tampak dalam tingkah laku setiap individu yang
mempunyai reaksi yang berbeda.
Menurut Hurlock, kriteria emosi dapat dikatakan matang apabila (1)
remaja dapat menilai situasi secara kritis sebelum merespon dan memutus-
kan cara bereaksi terhadap situasai tersebut, (2) remaja dapat memahami
jumlah kendali emosi yang dibutuhkan untuk kebutuhannya dan sesuai
dengan harapan masyarakat, dan (3) remaja dapat melakukan kendali
emosi yang dapat diterima secara sosial.10 Sedangkan faktor yang mem-
pengaruhi kendali emosi remaja adalah usia, pendidikan, jenis kelamin,

* Departemen Agama RI, Al Qur'an , p. 373


7
Hurlock, E. B., Adolescent p. 37
'Ibid., p. 35
' Goleman, D., Keardasan p. 40
10
/Wi, p. 10

Dzikir Sebagai Kendali Emosi Bagi Remaja (Early Maghfiroh Innayat) 85


lingkungan dan temperamen.11
Kendall emosi tidak berarti melakukan penekanan emosi karena akan
mengganggu kesehatanpsikis dari individu itu sendiri. Individu diharapkan
dapat mengelola reaksi emosi yang mungkin akan timbul terutama pada
emosi yag negatif.12
Dengan demikian remaja yang memiliki kendali emosi yang baik adalah
remaja yang dapat mengelola emosinya sehingga remaja tersebut mampu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya sekaligus dapat
melegakan dirinya dari energi emosi yang menekannya.

III. Dzikir dan Kendali Emosi pada Remaja


Sumber masalah pada remaja adalah adanya pertentangan yang terjadi
dalam diri remaja itu sendiri maupun orang lain dilingkungannya. Oleh
karena itu, remaja membutuhkan agama sebagai pengendali diri untuk
memantapkan kepribadian dan mengontrol perilakunya karena agama juga
merupakan integrasi interaktif antara iman, ilmu dan amal yang merupakan
daya kendali dan daya dorong.13
Agama yang dalam hal ini diwujudkan dengan dzikir, sedangkan
dzikir merupakan salah satu cara mengolah batin dengan menyebut nama
dan sifat Allah secara berulang-ulang dengan tawakal dan berserah diri
kepada Allah sehingga mendapatkan ketenangan dan keteduhan jiwa. Pada
akhirnya dzikir dapat menghindarkan diri dari rasa takut dan cemas dalam
menghadapi berbagai cobaan dan tantangan kehidupan.
Dzikir ialah menyebut Allah dengan membaca tasbieh (subhanallahi),
membaca tahliel (la-ilaha illallahu), membaca tahmied (alhamdulillahi),
membaca taqdies (quddusun), membaca takbier (Allahu Akbar), membaca
hauqalah (la haula wa la quivata ilia billahi), membaca hasbalah (hasbiyallahu),
membaca basmalah (bismillahinahmanirrahiem), membaca al-Qumnul Majied
dan membaca do'a-do'a yang ma'tsur, yaitu do'a-do'a yang diterima dari
Nabi SAW.14 Selain itu dzikir juga dapat berarti menyebut nama Allah
dengan memenuhi tata tertib, metode, rukun dan syarat-syaratnya.15

11
Afriann, S., Hubungan Intensitas Dzikir dan Kendali Emosi pada Remaja Akhir, Skripsi
(tidak dilerbitkan), (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1999), p. 18
12
Hurlock, E. B., Adolescent p. 8
13
Sukanto, Najsiologi: Refleksi Analisis tentang Diri dan Tingkah Laku Manusia, (Surabaya :
Risalah Gush, 1995), p. 8
14
Ash-Shiddiqy, H., Pedoman Dzifar dan Do'a, Jakarta : Bulan Binlang, 1989), p. 36
15
Fuadi, N., Konsep Dzikir dalam al-Qur'an, Tests (tidak diterbitkan), (Yogyakarta :
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, 1992), p. 9

Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
Menurut Afrianti, faktor yang mempengaruhi dzikir adalah keimanan,
kebiasaan, pola asuh orang tua dan lingkungan.16
Adapun faedah dzikir di antaranya adalah (1) memelihara dan mem-
bentengi diri dari maksiat, (2) memberikan sinaran kepada hati, (3)
menghilangkan kekeruhan jiwa, (4) menghasilkan rahmat dan inayah Allah,
dan (5) mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.17
Dalam kaitannya dengan emosi, watak yang baik ialah apabila dalam
diri seseorang telah tertanam nilai-nilai yang baik sehingga terbentuk pola
penilaian dan kesiapan aksi dengan lingkungan yang diasumsikan baik.
Dzikir mengingat Allah diharapkan dapat menjadi pemandu seseorang
untuk diterima oleh lingkungan.
Dengan kata lain, bahwa antara dzikir dan kendali emosi adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Dzikir adalah salah satu cara untuk
mengendalikan emosi yang tidak terkendali. Kendali emosi pada remaja
merupakan usaha pengaturan proses emosi yang disengaja yang me-
mungkinkan individu menampilkan perilaku yang serasi. Remaja diharap-
kan dapat mengendalikan emosi dengan tidak merasa tertekan dan dapat
melegakan diri dari energi emosi sehingga reaksi fisiologis yang menyertai
pengalaman emosi tidak mengganggu dirinya dan interaksinya dengan
orang lain.18
Kendali emosi tidak hanya berkaitan dengan pengendalian perilaku
yang tampak sehingga diterima masyarakat, akan tetapi juga melibatkan
pengendalian gejolak-gejolak dari dalam diri yang meliputi perasaan dan
reaksi-rekasi fisiologis yang menyertai pengalaman emosi tertentu. Menurut
Lazarus, ada dua faktor yang mempengaruhi pola-pola emosi sesorang yaitu
faktor sosial budaya dan faktor biologis dalam hal ini adalah temperamen.19
Menurut Campus, temperamen sebagai sebuah aspek emosi yang dalam
hal ini semua manusia sebagai individu mempunyai pengalaman emosi
yang relatif sama, akan tetapi masing-masing individu tersebut juga memiliki
nilai ambang yang berbeda. Ada individu yang mungkin mengalami
kesulitan untuk meredakan amarahnya dalam waktu yang singkat,
sementara individu yang lain mungkin dapat segera terbebas dari rasa
amarahnya dan dapat segera tenang.20

16
Afrianti, S., Hubungan , p. 20
17
Ash-Shiddiqy, H., Pedoman , p. 50
" Hurlock, E. B., Adolescent , p. 45
" Lazarus, R. S., Emotion and Adaptation, (New York: Oxford University Press, 1991), p. 67
" Afrianti, S., Hubungan , p. 42

Dzikir Sebagai Kendali Emosi Bagi Remaja (Early Maghfiroh Innayat) 87


Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka remaja yang tempera-
mental akan lebih mengalamai kesulitan dalam usaha mengendalikan emosi
terutama apabila lingkungan masyarakat remaja tersebut melakukan
pengekspresian emosi secara terbuka.
Tidak semua lingkungan masyarakat dapat menerima ekspresi emosi
yang dimunculkan oleh remaja. Hal ini dikarenakan remaja telah melihat
tuntutan lingkungan yaitu petunjuk orang lain untuk melihat, mengenal
perasaan apa yang seharasnya mereka rasakan dan bagimana perasaan
itu diungkapkan.
Seorang remaja akan berusaha untuk mencapai kesempurnaan pribadi-
nya melalui pengalaman agama yang dilakukan secara lebih mendalam.
Remaja pun merasa perlu untuk memperdalam perwujudan imannya dan
mulai menganggap penting beban pertanggungjawaban atas keterlibatan
gaya hidup, iman dan perilaku mereka sebagai seorang remaja.21
Sesuai dengan konsep Islam yang bersumber dari al-Qur'an Q.S. al-
Anfal ayat 45, yang artinya "berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama)
Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung,22 maka dengan dzikir
akan menghilangkan kekeruhan jiwa dan akan menimbulkan ketenangan.23
Selain itu, sesuai dengan hadits riwayat Bukhari, disebutkan (yang artinya):
"perumpamaan orang yang menyebut Tuhannya dengan orang yang tidak
menyebut Tuhannya, adalah seumpama orang yang masih hidup dibanding
dengan orang yang mati"24, sehingga orang yang tidak pernah berdzikir
maka telah mati jiwanya.
Pendapat ini didukung oleh Asdie yang mengemukakan bahwa dzikir
adalah salah satu cara olah batin yang dapat digunakan untuk menyembuh-
kan gangguan-gangguan psikologis seperti penyakit psikosomatik dan
stres.25
Jadi dengan berdzikir yang berarti menyebut nama Allah secara
berulang-ulang dengan bertawakal dan berserah diri kepada Allah maka
seorang remaja akan mendapatkan ketenangan dan keteduhan jiwa
sehingga terhindar dari rasa takut, cemas dan bebas dari berbagai cobaan
dan himpitan hidup yang sedang dialaminya.
Dengan adanya kemampuan mengendalikan emosi melalui pendekatan
diri kepada Allah maka seorang remaja akan mencapai suatu ketenangan

21
Daradjat, Z., limit Jiwa , p. 45
22
Departem Agama RI., Al-Qur'an , p. 268
" Ash-Shiddiqy., Pedoman , p. 59
21
Ibid., p. 43

Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
dan jika seorang remaja telah mendapatkan suatu ketenangan dalam hidup
maka kesuksesan pun akan dapat cepat teraih. Menurut Goleman, seseorang
untuk dapat sukses bukan hanya ditentukan oleh intelegensinya tapi juga
kecerdasan secara emosional yaitu orang-orang yang dapat mengolah dan
mengendalikan emosinya.26 Orang yang dapat mengontrol emosinya dan
mampu menahan pemuasan nafsu maka akan lebih mampu mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Dengan demikian, dzikir yang dikerjakan oleh remaja merupakan salah
satu atau sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, selain itu juga
sebagai media yang mengandung permohonan atau do'a agar dengan
mengerjakan dzikir secara sungguh-sungguh maka Allah akan memberikan
petunjuk serta ketenangan batin.
Hal ini sesuai dengan pendapat al-Hafizh bahwa yang disebut dengan
dzikir (dipandang berdzikir) adalah mengerjakan segala tugas agama yang
diwajibkan Allah dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu, membaca al-
Qur'an, membaca al- Hadits, mempelajari Umu-Umu agama, melaksanakan
shalat thathawu juga disebut dzikir.27
Religiusitas remaja dan kegiatan mereka dalam aktivitas keagamaan
memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap kepribadian seorang
remaja. Dalam hal ini kehidupan keagamaan memberikan kekuatan jiwa
bagi seseorang untuk menghadapi tantangan dan cobaan hidup, memberi-
kan bantuan moral dalam menghadapi krisis serta memberikan sikap rela
menerima kenyataan yang telah ditakdirkan Tuhan.28 Pemecahan masalah
kehidupan melalui keagamaan akan menungkatkan kualitas kehidupan
itu sendiri ke nilai spiritual yang lebih baik sehingga seseorang akan mem-
peroleh keseimbangan mental dari keyakinannya itu.
Dengan demikian, dzikir pada seorang remaja akan memberikan
kekuatan jiwa bagi diri remaja itu sendiri untuk dapat menghadapi segala
tantangan dan cobaan hidup. Dzikir juga dapat menjadi daya kontrol dan
kendali terhadap dorongan dari dalam diri remaja itu sendiri yang tidak
sesuai dengan harapan sosial yang ada.
Pada akhirnya, seorang remaja yang telah melakukan pengalaman
dzikir secara intensif akan berusaha untuk dapat lebih baik dan lebih tenang

25
Afrianti,S., Hubungan p. 22
26
Goleman, D., Kecerdasan , p. 16
27
Ash-Shiddiqy, H., Pedoman , p. 38
28
Subandi, Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Kecemasan pada Remaja.
Laporan Pmelitian (Hdak diterbitkan), (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1988), p. 25

Dzikir Sebagai Kendali Emosi Bagi Remaja (Early Maghfiroh Innayat)


dalam dalam berperilaku baik itu perilaku dalam diri remaja itu sendiri
maupun berkaitan dengan dunia luar dalam hal ini masyarakat.
Kedekatan diri pada Tuhan akan membuat remaja menjadi lebih
berhati-hati dalam berperilaku sehingga emosinya akan lebih terkontrol.
Perasaan bahwa Tuhan melihat dan merasakan apa yang kita rasakan akan
menumbuhkan perasaan dekat bukan saja pada saat kita melakukan dzikir
namun perasaan itu juga terealisasikan dalam perilaku keseharian."

IV. Simpulan
Dzikir dengan mengingat dan mengucapkan nama dan sifat Allah
secara berulang-ulang baik dalam tasbih, tahmid, shalat, rnembaca al qur'an
dan do'a akan membuat seorang remaja dapat mengendalikan emosinya
karena mampu mengatur proses yang secara sengaja memungkinkannya
untuk menampilkan perilaku yang serasi dan adekuat baik dari dalam diri
remaja itu sendiri maupun dari dunia luar. Dengan demikian dzikir dapat
menjadi alternatif bagi tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
timbulnya 'kasus' remaja di masyarakat sekaligus juga menjadi dasar bagi
seorang remaja untuk dapat membuat pertimbangan yang masak dalam
menghadapi berbagai permasalahan sehingga terbentuk pribadi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departem Agama RI. 1983. Al Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta : Proyek


Pengadaan Kitab Suci Al Qur'an Departemen Agama RI.
Goleman, D. 1997. Kecerdastm Emosional. Jakarta : Gramedia Utama.
Hasbi Ash-Shiddiqy, 1989. Pedoman Dzikir dan Sholat. Jakarta : Bulan
Bin tang.
Hurlock, E. B. 1973. Adolescent Development. Tokyo : McGraw-Hill
Kogakhusa Ltd.
Lazarus, R. S. 1991. Emotion and Adaptation. New York : Oxford University
Press.
N. Fuadi, 1992. Konsep Dzikir dalam Al Qur'an. Tests (n'dak diterbitkan)
Yogyakarta : Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga.

*> Ibid., p.28

90 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:83-91
S. Afrianti, 1999. Hubungan Intensitas Dzikir dan Kendali Emosi pada
Remaja Akhir. Skripsi (tidak diterbitkan), Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.
Subandi. 1998. Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Kecemasan
pada Remaja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.
Sukanto. 1995. Nafsiologi : Refleksi Analisis tentang Din dan Tingkah Laku
Manusia. Surabaya : Risalah Gusti.
Zakiyah Daradjat, 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.

* Penults adalah pengajar Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Dzikir Sebagai Kendali Emosi Bagi Remaja (Early Maghfiroh Innayat) 91


Lampiran

PENJELASAN TENTANG
JURNAL "APLIKASIA" LPM UIN
SUNANKALIJAGA
YOGYAKARTA

I. Jurnal "APLIKASIA", merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh


Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, pertama kali, berdasar pada SK Rektor IAIN Sunan
Kalijaga nomor 163 Tahun 2000 tanggal 24 November 2000.

II. Visi : Aplikasia ilmu-ilmu Agama.

III. Misi : Menyiarkan hasil-hasil pelaporan pengabdian masya-


rakat dan karya-karya tulis tertentu yang berkaitan
dengan pengabdian kepada masyarakat yang diolah
secara ilmiah sesuai dengan pola penulisan pada jurnal
ilmiah.

IV. Penulis : 1. Para dosen UIN, khususnya dosen UIN Sunan


Kalijaga.
2. Para pakar Pengabdian kepada Masyarakat.
3. Dan penulis lain yang karya tulisnya memenuhi
standard penulisan yang berlaku pada Jurnal
"APLIKASIA".

V. . Sasaran Pembaca :
1. Dosen UIN.
2. Tokoh masyarakat, baik formal maupun informal.
3. Tokoh agama dan Da'i.
4. Dan Iain-lain.

VI. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia yang baku dengan


memperhan'kan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

92 Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. Uuni 2005:92-94
VII. Standard Penulisan :
1. Lingkup bahas tulisan : tentang agama, sosial budaya dan
pemanfaatannya untuk kemajuan masyarakat.
2. Sistematika penulisan :
a. Abstrak (diusahakan berbahasa Inggris)
b. Pendahuluan (latar belakang dan rumusan masalah).
c. Kerangka teoritik/Dasar-dasar pemikiran.
d. Data sekaligus analisis/pernbahasan.
e. Kesimpulan/saran.
f. Referensi.

VIII. Transliterasi : Menggunakan transliterasi Arab-Latin yang me-


mudahkan teknis pengetikan, tetapi tidak bertentangan dengan
sejarah bunyi perpadanan antar kedua jenis huruf tersebut.

TRANSLITERASI ARAB-LATIN
HURUF NAMA TRANSLITERASI KETERANGAN
ARAB HURUF LATIN
1 ALIF A TANDA MADD
C_l BAA B
d) TAA T
d) TSAA TS

£ JIIM J

C HAA H

C KHOO KH HURUF ISTI'LAA


i DAAL D
i DZAA DZ

J ROD R HURUF ISTI'LAA

j ZAA Z

o» SUN S

Lampiran 93
3>
CH SYIIN SY
LK> SHOOD SH HURUF ISTI'LAA

Uf DLOOD DL HURUF ISTI'LAA

1 THOO TH HURUF ISTI'LAA


E DHOO DH HURUF ISTI'LAA
'
£ 'AIN

t GHIIN GH HURUF ISTI'LAA


i_i FAA F
••
(J QOOF Q HURUF ISTI'LAA
d KAAF K
J LAAM L

f MUM M
u NUUN N
0 HAA H
J WAAVVU W

<^ YAA Y
£ HAMZAH '
MAADD VOKAL
|MW (TANDA RANGKAP
PANJANG) AA-II-UU
tf TASYDIID KONSONAN
RANGKAP

94 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:92-94

Anda mungkin juga menyukai