Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan
hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah digunakan oleh manusia yang hidup pada zaman dahulu. Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, jumlah kosmetik yang digunakan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun. Antosianin adalah pigmen larut air yang secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Sesuai namanya, pigmen ini memberikan warna pada bunga, buah dan daun tumbuhan hijau, dan telah banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan berbagai aplikasi lainnya. Antosianin dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami, salah satunya adalah yang terdapat pada rimpang temugiring. Temugiring merupakan suatu tanaman yang bermarga Curcuma yang banyak terdapat di daerah tropis termasuk di Indonesia umumnya hidup di daerah yang lembab dan mudah dibudidayakan. Rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8- 3%, amilum, damar, lemak, tanin dan zat pahit, zat warna kuning, saponin, danflavonoid.
Kata kunci : ekstrak temugiring, lipstik, antosianin.
PENDAHULUAN untuk sediaan lipstik, terutama dalam hal memilih zat warna yang digunakan untuk Kosmetik memiliki sejarah panjang maksud pembuatan sediaan tersebut dalam kehidupan manusia. Berdasarkan (Ditjen POM, 1985). hasil penggalian arkeologi, diketahui Antosianin adalah pigmen larut air bahwa kosmetik telah digunakan oleh yang secara alami terdapat pada berbagai manusia yang hidup pada zaman dahulu. jenis tumbuhan. Sesuai namanya, pigmen Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting ini memberikan warna pada bunga, buah dalam kehidupan sehari-hari, jumlah dan daun tumbuhan hijau, dan telah kosmetik yang digunakan terus meningkat banyak digunakan sebagai pewarna alami seiring dengan pertambahan jumlah pada berbagai produk pangan dan berbagai penduduk setiap tahun (Mitsui, 1997). aplikasi lainnya. Antosianin dapat Pewarna bibir merupakan sediaan digunakan sebagai bahan pewarna alami, kosmetika yang digunakan untuk salah satunya adalah yang terdapat pada mewarnai bibir dengan sentuhan artistik rimpang temugiring (Anonim, 2012). sehingga dapat meningkatkan estetika Temugiring merupakan suatu dalam tata rias wajah. Pewarna bibir tanaman yang bermarga Curcuma yang terdapat dalam berbagai bentuk, seperti banyak terdapat di daerah tropis termasuk cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir di Indonesia umumnya hidup di daerah dalam bentuk cairan dan krim umumnya yang lembab dan mudah dibudidayakan. memberikan selaput yang tidak tahan lama Rimpang temu giring mengandung minyak dan mudah terhapus dari bibir sehingga atsiri 0,8-3%, amilum, damar, lemak, tanin tidak begitu digemari orang, terutama jika dan zat pahit, zat warna kuning, saponin, dibandingkan dengan pewarna bibir dalam dan flavonoid (Setiawan dkk., 1999; bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk Gunawan dkk., 1989). krayon lebih dikenal dengan nama lipstik (Wasitaatmadja, 1997). Tujuan penelitian ini adalah Lipstik merupakan pewarna bibir menbuat sediaan lipstik menggunakan zat yang dikemas dalam bentuk batang padat warna dari ekstrak temugiring dan untuk (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan mengetahui apakah sediaan lipstik yang lemak. Fungsinya adalah untuk dibuat stabil dan memenuhi syarat mutu. memberikan warna bibir menjadi merah semerah delima, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan METODE PENELITIAN menarik (Ditjen POM, 1985). BAHAN PENELITIAN Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri dengan kulit yang Rimpang temugiring, Castrol oil, cera sangat tipis, aliran darah lebih banyak alba, vaselin album, lilin carnauba, mengaliri di daerah permukaan kulit bibir, propilen glikol, nipasol, tween 80. tidak terdapat kelenjer keringat, dan sangat ALAT PENELITIAN jarang terdapat kelenjer lemak sehingga kulit bibir lebih peka dibandingkan kulit Blender, waterbath, timbagan analitik, lainnya. Karena itu hendaknya berhatihati stamper dan mortir, cawan, beaker glass, dalam memilih bahan yang digunakan pipet tetes, corong, disolution tester, UJI EVALUASI mangkok, gelas ukur, dan toples kaca. HASIL dan PEMBAHASAN Cara kerja Ekatraksi 1. Pembuatan Ekstrak Pemilihan metode maserasi sebagai proses ekstraksi dilakukan karena Simplisia rimpang temugiring yang metodenya sederhana, relatif murah dan akan digunakan di blender untuk di tanpa proses pemanasan. Proses haluskan kemudian di ayak menggunakan ekstraksi pada penelitian ini mesh 18 untuk di jadikan serbuk kemudian menggunakan metode maserasi tunggal di timbang sebanyak 250 gram. Serbuk dengan pelarut etanol 96%, yaitu rimpang temugiring kemudian di maserasi dengan merendam sampel pada pelarut menggunakan pelarut etanol 96%. dengan pengadukan, maserasi Perendaman ini dilakukan selama 1 x digunakan karena untuk menghindari 24jam. Hasil rendaman ini kemudian rusaknya komponen senyawa akibat disaring dengan menggunakan kertas panas. Pelarut etanol digunakan karena saring hingga diperoleh fraksi etanol. etanol merupakan pelarut polar yang Semua ekstrak etanol yang telah dihasilkan universal karena mampu melarutkan kemudian dikumpulkan dan dipekatkan banyak zat aktif seperti alkaloid basa, dengan waterbath dengan tujuan agar minyak atsiri, glikosida, kumarin, pelarut menguap, sehingga diperoleh antrakinin, flavanoid, steroid dan ekstrak etanol pekat yang volume-nya klorofil.Hasil maserat yang didapat menjadi sepertiga bagian dari volume berwarna orange kemerahan, maserat ekstrak etanol awal. kemudian dipekatkan menggunakan alat 2. Pembuatan sediaan rotary evaporator di dapatkan ekstrak Timbang semua bahan,campur basis kental bewarna orange. Hail mesarasi meliputi cera alba,vaselin album,dan dari 250 gram temu giring segar carnauba wax dileburkan diatas waterbath didapatkan ekstrak kering sebesar 17,9 (camp1),lalu membuat mortir hangat dan gram. Rimpang temu giring panas kemudian minyak jarak dihangatkan mengandung minyak atsiri 0,8-3%, selanjutnya propilen gliko, ekstrak temu amilum, damar, lemak, tanin dan zat giring diaduk ad homogen dalam mortir pahit, zat warna kuning, saponin, dan pana, kemudian dimasukkan tween 80, flavonoid (Setiawan dkk., 1999; minyak jarak yang telah dihangatkan, BHT Gunawan dkk., 1989). dan Nipasol diaduk ad homogen (campuran 2). Campuran 1 dimasukkan dalam mortir panas dan diaduk hingga sedikit suhunya menurun, kemudian dicampur dengan campuran 2, dirtambahkan essence vanila, diaduk ad homogen. Formula dicetak kemudian dimasukkan dalam lemari es (frezeer) selama 3 menit lalu diuji. Formulasi Lipstik harus menunjukkan susunan yang Formulasi dari lipstik ekstrak homogen dan tidak terlihat adanya etanol Temugiring (tabel 1) butir-butir kasar (Depkes RI 1979). 3. Uji pH Komposisi Formulasi Fungsi Hasil pemeriksaan pH sediaan lipstik adalah 5. Dari data tersebut Ekstrak 2,5gr Zat aktif didapatkan bahwa sediaan memenuhi temu giring persyaratan 4,5-6,5 (Tranggono & Castor oil 18,5gr Pelembut Latifah, 2007). Cera alba 8gr Fase lilin 4. Uji Organoleptik 5. Uji Oles Vaselin 9gr Modifier Pemeriksaan daya oles lipstik album wax menunjukkan bahwa sediaan lipstik Carnauba 3gr Fase lilin mempunyai kemampuan daya oles yang bagus. Karena pada saat di oleskan pada Propilen 4gr Humektan punggung tangan ekstrak dapat glikol menempel pada kulit punggung tangan. Nipasol 0,05gr Pengawet Dari uji daya oles ini dapat diketahui Tween 80 2gr Surfaktan intesitas warna yang ditimbulkan menunjukkan warna merah.
Temugiring. Berdasarkan penelitiuan yang kami Evaluasi Sediaan lakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu : Evaluasi sediaan lipstik bertujuan untuk 1. Ekstrak rimpang temugiring dapat mengetahui mutu dan kualitas dari sediaan digunakan sebagai pewarna alami lipstik ekstrak etanol temugiring. Evaluasi pada lipstik sediaan lipstrik diantaranya adalah Uji 2. Pada uji ph yang dilakukan pada Titik leleh, Uji Homogenitas, Uji pH, Uji sediaan dikatakan memenuhi syarat Organoleptik, Uji Oles. 3. Warna yang dihasilkan pada ekstrak 1. Uji Titik Leleh rimpang temugiring berwarna Dari pemeriksaan titik leleh merah. sediaan didapatkan hasil 680C. Dari DAFTAR PUSTAKA hasil tersebut titik leleh sediaan lipstik yang telah dibuat tidak memenuhi Anonim (2012). Lipstik Bukan Sekedar syarat titik leleh sebesar 60-65°C (Sahu, Warna. Diakses Tanggal 12 Oktober et al., 2014). 2019. http: // www.chem-istry. 2. Uji Homogenitas org/lipstik-bukan-sekedarwarna. Pemeriksaan homogenitas sediaan Ditjen POM. (1985). Formularium menunjukkan bahwa formula Kosmetika Indonesia. Jakarta: mempunyai tekstur yang homogen saat Departemen Kesehatan RI. Halaman dioleskan pada kaca tranparan. Sediaan 83, 85, 195-197. Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsveir Science. Hal. 3, 13, 121, 386. ..................................................................