Anda di halaman 1dari 5

Ada 2 macam sampel air :

1. Sampel sesaat ( grap sampel)


Sampel yang diambil pada suat waktu dan tempat tertentu. Contoh : sampel yang diambil dari
sumber air permukaan, sumber air persediaan.
2. Sampel gabungan waktu
Sampel yang dikumpulkan pada titik pengambilan sampel yang sama, tetapi pada waktu yang
berbeda dan dalam waktu yang tidak lebih dari 24 jam.
Sampel masing-masing diambil dalam kapasitas 120 ml setiap interval waktu tertentu atau satu
jam sekali. Sampel-sampel kemudian dicampur pada akhir periode pengambilan sampel. Jika zat
pengawet diperlukan, masukan zat tersebut kedalam wadah yang masih kosong (setelah dicuci
dengan sampel), sehingga semua bagian atau porsi dari gabungan sampel akan diawetkan segera
setelah diambil dan digabungkan. Sampel gabungan waktu digunakan untuk menentukan
komponen-komponen yang dapat ditunjukkan tetap tidak berubah.
Jumlah / volume sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan dilapangan dan
dilaboratorium tergantung pada jenis pemeriksaan yang diperlukan, yaitu sebagai berikut :
a) Untuk pemeriksaan fisika air diperlukan 2 liter.
b) Untuk pemeriksaan kimia air diperlukan 5 liter.
c) Untuk pemeriksaan bakteriologi air diperlukan 100 ml.
Alat dan reagen :
1. Alat
Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam pengambilan sampel sebagai berikut :
a) Alat pengambil air.
b) Alat lain.
c) Wadah untuk menyimpan sampel.
Alat pengambilan contoh tersebut adalah :
1. Alat pengambil contoh sederhana
Terdiri dari botol biasa atau ember plastic yang digunakan pada air permukaan segera
langsung. Botol biasa yang diberi pemberat untuk digunakan pada kedalaman tertentu.
Pemberat ini diikat dengan kawat kuningan/ kawat tembaga dan tidak boleh memakai
kawat besi, sebab besi mudah berkarat, sehingga mudah putus dan karatnya dapat
mencemari air dengan menambah tinggi kadar besi.
2. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar
Dipergunakan untuk mengambil contoh di sungai atau di tempat yang airnya mengalir
pada kedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe wohlenberg.
3. Alat pengambil contoh setempat secara tegak
Dipergunakan untuk mengambil contoh pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya
sangat lambat seperti danau, waduk, dan muara sungai pada kedalaman tertentu. Contoh
alat ini adalah tipe ruttner.
4. Alat pengambil sampel pada kedalaman terpadu untulk pemeriksaan zat padat tersuspensi
atau untuk mendapatkan contoh yang mewakili semua lapisan air. Contoh alai ini adalah
tipe usdh.
5. Alat pengambilan contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan
volume yang diambil.
Digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air limbah atau air sungai yang tercemar,
agar dperoleh kualitas air rata-rata selama peroide tertentu.
6. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan gas terlarut, yang dilengkapi tutup, sehingga
alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh.
Contoh alat ini adalah tipe casella.
7. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi.
Alat lain
a) Alat ekstraksi
b) Alat Alat penyaring
c) Alat pendingin
 Bahan kimia untuk pengawet
 Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia
untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.
 Wadah untuk menyimpan contoh

2. Reagen
- Sarana Pengambilan Contoh
Sarana yang dapat digunakan adalah :
1. Sedapat mungkin menggunakan jembatan atau lintasan gantung sebagai tempat
pengambilan contoh.
2. Bila sarana jembatan/ lintasan gantung tidak ada, maka dapat menggunakan perahu.
3. Untuk sumber air yang dangkal dapat dilakukan langsung.
- Waktu
Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan jam yang
berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupun setiap jam.
caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari pengambilan pada waktu pengambilan
contoh berikutnya, misalnya pengambilan pertama hari senin jam 06:00 pengambilan
berikutnya hari selasa 07:00 dan seterusnya. Waktu pengambilan contoh dilakukan
berdasarkan keperluan sebagai berikut:
1. Untuk keperluan survai pendahuluan dalam rangka pengenalan daerah, waktu
pengambilan contoh dapat dilaksanakan pada saat survai.
2. Untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan diperlukan data pemantauan kualitas
air, yang diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap, tergantung pada jenis
sumber air dan tingkat pecemarannya sebagai berikut:
a) Sungai/ saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama setahun
b) Sungai/ Saluran yang telah tercampur ringan sampai sedang, sebulan sekali
selama setahun.
c) Sungai/saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan setahun selama setahun.
d) Waduk/ danau setiap dua bulan sekali selama setahun
e) Air tahan setiap tiga bulan sekali selama setahun
f) Air meteoric sesuai dengan keperluan.
3. Untuk studi dan penelitian, perlu disesuaikan.
Cara pengambilan sampel
a) Menentukan lokasi pengambilan sampel :
Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan dan air tanah. Lokasi
pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan dan keperluan pengambilan
sampel :
1. Lokasi pengambilan sampel air permukaan :
Lokasi pengambilan sampel air permukaan dapat berasal dari daerah
pengaliran sungai dan danau/ waduk.
2. Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai berdasarkan
pada :
a) Sumber air alamiah :
b) Yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit
pencemaran.
c) Sumber air tercemar :
Yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau dihilir
sumber pencemar.
d) Sumber air yang dimanfaatkan
Yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan sumber air tersebut.
3. Pemantauan kualitas air pada danau/ waduk berdasarkan pada :
a) Tempat masuknya sungai ke danau/ waduk
b) Ditengah danau/ waduk
c) Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan
d) Tempat keluarnya air danau/ waduk.
4. Lokasi pengambilan sampel air tanah :
pengambilan sampel air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidak
tertekan) dan air tanah tertekan dengan ppenjelasan sebagai berikut :
a) Air tanah bebas (tidak tertekan), misal : sumur gali, sumur pompa tangan
dangkal/ dalam
b) Air tanah tertekan.
Menentukan titik pengambilan contoh
1. Air permukaan
2. Air tanah
3. Air PAM
4. air kolam renang/ air pemandian umum
- Prosedur percobaan
Pengambilan sampel
a) Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat fisika dan kimia air.
Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini adalah :
1. Menyiapkan alat pengambilan contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air.
2. Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali.
3. Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung
sementara hingga merata.
4. Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil
dari setiap titik harus sama.
b) Pengambilan contoh untuk pemeriksaan Oksigen terlarut (DO)
Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Cara langsung
Tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut :
- Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume ± 300 ml serta
dilengkapi dengan tutup asah.
- Celupkan botol dengan hati-hati kedalam air dengan posisi mulut botol searah dengan
aliran air, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan
menggunakan sifon.
- Isi botol sampai penuh dan hindarkan teradinya turbulensi dan gelembung udara selama
pengisian dan penutupan botol, kemudian botol, kemudian botol ditutup. contoh siap
untuk dianalisis
2. Dengan alat khusus
tahapan pengambilan contoh/ sampel dengan cara alat khusus sebagai berikut :
- Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume 300 ml serta dilengkapi
dengan tutup asah.
- Masukkan botol ke dalam alat khusus (tipe Casella)
- Iktuti prosedur pemakaian alat tersebut
- Label contoh
Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah contoh diberi label. Pada label
dicantumkan keterangan mengenai :
a) Nomor contoh.
b) Nama petugas pengambil contoh.
c) Tanggal dan jam pengambilan contoh
d) jenis pengawet yang digunakan.

Pengolahan pendahuluan contoh

a) Penyaringan
penyringn contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut sebagai berikut:
1. Contoh yang akan disering diukur volumenya sesuai dengan keperluan.
2. Masukkan ke dalam alat penyaring yang telah dilengkapi kertas saring yang
mempunyai ukuran pori 0-0,45 um dan saring sampai selesai.
3. Air saringan ditampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sesuia dengan
keperluan.
b) Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan pestisida.
Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut :
1. Contoh dikocok secara merata dan ukur volumenya sebanyak 1 liter dengan gelas
ukur.
2. Tuangkan contoh ke dalam labu ekstrak.n
3. Bilas gelas ukur dengan 60 ml campuran pelarut okan rganic ( n-heksana 85%
dan Diethyl ether 15%), kemudian tuangkan pelarut organic tersebut ke dalam
labu ekstrak dan kocok selama 2 menit.
4. biarkan sampai terjadi pemisahan fase paling sedikit 10 menit.
5. Tampung fase air dari labu ekstrak ke dalam gelas ukur dan secara hati-
hati tuangkan lapisan fase organik melalui kolom yang berdiameter luar 2 cm
dan berisi Na2SO4 bebas air setinggi 10 cm ke dalam wadah khusus.
6. tuangkan kembali fase air di dalam gelas ukur tadi ke dalam labu ekstrak.
7. ulangi langkah 3 sampai langkah 6 sebanyak 2 kali lagi.
8. bilas kolom denganpelarut Hexana 20 ml.
9. satukan hasil ekstrak ke dalam botol khusus.
c) Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan Minyak dan Lemak
Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut :
1. Diukur 1 liter contoh dengan gelas ukur.
2. ditambahkan 5 ml asam klorida (HCl 1:1) sampai pH <2.
3. Dimasukkan ke dalam labu ekstrak.
4. Gelas ukur tadi dibilas secara hati-hati dengan 30 ml pelarut organik (jenis
pelarut organic disesuaikan dengan metode pemeriksaan yang digunakan) dan
masukkan ke dalam labu ekstarak.
5. Kocok kuat-kuat selama 2 menit dan bila terjadi emulsi yang stabil (tidak terjadi
pemisahan fase yang jelas), dikocok lagi selama 5-10 menit.
6. Dibiarkan sampai terjadi pemisahan fase.
7. fase organiknya dikeluarkan melalui corong yang berisi kertas saring dan
Na2SO4 ke dalam wadah contoh khusus.
8. Dimasukkan lagi 30 ml pelarut organic ke dalam labu ekstrak.
9. ulangi langkah 5 dan 8 sebanyak 2 kali lagi.
10. hasil ekstrak disatukan kedalam wadah contoh khusus.
11. kertas saring dicuci denga 10-20ml pelarut organic dan satukkan dengan hasil
ekstrak ke dalam wadah contog khusus tadi.
- pengwetan contoh
1. pengawetan cara fisika
pengawetan cara fisika dilakukan dengan cara pendinginan contoh pada suhu 4 atau
pembekuan.
2. pengwetan cara kimia
pengawetan cara kimia dilakukan tergantung pada jenis parameter yang diawetkan.
- Beberapa cara pengawetan adalah sebagai berikut :
1. Pengasaman, yaitu penambahan asam nitrat pekat atau asam klorida pekat atau asam
sulfat ke dalam contoh sampai pH <2.
2. penambahan biosida ke dalam contoh, jenis biosida dan dosisnya tercantum pada tabel 1
.
3. penambahan larutan basa (biasanya larutan Na. Hidroksiada, NaOH) kedalam contoh
sampai pH 10-11
- Pengepakan dan pengiriman contoh
contoh yang telah masuk ke dalam wadah, diberi label. Pada label tersebut dicantumkan
keterngan mengnai lokasi oengambilan, tanggal dan jam pengambilan, cuaca, jenis
pengawet yang ditambahkan, petugas yang mengambil conta dan sketsaa lokasi.
Wadah-wadah contoh yang telah ditutup rapat dimasukkan ke dalam kotak yang telah
dirancang secara khusus agar contoh tidak tertumpah selama pengangkutan ke
laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai