Disusun oleh:
Konsulen Pembimbing:
Pembimbing:
dr. Susy Andiati
dr. Sahata Parhusip
Pada hari ini, tanggal Oktober 2019, telah dipresentasikan kasus, oleh:
Nama : dr. Hesty Japita. N.
Judul : Kehamilan dengan Kista Ovarium
Nama Wahan : RSUD Ahmad Ripin
No Nama Peserta Tanda tangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya :
Pendamping I Pendamping II
Konsulen
Pembimbing
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kista ovarium dalam kehamilan sering ditemukan pada saat ibu hamil
melakukan pemeriksaan USG antenatal rutin. Angka kejadian kista ovarium pada
kehamilan kurang dari 1% (1 banding 1000) dan sebagian besar di antaranya
bersifat jinak, namun dapat pula menjadi ganas. Sebagian besar kista ovarium
yang ditemukan dalam kehamilan adalah kista fungsional ovarium seperti kista
folikel, kista corpus luteal dan kista hemoragik. Massa ovarium jinak lainnya
ditemukan adalah teratoma kistik, adenoma kista serous, kistadenoma
musinosum, kista paraovarian dan endometrioma. Jarang massa ganas yang
ditemukan.1
Kista ovarium sering kali tidak menunjukan gejala. Tapi pasien dapat
memiliki keluhan akut abdomen yakni nyeri perut hebat, distensi, mual dan
muntah yang terjadi karena torsi atau pecahnya kista ovarium. Untuk
diagnosis kista ovarium pada kehamilan, USG cukup akurat untuk deteksi dan
massa, penilaian adneksa dan juga untuk deteksi risiko keganasan. USG harus
dianggap sebagai modalitas pencitraan pertama penyelidikan untuk massa
ovarium pada wanita hamil atau tidak hamil. Karena USG aman dilakukan
pada kehamilan. MRI dapat digunakan secara aman pada kehamilan terutama
di trimester ketiga ketika evaluasi dengan USG sulit.2,3
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
II. ANAMNESA
2
melahirkan pasien rutin kontrol, dari hasil USG pasien, dinyatakan bahwa
kista ovarium mengecil, dan sudah tidak tampak pada pemeriksaan USG
selanjutnya. Pasien menyangkal adanya penyakit kencing manis, darah tinggi,
keganasan, penyakit paru, atau penyakit lain. Tidak ada riwayat alergi obat
dan tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
e. Riwayat kebiasaan
Pasien menyangkal adanya kebiasaan merokok, minum alkohol, minum
jamu dan konsumsi obat-obatan luar.
f. Riwayat pernikahan
Menikah 1 kali, pada usia 28 tahun, dengan suami berusia 28 tahun, lama
pernikahan 14 tahun, jumlah anak 2 orang hidup.
i. Riwayat ANC
Pasien baru pertama kali melakukan ANC, dan dilakukan USG, tampak
Gestasional sac, (Gestational Age) 8w0d, dengan usia kehamilan 7-8 minggu,
3
dan tampak kista ovarium dengan ukuran ± 4.49 cm x 3,41 cm. Pasien
mengaku selama telat haid 3 bulan tidak merasa mual muntah, dan tidak
pernah mengalami perdarahan. Pasien hanya merasakan nyeri pada
pinggangnya.
Selama kehamilan anak sebelumnya pasien rutin memeriksakan
kandungannya sebanyak 11 kali di bidan, puskesmas, klinik dokter spesialis
kandungan. Pasien tidak pernah mendapatkan imunisasi TT.
j. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 thn
Siklus haid : tidak teratur, 2 bulan sekali.
Lama haid : kira-kira 7 hari
Volume haid : 3x ganti pembalut/ hari
Nyeri saat haid (dismenorea) : pernah
Hari pertama haid terakhir : 27 Juli 2019
Riwayat Keputihan : ada, pada saat mau menstruasi.
Status Generalis
Kepala : Normochepali, rambut hitam, tidak mudah dicabut
4
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : Dalam batas normal
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thoraks
Jantung : S1-S2 regular, murmur(-), gallop(-)
Paru : Suara nafas vesikuler, Rhonki-/- , wheezing-/-
Pemeriksaan USG
Tanggal 19/9/2019
Ovary
L 4,49 cm
H 3,41 cm
5
GS (+) 2,89 CM
GA (Gestational Age) 8w0d
EDD (Estimated Date of Delivery) 30-04-2020
CRL (Crown Rump Length) 1.07
GA 7w2d
EDD (Estimated Date of Delivery) 05-05-2020
Kesimpulan : G4P2A1 H2 Hamil 7-8 minggu dengan kista ovarium
Ukuran kista ± 4.49 cm x 3,41 cm
V. RESUME
Pasien, Ny.M, 44 tahun, datang dengan keluhan tidak haid sejak ± 3 bulan.
Pasien mengatakan pinggang terasa nyeri sejak 2 bulan. Keluhan mual, muntah,
nyeri perut, mules, keluar darah dari kemaluan/vagina diluar siklus haid,
keputihan, penurunan berat badan dalam satu bulan terakhir disangkal oleh pasien.
Pasien melakukan testpack dan hasilnya positif (garis dua), karena ingin
meyakinkan pasien datang kepoli kebidanan untuk memeriksakan kandungannya.
BAB dan BAK dalam batas normal.
Pasien didiagnosa kista ovarium pada saat tahun 2011 (pada saat hamil anak
kedua). Setelah melahirkan pasien rutin kontrol, dari hasil USG pasien,
dinyatakan bahwa kista ovarium mengecil, dan sudah tidak tampak pada
pemeriksaan USG selanjutnya. Dari Pemeriksaan Fisik, keadaan umum: baik,
6
kesadaran: compos mentis, tekanan darah: 120/85, nadi: 85x/menit, pernapasan:
18x/menit. Suhu: 36.6 °C. Status generalis lain dalam batas normal.
VI. DIAGNOSA
G4P2A1 H2 Hamil 7-8 minggu dengan Kista ovarium.
VII. PENATALAKSANAAN
- Folamil
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanasionam : Dubia ad bonam
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Kista fungsional adalah kista ovarium yang sering terjadi pada wanita saat
masa reproduksinya. Terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi
selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Dua tipe
kista fungsional yaitu kista folikuler dan kista korpus luteum. Kista
disfungsional yaitu yang luar dari fungsi normal siklus menstruasi misalnya
kista dermoid, endometrioma.1,6
II. Epidemiologi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua umur, kista ovarium sering
terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun. Prevalensi pasti tidak diketahui
mengingat jumlah data yang dipublikasikan terbatas dan kurangnya program
skrining untuk kanker ovarium yang telah ditetapkan. Kista ovarium
dikelompokan menjadi 2 yaitu kista ovarium non neoplastik biasanya
bersifat jinak dan akan mengecil atau menghilang sendiri setelah 2 sampai
3 bulan, kista neoplastik bersifat ganas umumnya harus dioperasi.
Keganasan kista ovarium sering dijumpai pada usia sebelum menarke dan
kista pada usia diatas 45 tahun.5
8
sebagian besar masih muda, tumor ganas dan atau kista yang berpotensi ganas
angka kejadiannya rendah secara proporsional jarang terjadi dan bervariasi dari
4 hingga 13 persen. Kista ovarium yang bersifat ganas dalam kehamilan
dilaporkan antara empat dan delapan dalam 100.000 kehamilan. Kista ovarium
raksasa (Giant ovarian cysts) hanya ditemukan pada kurang dari 1% kasus
semua kista ovarium dalam kehamilan. Dari semua tumor ganas pada ovarium,
10% adalah metastasis organ lain, terutama tumor saluran cerna atau payudara.
Kista ovarium dengan diameter lebih kecil dari 6 cm memiliki risiko
keganasan kurang dari 1%. 7
III. Etiologi
Sampai saat ini etiologi dari masih menjadi tanda tanya, namun terdapat
beberapa teori yang membahas tentang etiologi dari kistoma ovarii ini.
Dimana terdapat 3 teori yang dikatakan menjadi etiologi dari kistoma ovarii,
yaitu teori hiperepitelisasi dari sel epethelium ovari, teori hormonal dan teori
genetika.6
Faktor penyebab terjadinya kista antara lain adanya penyumbatan pada
saluran yang berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus, adanya zat
dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh manusia, dan kemudian akan membantu
tumbuhnya kista, Faktor makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak
sehat yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses
metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan faktor
genetik.2,6,7
Menurut Kurniawati, dkk. (2009) ada beberapa faktor pemicu yang dapat
mungkin terjadi, yaitu:
a. Faktor internal
1) Faktor genetik. Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu
kanker yang disebut gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat
9
terjadi akibat dari makanan yang bersifat karsinogen, polusi, dan
paparan radiasi.
2) Gangguan hormon. Individu yang mengalami kelebihan hormon
estrogen atau progesteron akan memicu terjadinya penyakit kista.
3) Riwayat kanker kolon. Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon,
dapat berisiko terjadinya penyakir kista. Dimana, kanker tersebut dapat
menyebar secara merata ke bagian alat reproduksi lainnya.
b. Faktor eksternal
1) Kurang olahraga Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh
manusia. Apabila jarang olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di
dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh sehingga
peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak dapat
berfungsi dengan baik.
2) Merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan mengkonsumsi alkohol
merupakan gaya hidup tidak sehat yang dialami oleh setiap manusia.
Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok dan mengkonsumsi
alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia terganggu, terjadi
kanker, peredaran darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-
lain.
3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat Mengkonsumsi
makanan yang tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang tidak
sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol, makanan yang tinggi
serat dan lemak dapat menyebabkan penimbunan zat-zat yang
berbahaya untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh manusia,
terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel
darah tubuh manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak
dapat berfungsi dengan baik sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi,
dan lain-lain.
4) Sosial Ekonomi Rendah Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor
pemicu terjadinya kista, walaupun sosial ekonomi yang tinggi
memungkinkan pula terkena penyakit kista.Namun, baik sosial
10
ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko terjadinya
kista apabila setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat.
IV.Patofisiologi
11
kelenjar adrenal yang mengakibatkan folikel anovulasi, folikel tersebut
gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk
secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di
dalam ovarium.
V. Klasifikasi
Kista ovarium dapat terjadi di bagian korpus luteum dan bersifat non-
neoplastik. Ada pula yang bersifat neoplastik. Oleh karena itu, tumor kista
dari ovarium yang jinak di bagi dalam dua golongan yaitu golongan non-
neoplastik dan neoplastik. Menurut klasifikasi kista ovarium berdasarkan
golongan non neoplatik, kista dapat didapati sebagai:11
12
a. Kista Ovarium Non-neoplastik
1) Kista Folikel
13
Kista lutein labih besar daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan
padat dalam konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan nyeri atau tanda-
tanda iritasi peritoneum.
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa
amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat
menyebabkan rasa berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang
dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat
mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.
Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea
sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis dengan
kehamilan ektopik yang terganggu. Penanganan kista korpus luteum
adalah menunggu sampai kista hilang sendiri, biasanya dalam waktu 2
bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada trimester
terakhir pada wanita hamil.
14
permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah
memberikan gejala-gejala yang berarti.
5) Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang
disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran
kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut
dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat
menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang
dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan akut abdomen.
15
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul
sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum
dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada
penderia yang muda. Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan
jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan
bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini
merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovaii
musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala
(lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang
mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira
10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat
ditemukan jaringan yang normal lagi.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila
terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan
terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna
kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak
tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam
satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti
struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang
menyebabkan kista menjadi multilokuler.
Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat
operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum
rongga perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita
meninggal karena ileus.
16
c. Kistadenoama Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista
ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum.
Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi
lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum.
Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated karena kista
serosumpun dapat berbentuk multikolur, meskipun lazimnya berongga satu.
Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada
permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat
karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatrif.
Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang
pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan
ditemukan massa abdomen atau pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang
ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada stadium terminal. Terapi
pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung
dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang
teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
Kista ini yang ditemukan oleh Sartesson pada tahun 1969, tidak ada
hubungannva dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik,
dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua
17
kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun
dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan
putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa
traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea
berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari
semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.
Kista Dermoid
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak berarti
bahwa semuanya neoplasma ganas, meskipun semuanya memunyai potensi
malignan.
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari
1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel
18
mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma
ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita menopause. Tumor ini
mencapai diameter 2 sampai 30 cm dan beratnya 20 kg, dengan 90% uniteral.
Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan.
Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak
disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel
di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka
disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya
mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan
sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).
b. Tumor Brenner
Merupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari
semua tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke
yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnva tumor ini unilateral. Pada
pembelahan berwarna kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil.
Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma Meigs.
Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni
sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang
luas dan padat.Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang
khas, dan jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam
beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan
klinisnya.
19
VI.Tanda dan Gejala
- Perut membesar
- Pasien mungkin mengalami ketidak nyamanan dengan
hubungan intim
- Gangguan motilitas/gerak usus, atau tekanan dapat
berkembang, yang mengarah pada ke keinginan untuk buang
air besar
- Beberapa pasien mungkin mengalami tenesmus
- Pasien mungkin mengalami perut penuh dan kembung
- Anak kecil mungkin datang dengan dewasa sebelum waktunya
pubertas dan onset awal menarche
- Pasien mungkin mengalami gangguan pencernaan, mulas, atau
rasa kenyang dini
- Ketidakteraturan siklus menstruasi dan perdarahan vagina yang
abnormal dapat terjadi; interval intermenstrual dapat
diperpanjang, diikuti oleh menorrhagia
- Endometrioma berhubungan dengan endometriosis, yang dapat
menyebabkan dismenore atau dispareunia. Kista theca-lutein
20
biasanya bilateral dan karena itu dapat menyebabkan nyeri
panggul bilateral dan tumpul.
21
- MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) dapat digunakan dengan
aman selama trimester kedua dan ketiga kehamilan, meskipun
penggunaan bahan kontras berbasis gadolinium (gadolinium-
based contrast) harus dihindari karena berbahaya untuk janin.
MRI sangat berguna dalam membuat gambar 3 dimensi,
membedakan antara karakteristik morfologis yang berbeda
seperti, tulang, jaringan dan otot. Meskipun MRI dapat
memberikan informasi diagnostik yang bagus di luar
kemampuan USG, penggunaan MRI hanya disarankan ketika
diagnosis USG tidak pasti, massa terlalu besar untuk
sepenuhnya dinilai dengan USG atau ketika ada kemungkinan
besar tumor bersifat ganas, dan untuk mengevaluasi
kemungkinan terjadinya penyebaran ekstra ovarium.
22
- Tumor marker
Tumor marker seperti CA125 menunjukkan sedikit
signifikansi klinis pada kehamilan, angka akan meningkat
pada trimester pertama kehamilan dan menurun dengan
bertambahnya usia kehamilan. Penelitian serum CA125 tidak
disarankan pada kehamilan, karena kadar dapat berfluktuasi
secara umum pada kehamilan normal, terutama pada trimester
pertama dan kedua dan dapat dinaikkan dalam banyak kondisi
jinak. Pemeriksaan kadar protein di dalam darah biasanya
dilakukan pada perempuan yang berisiko terjadi proses
keganasan, kadar normal CA-125 (0-35 u/ml).
23
VIII. Komplikasi
24
Komplikasi kista ovarium diantaranya:
- Perdarahan
25
- Degenerasi ganas
26
panggul. Pada kehamilan trimester pertama, dapat terjadi abortus, namun
apabila pada trimester pertama tidak terjadi abortus menandakan bahwa
progesteron tinggi. Pada kehamilan trimester kedua dapat terjadi
pertumbuhan janin terganggu. Pada trimester ketiga dapat menyebabkan
janin lahir prematur, terjadi ketuban pecah dini, IUGR/PJT.
X. Penatalaksanaan
27
kistektomi. Persalinan dapat dilakukan secara SC (apabila ada indikasi) dan
dilakukan pengangkatan kista. 1,3,4
28
bedah harus dilakukan, sebaiknya pada trimester kedua (16-20 minggu) untuk
menghindari risiko keguguran jika dilakukan lebih awal, atau kelahiran prematur
jika dilakukan kemudian.13
29
keganasan, pecah atau puntir. Manajemen kista antara 5 hingga 10 sentimeter
kontroversial. Jika kista mengandung septa, nodul, ekskresi papiler, atau
komponen padat maka reseksi dianjurkan. Mereka yang memiliki penampilan
kistik sederhana dapat dikelola dengan pengawasan ultrasonografi serial. Namun
mereka mungkin memerlukan laparotomi eksplorasi darurat untuk ruptur, torsi
atau infark pada sebanyak 50% kasus.6
30
BAB IV
ANALISA KASUS
Pasien, Ny.M, 44 tahun, datang dengan keluhan telat haid sejak ± 3 bulan.
Pasien mengatakan pinggang terasa nyeri sejak 2 bulan. Keluhan mual, muntah,
nyeri perut, mules, keluar darah dari kemaluan/vagina diluar siklus haid,
keputihan, penurunan berat badan dalam satu bulan terakhir disangkal oleh pasien.
Pasien melakukan testpack dan hasilnya positif (garis dua), karena ingin
meyakinkan pasien datang kepoli kebidanan untuk memeriksakan kandungannya.
Hasil USG, pasien dikatakan positif hamil dan terdapat kista ovarium. BAB dan
BAK dalam batas normal.
Kista ovarium dalam kehamilan sering ditemukan pada saat ibu hamil
pada saat melakukan pemeriksaan USG antenatal rutin. Karena, kista ovarium
dalam kehamilan sering tidak meimbulkan gejala. Tapi kadang-kadang pasien
dapat memiliki keluhan akut abdomen yakni nyeri perut hebat, distensi, mual
dan muntah yang terjadi karena torsi atau pecahnya kista ovarium.
Pasien didiagnosa kista ovarium pada saat tahun 2011 (pada saat hamil anak
kedua). Setelah melahirkan pasien rutin kontrol, dari hasil USG pasien,
dinyatakan bahwa kista ovarium mengecil, dan sudah tidak tampak pada
pemeriksaan USG selanjutnya.
Dari Pemeriksaan Fisik, keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis,
tekanan darah: 120/85, nadi: 85x/menit, pernapasan: 18x/menit. Suhu: 36.6 °C.
Status generalis lain dalam batas normal. Dari status Obstetrik dan Ginekologis,
inspeksi ditemukan hiperpigmentasi papillae dan aerola mammae, papillae
mammae menonjol, kalenjar mammae membesar. ASI (-). Dari abdomen
ditemukan tampak buncit (-), massa (-) nyeri tekan (-), tinggi fundus uteri:- (tidak
teraba), kontraksi -. Pemeriksaan dalam tidak dilakukan.
Dari pemeriksaan USG pada tanggal 19/9/2019 didapatkan kesimpulan pasien
G4P2A1 Hamil 7-8 minggu dengan kista ovarium. Ukuran kista ± 4.49 cm x 3,41
cm. Penatalaksanaan pasien secara konservatif.
31
Penatalaksanaan kista ovarium dalam kehamilan tergantung pada ukuran kista,
hasil pemeriksaan USG dan tanda-tanda dan gejala pasien. Bila ukuran kista
kurang dari 6 cm dan tidak ditemukan tanda dan gejala akut abdomen akibat
kista penanganan dengan cara pemantauan ketat dengan rutin melakukan
pemeriksaan USG antenatal care/ konservatif. Karena kebanyakan kasus dapat
sembuh spontan. kista akan sembuh setelah 14-16 minggu pertama kehamilan
tetapi beberapa, seperti theca lutein cysts, dapat bertahan sampai setelah
melahirkan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
11. Minelli L. Ovarian Cyst. European Journal of Obstetrics & Gynecology
and Reproductive Biology 65 (1996).81-89.
12. Dhitayoni IA, Budiana NG. Profil Pasien Kanker Ovarium Di Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar – Bali Periode Juli 2013 – Juni
2014. E-Jurnal Medika.2017; 6(3):1-9.
13. AM, Al-Shaar IA, Zaza KJ, Al-Shaar HA, Salloum MN. Adnexal masses
in pregnancy: An updated review. Avicenna J Med. 2017 Oct-Dec; 7(4):
153–157.
34