Anda di halaman 1dari 3

MOTORIK

Gerakan : Bebas Bebas


Terbatas Terbatas

Kekuatan : 4444 4444


2222 2222

Tonus : Normotonus Normotonus


Normotonus Normotonus

Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi

REFLEK PATOLOGIS
Kanan Kiri
Hoffman tromer :(-) (-)
Babinski :(-) (-)
Chaddok :(-) (-)
Oppenheim :(-) (-)
Gordon :(-) (-)
Schafer :(-) (-)
Klonus paha :(-) (-)
Klonus kaki :(-) (-)

Manifestasi klinis hipokalemia sangat bervariasi di tiap-tiap individu, dan


keparahannya tergantung dari derajat hipokalemia yang terjadi. Hipokalemia moderat
didefinisikan sebagai kadar serum antara 2,5--3 mEq/L, sedangkan hipokalemia berat
didefinisikan sebagai kadar serum < 2,5 mEq/L. Hipokalemia yang < 2 mEq/L biasanya
sudah disertai kelainan jantung dan mengancam jiwa. Gejala biasanya jarang terlihat jelas
kecuali pada konsentrasi kalium <3 mmol/L. Fatigue, mialgia, dan kelemahan otot pada
ekstrimitas inferior merupakan keluhan yang lazim dan disebabkan oleh potensial membrane
istirahat yang dalam (hampir negative). Parastesia dan menurunnya refleks tendon dalam
adalah tanda-tanda lainnya. Keparahan lebih lanjut dari hipokalemia dapat menyebabkan
kelemahan progresif, hipoventilasi oleh karena keterlibatan otot pernapasan, dan akhirnya
terjadi paralisis komplit. Fungsi otot polos juga akan terganggu dan dimanifestasikan sebagai
ileus paralitik dan distensi abdomen (kembung).

Diagnosis hipokalemi, Anamnesis mengenai riwayat muntah berulang dan pemakaian


obat-obatan diuretic terkadang menyulitkan namun harus disingkirkan. Pertama-tama
pastikan bahwa pseudohipokalemia disingkirkan.Pseudohipokalemia terjadi karena ambilan
kalium oleh leukosit-leukosit abnormal, biasanya ditemukan pada penderita leukemia. Kedua,
pertimbangkan kemungkinan terjadi redistribusi kalium dari ekstra ke intrasel atau tidak yang
bertanggungjawab atas kejadian hipokalemia.

Jika kedua hal diatas tidak mungkin, maka pertinbangkan apakah pasien memiliki
riwayat diet rendah kalium atau tidak. Jika tidak ada masalah, maka kemungkinan terjadi
eliminasi kalium dari kulit, traktus intestinal atau dari ekskresi ginjal. Pengeluaran kalium
lewat keringat dapat ditegakkan melalui anamnesis, apakah pasien sudah lama terpajan dan
beraktivitas dibawah lingkungan yang panas dan kering sehingga mudah berkeringat banyak.
Riwayat diare, muntah berulang, juga harus digali untuk mengkonfirmasi adakah
kemungkinan deplesi kalium lewat traktus gastrointestinal atau tidak, namun, bagaimana pun
pemeriksaan feses lengkap perlu dilakukan untuk menyokong diagnosis. Jika tidak mungkin,
maka perlu adanya dugaan pengeluaran kalium lewat ginjal.

Hipokalemi

Hipokalemi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan laboratorium. Hipokalemi


yang menyebabkan mual dan muntah pada pasien. Pada hipokalemi terkadang bisa terdapat
pemanjangan QT seperti yang terdapat pada hasil EKG pasien ini

Rencana terapi pada masalah ini, antara lain :

 Non medikamentosa

- Diet tinggi Kalium, buah-buahan seperti kentang, pisang dan apel.

- Monitoring :
 Keadaan umum
 Tanda-tanda vital
 Tanda-tanda perdarahan
 Mengedukasikan kepada pasien dan keluarganya mengenai kondisi
pasien

 Medikamentosa

1. Assering + Kcl 40 meq/8jam


2. Episan Syrup 4xCI
3. KSR 3xII
4. Rantin 2x1 i.v
5. Ondancetron 2x1 i.v

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hipokalemia, hal ini menunjukkan


kelemahan otot pada pasien terjadi karena hipokalemia, menurut kepustakaan periodik
paralise adalah kelainan yang ditandai dengan hilangnya kekuatan otot, umumnya terkait
dengan abnormalitas K+ dan abnormalnya respon akibat perubahan K+ dalam serum. Periodik
paralise dapat dikelompokkan menjadi (1) Periodik paralise hipokalemia yang dapat
disebabkan oleh : genetik, hipertiroid, hiperaldosteronism, gagal ginjal kronik dan idiopatik,
(2) Periodik paralise hiperkalemia. (3). Periodik paralise normokalemia

Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah
3.5 mEq/L yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalium total di tubuh atau adanya
gangguan perpindahan ion kalium ke sel-sel. Penyebab yang umum adalah karena kehilangan
kalium yang berlebihan dari ginjal atau jalur gastrointestinal. Secara garis besar penyebab
Hipokalemia adalah Intake yang berkurang. Pengeluaran yang banyak. Perpindahan kalium
ke sel akibat alkalosis.

Pada pemeriksaan EKG ditemukan adanya pemanjangan dari interval QT. Pada
pasien paralisis ec hipokalemia perlu dilakukan pemeriksaan EKG, karena keadaan
hipokalemia dapat mengganggu kerja dari organ lain, terutama sekali jantung yang banyak
sekali mengandung otot dan berpengaruh terhadap perubahan kadar kalium serum. Perubahan
kerja jantung ini dapat dideteksi dari pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Perubahan pada
EKG ini dapat mulai terjadi pada kadar kalium serum dibawah 3,5 dan 3,0 mEq/L pada
pasien kadar kalium 2,6 (<3,5). Kelainan yang terjadi berupa inversi gelombang T, timbulnya
gelombang U dan ST depresi, pemanjangan dari PR, QRS, dan QT interval.

Anda mungkin juga menyukai