Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MEMBRAN PLASMA

MAKALAH BIOLOGI SEL


TENTANG MEMBRAN PLASMA
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2:
Abdul haris

PRODY : BIOLOGI A
SEMESTER : V (LIMA)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN
(STKIP YPM BANGKO)
TAHUN AKADEMIK 2015

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadiran allah SWT. Karna berkat rahmat dan
karunianyalah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, yang berjudul
MAKALAH BIOLOGI SEL yang membahas tentang MEMBRAN PLASMA.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mengaharapkan adanya saran, kritikan, maupun masukan yang membangun guna untuk
melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kata kami yang salah kepada saudara/i
kami minta maaf dan kepada tuhan saya mohon ampun.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bangko, September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
MEMBRAN PLASMA
A. PENGERTIAN MEMBRAN PLASMA
B. STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN
C. PROSES TRANSPOR MEMBRAN
D. PROSES KOMUNIKASI ANTAR SEL
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membran sel dikenal dengan nama membran plasma. Membran plasma adalah
protoplasma yang menjaga isi sel dan memisahkan isi sel dengan lingkungan luar sel. Membran
plasma bersifat selektif permeabel. Membran plasma memiliki sifat-sifat hidrofobik di bagian
tengah dan sifat hidrofilik di permukaan luar maupun permukaan sistolik. Membran plasma
terdiri dari senyawa-senyawa lipida, protein,karbohidrat,enzim dan ion. Komponen kimiawi
yang terlihat secara morfologis adalah karbohidrat, protein, dan lipida.
Dalam makalah ini saya akan menjelaskan mengenai struktur dan fingsi membran, proses
transpor membran dan proses komunikasi membran plasma tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu membran plasma?
2. Apa struktur dan fungsi dari membran plasma?
3. Bagaimana transpor membran?
4. Bagaimana proses transportasi antar sel?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah Biologi Sel.
 Untuk menjelaskan mengenai membran plasma.
 Untuk menjelaskan struktur serta fungsi membran plasma.
 Untuk mengetahui bagaimana transpor membran.
 Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi antar sel.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEMBRAN PLASMA
Membran sel sering juga disebut membran plasma. membran merupakan batas dari sel
dan bagian internalnya yang bervariasi. Membran sel beperan dalam menetapkan batas-batas dari
sel, sebagai tempat terjadinya fungsi-fungsi khusus, berisi protein transport yang menyediakan
dan mengatur pergerakan substansi-subtansi yang masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-
bagiannya, mengandung reseptor yang diperlukan untuk mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan
melakukan suatu mekanisme untuk komunikasi sel
Membrane plasma yaitu bagian luar baik pada sel prokariotik maupun eukariotik yang
memisahkan sel dengan llingkungan sekitarnya. Merupakan struktur yang tipis dan elastis.
Tersusun dari lipida protein dan karbohidrat dengan komposisi : molekul molekul protein (50%-
70%), fosfolipid (25%), kolesterol (13%) ; lipida lain (4%) , dan karbohidrat (3%), sedikit
glikolipid, air dan ion-ion.
Membran plasma tersusun atas struktur membran phospolipid ganda (phospolipid
bilayer). Struktur Phospolipid memiliki dua bagian yang berbeda, yaitu bagian protein yang
bersifat hydrophilic (suka air) berupa kepala menghadap ke bagaian luar permukaan membran
dan bagian lipida yang bersifat hydrophobic (menghindari air) berupa ekor yang menghadap
bagian internal membran. Oleh karena itu membren plasma bersifat selektif permeable. Selektif
permeable berarti hanya dapat memasukan atau dilewati molekul tertentu saja. Struktur membran
plasma juga dilengkapi dengan struktur protein:
a. Protein yang melekat (peripheral/ekstrinsik) yang hanya melekat pada permukaan membrane
dan tidak menembus membrane. Bekerja sebagai protein pengangkut bahan-bahan kearah yang
berlawanan dengan difusi yang sebenarnya. Protein ekstrinsik bergabung dengan permukaan luar
membran.
b. Protein tertanam (integral/intrinsik) yang menonjol sepenuhnya dari membrane, mempunyai
bagian hidrofobik maupun hidrofilik. Protein integral membentuk saluran structural (atau pori-
pori) yang dilewati oleh bahan yang larut dalam air, terutama ion yang dapat berdifusi antara
cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. Protein ini letaknya tenggelam di antara dua lapis
fosfolipid. Protein intrinsik bergabung dengan membran dalam.
B. STRUKTUR DAN FINGSI MEMBRAN PLASMA
FUNGSI MEMBRAN PLASMA
1) Membran plasma mempunyai fungsi, sifat, struktur, dan sistem transport yang sangat penting
bagi proses hidup suatu sel.
2) Fungsi membran plasma yaitu untuk
a. membungkus sel, membatasi perluasan sel, sebagai filter yang sangat selektif
b. merupakan alat untuk transport aktif, mengontrol masuknya nutrien dan keluarnya hasil
metabolisme
c. menjaga perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel
d. serta sebagai sensor untuk sinyal-sinyal yang terdapat di luar sel.
SIFAT MEMBRAN PLASMA
a) Sifat utama membran sel adalah sangat dinamis.
b) Sifat membran yang dinamis ini sangat tergantung pada struktur dari membran plasma itu.
c) Sebagai contoh sifat membran yang tergantung pada strukturnya adalah adanya dua lapisan
lemak yang menyusun membran (lipid bilayer).
d) Membran lemak dapat terbentuk secara spontan dari campuran lipid dalam lingkungan air bila
konsentrasi lipid melampaui nilai kritis tertentu.
e) Bila jumlah lipid kurang dari konsentrasi kritis tersebut maka lipid larut dalam air.
f) Karena senyawa lipid ini merupakan molekul-molekul amphipatik, maka bila dalam konsentrasi
cukup tinggi molekul-nolekul lipid tersebut secara spontan membentuk agregat berupa lapisan-
lapisan lemak dua lapis.
g) Lapisan panjang lipid ini secara spontan dapat putus atau bergabung kembali satu sama lain,
sehingga di dalam air sering terbentuk balon-balon vesikula.
h) Mengingat sebagian besar komponen sel adalah air, maka prinsip inipun rupanya juga berlaku di
dalam sel dengan sistem kompartementasinya.
i) Adanya sistem membran lemak di dalam sel memungkinkan sel untuk membelah diri tanpa
kehilangan isi sel.
STRUKTUR MEMBRAN SEL
a. Sel memiliki sistem penyimpanan materi di dalam sel yang serupa dengan suatu
kontainer yang berupa membran plasma, suatu lapisan tipis yang tidak dapat diamati
dengan mkikroskop cahaya.
b. Membran plasma ini memisahkan isi sel dari lingkungannya. Isi sel (cairan intra
sel) berbeda dari lingkungan luarnya, misalnya dalam hal kandungan ion.
c. Sistem kompartementasi dapat terjadi karena adanya sistem membran plasma
(membran sel) yang mampu mencegah proses difusi atau perpindahan molekul-
molekul tertentu dari dalam ke luar atau sebaliknya dari luar ke dalam sistem
membran.
d. Kompartementasi ini memungkinkan masing-masing organel mempunyai fungsi
khusus.
e. Semua membran sel secara umum tersusun oleh lipid dan protein, disamping juga
karbohidrat dan memiliki struktur umum yang sama. Lipid, protein dan karbohidrat
tersebut secara bersama menyusun membran plasma atau membran internal.
f. Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema.
g. Tebal membran antara 5-10 nm
h. Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi
keberadaannya dapat dibuktikan pada waktu sel mengalami plasmolisis.
Selain dari itu, juga memungkinkan terjadinya proses endositosis dan eksositosis, bahkan
mengingat akan sifat fluiditas asam lemak penyusun membran sel, memungkinkan adanya gerak
pindah tempat, meskipun sel tersebut sesungguhnya tidak mempunyai alat gerak.

Lipida membran plasma


a. Sekali lagi Lima puluh persen (50 %) dari komponen membran plasma adalah
molekul lipid yang tidak larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam pelarut organik,
b. sedang sisa dari komponen tersebut sebagian besar adalah protein.
c. Molekul-molekul lipid tersusun secara teratur sebagai dua lapisan lemak (lipida
bilayer) setebal 5 nm. L
d. ipid bilayer ini merupakan barrier yang semipermiabel untuk berbagai molekul
yang larut dalam air.
Ada tiga macam molekul lipid yang terdapat pada lipid membran yaitu
1. phospolipid (yang terbanyak),
2. cholesterol,
3. glicolipid.
Ketiga jenis lemak tersebut bersifat amphipatic atau amphipilic, yang berarti mempunyai dua
sifat yaitu
1. bersifat hidrophilic (senang pada air/polar)
2. hidrophobic (tidak senang air/non-polar).
a. Sebagai contoh, phospolipid molekul mempunyai gugus kepala hidrophilic yang
sifatnya non-polar yang dinamakan hidrophobic hidrocarbon tail.
b. Sebagian phospolipid dan glikolipid membentuk bilayer secara spontan apabila
berada dalam lingkungan air.
c. Sifat inilah yang menyebabkan membran sel dapat menutup kembali secara
spontan apabila robek atau rusak.
d. Sedangkan sifat penting lainnya dari membran plasma adalah fluiditasnya, oleh
karena sifat ini sangat menentukan fungsi dari membran plasma.

FLUIDITAS LIPID BILAYER DAN KOLESTEROL


a. Keenceran lipid bilayer ditentukan oleh komposisinya yaitu
1. macam asam lemak (jenuh dan tidak jenuh)
2. kolesterol.
b. Makin banyak kandungan asam lemak tidak jenuh menyebabkan lapisan lipida makin encer.
c. Membran plasma dapat mengalami perubahan fisika kimia (transisi fase) yaitu
dari fase encer (liquid state) menjadi fase seperti agar (gel state).
d. Jika membran banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, perubahan fase encer
menjadi fase gel lebih sukar terjadi, artinya untuk terjadinya perubahan fase
memerlukan suhu yang lebih rendah.
Protein Membran Plasma
a. Walaupun struktur dasar dari membran adalah molekul lipid,
b. namun fungsi fisiologis dan patologis dari membran disebabkan oleh adanya
protein
c. Protein yang tertanam dalam lipid bilayer tersebut.
d. Jumlah dan jenis protein yang terdapat dalam membran plasma bervariasi dari sel
ke sel.
e. Molekul protein kebanyakan terlarut dalam lipid bilayer.
Fungsi dari protein adalah sebagai
1. media berbagai fungsi dari membran sel seperti: transport aktif molekul-molekul
tertentu keluar masuk sel
2. sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang berkaitan dengan
membran plasma,
3. sebagai penghubung struktur membran plasma dengan sitoskeleton
4. matriks sel atau sel yang berdekatan,
5. dan sebagai reseptor untuk menerima sinyal-sinyal kimia yang berasal dari
lingkungan sel.
Karbohidrat Membran Plasma
1. Pada permukaan sel eukariotik didapatkan molekul karbohidrat pada permukaan
selnya.
2. Molekul yang banyak didapatkan adalah
a) rantai polisakarida
b) rantai oligosakarida yang berikatan secara kovalen dengan membran protein
c) dan rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan lipid (glikolipid)
3. Jumlah karbohidrat dalam plasma membran berkisar antara 2 – 10 % dari seluruh berat
membran.
4. Pada membran plasma didapatkan juga
5. proteoglikan molekul yang mengandung rantai yang panjang dari polisakarida
terkait dengan protein membran dan didapatkan terutama pada bagian luar dari
membran sebagai matriks eksternal.
6. Sebagaimana protein membran, karbohidrat membran distribusinya juga tidak
simetris
7. karbohidrat yang sama tidak selalu ada pada permukaan dalam atau luar
membran.
8. Rantai karbohidrat dari glikolipid, glikoprotein dan proteoglikan pada membran
sel atau membran internal selalu terletak pada membran nonsitoplasma.
9. Pada membran plasma, karbohidrat terletak di bagian permukaan luar dari bilayer
dan pada membran internal karbohidrat menghadap pada lumen dari kompartemen sel.
10. Pada permukaan luar dari membran sel eukariotik terdapat daerah yang mengandung sangat kaya
dengan karbohidrat, yang dapat ditunjukkan dengan memberikan pewarnaan rutheinium red.
11. Selaput ini dinamakan sebagai glikokaliks.
12. Glikokaliks selain mengandung karbohidrat, juga didapatkan glikoprotein dan
proteoglikan yang disekresi sel dan diserap oleh permukaan luar membran plasma dan
kemudian menjadi komponen dari matriks ekstra sel.
13. Oligosakarida pada sisi luar membran plasma berbeda-beda dari satu spesies ke
spesies lain, dan bahkan dari satu sel ke sel lainnya dalam satu individu.
14. Keberagaman molekul dan lokasinya pada permukaan sel membuat oligosakarida
dapat berfungsi sebagai penanda yang membedakan satu sel dari yang lain.
15. Misalnya, empat kelompok darah manusia yang ditandai dengan A, B, AB, dan O
mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
C. PROSES TRANSPOR MEMBRAN
Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan energinya,
yakni transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran pasif yang tidak
memerlukan energi.

1. Transpor Membran Aktif

Mekanisme transpor pada membran secara aktif terjadi karena molekul tidak bisa
dilewatkan secara langsung melewati fosfolipid bilayer atau karena jumlah molekul di luar sel
yang lebih sedikit. Molekul yang mengalami kesulitan untuk melewati membran sel umumnya
terjadi karena interaksi antara membran sel yang memiliki ekor bagian dalam yang bersifat
hidrofobik non polar dengan molekul yang bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu, ukuran
molekul yang besar juga merupakan faktor penghambat untuk melewati membran sel.

Transpor membran secara aktif sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain:

a. Pompa ATP

Mekanisme pompa ATP terjadi akibat perubahan pada protein membran yang mengalami
perubahan bentuk sehingga memungkinkan molekul bisa melewatinya untuk keluar atau masuk
sel. Perubahan konformasi itu sendiri terjadi dengan penggunaan ATP.

Gambar 1.4 Pompa ATP

b. Kotranspor

Kotranspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati membran
plasma. Kotransport dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Disebut simport apabila
kedua jenis zat memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport apabila arah
pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kotranspor, berupa pompa potasium dan sodium.

Gambar 1.5 Kotranspor

c. Endositosis dan Eksositosis

Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam sel dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Endositosis dibagi menjadi 2, yaitu pinositosis
(pemasukan zat cair) dan fagositosis (pemasukan zat cair). Sedangkan eksositosis adalah
transpor makromolekul dan materi ke luar sel dengan membentuk vesikula baru.
Gambar 1.6 Eksositosis dan Endositosis

2. Transpor Membran Pasif

Mekanisme transpor membran secara pasif terjadi dengan memanfaatkan prinsip


sederhana difusi. Molekul akan berpindah dari seuatu area yang konsentrasinya tinggi ke rendah.
Hal ini menyebabkan sel tidak perlu mengeluarkan energi.

a. Difusi

Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat gerak acak, dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui
membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi (perbedaan konsentrasi antar
ruang pada sel), tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipid dari partikel-partikel
tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah
berdifusi melalui membrane daripada molekul hidrofilik. Membrane sel, kurang permeable
terhadap ion-ion (seperti Na+, Cl-, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak
bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membrane sel
daripada molekul besar

Gambar 1.7 Difusi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ialah:

a). Jarak

b). Luas permukaan

c). Beda konsentrasi

d). Suhu

e). Permeabilitas membran

f). Ukuran molekul

b. Osmosis

Osmosis adalah bagian khusus dari difusi. Osmosis ialah pergerakan air dari konsentrasi
yang lebih tinggi ke rendah melewati membran semipermeabel.

Gambar 1.8 Osmosis

Dampak peristiwa osmosis terjadi akibat sel ditempatkan pada kondisi hipertonik maupun
hipotonik.

Gambar 1.9 Dampak Terjadinya Osmosis

c. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi adalah adalah difusi yang dibantu protein pembawa atau dengan
saluran protein.

Gambar 2.0 Difusi Terfasilitasi

Molekul-molekul yang melewati membran sel dengan difusi terfasilitasi adalah molekul-
molekul berukuran besar seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil seperti air yang
memiliki protein membran khusus sebagai media transpor.

D. PROSES KOMUNIKASI ANTAR SEL

1. Pengertian komunikasi antar sel


Menurut Prof. Subowo (1995) mengungkapkan bahwa komunikasi sel adalah proses
penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan
dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.
Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam memnentukan respon seluler yang
akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh
adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel
(eukariotik) dilengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane plasmanya. Reseptor ini
biasanya meupakan bagian structural dari protein integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda.
Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal
kepada sel target.
2. Tipe penyampaian molekul sel dalam komunikasi sel

a. Endokrin adalah sel target jauh dengan media hormon yang dibawa oleh pembuluh darah.
b. Parakrin adalah sel penyekresi bekerja pada sel-sel target yang berdekatan dengan melepas
molekul regulator lokal (misalnya faktor pertumbuhan ) kedalam cairan luar sel.
c. Autokrin, adalah sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri atau dengan
kata lain sel penghasil mediator berperan juga sebagai sel sasaran.
d. Sinaptik adalah tipe pensinyalan jarak jauh melalui sistem persarafan. Sel saraf melepaskan
molekul neurotransmiter kedalam sinapsis sehingga merangsang sel target.

3. Metode Komunikasi Antar Sel


Di dalam tubuh, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:

1. Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini
terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang
sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang
dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal
listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam
sitoplasma kedua sel yang berhubungan.
2. Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan
ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin)
atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).

3. Komunikasi jarak jauh, adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh.
Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan
sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.

Sinyal hormonal merupakan komunikasi jarak jauh. Sinyal hormonal melibatkan


beberapa hal sebagai berikut:

1. Biosintesis hormon tertentu dalam jaringan tertentu


2. Penyimpanan dan sekresi hormon
3. Transportasi hormon ke sel target
4. Pengakuan hormon oleh membran sel yang berhubungan atau protein reseptor intraseluler
5. Relay dan amplifikasi sinyal hormonal diterima melalui proses transduksi sinyal: ini kemudian
menyebabkan respon selular. Reaksi dari sel target kemudian dapat diakui oleh hormon-sel yang
memproduksi asli, yang mengarah ke bawah regulasi-dalam produksi hormon. Ini adalah contoh
dari sebuah loop umpan balik homeostatik negatif.
6. Degradasi hormon.

Sel hormon biasanya dari jenis sel khusus, yang berada dalam kelenjar endokrin tertentu,
seperti kelenjar tiroid, ovarium, dan testis. Hormon keluar sel asal mereka melalui eksositosis
atau lain sarana transportasi membran. Model hirarkis merupakan penyederhanaan yang
berlebihan dari proses sinyal hormonal. Penerima seluler sinyal hormonal tertentu mungkin salah
satu dari beberapa jenis sel yang berada dalam sejumlah jaringan yang berbeda, seperti halnya
untuk insulin, yang memicu beragam efek fisiologis sistemik. Jenis jaringan yang berbeda juga
dapat merespon secara berbeda terhadap sinyal hormon yang sama. Karena itu, sinyal hormon
yang rumit dan sulit untuk membedah.

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan
sel tersebut dan mengirimkan sinyal.

Ciri- ciri hormon:

1. Bahan kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ( & organ-organtertentu badan)
2. Merangsang menghalang kegiatan sesuatu tisu / organ bagian badan
3. Setengah hormon menguasai kelenjar otot lain. Setengah mengawalmenyelaras kegiatan badan
seperti tumbesaran & perkembangan.
4. Hormon juga membantu sistem saraf menyelaras aktiviti badan

4. Tahapan Komunikasi Dalam Sel


Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3
tahapan yaitu:
a. Tahap penerimaan (reception)
Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal
kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan protein reseptor yang terletak
dipermukaan atau didalam sel.

b. Tahap pengikatan molekul (transduction)


Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengan situs reseptor
yang melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atau substrat dalam situs katalitik suatu
enzim. Molekul sinyal berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang berikatan secara spesifik
dengan molekul lain, seringkali yang berukurakan besar. Pengikatan ligan menyebabkan protein
reseptor mengalami perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan menjadi agregasi kedua
atau lebih mengaktivasi reseptor lain berinteraksi dengan molekul lainnya.
Transduksi sinyal atau pengikatan molekul meliputi aktifitas sebagai berikut:

1. Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan membran sel.
2. Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
3. Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel
atau efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan
menimbulkan respon spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul
tergantung pada jenis sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau
penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan
permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa DNA, perubahan ekspresi genetik atupun
program apoptosis.

c. Tahap responsif (response)


Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas selular seperti
glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasi gen-gen spesifik dalam
nukleus.

5. Jenis-jenis reseptor dan pengaruhnya terhadap aktivitas sitoplasma

A. Reseptor dalam membran sel


Sebagian besar molekul sinyal larut-air berikatan pada protein reseptor dalam membran
sel. Reseptor ini mentransmisikan informasi dari lingkungan ekstraseluler ke bagian dalam sel
dengan cara mengubah bentuk saat berikatan dengan ligan. Tiga tipe utama reseptor membran
adalah:
1. Reseptor saluran/gerbang ion.
Misalnya pada molekul neurotransmitter yang dilepaskan sinapsis antara dua sel saraf
berikatan dengan saluran ion sehingga menyebabkan saluran membuka dan memicu timbulnya
sinyal listrik yang merambat ke sel penerima.

2. reseptor terikat enzim seperti tirosin kinase


Kinase adalah enzim yang mengkatalis transfer gugus fospat dari ATP ke asam amino
tirosin

3. reseptor terkopel protein G


terkopel protein G adalah reseptor membran plasma yang bekerja dengan bantuan
protein G, protein yang mengikat molekul GDP/ GTP yang kaya energi. Banyak molekul sinyal
yang berbeda menggunakan reseptor terkopel protein G. Struktur molekulnya terdiri dari 7 heliks
α, β danγ transmembran. Dalam keadaan tidak aktif protein G mengikat GDP (guanosin
diposfat) melalui subunit α dipermukaan dalam dinding sel. Saat molekul sinyal berikatan
dengan sisi ekstraseluler maka protein G akan bergeser melepaskan GDP dan diganti oleh
molekul GTP. GTP kemudian mengaktivasi sub unit α untuk melepaskan diri. dan berikatan
dengan efektor lain yaitu adenilil siklase. Saat itulah memicu langkahnya pada respon seluler.
Perubahan pada enzim dan protein G juga bersufat sementara karena protein G juga berfungsi
sebagai enzim GTP-ase maka sub unit α akan menghidrolisis GTP menjadi GDP. Karena kini
tidak aktif lagi protein G meninggalkan enzim dan kembali ke kondisi awal.

Gb 1

Gb 2
B. Reseptor dalam intraseluler
Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk mencapai reseptor
ini pembawa pesan kimiawi menembus membran plasma sel target. Molekul sinyal yang dapat
melakukan hal ini adalah hormon steroid dan tiroid karena termasuk pembawa pesan yang
sifatnya hidrofobik.
Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada pada membran sel
melainkan pada sitoplasma atau nukleus. Sinyal harus melewati membran plasma terlebih dahulu
sebelum bertemu dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat melewati
membran atau merupakan lipid sehingga terlarut dalam membran). Sinyal kimiawi dengan
reseptor intraseluler misalnya hormon steroid (testosteron) dan tiroid hewan yang berupa lipid
serta molekul gas kecil oksida nitrat.
Mekanisme jalur transduksi sinyal (jalur-jalur merelai sinyal dari reseptor ke respon
seluler) seperti berikut:
a. Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay (sebagian besar
merupakan protein).
b. Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan (molekul sinyal bahkan tidak
pernah masuk sel).
Sinyal direlai sepanjang suatu jalur, artinya informasi tertentu dilewatkan. Pada tiap tahap
sinyal ditransduksi menjadi bentuk berbeda yaitu berupa perubahan konformasi suatu protein
yang disebabkan oleh fosforilasi.
Fosforilasi protein merupakan suatu cara pengaturan yang umum dalam sel dan
merupakan mekanisme utama transduksi sinyal.
Jalur pensinyalan bermula ketika molekul sinyal terikat pada reseptor eseptor ini
kemudian mengaktifkan satu molekul relai, yang mengaktifkan protein kinase 1. Protein kinase 1
aktif ini mentransfer satu fosfat dari ATP ke molekul protein kinase 2 yang inaktif, sehingga
akan mengaktifkan kinase kedua ini. Akibatnya, protein kinase 2 yang aktif ini mengkatalisis
fosforilasi (dan aktivasi) protein kinase 3. Akhirnya protein kinase 3 aktif ini memfosforilasi
protein yang menghasilkan respons akhir sel atas sinyal tadi. Enzim fosfatase mengkatalisis
pengeluaran gugus fosfat.
Molekul kecil dan ion kecil tertentu merupakan komponen utama jalur pensinyalan
(second messenger), seperti AMP siklik (cAMP) dan Ca2+, berdifusi melalui sitosol sehingga
membantu memancarkan sinyal ke seluruh sel secara cepat.

Respon akhir sel terhadap sinyal ekstraseluler disebut respon keluaran. Respon sel
terhadap sinyal berfungsi untuk mengatur aktivitas dalam sitoplasma atau transkripsi dalam
nukleus.

Kekhususan pensinyalan sel menentukan molekul sinyal apa yang akan diresponnya dan
sifat responnya. Keempat sel dalam diagram merespon molekul sinyal dengan cara yang berbeda
karena masing-masing memiliki kumpulan protein yang berbeda. Diagram sel A merupakan
diagram jalur pensinyalan dengan satu respon tunggal. Diagram sel B merupakan diagram jalur
pensinyalan dengan jalur bercabang sehingga

memunculkan dua respon yang berbeda. Diagram sel C merupakan diagram jalur
pensinyalan dengan reaksi saling-sapa di antara kedua jalur yang membuat sel dapat memadukan
informasi dari kedua sinyal yang berbeda. Diagram sel D merupakan diagram jalur pensinyalan
dengan reseptor yang berbeda dengan reseptor pada sel A, B dan C.
6. Second Messenger
Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil
nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat
reseptor membran merupakan jalur first messenger. Second messenger lebih kecil dan terlarut
dalam air, sehingga dapat segera menyebar keseluruh sel dengan berdifusi . Second
messenger berperan serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor
tirosin-kinase. Dua contoh second messenger yang paling banyak digunakan ialah:
a. AMP siklik
Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari membrane
plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu menyebabkan pemecahan
glikogen. Pengikatan epinefrin pada membrane plasma sel hati akan meningkatkan senyawa
adenosine monofosfatsiklik, yang disingkat AMP siklik atau cAMP. Camp ini diaktifkan oleh
adenilat siklase yang mengkatalisa perombakan ATP. cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat
perubahan pada perilaku sel, dan mereka disebut messenger sekunder atau mediator intraseluler
yang mana akan merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.

b. Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor pertumbuhan dan
sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang
meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningkatan konsentrasi ion kalsium sitosolik
menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai second
messenger dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang
direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh
suatu mekanisme yang melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada
konsentrasi dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil pada jumlah
absolute ion akan menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi
kalsium.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

 Membrane plasma yaitu bagian luar baik pada sel prokariotik maupun eukariotik yang
memisahkan sel dengan llingkungan sekitarnya. Merupakan struktur yang tipis dan elastis.
Tersusun dari lipida protein dan karbohidrat dengan komposisi : molekul molekul protein (50%-
70%), fosfolipid (25%), kolesterol (13%) ; lipida lain (4%) , dan karbohidrat (3%), sedikit
glikolipid, air dan ion-ion.
 Membran sel beperan dalam menetapkan batas-batas dari sel, sebagai tempat terjadinya fungsi-
fungsi khusus, berisi protein transport yang menyediakan dan mengatur pergerakan substansi-
subtansi yang masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-bagiannya, mengandung reseptor yang
diperlukan untuk mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan melakukan suatu mekanisme untuk
komunikasi sel
 Fungsi membran plasma yaitu untuk
a) membungkus sel, membatasi perluasan sel, sebagai filter yang sangat selektif
b) merupakan alat untuk transport aktif, mengontrol masuknya nutrien dan keluarnya hasil
metabolisme
c) menjaga perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel
d) serta sebagai sensor untuk sinyal-sinyal yang terdapat di luar sel.
 Struktur membran plasma, yaitu :
a. Semua membran sel secara umum tersusun oleh lipid dan protein, disamping juga karbohidrat
dan memiliki struktur umum yang sama. Lipid, protein dan karbohidrat tersebut secara bersama
menyusun membran plasma atau membran internal.
b. Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema.
c. Tebal membran antara 5-10 nm
d. Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi keberadaannya dapat
dibuktikan pada waktu sel mengalami plasmolisis.
 Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan energinya, yakni
transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran pasif yang tidak
memerlukan energi.
 komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target
untuk mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi
pertumbuhan dan pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya.
 Ada 3 tahapan komunikasi dalam sel yaitu :
a. Tahap penerimaan (reception)
b. Tahap pengikatan molekul (transduction)
c. Tahap responsif (response)

DAFTAR PUSTAKA

http://garnisah.blogspot.co.id/2011/11/sel-membran-plasma.html
http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/membran-plasma.html
http://diarzahrahyulihardiyanti.blogspot.co.id/2013/09/makalah-membran-plasma-biosel.html
http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id/2011/07/makalah-membran-plasma.html

Anda mungkin juga menyukai