Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Jaringan Saraf

Oleh :
KELOMPOK 2
 Nurheni 1616440004
 Nur Azizah Awaliyah 1816440003
 Karisma Khaerul 1816440006
 Siti Nur Afifah 1816440011
 Khusnul Fatimah Irfan 1816440012
 Avizah Bin Hamzah 1816440013
 Selviani Nur Islamiah 1816441003
 St Nur aisyah 1817441010
 Muhammad Akram 1816441012
 Nur Mutia 1816442007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA BILINGUAL


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan saraf memegang peranan penting dalam koordinasi seluruh
tubuhmanusia. Jaringan saraf didistribusikan di seluruh tubuh sebagai
jaringankomunikasi terpadu. Se!ara anatomis,system saraf dibagi menjadi
dibagi menjadisystem saraf pusat (terdiri dari otak dan medulla spinalis), dan
system saraf tepi (terdiri dari serabut saraf dan ganglion saraf). Se!ara
stru!tural, jaringan sarafterdiri atas sel neuron dan beberapa sel glia atau
neuroglia.
Otak manusia tersusun atas sel-sel saraf atau neuron-neuron yang
membentuk jaringan. Sekumpulan neuron (saraf) yang saling terhubung
iniberfungsi untuk memberikan sebuah tanggapan atas sebuah rangsangan
yangmengenainya. Setiap rangsangan memiliki tanggapan-tanggapan
tersendiri darisebuah neuron tersebut terhadap jenis rangsangan yang
mengenainya.
Jaringan saraf merupakan jaringan yang paling rumit. Kerumitan ini
berasal darikemampuan sel-sel saraf (neuron) untuk berkomunikasi dengan
jenis sel-sel lain (sel-sel otot, sel-sel kelenjar). Akan tetapi, jaringan saraf
memiliki fungsi utama sebagai pembuat pesan kimia (penghantar saraf dan
hormon-hormon) danperkembangan saluran komunikasi untuk koordinasi
fungsi-fungsi tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan saraf?
2. Apa saja bagian-bagian dari Jaringan saraf?
3. Bagaimana klasifikasi Jaringan saraf?
4. Apa saja fungsi umum dan fungsi khusus Jaringan saraf?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud jaringan saraf.
2. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian dari Jaringan saraf.
3. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi Jaringan saraf.
4. Untuk mengetahui fungsi umum dan fungsi khusus Jaringan saraf.
D. Manfaat
Manfaat dari diskusi kelompok yaitu diharapkan dapat menambah
wawasan tentang jaringan saraf, bagian-bagian jaringan saraf, klasifikasi
jaringan saraf, dan fungsi jaringan saraf baik secara umum maupun secara
khusus.
BAB II
PEMBAHASAN

Sistem saraf tersebar luas di dalam tubuh dan dengan beberapa


perkecualian, semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya
sistem saraf menghimpun rangsang dari lingkungan baik luar maupun dalam
tubuh, mengubah rangsang menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke
suatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan di sini impuls-
impuls ditafsirkan dan seterusnya disusul ke organ-organ efektor untuk
memberikan jawaban atau respon yang tepat.Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh
sel-sel yang yang sangat terspesialisasi disebut neuron yang bersama sel-sel
penyokongnya, neuroglia dan bahan ekstraselular yang terkait membentuk jala-
jala komunikasi yang terintegrasi.
Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron)
yang disokong oleh sel-sel penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau
sel-sel glia.

A. Bagian-Bagian Saraf
1. Sel Saraf (Neuron)

Bangunan histologik sel saraf sangat khas terdiri atas badan sel (soma atau
perikarion) dan julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson dan
beberapa dendrit.
Neuron merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat
membelah lagi.Jumlah neuron di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga
sekitar 14 milyar.Secara histologis terdiri atas badan sel saraf (perikarion) dan
juluran saraf (prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan dendrit.
2. Badan sel Saraf

Perikarion (badan sel) dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang


melingkupinya.Di dalam inti terdapat DNA yang merupakan pembawa sifat
turunan, sedangkan dalam sitoplasma terdapat berbagai organel dan badan
inklusi.Bentuk dan besar perikarion sangat beragam 4-135 mikrometer.Ada yang
berbentuk piramid, lonjong, bulat dan sebagainya. Meskipun beragam, tetapi
semua badan sel saraf mempunyai ciri yang khas, berupa struktur-struktur:
 Nukleus (inti sel)
Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong,
bewarna pucat, dan umumnya terletak di pusat perikarion.Nukleolusnya pada
umumnya satu dan tampak sangat jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya. Pada
inti sel terdapat rantai double helix ”deoxyribonucleate acid (DNA)” yang
merupakan pembawa kode genetik. Inti yang besar, pucat, vesikular dengan
nukleolus yang menonjol seringkali memberi kesan seperti mata burung hantu
(Owl eyes).
 Sitoplasma
Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula (badan inklusi) yang
tersusun kurang lebih mengitari inti. Organel adalah struktur-struktur atau
bangunan yang terdapat di dalam sitoplasma yang diperlukan untuk mem-
pertahankan kehidupan dan menjalankan fungsi-fungsi sel secara keseluruhan.
Badan inklusi adalah struktur-struktur yang terdapat di dalam. sitoplasma yang
dipergunakan sebagai gudang atau tempat penyimpanan zat-zat atau substansi
tertentu.
Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah:
A. Sitoskeleton
B. Apparatus (kompleks) Golgi
C. Mitokondria
D. Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/ rough endoplasmic
reticulum)
E. Ribosom
F. Sentriol
3. Juluran Neuron

Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus
sitoplasmanya yang terdiri atas dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat
pada hampir semua neuron.
a. Dendrit

Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron


motorik pada kornu anterior medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat
bercabang dan cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada
cabang utama. Ciri-ciri histologis dendrit adalah:
 Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal semakin tipis.
 Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder tertier dan
seterusnya.
 Permukaannya diliputi oleh tonjolan kecil atau duri (spine/gemullae) yang
berfungsi sebagai tempat kontak sinaps.
 Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas,
mitokondria, mikrotubulus dan mikrofilamen, tetapi kandungan badan
Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh percabangannya sampai
organel tersebut tidak ada pada ranting yang sangat kecil. Dendrit tidak
mempunyai kompleks Golgi.

Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung akson neuron
lainnya melalui sinaps akso-dendritik.Dendrit mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kemampuan neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang
dalam jumlah banyak.Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau
menghambat kegiatan listrik pada membran dendrit, yaitu menaikkan atau
menurunkan ambang rangsang neuron.
Ambang rangsang adalah suatu nilai dalam millivolt yang harus dilalui
agar membran saraf tersebut dapat mengalami depolarisasi dan dengan demikian
timbul arus listrik yang merambat. Dengan demikian neuron tersebut dapat
meneruskan atau menghambat rangsangan yang datang. Rangsangan saraf yang
diterima oleh dendrit umunya merambat ke arah badan sel saraf.
b. Akson

Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang
menjorok masuk ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Ciri
histologis akson adalah:
 Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang disebut akson Hillock.
 Umumnya lebih tipis (halus) dan jauh lebih panjang daripada dendrit pada
neuron yang sama.
 Aksoplasma tidak mengandung struktur apapun yang berperan dalam
sintesa protein seperti badan Nissl (rough endoplasmic reticulum),
ribosom dan kompleks Golgi.
 Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus dan mitokondria.
 Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih mengkilat
dalam keadaan segar. Selubung mielin bukan merupakan bagian dari
neuron, tetapi merupakan bagian dari selubung neuron. Selubung mielin
hanya ada pada akson dan tidak pernah pada dendrit.Tetapi ada pula akson
yang tidak bermielin.Bila dengan mikroskop cahaya terlihat serat saraf
bermielin maka sudah tentu itu adalah akson. Bila serat sarafnya tidak
bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan mungkin pula dendrit.
 Ujung akhir akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut
telodendria yang berkontak dengan perikarion, dendrit, atau akson dari
satu neuron atau lebih pada sinaps.
 Pada ujungnya ranting aksonal memperlihatkan pembengkakan kecil
disebut “boutons terminaux”.

Fungsi akson adalah meneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke


neuron lainnya, serat otot atau sel kelenjar.
c. Sel Schwaan

Pada beberapa kelas hewan vertebrata, bagian akson yang terdapat pada
sel sarafnya diketahui memiliki selubung yang bernama sel schwann. Sel schwann
adalah bagaian penyokong pada akson. Sel ini memiliki fungsi untuk
menyediakan suplai makanan bagi sel saraf. Fungsi sel schwam adalah
melancarkan metabolisme saraf pada akson dan membantu proses regenerasi
akson. Jarak antara satu sel schwan satu dengan sel schwann memiliki pengubung
yang berguna untuk mempercepat pengiriman atau transmisi dari impuls menuju
sinapsis. Penghubung tersebut bernama nodus ranvier.
d. Selubung Mielin

Selubung Mielin adalah lapisan fosfolipid yang membungkus akson secara


konsentrik. Sel Schwann merupakan sel yang membentuk selubung pada sistem
saraf tepi, sedangkan oligodendrosit merupakan sel yang membentuk selubung
yang sama pada sistem saraf pusat. Selubung mielin merupakan ciri khas
vertebrata (gnathostome), tetapi selubung yang mirip dengan mielin juga telah
berevolusi secara paralel dalam beberapa invertebrata.
e. Sinapsis

Sinaps dapat didefinisikan sebagai hubungan (kontak antara ujung akson


suatu neuron presinaptik) dengan dendrit, badan sel atau akson neuron lainnya
(neuron post sinaptik).Antara kedua neuron tidak terdapat hubungan protoplasma,
terdapat celahsinaps antara 2 neuron selebar 200 A (20 milimikrom = 2mm). Pada
sinaps inilah impuls dapat diteruskan atau dihambat. Konduksi impuls hanya
terjadi satu arah, yaitu dari akson presinaptik ke dendrit postsinaptik.
Sinapsis adalah bagian pada ujung akson yang memiliki fungsi sebagai
penerus impuls ke neuron yang lain. Sinapsis yang berasal dari satu neuron akan
saling menghubungkan dengan dendrit serta neuron lainnya. Transmisi impuls
akan dilakukan dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut
neurotransmitter. Bahan kimia tersebut berfungsi sebagai impuls baru bagi bagian
dendrit pada neuron lainnya. Neurotransmitter dapat dihasilkan oleh kantong yang
berada di ujung akson.Kantong tersebut bernama bulbus akson.Neurotransimitter
adalah campuran zat asetilkolin dan zat kolinesterase yang sangat berperan dalam
berjalannya impuls saraf melalui sinapsis.
Berdasarkan jumlah julurannya, dikenal 3 jenis neuron:

 Neuron unipolar
yaitu neuron yang hanya mempunyai satu juluran. Contohnya
neuron unipolar pada masa embrio.
 Neuron bipolar
Yaitu sel saraf berbentuk kumparan dengan 2 juluran yang
masing-masing keluar dari ujung perikarion (badan sel saraf).
Contohnya ganglion vestibular dan koklear di telinga, neuron
olfaktoris di regio olfaktoria hidung.
 Neuron pseudo-unipolar
Yaitu neuron yang berbentuk oval yang pada awalnya
berbentuk bipolar, tetapi pada perkembangan selanjutnya juluran yang
pada mulanya saling bertolak belakang, kemudian menggeser,
mengitari perikarion, menghampiri satu dengan lainnya dan menyatu
membentuk satu prosesus tunggal. proses tunggal tersebut berpangkal
pada perikarion dan pada ujung distalnya bercabang dua sehingga
mirip huruf T. Contohnya adalah neuron pada ganglia kranio-
spinal.Satu cabangnya mengarah ke perifer dan cabang lainnya
mengarah ke pusat masuk ke radiks posterior saraf menuju ke SSP.
 Neuron multipolar
Yaitu neuron berbentuk poligonal yang mempunyai banyak
prosesus. Bentuk neuron ini merupakan bentuk yang paling banyak
dijumpai ditubuh kita. Contohnya neuron motorik di kornu anterior
medulla spinalis, batang otak, korteks serebri/otak besar (sel piramid)
dan korteks serebelli/otak kecil (mempunyai bentuk yang sangat khas
bagaikan tanduk menjangan yang bercabang-cabang)
B. Klasifikasi Jaringan Saraf
Jaringan saraf dapat dikelompokkan secara anatomis dan fungsional
(fisiologis).
*Secara anatomis jaringan saraf dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Susunan Saraf Pusat (SSP)
yaitu jaringan saraf yang dilindungi oleh tulang tengkorak dan vertebra
(tulang punggung. Susunan saraf pusat ini terdiri atas otak (brain) dan
medulla spinalis (spinal cord).
2. Susunan Saraf Tepi (SST)
Saraf Tepi yaitu seluruh jaringan saraf diluar SSP (selain otak dan
medulla spinalis), ganglia dan reseptor. Susunan saraf tepi terdiri atas
sistem saraf kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal)
yang terdiri dari saraf leher (8 pasang), saraf punggung (12 pasang), saraf
pinggang (5 pasang), saraf pinggul/sakral (4 pasang) dan saraf ekor (1
pasang).

* Secara fungsional susunan saraf dapat dibagi menjadi 3 yaitu:


1. Neuron Sensorik
Neuron Sensorik merupakan neuron yang badan selnya
bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek
tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik
berhubungan dengan alat indera untuk menerima
rangsangan. Sel saraf ini berfungsi menghantar impuls
saraf dari alat indera menuju ke otak atau sumsum
tulang belakang, sehingga sering dikenal sebagai neuron indera. Neuron
sensorik berfungsi untuk menerima sinyal dari lingkungan dan
mengirimkan ke saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang)
2. Neuron Motorik
Neuron Motorik merupakan neuron yang
memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan
akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau
kelenjar. Neuron Motorik berfungsi membawa impuls
dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke otot
kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut
sebagai neuron penggerak.
3. Neuron Konektor
Neuron Konektor merupakan neuron
multipolar yang memiliki dendrit yang pendek, tapi
berjumlah banyak, serta akson ada yang panjang dan
ada yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu
berhubungan dengan ujung akson dari saraf yang lain
membentuk sinaps. Neuron ini banyak terdapat di
sumsum tulang belakang dan otak yang berfungsi
meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron.

C. Gerak sadar dan gerak refleks


Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. gerak pada umumnya terjadi
secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor,
ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. gerak refleks berjalan sangat
cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
1. Gerak sadar.
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja
atau disadari. impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui
jalan yang panjang. Mekanisme gerak sadar adalah sebagai berikut:
a. Reseptor
b. Saraf sensorik
c. Otak
d. Saraf motorik
e. Efektor
2. Gerak reflex
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat
singkat dan tidak melewati otak. contoh gerak refleks adalah terangkatnya
kaki jika terinjak sesuatu yang tajam.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan. rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam
aktivitas refleks.mekanisme gerak refleks adalah sebagai berikut:
a. Reseptor.
b. Neuron sensorik.
c. Sumsum tulang belakang.
d. Neuron motorik.
e. efektor.
Respon merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan dalam
lingkungan reseptor. dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi
stimulus menjadi energi bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk
potensial bertingkat. potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat
pengintegrasi refleks-refleks dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi
memproses refleks yang dipelajari. pusat pengintegrasian memproses semua
informasi yang dapat diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi
dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentang respon yang sesuai.
instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke efektor
(suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. terdapat
macam-macam gerak refleks berdasarkan prosesnya. terdapat dua tipe refleks
menurut prosesnya, yaitu: refleks sederhana atau refleks dasar adalah refleks yang
menyatu tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata pada saat ada benda yang
menuju ke arahnya. dan refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang
dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti seorang karateka yang mengelak
pukulan dari belakang. hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak
berlatih jurus-jurus secara sadar.
D. Fungsi Jaringan Saraf
Fungsi dari jaringan saraf adalah untuk membentuk jaringan komunikasi
dari sistem saraf dengan menyalurkan sinyal-sinyal listrik di seluruh jaringan.
Otak Pada bagian bawah atau dasar, otak terhubung ke saraf tulang belakang.
Kedua organ otak dan saraf tulang belakang dikenal sebagai sistem saraf pusat
(SSP). Saraf tulang belakang bertugas mengirim informasi dari dan menuju otak.
Sistem saraf pusat akan bekerja sama dengan sistem saraf perifer untuk
menyampaikan pesan dari otak ke berbagai bagian tubuh. Dua sistem saraf inilah
yang memberi kemampuan seseorang untuk berjalan, berbicara, dan aktivitas
lainnya.
Pada tingkatan paling dasar, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan
sinyal dari 1 sel ke sel lain, atau dari 1 bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Ada
berbagai cara sebuah sel dapat mengirimkan sinyal ke sel lain. Satu cara adalah
dengan melepaskan bahan kimia yang disebut hormon ke dalam sirkulasi internal,
sehingga mereka dapat berdifusi tempat-tempat yang jauh. Berkebalikan dnegan
modus pensinyalan "pemancaran", sistem saraf menyediakan sinyal dari tempat ke
tempat neuron memproyeksikan akson-akson mereka ke daerah sasaran spesifik
dan membentuk koneksi sinaptik dengan sel sasaran spesifik. Oleh sebab itu,
pensinyalan neural memiliki spesifitas yang jauh lebih tinggi tingkatannya
daripada pensinyalan hormonal. Hal tersebut juga lebih cepat: sinyal saraf tercepat
berjalan pada kecepatan yang melebihi 100 meter per detik.
Pada tingkatan lebih terintegrasi, fungsi primer sistem saraf adalah untuk
mengontrol tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil informasi dari
lingkungan dengan menggunakan reseptor sensoris, mengirimkan sinyal yang
mengodekan informasi ini ke dalam sistem saraf pusat, memproses informasi
untuk menentukan sebuath respons yang tepat, dan mengirim sinyal keluaran ke
otot atau kelenjar untuk mengaktivasi respons. Evolusi sebuah sistem saraf
kompleks telah memungkinkan berbagai spesies hewan untuk memiliki
kemampuan persepsi yang lebih maju seperti pandangan, interaksi sosial yang
kompleks, koordinasi sistem organ yang cepat, dan pemrosesan sinyal yang
berkesinambungan secara terintegrasi. Pada manusia, kecanggihan sistem saraf
membuatnya mungkin untuk memiliki bahasa, konsep representasi abstrak,
transmisi budaya, dan banyak fitur sosial yang tidak mungkin ada tanpa otak
manusia.

Fungsi-Fungsi Jaringan Saraf :


1. Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf berfungsi menerima, menghantarkan, dan menanggapi rangsangan.
Bagian-bagian Sel saraf:
 Dendrit, berfungsi meneruskan rangsangan (impuls) saraf menuju
badan sel saraf.
 Badan sel, berfungsi menerima impuls dari dendrit.
 Neurit (akson), berfungsi meneruskan impuls saraf dari badan sel yang
satu ke badan sel yang lain. Neurit dilindungi oleh selubung mielin
disusun dari sel-sel schwann yang memberi makan neurit dan
membantu regenerasi neurit. Bagian neurit yang tidak berselubung
mielin disebut nodus ranvier.
Berdasarkan arah impulnya, neuron terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Neuron sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke sistem
saraf pusat. Reseptor adalah sel saraf yang menerima rangsangan.
2) Neuron motorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari sistem saraf pusat
ke efektor. Efektor berupa otot dan kelenjar.
3) Neuron penghubung (konektor), berfungsi menghantarkan rangsangan dari
neuron sensorik ke neuron motorik.

2. Susunan Sistem Saraf


1) Sistem saraf sadar
a) Sistem sara pusat
- Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan sistem
kooridinasi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis).
- Otak terdiri atas empat bagian yaitu otak besar (serebrum), otak kecil
(serebellum), otak tengah (mesensefalon), dan sumsum lanjutan (medula
oblongata).
b) sistem saraf tepi
- Sistem saraf tepi berfungsi untuk menyampaikan informasi ke dan dari pusat
pengaturan.
Berdasarkan impuls saraf yang dibawa, sistem saraf tepi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
(1) Sistem saraf aferen: berfungsi membawa impuls saraf dari reseptor ke
susunan saraf pusat.
(2) Sistem saraf eferen: berfungsi membawa impuls saraf dari saraf pusat ke
efektor.
Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), berjumlah 31 pasang saraf.
(2) Saraf otak (saraf kranial), berjumlah 12 pasang.
2) Sistem saraf tak sadar (otonom)
- Saraf simpatik: berfungsi untuk mempercepat kerja organ-organ tubuh.
- Saraf parasimpatik : berfungsi untuk memperlambat kerja organ-organ
tubuh.
- Berikut tabel perbedaan sistem saraf simpatik dan para simpatik
3. Penghantar Rangsangan (Impuls)
1) Gerak biasa (sadar)
Gerak biasa adalah gerak yang rangsangannya diolah terlebih dahulu oleh otak.
2) Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang terjadi secara spontan, tanpa diolah oleh otak
terlebih dahulu.
4. Gangguan dan kelainan pada Sistem Saraf
Epilepsi, merupakan kelainan otak kronis yang disebabkan terganggunya
aktivitas listrik normal pada otak, sehingga menyebabkan kejang.
- Meningtis, merupakan peradangan di bagian selaput otak yang disebabkan oleh
bakteri dan virus
- Stoke merupakan kerusakan otak akibat sumbat atau pecahnya pembuluh darah
otak.
- Parkinson merupakan penyakit yang terjadi karena berkurangnya
neurotransmiter dopamin pada dasar ganglion.

Jenis Jenis Sel Saraf


Berdasarkan cara kerjanya dalam mengirim impuls dan posisinya dari sel
lain, sel saraf dapat diberdakan menjadi 3 jenis. Jenis-jenis sel saraf tersebut yaitu
sel saraf sensorik (neuron sensori), sel saraf penghubung (neuron intermediat),
dan sel saraf motorik (neuron motor).
1. Sel Saraf Sensorik (Neuron Sensori)
Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang berfungsi menyampaikan impuls
(rangsangan) dari reseptor (penerima rangsangan) menuju ke sel saraf
penghubung atau sistem saraf pusat (sumsum tulang belakang dan otak). Sel saraf
ini memiliki badan sel yang saling bergerombol membentuk ganglion dan
sambung menyambung menuju sumsum tulang belakang.
2. Sel Saraf Penghubung (Neuron Intermediat)
Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang membentuk rantai penghubung
antara sel saraf sensorik dan sistem saraf pusat, atau antara saraf pusat dengan sel
saraf motorik. Sel saraf penghubung terdapat hampir di seluruh bagian tubuh dan
menjadi lintasan impuls bagi koordinasi saraf.
3. Sel Saraf Motorik (Neuron Motor)
Sel saraf motorik adalah sel saraf yang berfungsi mengirimkan impuls
berupa perintah dari sistem saraf pusat menuju ke jaringan otot dan kelenjar untuk
melakukan respon. Secara sederhana, hubungan ketiga jenis sel saraf ini dapat
diilustrasikan sebagaimana berikut. Rangkaian proses pengiriman dan penerimaan
impuls serta respon yang dihasilkan otak atas sebuah impuls terjadi dalam waktu
yang sangat-sangat singkat. Bayangkan, bila rangkaian tersebut terjadi dalam
waktu seperti yang dibutuhkan Anda untuk membaca ilustrasi di atas, tentu darah
Anda sudah akan habis saat tangan mulai bergerak untuk menepuk si
nyamuk. Itulah keistimewaan dari kerja sel-sel di jaringan saraf.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sel-sel penyusun jaringan saraf terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel
glia (neuroglia). Neuron merupakan unit fungsional yang terdapat di dalam
system saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel glia umumnya mengeliligi
sebagian besar badan sel neuron di daerah sistem saraf pusat. neuron atau sel
saraf tersusun atas badan sel (perikaryon), dendrit, dan akson. Badan sel
mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya. Dendrit merupakan
perluasan dari perikaryon yang berupa cabang-cabang kecil dan banyak.
Akson merupakan prosesus yang sangat panjang. Berdasarkan fungsinya
neuron dibagi menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi.
Sedangkan menurut jumlah prosesusnya neuron dibagi menjadi neuron
bipolar, neuron multipolar, dan neuron unipolar.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Saleh A, R., Saenab, S., Bahri, A., Arifin, A. N., & Suryani, I. (2016).
Biologi Sel. Makassar: Alauddin University Press.

Claude A, V., Warren F, W., & Robert D, B. (1999). Zoologi Umum. Penerbit
Erlangga.

Jusuf, A. A., & Antarianto, R. D. (2009). Catatan Kuliah Aspek Histologis Dalam
Neurosains. Jakarta: Departemen Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Neil A, C., Jane B, R., Lisa A, U., Michael L, C., Steven A, W., Peter V, M., et al.
(2010). BIOLOGI. Penerbit Erlangga.

http://www.pbrc.hawaii.edu/~danh/InvertebrateMyelin/
https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_saraf
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf
http://www.ebiologi.net/2017/08/jaringan-saraf-fungsi-ciri-struktur.html

Anda mungkin juga menyukai