Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh
ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya sangat tertarik untuk mengajukan Judul : “MELACAK GERAKAN REVIVALISME –
RADIKALISME ISLAM DAN UPAYA PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM”
Banyak kesulitan dan hambatan yang saya hadapi dalam membuat makalah ini tapi
dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT karena berkat rahmatnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyimpulkan bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu saya menerima
saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi saya dan pembaca
pada umumnya.

Konawe, 06 Nopember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantaar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Revivalisme …………………………………………………………………………….
B. Radikalisme …………………………………………………………………………….
C. Upaya Pembaharuan Pemikiran Islam ………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan revivalisme dalam Islam adalah sebuah tuntutan dari sejarah panjang
perjalanan Islam, yang telah malang melintang melewati batas geografis dan lintas budaya
masyarakat Islam diSeantero jagad raya ini, dan telah mengalami pasang naik dan pasang
surutnya. Terjadinya saling mempengaruhi antara Islam dengan budaya masyarakat yang
dimasukinya adalah suatu keniscayaan. Dalam hal ini, pengaruh dalam masyarakat yang nota
bene melakukan pemikiran yang ingin mengembalikan kepada “Islam yang murni”. Hal yang
sama juga terjadi ketika Islam bersentuhan dengan peradaban barat modern baik dari segi sosial
budaya, politik, ekonomi dan lainnya. Kondisi dan situasi yang demikian telah pula mendorong
munculnya pemikiran-pemikiran yang ingin menempatkan Islam dalam bentuknya yang murni.
Pemikiran-pemikiran itu tidak hanya eksis dalam bentuk sebuah wacana, tetapi telah mencapai
bentuk praktek. Gerakan pemikiran yang berupaya mengembalikan Islam kedalam bentuknya
yang semula, sebagaimana yang terjadi pada masa Rasullullah SAW dan Khulaffahurrasyidin,
yang dikenal dengan istilah revivalisme. Dalam makalah ini akan dibahas gerakan revivalisme
ini dalam bentuk kekinian (kontemporer) dengan judul “Revivalisme Islam “.
Walaupun istilah radikalisme diproduksi oleh Barat, namun gejala dan perilaku kekerasan
itu dapat ditemukan dalam tradisi dan sejarah umat Islam. Fenomena radikalisme dalam Islam
sebenarnya diyakini sebagai produk atau ciptaan abad ke-20 di dunia Islam, terutama di Timur
Tengah, sebagai hasil dari krisis identitas yang berujung pada reaksi dan resistensi terhadap
Barat yang melebarkan kolonialisme dan imperialime ke dunia Islam. Terpecahnya dunia Islam
kedalam berbagai Negara, Bangsa, dan proyek modernisasi yang dicanangkan oleh
pemerintahan baru berhaluan Barat, mengakibatkan umat Islam merasakan terkikisnya ikatan
agama dan moral yang selama ini mereka pegang teguh. Hal ini menyebabkan munculnya
gerakan radikal dalam Islam yang menyerukan kembali ke ajaran Islam yang murni sebagai
sebuah penyelesaian dalam menghadapi kekalutan hidup. Tidak hanya sampai disitu, gerakan
ini melakukan perlawanan terhadap rezim yang dianggap sekuler dan menyimpang dari ajaran
agama yang murni.
Selain Islam fundamentalisme (cara-cara memperjuangkan sesuatu dengan cara radikal),
ada berbagai istilah yang digunakan oleh pengamat dan sarjana politik untuk mengidentifikasi
dan menjelaskan fenomena radikalisme dalam Islam, baik dari masa klasik maupun hingga
masa modern tentang kebangkitan Islam didunia. Untuk itu, di dalam pembahasan makalah ini
mencoba menjelaskan arah gerakan revivalisme dan radikalisme islam dan upaya pembaharuan
pemikiran islam.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat masalah yang akan dibahas diantarannya sebagai berikut :
a. Mampu menjelaskan Revivalisme?
b. Mampu menjelaskan Radikalisme?
c. Mampu menjelaskan upaya pembaharuan pemikiran Islam?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan revivalisme dan
mengetahui sejarah perjalanannya, dapat mengetahui apa yang dimaksud Radikalisme dan
mengetahui sejarah perjalananya, dan dapat mengetahui upaya pembaharuan pemikiran Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Revivalisme

Dari sudut bahasa revivalisme berasal dari revival yang berarti penghidupkan kembali atau
kebangkitan kembali. Revivalis (“kebangkitan kembali”) mengisyaratkan bahwa revivalisme
kontemporer mempunyai kontinuitas dengan revivalisme dimasa lampau. Fazlur Rachman
(1919-1998) seorang pemikir Islam kontemporer, ketika mempetakan perkembangan
pemikiran pembaharuan dalam Islam membagi kepada beberapa bentuk tipologi: Pertama,
revivalis pramodernis, muncul pada abad ke-18 dan 19 di Arabia, India dan Pakistan. Kedua,
modernis klasik yang muncul pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 dibawah
pengaruh ide-ide barat. Ketiga, revivalisme pasca modernis, yang kemunculannya merupakan
reaksi dari gerakan sebelumnya. Keempat, neo modernis (Amir, 1999: 15-16).

Gerakan revivalisme dapat diidentifikasi melalui ciri umum yang dimiliki oleh kedua
tipologi revivalisme yaitu, revivalisme pra modernisme dan pasca modernisme. Ciri umum
pertama bahwa gerakan-gerakan revivalisme menyerukan kembali kepada Islam yang “mumi”
- yang “orisinal”. Kedua, gerakan revivalisme pada umumnya menghimbau penerapan dan
pengembangan Ijtihad (pendapat/tafsiran) khususnya dalam masalah-masalah yang berkaitan
dengan hukum dan menolak taqlid (perjanjian).

Sejak abad ke-18 dunia Islam mengalami kemunduran. Pemerintahan islam dengan
konsep terbaiknya berganti menjadi pemerintahan yang despotis. Anarki dan pembunuhan
demi perebutan kekuasaan terjadi dimana-mana. Banyak wilayah yang memisahkan diri dan
mendirikan negara dengan memakai konsep barat. Selain itu, banyak kalangan yang tidak
mempercayai lembaga-lembaga negara serta merebaknya kebencian terhadap yang berbau
asing. Dalam pandangan masyarakat muslim, integritas kebudayaan Islam dan way of live itu
telah terancam kekuatan non-Islam, seperti modernitas yang didukung oleh negara muslim
sendiri. Sehingga, munculah gerakan revivalisme.

Kemunculan revivalisme dilatar belakangi oleh kondisi internal umat Islam dan sekaligus
juga faktor eksternal berupa pengaruh dunia barat, pada dasamya adalah bagaimana Islam eksis
dalam bentuknya yang mumi dalam segala sisi dan dimensinya. Kelemahan dan kerentanan
muslimin terhadap dominasi Eropa disebabkan oleh penyimpangan kaum muslimin dari Islam
sejati. Kaum muslimin harus bertekad unluk kembali memahami dan hidup menurut Islam
seperti yang di tegaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, dan dicontohkan generasi-generasi
pertama Muslim (Salaf).
Pada intinya Al-Banna merumuskan ideologi lkhwan Al-Muslimin yang menekankan
kemampuan Islam sebagai ideologi yang total dan komprehensif. Program lkhwan Al-
Muslimin kemudian didasarkan pada tiga pandangan dasar: Pertama, Islam adalah sistem
komprehensif yang mampu berkembang sendiri; ia merupakan jalan mutlak kehidupan dalam
seluruh aspeknya; kedua, Islam memancar dari dua sumber fundamental yakni Al-Qur’an dan
Hadits. Ketiga, Islam berlaku untuk segala waktu dan tempat. Ada dua program lkhwan Al-
Muslimin, Pertama, “lnternasionalisasi organisasi guna membebaskan seluruh wilayah Muslim
dari kekuasaan dan pengaruh asing. Kedua, membangun diwilayah Muslim yang telah
dibebaskan itu pemerintahan Islam, yang mempraktekkan prinsip-prinsip Islam menerapkan
sistem sosialnya secara menyeluruh.

B. Radikalisme
Terminologi radikalisme dalam agama, apabila dihubungkan dengan istilah dalam bahasa
Arab, sampai saat ini belum ditemukan dalam kamus bahasa Arab. Istilah ini adalah murni
produk Barat yang sering dihubungkan dengan fundamentalisme dalam Islam. Dalam tradisi
Barat istilah fundamentalisme dalam Islam sering ditukar dengan istilah lain, seperti:
“ekstrimisme Islam” sebagaimana dilakukan oleh Gilles Kepel atau “Islam Radikal” menurut
Emmanuel Sivan, dan ada juga istilah “integrisme, “revivalisme”, atau “Islamisme”. Istilah-
istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan gejala “kebangkitan Islam” yang diikuti dengan
militansi dan fanatisme yang terkadang sangat ekstrim. Dibandingkan dengan istilah lainnya,
“Islam radikal”, yang paling sering disamakan dengan “Islam fundamentalis”. Sebab istilah
fundamentalisme lebih banyak mengekspos liberalisme dalam menafsirkan teks-teks
keagamaan, dan berakhir pada tindakan dengan wawasan sempit, yang sering melahirkan aksi
destruktif, dan anarkis.
Esposito, seorang pakar tentang Islam, melakukan elaborasi mengenai istilah
“fundamentalisme” dengan mengasosiasikan dengan tiga hal sebagai berikut: Pertama,
dikatakan beraliran fundamentalis, apabila mereka menyerukan panggilan untuk kembali ke
ajaran agama yang mendasar atau fonadasi agama yang murni; Kedua, pemahaman dan
persepsi tentang fundamentalisme sangat dipengaruhi ole kelompok Protestan Amerika, yaitu
sebuah gerakan Protestan abad ke-20 yang menekankan penafsiran Injil secara literal yang
fundamental bagi kehidupan ajaran agama Kristen; Ketiga, istilah fundamentalisme dan anti
Amerika. Esposito, kemudian berpendapat bahwa istilah fundamentalisme ini sangat
bermuatan politis Kristen dan stereotype Barat, serta mengindikasikan ancaman monolitik
yang tidak eksis. Oleh karena itu, Esposito tidak sependapat dengan kalangan Barat, mengenai
istilah “fundamentalisme Islam”, ia lebih cenderung untuk memakai istilah “revivalisme Islam”
atau “aktivisme Islam” yang menurutnya tidak berat sebelah dan memiliki akar dalam tradisi
Islam.
Pendapat yang kurang lebih sama dengan Esposito, al-Asymawi menyatakan bahwa,
penggunaan istilah fundamentalisme, tiada lain bertujuan untuk menjelaskan adanya tindakan
ekstrimisme religious dalam Islam, bukan Islamnya yang fundamentalis. Oleh karena itu, tidak
bisa disamakan atau diidentikkan atau disetarakan dengan ajaran agama Islam. Karena ajaran
agama Islam tidak mereferensikan adanya tindakan kejahatan, radikalisme, ekstrimisme
dengan cara-cara anarkis, seperti membom dan bunuh diri.
Sementara itu, Yusuf al-Qaradhawi, memberikan istilah radikalisme dengan istilah al-
Tatarruf ad-Din. Atau bahasa lugasnya adalah untuk mempraktikkan ajaran agama dengan
tidak semestinya, atau mempraktikkan ajaran agama dengan mengambil posisi tarf atau
pinggir. Jadi jauh dari substansi ajaran agama Islam, yaitu ajaran moderat di tengah-tengah.
Biasanya posisi pinggir ini adalah sisi yang berat atau memberatkan dan berlebihan, yang tidak
sewajarnya. Lanjut al-Qaradhawi, posisi praktik agama seperti ini setidaknya mengandung tiga
kelemahan, yaitu: pertama, tidak disukai oleh tabiat kewajaran mansia; kedua, tidak bisa
berumur panjang, dan yang ketiga, ialah sangat rentan mendatangkan pelanggaran atas hak
orang lain. Apa makna dari implikasi cara beragama seperti ini, ialah bahwa dalam praktik
pengalaman beragama terdapat orang-orang berperilaku ekstrim, sehingga melebihi kewajaran
yang semestinya.

C. Upaya Pembaharuan Pemikiran Islam (Neo Revivalisme)

New revivalisme Islam adalah gerakan pemikiran Islam Kontemporer yang berusaha
membersihkan dan mengembalikan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam kepada Islam
murni. New Revivalisme muncul disebabkan oleh permasalahan- permasalahan internal umat
Islam dan Ekstemal dan pengaruh barat modem.
Dalam perkembangan selanjutnya menurut Azra termasuk kedalam kelompok New
Revivalisme adalah gerakan Islam Jemaah, yang kemudian berganti menjadi Lembaga
Karyawan Islam (lemkari). Dalam pandangan Islam Jamaah, pemahaman Islam telah
dikaburkan oleh penafsiran yang berbelit-belit dari ulama. Upaya memahami Islam melalui
kitab-kitab yang ditulis oleh ulama selain akan menghabiskan waktu belaka, juga hanya akan
menimbulkan kekeliruan persepsi tentang Islam. Karena itu, umat Islam harus kembali
langsung kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Banyak gerakan New Revivalis (pascamodemis)
juga mempunyai kecendrungan yang kuat untuk melakukan hijrah dan setidaknya secara tak
resmi melakukan tafsir terhadap mainstream Muslim. Contoh paling populer agaknya adalah
gerakan Dar al Arkam yang mulanya muncul di Malaysia, tetapi kini juga popular dikalangan
tertentu muslimin Indonesia. Revivalisme gerakan Dar al Arkam tidak hanya berupa pengambil
alihan simbol-simbol lahiriyah yang mereka pandang sebagai perwujudan kembali ajaran
“murni” Islam, seperti pakaian ala Arab dan jenggot, tetapi juga pembentukan komunitas
perkampungan terpisah. Komunitas ekslusif Dar al Arkam, lebih jauh lagi, tidak hanya
berupaya membangun sistem sosial budaya keagamaan “lebih lslami”, tapi juga berikhtiar
menciptakan kehidupan ekonomi lslami, dengan menciptakan usaha-usaha ekonomi yang
dalam batas tertentu membuat mereka mandiri. Sejauh ini, Dar al Alkam kelihatan menjauhkan
diri dari orientasi dan isuisu politik; dan dengan demikian gerakan hijrah mereka tidak
mengarah kepada radikalisasi politik. Singkatnya gerakan revivalisme mereka lebih
berorientasi kultural dan ekonomi ketimbang politik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
revivalisme berasal dari revival yang berarti penghidupkan kembali atau kebangkitan
kembali, dan Radikalisme/ fundamentalisme lebih banyak mengekspos liberalisme dalam
menafsirkan teks-teks keagamaan, dan berakhir pada tindakan dengan wawasan sempit, yang
sering melahirkan aksi destruktif, dan anarkis. Sedangkan, upaya pembaharuan pemikiran
islam (New revivalisme Islam) adalah gerakan pemikiran Islam Kontemporer yang berusaha
membersihkan dan mengembalikan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam kepada Islam
murni.

B. Saran
Adapun dalam penulisan makalah ini diharapkan partisipasinya agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi kedepannya, tujuan ini agar pengetahuan yang selama ini belum
diketahui dapat diketahui oleh orang lain maupun kerabat-kerabat yang lain.
Daftar Pustaka

Azyumardi Azra. 1996. Pergolakkan Politik Islam. Jakarta: Paramadina. --------------, 1999
Islam Reformis Dinamika lntelektual dan gerakan.Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.
Ali Rahmena. 1996 Para Perintis Zaman Baro Islam. Diterjemahkan dari Peoneers of Islamic
Revival. Bandung : Mizan.
Ahmad Aziz. 1999. New-Modermisme Islam di Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ar Rahman Zainudin. 2000. Petunjuk Jalan. Diterjemahkan dari Ma’alim Fitthorik. Jakarta
:Media Dakwah.
Asrarum Ni’am Shaleh. 2001. Gerakan Pengamalan Islam Secara Kaffah. Diterjemahkan darl
Nahwa
Wahdatin Fikhriah Lil Amelina Lil Islam. Karya Yusuf Kardawi. Jakarta :Penebar Salam.
Muhammad Al Bakhir. 19S8. Khilafah dan Kerajaan : Evaluasi Kritis Alas Sejarah
Pemerintahan Islam. Diterjemahkan dari Al Khilafah Waal Mulk karya Abu A’la Al Maududi.
Bandung : Mizan.
Syafikh A Mukni.1994. Hasan Bandung Pemikir Islam Radikal. Surabaya: PT. Bina llmu.
M. Aunul Abied Shah. 2001 Islam Garcia Depan Mosaik Pemikiran Islam Timur Tengah.
Bandung :Mizan.

Anda mungkin juga menyukai