3.1 Pancasila Sebagai Sistem Etika
3.1 Pancasila Sebagai Sistem Etika
· Norma kesusilaan
Norma ini dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Kesusilaan memberikan
peraturan-peraturan kepada manusia agar ia menjadi manusia yang sempurna
Sebagai contohnya:
ü Orang yang melakukan tindakan asusila di tempat umum maka akan di cap sebagi tindakan
pelecehan seksual, dan akan mendapat sanksi,
ü Tidak membunus sesama,
· Norma kesopanan
Norma kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
Peraturan itu diikuti dan ditaat sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap
masyarakat disekitarnya, menggolongkan prilaku yang baik dan tidak baik dalam masyarakat,
dan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bermasyarakat.
Norma ini tidak berlaku untuk seluruh dunia melainkan bersifat khusus, berlaku hanya
untuk masyarakat tertentu saja, kareana ada beberapa yang dianggap sopan dalam golongan
masyarakat belum tentun dianggap sopan juag dalam golongan masyarakat yang lain.
Sebagai contohnya:
ü Menghormati orang yang lebih tua dari kita, terutama kedua orang tua dan guru
ü Membiasakan menerima atau memberi sesuatu kepada seseorang menggunakan tangan kanan.
ü Tidak meludah di sembarang tempat, apalagi ditempat umum.
ü Berteman dengan siapa saja.
· Norma agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang diteriam sebagai perintah-perintah, larangan
dan anjuran yang berasal dari Tuhan. Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakianan bahwa
peraturan hidup berasal dari Tuhan dan yang menuntun hidup kejalan yang benar.
Norma ini adalah satu-satunya norma yang mengatur tentang peribadatan yaitu kehidupan
keagamaan yang sesungguhnya. Tapi juga mengatur tentang peraturan-peraturan
kemasyarakatan.
Sebagai contohnya:
ü Berbuat baik kepada kedua orangtua,
ü Tidak melakukan zina, atau perbuatan kesusilaan.
Selai itu juga masih ada banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari dari norma-
norma diatas yang belum disebutlkan. Setelah masuk dalam nilai dan norma, maka selanjudnya
dalam aplikasi moral.
Moral adalah istilah manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan
proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Pada
zama sekarang ini moral mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral
atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Contoh dari moral: tidak ada pemaksaan kepada seseorang untuk memeluk suatu agama
tertentu, dengan demikian masyarakat menjujung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) kebebasan
dalam memelik agama menurut keyakinan masing-masing.
Jika contoh moral dalam kehidupan kita sehari-hari seperti: misalnya, kita menemukan
tas atu dompet yang berisikan dokumen penting dan sejumlah uang, maka kita harus
mengembalikan kepada yang memiliki atau menyerahkan kepada pihak yang berwaji agar bisa
ditemukan pemiliknya.
Hubungan nilai, norma, dan morallangsung maupun tidak langsung memiliki
hubungan yang cukup erat, karena masinga-masing akan menentukan etika bangsa ini.
Hubungan diantaranya dapat diringkas sebagai berikut
1. Nilai: kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin).
· nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh
manusia
· nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan
batiniah manusia.
· Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyaktif bila melekat
pada sesuatu yang terlepas dari penilaian manusia.
2. Norma: wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma
hukum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya karean dapat dip[aksakan oleh suatu
kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum.
3. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
4. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan
tingkah lakunya. Norma menjadi panutan sikap dan tingkah laku manusia.
5. Moral dan etika sangat erat hubungannya.
Pada hakikatnya segala sesuatu nitu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada
serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak usaha untuk menggolong-
golongkan nilai tersebut dan penggolongan tersebut amat beranekaragam, tergantung pada sudut
pandang dalam rangka penggolongan tersebut.
Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaiyu:
1) Nilai Material, segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan
material ragawi manusia.
2) Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
3) Nilai Kerohanian, segala sesuatu yang berhubungan bagi rohani manusia.