Anda di halaman 1dari 6

3.

1 Pancasila sebagai Sistem Etika


Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banyak memegang peranan yang sangat
penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem
etika”.
Disetiap saat dan dimana saja kita berada, kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah
laku kita. Seperti tercantum disila ke dua “kemanusian yang adil dan beradap” tidak dapat
dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun eytika bangsa ini sangat berandil
besar, setiap sila pada dasarnya menupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan.
Pancasila adalah satu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap siala tidak dapat berdiri
sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan
isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani-
rohani), sifat kodrat (individu makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi diri sendiri,
yaitu mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur hakekat manusia merupakansuatu kesatuan
yang bersifat organisdan harmonis, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing namun
saling berhubungan. Pancasila merupakan penjelasan hakekat manusia monopluralis sebagai
kesatuan organis.
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah ia membahas sistem-sistem pemikiran yang
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Sebagai cabang ilmu ia membahas bagaimana
ilmu dibagi dua, yaitu etika khusus dan etika umum.
Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki
etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak
lagi, dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga
bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia.Kecenderungan
menganggap hal yang tak penting akan kehadiran pancasila diharapkan dapat ditinggalkan.
Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukanlah hal yang
mudah, karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani.
Pancasila sebagai etika, dapat kita ketahui bahwa dalam pembahasan Bab 3 ini tentang
pancasila sebagai etika. Etika merupakan kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas
bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada ) dan dibagi mejadi kelompok. Etika
merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Etika juga ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus belajar
tentang etika dan mengikuti ajaran moral. Etika pun dibagi menjadi 2 kelompok etika umum dan
khusus.
Etika khusus ini terbagi dua yaitu terdari etika individual dan etika social.
Etika politik adalah cabang bagian dari etika social dengan demikian membahas
kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu
masyarakat kenegaraan ( yang menganut system politik tertentu) berhubungan secara politik
dengan orang atau kelompok masyarakat lain. Dalam melaksanakan hubungan politik itu
seseorang harus mengetahui dan memahami norma-norma dan kewajiban-kewajiban yang harus
dipatuhi.Dan pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di
negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap
tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak
dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil
besar, Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan.
Maka bisa dikatakan bahwa fungsi pancasila sebagai etika itu sangatlah penting agar
masyarakat harus bisa memilih dan menentukan calon yang akan menjabat dan menjadi
pimpinan mayarakat dalam demokrasi liberal memberikan hak kepada rakyat untuk secara
langsung memilih pejabat dan pemimpin tinggi (nasional, provinsi, kabupaten/kota) untuk
mewujudkan harapan rakyat. Dengan biaya tinggi serta adanya konflik horizontal.
Sesungguhnya, dalam era reformasi yang memuja kebebasan atas nama demokrasi dan
HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam oleh kekuasaan neoimperialisme melalui
ekonomi liberal. Analisis ini dapat dihayati melalui bagaimana politik pendidikan nasional
(konsep : RUU BHP sebagai kelanjutan PP No. 61 / 1999) yang membuat rakyat miskin makin
tidak mampu menjangkau.Bidang sosial ekonomi, silahkan dicermati dan dihayati Perpres No.
76 dan 77 tahun 2007 tentang PMDN dan PMA yang tertutup dan terbuka, yang mengancam
hak-hak sosial ekonomi bangsa.
Dalam pelaksanaan pilkada sebagai prakteknya demokrasi liberal, juga menghasilkan
otoda dalam budaya politik federalisme, dilaksanakan: dengan biaya amat mahal + social cost
juga mahal, dilengkapi dengan konflik horisontal sampai anarchisme. Pilkada dengan praktek
demokrasi liberal, menghasilkan budaya demokrasi semu (demokrasi palsu). Bagaimana tidak
semu bila peserta pilkada 3 – 5 paket calon terpilih dengan jumlah suara sekitar 40%, 35%, 25%.
Biasanya, yang terbanyak 40% ini dianggap terpilih sebagai mayoritas. Padahal norma mayoritas
di dunia umumnya dengan jumlah 51%, apa model demokrasi-semu (=demokrasi palsu) ini yang
akan dikembangkan reformasi Indonesia? atas nama demokrasi langsung dan HAM. Bandingkan
dengan demokrasi Pancasila dalam UUD Proklamasi 45 Pasal 1, 2 dan 37.
Pasal 95 (1), (2), yang menetapkan : calon terpilih bila memperoleh suara lebih dari 25 % dari
jumlah suara sah. Dalam hal tersebut PEMILU tahun 2009 banyak partai-partai yang belum
memakai etika politik. Bukan hanya para partai saja, melainkan masyarakat yang memilih pun
terkadang tidak memilih untuk memikirkan bangsanya melainkan hanya berfikir untuk
kepentingan sendiri (independent).
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada yang mengatur tentang tingkah laku masyarakat,
dengan tujuan untuk hidup tentram dan damai tanpa gangguan, kalau masih ada saja tingkah laku
manusia yang melanggar ketentuan seperti yang sudah dicontohkan di atas maka perlu
ditegaskan lagi tatanan dalam masyarakat agar terwujud aturan-aturan yang menjadi pedoman
bagi segala tingkah laku manusia dalam bermasyarakat.
Etika adalah suatu kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika
merupakan suatu pemikiran krisis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Selain itu,
etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa mengikuti suatu ajaran
tertentu dan bertanggung dan bertanggung jawab dengan beberapa ajaran moral.
Kelompok etika antara lain:
a. Etika khusus adalah membahas tentang prinsip dalam hubungan dengan berbagai
aspek kehidupan manusia, baik individu maupun sosial. Etika khusus ini dibagi menjadi
dua yaitu, etika individual dan etika sosial.
Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan
kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya, kewajibannya dan
tanggungjawabnya terhadap Tuhannya.
Etika sosial dilain hal membahas kewajiban serta norma-norma sosial yang seharusnya
dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara.
b. Etika umum adalah mempertanyakan tentang prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Dalam falsafah bart dan timur, seperti di Cina dan seperti dalam Islam, aliran-aliran
pemikiran etika beranekaragam. Tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan
dan perbuatan manusia, serta system nilai apa yang terkandung di dalamnya.

3.2 Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari.


Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan
juga moral dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai
sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Contohnya, orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dan dapat juga dicontohkan, seorang kepala
keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala
keluarga yang tidak bertanggung jawab. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan,
atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan
tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Itu adalah yang dimaksud dan juga
contoh dari nilai.
Dapat di jelaskan juga bahwa yang dimaksud norma social adalah patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.

Tingkat norma dasar dalam masyarakat dibedakan menjadi empat, yaitu:


1. Cara
Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.
2. Kebiasaan
Contoh: memberi penghargaaan setiap ada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan
maupun dalam suatu kedudukan.
3. Tata kelakuan
Contoh: menjauhi tindakan yang bisa berakibat dengan hukum.
4. Adat istiadat
Contoh: misalnya seseorang yang melanggar hukum adat makan akan mendapat sanksi.
· Norma hukum (laws)
Peraturan yang timbul sebagai tatanan tingkah laku manusia, norma ini isinya mengikat
setiap orang, sumbernya bisa dari perundang-undangan, yuridis, kebiasaan, doktrin, dan agama.
Norma hukum ini bersifat memaksa dan sanksinya adalah ancaman hukuman.
Sebagai contohnya:
ü Menaati peraturan lalulintas saat mengendara meski tida ada Polantas.
ü Menghormati pengadilan dan peradilan Indonesia,
ü Tidak melakukan perbuatan kriminal.

· Norma kesusilaan
Norma ini dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Kesusilaan memberikan
peraturan-peraturan kepada manusia agar ia menjadi manusia yang sempurna
Sebagai contohnya:
ü Orang yang melakukan tindakan asusila di tempat umum maka akan di cap sebagi tindakan
pelecehan seksual, dan akan mendapat sanksi,
ü Tidak membunus sesama,

· Norma kesopanan
Norma kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
Peraturan itu diikuti dan ditaat sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap
masyarakat disekitarnya, menggolongkan prilaku yang baik dan tidak baik dalam masyarakat,
dan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bermasyarakat.
Norma ini tidak berlaku untuk seluruh dunia melainkan bersifat khusus, berlaku hanya
untuk masyarakat tertentu saja, kareana ada beberapa yang dianggap sopan dalam golongan
masyarakat belum tentun dianggap sopan juag dalam golongan masyarakat yang lain.
Sebagai contohnya:
ü Menghormati orang yang lebih tua dari kita, terutama kedua orang tua dan guru
ü Membiasakan menerima atau memberi sesuatu kepada seseorang menggunakan tangan kanan.
ü Tidak meludah di sembarang tempat, apalagi ditempat umum.
ü Berteman dengan siapa saja.
· Norma agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang diteriam sebagai perintah-perintah, larangan
dan anjuran yang berasal dari Tuhan. Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakianan bahwa
peraturan hidup berasal dari Tuhan dan yang menuntun hidup kejalan yang benar.
Norma ini adalah satu-satunya norma yang mengatur tentang peribadatan yaitu kehidupan
keagamaan yang sesungguhnya. Tapi juga mengatur tentang peraturan-peraturan
kemasyarakatan.
Sebagai contohnya:
ü Berbuat baik kepada kedua orangtua,
ü Tidak melakukan zina, atau perbuatan kesusilaan.

Selai itu juga masih ada banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari dari norma-
norma diatas yang belum disebutlkan. Setelah masuk dalam nilai dan norma, maka selanjudnya
dalam aplikasi moral.
Moral adalah istilah manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan
proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Pada
zama sekarang ini moral mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral
atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Contoh dari moral: tidak ada pemaksaan kepada seseorang untuk memeluk suatu agama
tertentu, dengan demikian masyarakat menjujung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) kebebasan
dalam memelik agama menurut keyakinan masing-masing.
Jika contoh moral dalam kehidupan kita sehari-hari seperti: misalnya, kita menemukan
tas atu dompet yang berisikan dokumen penting dan sejumlah uang, maka kita harus
mengembalikan kepada yang memiliki atau menyerahkan kepada pihak yang berwaji agar bisa
ditemukan pemiliknya.
Hubungan nilai, norma, dan morallangsung maupun tidak langsung memiliki
hubungan yang cukup erat, karena masinga-masing akan menentukan etika bangsa ini.
Hubungan diantaranya dapat diringkas sebagai berikut
1. Nilai: kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin).
· nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh
manusia
· nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan
batiniah manusia.
· Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyaktif bila melekat
pada sesuatu yang terlepas dari penilaian manusia.
2. Norma: wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma
hukum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya karean dapat dip[aksakan oleh suatu
kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum.
3. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
4. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan
tingkah lakunya. Norma menjadi panutan sikap dan tingkah laku manusia.
5. Moral dan etika sangat erat hubungannya.
Pada hakikatnya segala sesuatu nitu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada
serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak usaha untuk menggolong-
golongkan nilai tersebut dan penggolongan tersebut amat beranekaragam, tergantung pada sudut
pandang dalam rangka penggolongan tersebut.
Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaiyu:
1) Nilai Material, segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan
material ragawi manusia.
2) Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
3) Nilai Kerohanian, segala sesuatu yang berhubungan bagi rohani manusia.

Anda mungkin juga menyukai