Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM MINGGU XI

SKENARIO FIKTIF KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KRONIK


DAN TERMINAL
Pemeran :
Dokter : Fardianto
Perawat senior : Elisabet Elchiafina Dua Nurak
Keluarga pasien (Ibu) : Eva Wahyuni
Pasien : Evi Fransiska
Perawat junior : Era Yustin Pratiwi

Naskah Role Play

Di ruang keperawatan terdapat sebuah meja dan dua buah kursi dengan
tumpukan buku di atas meja. Diruang tersebut terdapat seorang perawat senior
berusia 45 tahun sedang menulis dibuku catatan keperawatan, kemudian seorang
perawat praktek dengan name take yang berwarna merah datang dengan wajah
lugunya sesaat keduanya bercakap-cakap.

Perawat junior : Assalamu’alaikum (tersenyum kearah perawat senior)


Perawat senior : Wa’alaikumsalam. (dengan suara ketus) dek, kamu lagi ada
tugas?
Perawat junior : Kebetulan tidak ada kak.
Perawat senior : Kalau begitu sekarang kamu masuk ke ruang ICU, disana ada
pasien yang harus diberi obat karena ada jadwal injeksi
obat.
Perawat junior : Iya kak. (sambil mengangguk)
Perawat senior : Bisa dek? (ketus) sekalian belajar (mengangkat alis)
Perawat junior : Iya kak. (mengangguk)
Perawat senior : Kamu tahu, dimana mengambil peralatan?
Perawat junior : Iya kak saya tahu.
Perawat senior : Kamu lihat dulu status pasien di ruang keperawatan.(jari telunjuk
menunjukkan disebuah lemari) dan ingat jangan sampai keliru, kamu paham!
Perawat junior : Paham kak.
Perawat senior : Berani dek.
Perawat junior : Iya kak.
Perawat senior : Ya, sudah cepat sekarang!
Perawat junior : Ya, kak permisi.
Perawat senior : Iya.

Dengan wajah mengkerut perawat junior pergi meninggalkan perawat seniornya dan
mulai mempersiapkan peralatan, kemudian menuju ruang ICU.

Diruangan ICU terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya berbaring pasien
yang bernama Evi Fransiska dengan diagnosa medis gagar otak stadium IV. Terlihat
Ibu Eva sesekali mengusap dadanya seperti berdo’a untuk kesembuhan anaknya dari
luar ruangan
Perawat junior : Selamat pagi bu, dek! (tersenyum kearah ibu pasien)
Ibu : Selamat pagi, mbak! (tersenyum kearah perawat)
Perawat junior : Begini saya disini ingin memberi obat kepada dek Evi, tapi
melalui injeksi sekalian mau dilakukan pemeriksaan.
Ibu : Oh iya dek
Perawat junior : Baik bu saya permisi.
Ibu :Iya dek, silahkan.

Kemudian masuklah perawat junior ke ruang ICU dengan peralatan yang dia bawa
dengan bersikap ramah terhadap pasien. Sesekali pasien hanya mengeluarkan suara
Heegg-Heeg berulang- ulang seperti mendengkur ketika dilakukan injeksi obat dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.

Perawat junior : Selamat pagi, dek evi. Saya suster Era, saya akan
memberikan obat melalui injeksi, insaallah obat ini dapat
membuat adek lebih baik. Permisi ya dek.!
Perawat junior : Alhamdulillah, sudah selesai.! Sekarang suster mau
memeriksa adek.

Setelah dilakukannya pemeriksaan, perawat junior menjadi panik, karena alhasil


kondisi pasien lambat laun semakin lemah. Secepat mungkin perawat junior
menghubungi perawat senior di ruang keperawatan, berharap ada bantuan untuk
pasien ini.

Perawat junior : Kak...kak (tergesa-gesa menuju ruang keperawatan)


Perawat senior : Ada apa?
Perawat junior : Kak, pasien atas nama Evi Fransisika kondisinya semakin
memburuk. Bagaimana ini kak.?
Perawat senior : Yang benar kamu. Saya sudah hubungi dokter ilham.

Berselang tiga menit dari laporan perawat junior ke perawat senior dan dari perawat
senior ke dokter ilham, ketiganya pun sudah berada di ruang ICU melakukan
pertolongan, sekiranya pasien atas nama amien dapat diselamatkan.

Dokter : Tolong alat pemacu jantung dan peralatan lainnya disiapkan.


Perawat senior : Iya dok, sudah siap.
Dokter : Bismillahirrahmannirrahim. Kita coba sekali lagi.
Setelah dilakukan tindakan kepada pasien. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala
dan menyatakan pasien tidak dapat tertolong.
Dokter : (Menggelengkan kepala).
Perawat junior : Bagaimana dok?
Dokter : Innalillahi wa innalillahi rojhi’un. Pasien ini tidak dapat
diselamatkan nyawanya.
Perawat junior : Terus bagaimana selanjutnya, dok?
Dokter : Segera kabari keluarga pasien, dan semoga keluarga yang
ditinggalkan dapat tegar.
Perawat junior : Baik dok.

Perawat junior pergi keluar bersama perawat senior menemui keluarga pasien yang
pada saat itu ibu pasien menangis khawatir putrinya tidak dapat tertolong, dengan
Perawat junior dan senior (keluar dari ruangan)

Ibu : Bagaimana sus keadaan anak saya? (tersengah-sengah seraya


sambil menangis)
Perawat senior : Maaf ibu, kami dan semua tim medis sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak ibu, tetapi
tidak berhasil.
Ibu : (hanya mengerang mengeluh sakit ditinggal anak
pertamanya).
Kemudian ibu pasien menghubungi keluarganya yang lain dan datang untuk melihat
pasien terakhir kalinya. Keluarga pasien menangis histeris, sesaat jenazah pasien
diantarkan ke ruang mayat oleh perawat junior dan perawat senior.

Anda mungkin juga menyukai