Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan suatu program pembangunan bukan hanya berdasar pada


kemampuan pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam
menjalankan program pembangunan. Menurut Ndraha (dalam Huraerah, 2011:110)
pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat diperlukan dalam
setiap tahap pembangunan yang dimulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
tahap pemanfaatan, serta tahap evaluasi. Uraian mengenai pentingnya partisipasi
masyarakat dalam perencanaan tersebut sejalan dengan pendapat Conyers
(1981:154-155) yang mengemukakan 3 alasan utana mengapa partisipasi masyarakat
dalam perencanaan mempunyai sifat sangat penting :

1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi


mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat.

2. Masyarakat akan lebih mempercayai program kegiatan pembangunan apabila


mereka dilibatkan dalam persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan
lebih mengetahui seluk beluk program kegiatan tersebut dan akan mempunyai
rasa memiliki terhadap program kegiatan tersebut.

3. Mendorong partisipasi umum karena akan timbul anggapan bahwa merupakan


suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan.Pembangunan desa sebagai bagaian dari pembangunan daerah
mempunyai makna membangun masyarakat pedesaan dengan mengutamakan
aspek kebutuhan masyarakat (Adisasmita, 2006:4). Berkaitan dengan proses
pembangunan desa tersebut, maka partisipasi menjadi hal yang penting dilakukan
karena partisipasi masyarakat adalah sebagai bentuk keterlibatan anggota
masyarakat dalam seluruh pembangunan yang meliputi kegiatan dalam
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Partisipasi masyarakat
dalam pembangunan merupakan keterlibatan anggota masyarakat diwujudkan
dalam aspek perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan desa
(Adisasmita) (2006:42).
Demikian halnya dengan pembangunan Japordes (Jalan Poros Desa) di Desa
Tunggunjagir Kecamatan Mantub Kabupaten Lamongan, yang telah berjalan sejak
2014. Program tersebut merupakan program perbaikan jalan antar dusun yang
diharapkan dapat menjadi penghubung antar dusun. Jalan merupakan urat nadi bagi
kehidupan masyarakat karena tanpa adanya jalan maka proses mobilitas dalam
pendistristribusian barang dan jasa akan sulit dilakukan, kondisi jalan yang baik
membuat jalur distribusi menjadi lancar. Berbagai pembangunan yang dilakukan pada
akhirnya menempatkan keberadaan jalan sebagai sesuatu yang penting karena dapat
menghidupkan berbagai aktivitas ekonomi di daerah yang menjadi jalur perlintasan
tersebut. Dengan adanya jalan, maka dapat menjadi pembuka peluang bagi kemajuan
dan tumbuhnya berbagai kegiatan

Musrenbang merupakan forum perencanaan yang dilaksanakan oleh lembaga


publik yaitu pemerintah desa, bekerja sama dengan warga dan para pemangku
kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampu membangun
kesepahaman kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara memotret potensi dan
sumber-sumber pembangunan yang tidak tersedian baik dari dalam maupun luar desa

(kawasan.bappenas.go.id/index).

B. Rumusan Masalah

a) Apa pengertian dar partisipasi masyarakat desa?

b) Apa saja jenis-jenis partisipadi masyarakat?

c) Bagaimana peranan elit desa dalam partisipasi desa?

d) Bagaimana proses musrembang di Desa Blahbatu Kabupaten Gianyar?

C. Manfaat Penelitian

a) Mengetahui konsep partisipasi masyarakat desa

b) Mengetahui Jenis-jenis partisipasi masyarakat

c) Mengetahui Perannan elit desa dalam partisipasi desa

d) Mengetahui proses musrembang di Desa Blahbatu Kabupaten Gianyar


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Dalam membahas partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah, pemerintah


perlu untuk mengetahui perkembangan di daerah terlebih dahulu. Peran pemerintah
dalam pembangunan tidak terlepasdari peran masyarakat, maka keberadaan
masyarakat juga tidak dapat dipandang sebelah mata dalam kehidupan bernegara dan
dalam kegiatan pembangunan.Secara etimologi, partisipsi berasal dari bahasa inggris
“participation” yang artinya mengambil bagian/ keikutsertaan. Sedangkan dalam
kamus lengkap Bahasa Indonesia “partisipasi” berarti; hal turut berperan serta dalam
suatu kegiatan keikutsertaan. Menurut Canter (Arimbi, 1993:1) mendefinisikan
partisipasi sebagai feed-forward information and feedback information. Dengan
definisi tersebut, partisipasi masyarakat sebagai proses komunikasi dua arah yang
terus menerus dan dapat diartikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan
komunikasi antara pihak pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan masyarakat di
pihak lain sebagai pihak yang merasakan langsung dampak dari kebijakan tersebut.
Dari pendapat Canter juga tersirat bahwa masyarakat dapat memberikan respon positif
dalam artian mendukung atau memberikan masukan terhadap program atau kebijakan
yang diambil oleh pemerintah, namun dapat juga menolak kebijakan. Pusic (dalam
Adi, 2001:206-207) menyatakan bahwa perencanaan pembangunan tanpa
memperhatikan partisipasi masyarakat akan menjadi perencanaan diatas kertas,
berdasarkan pandangannya, partisipasi atau keterlibatan warga masyarakat dalam
pembangunan desa dilihat dari 2 hal, yaitu :

a. Partisipasi dalam perencanaan

Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah program/program


pembangunan desa yang telah direncanakan bersama sedangkan sisi
negatifnyaadalah kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan antara
kelompok dalam masyarakat yang dapat menunda atau bahkan menghambat
tercapainya keputusan bersama. Disini dapat ditambahkan bahwa partisipasi
secara langsung dalam perencanaan hanya dapat dilaksanakan dalam
masyarakat kecil, sedangkan untuk masyarakat yang besar sulit dilakukan.
Namun dapat dilakukan dengan system perwakilan. Masalah yang perlu
dikaji adalah apakah yang duduk dalam perwakilan benar-benar mewakili
warga masyarakat

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

Segi positif dari partisipasi dalam pelaksanaan adalah bahwa bagian


terbesar dari program ( penilaian kebutuhan dan perencanaan program) telah
selesai dikerjakan. Tetapi segi negatifnya adalah kecenderungan menjadikan
warga negara sebagai obyek pembangunan, dimana warga hanya dijadikan
pelaksanaan pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan menyadari
permasalahan yang mereka hadapi dan tanpa ditimbulkan keinginan untuk
mengatasi masalah. Sehingga warga masyarakat tidak secara emosional
terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak dapat
dihindari.

syafi’I 2007;104) partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas tiga


tahapan, yaitu:

a. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan


kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam


pelaksanaan kegiatan pembangunan.

c. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara


berkeadilan.

Selain itu, menurut Cohen dan Uphoff (1977) dalam Lokita (2011;5) yang
mendefinisikan partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara
kerjanya, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program dan pengambilan
keputusan yang telah ditetapkan melalui sumbangan sumber daya atau bekerja sama
dalam suatu organisasi, keterlibatan masyarakat menikmati hasil dari pembangunan
serta dalam evaluasi pelaksanaan program.
B. Jenis-jenis Partisipasi Masyarakat

Menurut Keith Davis dalam Sastropoetro (1988:16), jenis-jenis partisipasi meliputi:

a. Pikiran

b. Tenaga

c. Pikiran dan tenaga

d. Keahlian

e. Barang dan

f. Uang

Huraerah (2008:117) membagi partisipasi ke dalam lima macam, yaitu sebagai


berikut:

a. Patisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka.

b. Patisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang dalam kegiatan partisipatori,
dana dan sarana sebaiknya datang dari dalam masyarakat sendiri. Kalaupun
terpaksa dari luar hanya bersifat sementara dan sebagai umpan.

c. Patisipasi dalam bentuk dukungan.

d. Patisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

e. Patisipasi representative dengan memberikan kepercayaan dan mandat


kepada wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia

Berdasarkan hasil penelitian Goldmith dan Blustain berkesimpulan bahwa masyarakat


tergelak untuk berpartisipasi jika:

a. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang
sudah ada di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan.

b. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang


bersangkutan.
c. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan
masyarakat setempat.

d. Dalam proses partisipasiitu terjaminadanya control yang dilakukan oleh


masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau
kurang berperan dalam pengambilan keputusan.

C. Peranan Elit Desa dalam Partisipasi Desa

Kelompok elite local sangat potensial sebagai agen pembaharuan, terutama dalam
fungsinya sebagai jembatan antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat.
Mereka yang termasuk elite local bukan hanya dari golongan governing elite, akan
tetapi non-governing elite juga kerap tampil sebagai figure potensial dalam
memobilisasi masyarakat, menyampaikan gagasan, keluhan dan permintaan anggota
masyarakat(Ufford, 1988).

Partisipasi dalam mengambil keputusan merupakan pernyataan pikiran atau


emosi ke dalam situasi kelompok yang mendominasi untuk menyumbangkan
kemampuan dan ikut bertanggung jawab atas kelompok itu(Westra, 1980:21).
Kekuasaan untuk mengambil keputusan tidak semata-mata oleh jabatan formal dari
kedudukan elite.Akan tetapi elite diluar itu karena memiliki keunggulan dalam bentuk
nilai-nilai yang mereka bentuk mendapat nilai tinggi dalam kehidupan masyarakat,
juga sangat berperan.Nilai yang dibentuk dapat berupa kekuasaan, kejayaan,
kehormatan, pengetahuan lain-lainya.Dari sini individuindividu yang berhasil
memiliki sebagian besar nilai-nilai tersebut menurut laswel, terlibat secara aktif dalam
bidang pengambilan keputusan (Laswel dalam Haryono: 1990:16).

Keberadaan elite local saat ini juga sangat dipengaruhi oleh factor structural dan
organisasional (Pareti dalam Bottomoro, 1985).Keberadaan Elite local pada masa kini
meliputi mereka yang berada pada birokrasi pemerintah (governing elite) yaitu
mereka yang dimasukkan sebagai kelompok elite karena menduduki jabatan penting
dalam organisasi pemerintahan Desa (bersifat formal).Elite semacam ini memiliki
pengaruh dan kekuasaan karena mendapatkan legitimasi dari pemerintahan yang lebih
atas (Supralokal).Disamping itu di dalam masyarakat berkembang juga kelompok
elite diluar itu (Nongoverning elite), seperti para bangsawan, tokoh-tokoh adat dan
agama yang mendapatkan legitimasi dari adat dan agama, orang kaya desa dan
pegawai negeri. Mereka dikategorikan elite karena kapasitas personal, kemampuan
dan pengetahuan adat dan agama yang dimiliki serta kekayaannya, sehingga dianggap
memiliki kelebihan dan selalu menjadi panutan sikap dan kompas tindakan bagi
masyarakat

D. Proses Musrembang Desa Blahbatu Kabupaten Gianyar

a. Pengertian Musrembang

Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa adalah forum


musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (stakeholders) desa untuk
menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran
yang direncanakan. Musrenbang Desa dilakukan setiap bulan januari dengan
mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM
Desa). Setiap desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan
yaitu RPJM Desa dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP Desa.

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh


lembaga publik, yaitu pemerintah desa, bekerjasama dengan warga dan para
pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampu
membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara
memotret potendi dan sumber-dumber pembangunan yang tersedia baik dari
dalam maupun luar desa.

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh


lembaga publik, yaitu pemerintah desa, bekerjasama dengan warga dan para
pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampu
membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara
memotret potendi dan sumber-dumber pembangunan yang tersedia baik dari
dalam maupun luar desa.berfungsi, karena itu Musrenbang juga merupakan forum
pendidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata pemerintahan dan
pembangunan (Buku Panduan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa )
b. Proses Musrembang Desa Blahbatu

Desa Blahbatuh sendiri dikenal menonjol dalam melibatkan para masyarakat


desanya dalam proses penetapan sebuah kebijakan publik. Hal inidikarenakan dalam
Perumusan Kebijakan Musrenbang Desa yang juga mengatur tentang peran partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik itu sendiri dimana setiap
individu diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan
sebuah keputusan atau sebuah kebijakan publik. Agar hak partisipasi dapat tetap
terjaga dan berjalan dengan baik, Pemerintah Desa Blahbatuh menyediakan banyak
informasi publik secara transparan, guna mendorong tingkat partisipasi, yang bersifat
responsif aktif.

Untuk dapat menampung aspirasi melalui partisipasi aktif para masyarakat,


Pemerintah desa Blahbatuh membentuk sebuah Komisi yaitu disebut dengan
Partisipasi yang merupakan lembaga yang bersifat independen yang dibentuk tak
lepas dengan persetujuan Perangkat Desa.Komisi ini juga bertugas mengawasi tiap
pelaksanaan partisipasi serta dapat memberikan masukan untuk bahan pertimbangan
dalam sebuah pembuatan kebijakan publik. Komisi Partisipasi juga berkedudukan di
bawah Kepala Desa dan mempunyai dibekali fungsi, yaitu: a)untuk Menampung,
memadukan dan merumuskan serta menyampaikan pemikiran dan pendapat
masyarakat sebagai buah bentuk partisipasi untuk nantinya disalurkan kepada pihak
yang terkait; b) Melakukan upaya pembinaan dan juga pengawasan terhadap tiap
pelaksanaan partisipasi dari masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kualitas serta
kuantitas, efektivitas dan efisiensi dari pelaksanaan partisipasi untuk masyarakat; dan
c) Melakukan mediasi segera untuk menyelesaikan pengaduan atas berbagai
keberatan masyarakat karena partisipasinya ditolak.

Partisipasi masyarakat dilaksanakan berdasarkan atas asas: a) Kebebasan


berpendapat baik secara lisan maupun tulisan; b) Rasionalitas, efisiensiesi, tepat guna,
dan tepat harus sasaran; c) Sesuai dengan norma, prosedur, dan juga etika sosial yang
tetap berlaku; dan d) Tanggap serta terbuka, dan penuh kesungguhan. Peran
partisipasi masyarakat dalam proses perumusan kebijakan public juga meliputi
Perumusan visi dan misi, rencana strategis, dan program - program lainya seperti
pembangunan desa; Penyusunan rencana serta tahapan pembanguan tahunan desa;
Penyusunan anggaran pendapatan dan anggaran belanja desa. Penyusunan maupun
revisi mengenai tata ruang desa; Penyusunan peraturan - peraturan desa; Penyusunan
aturan desa yang berkaitan dengan pembangunan itu sendiri dan pelayanan umum
seperti perizinan serta perubahan tarif, dan hal lainlain Pengawasanjuga monitoring,
dan evaluasi tahap pelaksanaan suatu kebijakan atau program; Dan hal lain-lain
perumusan keputusan atau kebijakan publik berkaitan dengan kepentingan khalayak
rakyat banyak.

Partisipasi masyarakat juga dalam proses penyusunan kebijakan publik berbentuk


seperti: a) Untuk mengidentifikasi berbagaimacam potensi dan masalah yang terjadi b)
Juga memberikan informasi maupun saran dan pertimbangan atau pendapat dalam
tahap penyusunan strategi pelaksanaan kebijakan itu sendiri c) Memberikan ruang
untuk masukan dalam merumuskan sebuah kebijakan d) Mengajukan buah
persetujuan dan atau keberatan terhadap rancangan kebijakan itu sendiri; dan e)
Mengadakan buah kerjasama dalam sebuah penelitian maupun pelaksanaan, dan juga
pengembangan dengan bantuan tenaga ahli. Sedangkan hal lainya partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan ini meliputi: a) Terlibat dalam implementasi
suatu kebijakan publik b) Turur membantu tahap penyusunan atau usulan
pertimbangan untuk kebijakan pembangunan yang bersifat partisipatif c)
Menyelenggarakan buah kegiatan pembangunan yang juga berdasarkan kebijakan
yang telah disepakati dan diseutujui; dan d) Menjaga kebijakan publik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mewujudkan tujuan program pembangunan pada setiap lembaga


dibutuhkan suatu pola manajerial dalam pengelolaan pembangunan, pola manajerial
tersebut dimaksudkan agar hasil pembangunan dan program program pemerintahan
lainnya dapat dirasakan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu hal
yang dibutuhkan adalah kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat dalam
menunjang suksesnya pelaksanaan program pembangunan. Selain itu juga diperlukan
kebijaksanaan pemerintah untuk mengarahkan serta membimbing masyarakat untuk
bersama-sama melaksanakan program pembangunan. Partisipasi masyarakat
merupakan modal utama dalam upaya mencapai sasaran program pemerintah
diseluruh wilayah Republik Indonesia. Keberhasilan dalam pencapaian sasaran
pelaksanaan program pembangunan bukan semata-mata didasarkan pada kemampuan
aparatur pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan upaya mewujudkan kemampuan
dan keamanan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program
pembangunan. Adanya partisipasi msyarakat akan mampu mengimbangi
keterbatasan biaya dan kemampuan pemerintah dalam pencapaian pelaksanaan
program pembangunan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam


pembangunan, dengan ini disarankan kepada pemerintah agar senantiasa memperbaiki
dan mengejar pendidikan dalam segala modelnya. Disamping itu perlu pula diadakan
pembinaan terhadap masyarakat yang mata pencahariannya sebagai petani sehinggah
mereka dapat hidup lebih layak lagi seperti kehidupan masyarakat pada umumnya.

Perlu adanya upaya-upaya oleh pemerintah untuk merangsang masyarakat untuk


berpartisipasi dalam pembangunan. Sebagai salah satu contoh yang perlu ditempuh
adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih cara bagaimana
mereka mau berpartisipasi dalam pembangunan. Disamping itu pemerintah desa harus
mampu menjalankan kepemimpinan sesuai karakter masyarakatnya, dengan demikian
akan terjalin adanya komunikasi dan kerjasama dalam pelaksanaan pembangunan.
DOSEN PENGAMPU
Mayarni, S.Sos, M.Si

TUGAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

“Partisipasi Masyarakat Desa”

Disusun Oleh

Armelia Maghvira 1701121766

Deva Umarsyah 1701114335

Ihza Mahendra 1701114308

Novhira Rahmatika MR 1701122524

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2019

Anda mungkin juga menyukai