PENDAHULUAN
Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempat tertentu.
Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar diberbagai tempat, maka
penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan memerlukan
berbagai penanganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik seperti PLTS,
PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah
terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step-up transformer)
yang ada di pusat listrik.(Kadir. 2004). Masalah energi tampaknya akan tetap menjadi topik yang
hangat sepanjang peradaban umat manusia. Upaya mencari sumber energi alternatif sebagai
pengganti bahan bakar fosil masih tetap ramai dibicarakan (Agung, 2010). Ada beberapa energi
alam sebagai energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan dengan persediaan yang tidak
terbatas. Diantaranya adalah energi surya (Suriadi, 2010), energi angin, energi gelombang dan
perbedaan suhu air laut.
II. DASAR TEORI
Penelitian ini akan membahas sistem cerdas pengaturan beban sebagai kontrol utama untuk
pembangkit listrik tenaga hibrid dan prospeknya di masa depan dengan penekanan pada material.
Jadi pengembangan teknologi ini dapat dijalankan bersama-sama dengan pengembangan divais-
divais semikonduktor lainnya untuk aplikasi mikroelektronika. Pemasokan energi listrik secara
kontinyu pada beban yang berubah-ubah adalah merupakan bagian sangat penting yang perlu
diperhatikan. Dengan menyediakan beberapa sumber daya yang dipekerjakan secara paralel
dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan beban puncak, namun tidaklah efisien apabila penyuplai
daya tambahan tersebut bekerja untuk suplai yang tidak maksimal dengan daya yang disalurkan
sangat kecil dari daya yang dibangkitkan. Penelitian yang terkait yaitu pengontrolan beban secara
elektronik pada generator sinkron 1 fasa menghasilkan frekuensi yang stabil yaitu 50 hz, dengan
beban total generator (beban konsumen dan beban komplemen) cenderung tetap yaitu 160W±5%
(Permana, 2010) dan sinyal digital telah berhasil dibentuk dan ditransmisikan melalui jaringan
listrik dengan memakai modulasi frequency shift keying (Sudaryanto, 2010).
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah bagaimana mengendalikan kondisi pengisian bateraisecara kontinyu dan
bagaimana melakukan pengaturan beban secara cerdas dan otomatis dalam mengatur
keseimbangan kerja pembangkit daya secara efisien dan optimal terhadap beban yang berubah
ubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan pengisian baterai secara kontinyu dan
mendapatkan kinerja optimal
B. Perancangan Sistem
Aplikasi pengontrolan yang dikembangkan dalam penulisan ini adalah membuat suatu sistem
pengontrolan cerdas yang dapat melakukan pengontrolan secara otomatis terhadap besarnya daya
listrik yang harus diberikan ke beban sesuai dengan besarnya beban listrik yang digunakan.
Adapun disain diagram blok sistem yang akan dibuat diperlihatkan pada Gambar 2 (Nuraharjo,
2011; Kadir, 2004).
C. Flow chart sistem kontrol
Proses kontrol pengisian baterai disimulasikan empat buah pembangkit, masing-masing
pembangkit akan melakukan pengisian ke baterai. Flow chart system diperlihatkan pada Gambar
3 (Sujadi, 2005). Proses kontrol pengaturan kondisi beban diatur dengan melihat kapasitas beban
yang akan dicatu. Sistem akan mengatur proses suplai sumbar ke beban jika kapasitas beban
bertambah. Kapasitas baterai adalah masingmasing 5 ampere yang terhubung paralel ke beban, ini
berarti sumber memiliki kapasitas total 20 ampere.
Tabel 2 memperlihatkan data hasil pengujian beban induktif yang berupa mesin bor dengan daya
sebesar 75 watt, besarnya arus yang dikonsumsi mesin bor sebelum dibebani (sebelum melakukan
pengeboran pada bidang kayu) adalah 0,35 ampere dan besarnya daya listrik yang terukur adalah
77 watt, sistem secara otomatis mengaktifkan 2 buah baterai. Pada saat mesin bor dibebani (pada
saat melakukan pengeboran pada bidang kayu) adalah 0,46 ampere dan besarnya daya listrik yang
terukur adalah 101,2 watt, sistem secara otomatis mengaktifkan 3 buah baterai.
Tabel 2. Hasil pengujian beban induktif
Jenis Beban Induktif Arus Daya Terukur Baterai
(Ampere) (Watt) L1 L2 L3 L4
Mesin Bor 75 watt 0,35 77
saat tanpa beban
Mesin Bor 75 watt 0,46 101,2
saat dibebani
IV. PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian sistem maka dapat disimpulkan untuk mengontrol dan mengevaluasi
besaran beban yang berubah-ubah, melalui pengujian suplai beban dengan kondisi beban yang
berbeda maka arus pada beban resistif berubah secara linier setiap kenaikan beban dengan
kapasitas yang sama. Untuk beban induktif dengan beban spesifikasi mesin bor 75 watt
menghasilkan arus terukur 0.35 Ampere dan daya terukur sebesar 77 watt pada saat belum
dibebani. Untuk mendapatkan kinerja optimal system maka dilakukan pengujian respon sistem
yang diukur mulai dari sensor mendeteksi arus hingga system mengeksekusi driver relai. Hasil
pengujian diperoleh respon sistem terhadap output relai adalah rata –rata 0.0021 sekon. Untuk
pengujian beban kapasitif yang kecil tidak akan diperoleh hasil pengukuran yang akurat maka
disarankan untuk diperlukan penelitian lebih lanjut untuk simulasi beban dengan kapasitas besar.
Semakin banyak hasil pengujian dari beban terukur akan memperkuat Analisa respon sistem.
DAFTAR PUSTAKA