Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAAN II

PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION


DAN SENYAWA KOVALEN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah dapat mengetahui dan
menjelaskan pengaruh jenis ikatan suatu senyawa terhadap sifat fisis dan sifat
kimia dari senyawa tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pada awal abad 19 Berzelius menyarankan suatu teori ikatan yang
disebuut dualisme. Konsepnya diturunkan dari pengamatan berdasarkan uji-
kaji bahwa sejumlah atom tertentu ( sebetulnya ion) berpindah dalam medan
listrik. Berzelius mengusulkan bahwa atom-atom terikat menjadi satu oleh
tarikan listrik antara dua spesies yang mempunyai muatan berlawanan
(Brady, 1999).
Karena struktur elektron berbeda-beda, maka atom dapat terikat
menjadi molekul dengan berbagai cara. Dalam 1961, G. N. Lewis dan W.
Kossel mengemukakan teori berikut ini:
a. Ikatan Ion dihasilkan dari pperpindahan elektron dari suatu atom ke atom
yang lain.
b. Ikatan kovalen dihasilkan dari penggunaan bersama-sama sepasang
elektron oleh dua atom.
c. Atom memindahkan atau membuat pasangan elektron untuk mencapai
konfigurasi elektron gas mulia. Konfigurasi ini biasanya adalah 8 elektron
dalam kulit terluar, sesuai dengan konfigurasi elektron dari neon dan
argon. Teori ini disebut Aturan Oktet (Brady, 1999).
Ikatan Ion terbentuk oleh pemindahaan elektron. Satu atom
memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya, ke atom atau atom-atom
lain. Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif atau kation. Atom
yang mendapat elektron menjadi ion negatif, atau anion. Ikatan ion terjadi
dari tarikan elektrostatik antara in=on-ion yang berlawanan muatan.
Pemindahan elektron dapat digambarkan dengan menggunakan titik-titik
untuk menyatakan elektron valensi.
Na+Cl Na+Cl-
Ikatan kovalen terbentuk oleh penggunaan bersama sepasang elektron antara
dua atom. Elektron yang saling digunakan dihasilkan dari penggabungan
orbital yang sering digunakan, yaitu disebut orbital molekul (Syukri, 1999).
Suatu ikatan ion terbentuk dalam reaksi kimia dengan perpindahan
sempurna dari satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom yang lain.
Natrium Klorida (Na+Cl-), garam dapur, adalah contoh dari persenyawaan
ion. Apabila persenyawaan ion dilarutkan ke dalam air, ion-ionnya akan
dikelilingi oleh molekul air karena gaya tarik menarik yang kuat antara ion
yang bermuatan dan molekul air. Pada waktu melarut, ion-ion akan memisah,
atau terdisosiasi, satu dari lainnya. Persenyawaan ion terjadi apabila
perbedaan dari elktronegativitas antara dua unsur yang bereaksi relatif besar,
sekitar 1,7 atau lebih atom-atom yang mempunyai perbedaan elektronegativitas lebih
kecil dari 1,7. Apabila bereaksi tidak membentuk persenyawaan ion. Mereka
membentuk persenyawaan kovalen (Brady,1999).
Ikatan kimia adalah daya tarik menarik antara atom yang
menyebabkan suatu senyawa kimia dapat berstu. Macam-macam ikatan kimia
yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya
energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau
melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar:
ikatan ion dan ikatan kovalen (Brady, 1999)
Perbedaan antara senyawa kovalen dan senyawa ion. Perbedaan sifat
fisik yang paling menonjol diantara senyawa kovalen dan senyawa ion ialah
titik leleh, kelarutan dang penghantaran listrik. Ketiga perbedaan ini antara
lain di sebabkan oleh kekuatan ion. Ikatan kimia adalah daya tarik menarik
ntara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-
macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur
elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana
atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat di bagi menjadi
dua kategori besar: ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion terbentuk jika
terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel
yang bermuatan listrik dan mempunya daya tarik menarik. Daya tarik
menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu
ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (shering) eletron di
antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik menarik inti atom pada
elektron yang berbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen
(Brady, 1999)
Ikataan ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif. Atom
yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang
menerima akan menjadi ion negatif, senyawa ion yang terbentuk dari ion
positif dan ion negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa
(Syukri,1999).
Beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut:
larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik
leleh dan titik didih yang tinggi sanagat keras dan getas, pada umumnya
larutan larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar
(Baroroh, 2004).
Sifat sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik
leleh rendah, pada suhu kamar terbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut
non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah
terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999).

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,


termometer, gelas piala, elektroda karbon, lampu spritus, sudip kaca dan
pipet tetes.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah urea, naftalena,
kristal NaCl, KI, MgSO4 dan isopropil alkohol.

IV. PROSEDUR KERJA


A. Perbandingan Titik Leleh
1. Sejumlah kecil (± 1-2 sudip) urea dimasukkan kedalam tabung reaksi,
termometer dimasukkan didalamnya.
2. Tabung reaksi dipanaskan dengan menggunakan lampu spiritus, amati
perubahan yang terjadi pada sampel urea.
3. Suhu tepat pada saat urea mulai meleleh di catat dan pada saat seluruh
sampel urea meleleh, ini merupakan kisaran titik leleh.
4. Percobaan ini diulang sebanyak dua kali.
5. Prosedur yang sama dilakukan untuk naftelena.
B. Perbandingan Kelarutan
1. Air dimasukkan kedalam (tabung I), dan tabung reaksi lain dengan
karbon tetra klorida (tabung II).
2. Urea dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi, kocok
campuran dalam setiap tabung.
3. Apakah urea larut dalam tabung I atau tabung II diamati.
4. Prisedur yang sama dilakukuan untuk naftalena, isopropil, alkohol,
NaCl, KI, dan MgSO4.
5. Kelarutan dari setiap senyawa dalam masing-masing tabung diamati.
C. Daya Hantar
1. 50 ml akuades dimasukkan pada gelas piala
2. Elektroda karbon dihubungkan dengan arus listrik dan lamou
3. Elektroda dimasukkan kedalam gelas piala berisi akuades. Perbuhan
yang terjadi diamati.
4. Prosedur 1-3 diulang, dengan menambahkan beberapa tetes isopropil
alkohol. Perbahan yabng terjadi diamati.
5. Prosedur yang sama dilakukan, masing-masing dengan menambahkan
urea, naftalena, NaCl, KI danMg SO4.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Perbandingan titik leleh
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Perbandingan Titik Leleh
Senyawa Kisaran Titik Leleh
Percobaan I Percobaan II
Naftalena T1= 40° C T1=35° C
T2= 90° C T2= 70° C
Urea T1= 40° C T1= 35° C
T2= 130° C T2= 100° C

b. Perbandingan kelarutan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Perbandingan Kelarutan
Kelarutan
Senyawa Tabung I Tabung II
(Dalam air) Dalam CCL4
(karbon tetraklorida)
Urea Larut Tidak larut
Naftalena Tidak larut Tidak Larut
NaCl Tidak Larut Tidak larut
KI Larut Tidak larut
MgSO4 Larut Tidak larut

Isopropil Alkohol Larut Larut

c. Perbandingan Daya Hantar


Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Perbandingan Daya Hantar
No Sampel Nyala Tidak Kondisi elektroda
Nyala
1. H2O+ isoprofil alcohol -  Tidakada gelembung
2. H2O+urea -  Tidak ada gelembung
3. H2O+ naftalena -  Tidak ada gelembung
5. H2O+NaCl (redup) - Banyak .gelembung
6. H2O+KI -  Banyak gelembung
7. H2O+MgSO4 √ - Banyak gelembung

B. Pembahasan
1. Perbandingan Titik Leleh
Hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen,
dengan memanaskan senyawa seperti urea dan naftalena, maka
didapatkan beberapa perbedaan pada perbandingan titik leleh.Pada
percobaan 1 suhu awal Urea adalah 40° C dan pada suhu akhir 130°
C.Sehingga,pada percobaan 1 selesihnya 90° C dari suhu awal.Pada
percobaan 2 suhu awal urea adalah 35° C dan pada suhu akhir 100°
C.Sehingga,pada percobaan 2 ini titik leleh urea selisihnya 65° C dari
suhu akhir.Perbandingan titik leleh urea pada percobaan 1 dan 2 pada
suhu awal 5° C dan pada suhu akhir 30° C.
Percobaan 1 pada suhu awal naftalena adalah 40° C dan pada
suhu akhir 90° C.Sehingga pada percobaan 1 ini titik leleh naftalena
selisihnya 50° C dari suhu awal.Selanjutnya pada percobaan 2 suhu
awal naftalena adalah 35° C dan pada suhu akhir 75°C.Perbandingan
titik leleh naftalena pada percobaan 1 dan 2 adalah pada suhu awal
5°C dan pada suhu akhir 15°C.
Perbandingan titik leleh pada senyawa Urea dan Naftalena
yang dilakukan dengan percobaan 1 dan 2 dengan melihat selisih dari
suhu awal dan suhu akhir pada setiap percobaan,dari data tersebut titik
leleh pada urea lebih tinggi daripada titik leleh pada
naftalena.Meskipun perbedaan perbandingan titik leleh dapat
disebabkan dari ketidak tepatan data hasil percobaan ,saat pencucian
tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa.Titik
leleh senyawa ion jauh lebih tinggi dibandingkan senyawa kovalen
.Berdasarkan referensi titik leleh urea sebesar 132°C- 133°C,naftalena
80°C-82°C,NaCl 804°C,KI 681°C dan MgSO4 1124°C.
2. Perbandingan Kelarutan
Perbandingan kelarutan yang terdapat pada data tersebut
antara senyawa ion dengan senywa kovalen diperoleh bahwa urea
larut dalm pelarutnya (air) tetapi dalam senyawa CCL4 tidak larut.
Begitu pula untuk senyawa-senyawa NaCl, KI, Isopropil alkohol,
MgSO4 juga larut dalam air dan tidak larut dalam senyawa CCL4. Hal
ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut
polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar
larut dalam CCL4. Sebagai pelarut non polar akibat dari dipol-
dipolnya yang saling meniadakan. Meskipun demikian, ada juga
senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk senyawa
kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang
larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada
larutan CCL4. Dari hasil pengamatan naftalena tidak larut dalm air
tetapi larut hanya dalam CCL4.

3.Perbandingan daya hantar listrik

Perbandingan daya hantar listrik antara senyawa ion dengan


senyawa kovalen di peroleh bahwa akuades tidak dapat menghantarkan arus
listrik sehingga lampu tidak menyala dan kondisi elektrodanya tidak
bergelembung. Begitu juga pada isopropil alkohol, urea, naftalena,dan
MgSO4. Pada NaCl dapat menyala terang serta anoda dan katodanya
bergelembung. Sedangkan pada KI menghasilkan banyak gelembung
tetapi tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga lampu tidak
menyala.Perbandingan daya hantar dari percobaan tersebut juga
dipengaruhi oleh senyawa elektrolit kuat dan lemah,dimana elektrolit
kuat yang dapat menghantarkan listrik terdiri dari Basa kuat dan asam
lemah,Asam kuat dan basa lemah serta asam lemah dan basa lemah
seperti NaCl+H2O,yang dapat menghantarkan listrik.
C.KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah Sifat fisika
dan kimia senyawa ion dan kovalen bisa dilihat berdasarkan titik leleh
dan titik bekunya, wujud senyawa, kelarutan, daya hantar listrik,
kemudahan terbakar serta dengan menguji bau dari tiap-tiap senyawa.
1. Jenis ikatan kimia seperti ikatan ion dan ikatan kovalen sangat
mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia senyawa
2. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah urea, isopropil alkohol, NaCl,
KI, MgSO4.
3. Senyawa yang dapat larut dalam CCl4 adalah naftalena dan NaCl
4. Yang merupakan senyawa ion adalah urea, NaCl, KI, dan MgSO4.
5. Yang merupakan senyawa kovalen adalah isopropil alkohol dan naftalena
6. Sifat fisika dan kimia senyawa ion dan senyawa kovalen bisa dilihat
berdasarkan titik leleh dan titik bekunya,wujud senyawa,kelarutan,daya
hantar listrik,kemudahan terbakar serta dengan menguji bau dari tiap-tiap
senyawa.
7. Perbedaan sifat-sifat yang paling menonjol diantara senyawa kovalen dan
senyawa ion adalah titik leleh dan kelarutannya,kedua perbedaan ini
disebabkan oleh kekuatan ion.
8. Ternyata kekuatan ikatan antara partikel menyebabkan perbedaan titik
leleh senyawa kovalen dan senyawa ion.

DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung

Mangkurat:Banjarbaru.

Brady, J. E. 1999, Kimia Universitas Asas Dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB, Bandung.

http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id

diaksis tanggal 24 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai