Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Silabus
A. Pengertian Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai "garis-garis besar, ringkasan atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran (Salim, 1987: 98). Silabus merupakan
seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang
disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan
untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaewati, 2004:123).
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mendefinisikan silabus
sebagai "rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran tema
tertentu yang mencakup Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber / bahan / alat belajar .
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa silabus adalah
seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang
mencakup Standar Kompete nsi (SK), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber / bahan / alat belajar.

B. Manfaat Silabus

Silabus, sebagai rancangan program memiliki beberapa manfaat penting


bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan. Dalam sebuah silabus
terdapat hal-hal penting seperti standar kompetensi dan kompetensi dasar pokok-
pokok materi termasuk pengalaman belajar dan alat penilaian yang dapat dijadikan
acuan beserta alokasi waktu untuk setiap kompetensi yang harus dicapai. Dengan
demikian silabus bermanfaat untuk :
1. Guru
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam menyusun Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran, sebagai pedoman dalam penyelenggaraan suatu
proses pembelajaran,
2. Administrator termasuk kepala sekolah,
Silabus dapat dijadikan rujukan dalam menentukan berbagai kebijakan
sekolah seperti penentuan skala prioritas dalam menyediakan berbagai
sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan guru
menyelenggarakan pembelajaran termasuk dalam merencanakan program
kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan guru
3. Pengawas
Silabus akan bermanfaat untuk melakukan supervisi sekolah, misalnya
untuk memberikan layanan dan bantuan kepada guru yang mengalami
kesulitan, atau untuk mengobservasi apa kah pembelajaran yang dilakukan
guru berada pada jalur yang sesuai

2. Komponen Silabus
a. Identitas

Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas nama
mata pelajaran, jenjang sekolah/madrasah, kelas dan semester. Dengan informasi
tersebut guru akan mendapatkan kejelasan tentang tingkat pengetahuan prasyarat,
pengetahuan awal dan karektersistik peserta didik yang akan diberi pelajaran.

b. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam


bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising


element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran
dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi
2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi
Inti kelompok 4).

Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, tidak dihapalkan, tetapi untuk


dibentuk melalui bebagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran
yang relevan dan sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata
pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam
materinya. Setiap mata pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan
kompetensi inti yang telah dirumuskan.
c. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi mata pelajaran dapat didefiniskan sebagai “pernyataan


tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat
penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajarai suatu mata pelajaran”
(Center for Civics Education, 1997). Standar kompetensi merupakan kerangka yang
menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Standar
kompetensi mata pelajaran diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam:

1. Melakukan suatu tugas atau pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran


tertentu

2. Mengorganisasikan tindakan agar pekerjaan dalam mata pelajaran tertentu


dapat dilaksanakan

3. Melakukan reaksi yang tepat bila terjadi penyimpangan dari rancangan


semua

4. Melaksanakan tugas dan pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam


situasi dan kondisi yang berbeda.

Penentuan standar kompetensi hendaknya dilakukan dengan cermat dan


hati-hati, karena jika setiap sekolah/madrasah atau setiap kelompok
sekolah/madrasah mengembangkan standar kompetensi sendiri tanpa
memperhatikan standar nasional, maka pemerintahan pusat akan kehilangan sistem
untuk mengontrol mutu sekolah/madrasah. Akibatnya kualitas sekolah/madrasah
akan bervariasi, dan tidak dapat dibandingkan antara kualitas sekolah/madrasah
yang satu dengan kualitas sekolah/madrasah yang lain. Pengembang Kompetensi
Dasar dijabarkan dari Standar Kompetensi. Pengembang silabus dapat
mengambilnya dari standar isi yang sudah disusun oleh pemerintah pusat
(Kemendiknas).
d. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar (Chamsiatin:2008) adalah sejumlah kemampuan yang


harus dimiliki perserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kompetensi dsar
dijabarkan dari standar kompetensi. Pengembang silabus dapat mengambilnya
begitu saja dari standar isi yang sudah disusun oleh pemerintah pusat (kemediknas).
Pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi
Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta
didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi


bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang
sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata
pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi
maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan
dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.

Kompetensi dasar dirumuskan dengan menggunakan kata-kata kerja


operasional, yaitu kata kerja yang diamati dan diukur, misalnya membandingkan,
menghitung, menyusun, memproduksi.

e. Materi Pembelajaran

Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus


dipelajari peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai
dengan menggunakan instrumen penialain yang disusun berdasarkan indikator
pencapaian belajar.

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang sesuai untuk menunjang


tercapainya KD. Pengidentifikasian materi pembelajaran untuk peserta didik ini
harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (a) potensi yang dimiliki peserta
didik; (b) ada tidaknya relevansi terhadap karakteristik daerah; (c) tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual yang dimiliki
peserta didik saat ini; (d) manfaat untuk peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f)
aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; (g) ada tidaknya
relevansi terhadap kebutuhan peserta didik serta tuntutan lingkungan; dan (h)
alokasi waktu yang disediakan/tersedia.

Untuk melaksanakan sebuah analisis materi pembelajaran, diperlukan


informsi yang benar dan rinci mengenai semua aspek. Urutan penyajian materi
pembelajaran berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau
mengajarkannya. Jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan peserta didik dalam
mempelajarinya.

Menurut Reigeluth (1987:98) mengklasifikasi materi pembelajaran ada


empat jenis, yaitu:

 Fakta - Asosiasi antara objek, peristiwa atau simbol yang ada atau mungkin
ada dalam lingkungan nyata atau imajinasi. Matrei jenis fakta adalah materi
berupa nama-nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama
bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya
 Konsep - Sekelompok objek atau peristiwa atau simbol yang memiliki
karakteristik umum yang sama dan diidentifikasi dengan nama yang sama,
misalnya konsep tentang manusia hari akhir, surga dan neraka. Materi
konsep berupa pengertian, definisi, hakikat init isi.
 Prinsip - Hubungan sebab akibat antara konsep. Materi jenis ini berupa
rumus, paradigma.
 Prosedur - Urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memcahkan
masalah tertentu, atau membuat sesuatu. Materi jenis prosedur berupa
langkah-langkah mengerjakan sesutau secara urut, misalnya langkah-
langkah menelpon.
Materi yang diarahkan perlu diidentifikasi apakah termasuk fakta,
konsep, prinsip, prosedur atau gabungan lebih dari satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis yang herus dipelajari peserta didik maka guru akan
mendapat kemudahan dalam mengerjakannya. Hal ini disebabkan, setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media dan
sistem penilaiannya.
f. Kegiatan Pembelajaran

Substansi KBM sesungguhnya adalah pengalaman belajar peserta didik.


Pengalaman belajar (Chamistiatin:2008) dirancang untuk melibatkan proses mental
dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber dan media, juga lingkungan
belajar lain demi pencapaian kompetensi. Pemanfaatan stratregi, pendekatan,
model, metode, teknik dan taktik pembelajaran sangat menetukan pengalaman
belajar peserta didik. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KBM adalah
rangakaian kegiatan belajar secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar,
bersifat hirarkis dalam penyajian materi pelajaran, tercermin dalam kegiatan belajar
peserta didik.

Pengalaman belajar diperoleh baik di dalam kelas maupun diluar kelas


pengalaman balajar di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan mengadakan intraksi
antara peserta didik dengan sumber belajar. Bentuk pengalaman belajar di dalam
keals dapat berupa telaah buku, telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan
dilaboratorium, mengukur tinggi benda menggunakan kilometer, kerja praktek di
studio dan sebagainya.

Pengalaman belajar diluar kelas dilakukan dengan mengunjungi objek studi


yang berada di luar kelas. Misalnya melakukan ragam observasi tumbuhan pantai
dibandingkan dengan ragam tumbuhan di pegunungan bagi peserta didik yang ingin
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup sesuai karakteristik habitatnya.

Pengalaman belajar yang perlu dituliskan dalam silabus adalah alternatif


kegiatan atau pengalaman belajar spesifik sesuai dengan rumusan uraian materi
pembelajarannya sehingga diharapkan dapat menunjang penguasaan kemampuan
dasar yang telah ditentukan.
g. Penilaian

Penilaian (Chansiatin: 2008) merupakan serangkaian kegiatan untuk


memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data dari peserta didik, dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Jenis tagihan yang dapat digunakan
antara lain sebagai berikut:

 Kuis - Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang


prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10
menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran pada peserta
didik. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman
 Pertanyaan Lisan -Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap
konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah
pengetahuan dan pemahaman.
 Ulangan Harian - Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir
pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar tingkat berpikir yang terlibat
sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
 Ulangan Blok - Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat
berpikir yang terlibat muali dari pemahaman sampai dengan evaluasi.
 Tugas Individu - Tugas Individu dapat diberikan pada waktu-waktu
tertentu dalam bentuk pembuatan kliping, makalah, dan yang sejenisnya.
Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis sampai sintesis
dan evaluasi.
 Tugas Kelompok - Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi
kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah
uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi dapat dievaluasi.
 Responsi atau Ujian Praktik - Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran
yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian respons bisa dilakukan di awal
praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum
praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan
praktik laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan
setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang
telah dicapai peserta didik.
 Laporan Kerja Praktik - Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang
ada kegiatan praktikumnya, peserta didik bisa diminta untuk mengamati
suatu gejala dan melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan
ganda, uraian objektif, uraian non-objektif, jawaban singkat, menjodohkan,
benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portopolio, sedangkan bentuk
instrumen nontes meliputi: wawancara, inventori, dan pengamatan. Para
guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar diperoleh
data tentang pencapaian belajar peserta didik yang akurat dalam semua arah.
Beberapa instumen tes yang dapat digunakan antara lain:

1. Pilihan Ganda - Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,


peskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir
yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan
analisis
2. Uraian Objektif - Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian obejktif
lebih tepat digunakan untuk bidang MIPA. Agar peskorannnya objektif,
diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar
jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat
berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi.
3. Uraian Nonobjektif/ Uraian Bebas - Uraian bebas dicirikan dengan
adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria
penskoran yang jelas agar penailaiannya obektif. Tingkat berpikir yang
diukur bisa tinggi.
4. Jawaban Singkat atau Isian Singkat - Bentuk ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Materi yang
diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
5. Menjodohkan - Bentuk ini sosok untuk mengetahui pemahaman atas fakta
dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang
terlibat cenderung rendah.
6. Performans - Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi peserta didik
dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah, olahraga atau
prilaku yang lain misalnya kemampuan menggunakan jangka dalam
membuat gambar geometri.
7. Portofolio - Untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik,
dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik. karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat
dilihat perkembangan kemampuan peserta didik.
h. Alokasi Waktu

Waktu disini adalah perkiraan berapa lama peserta didik mempelajari materi
yang telah ditentukan, bukan lamanya peserta didik mengerjakan tugas di lapangan
atau dalam kehidupan sehari-hari kelak. Alokasi waktu perlu diperhatikan pada
tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. hal ini untuk
memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. jadi acuan dalam
pengembangan silabus yaitu program tahunan dan program semester.

i. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

Sumber/bahan adalah rujukan, refernasi atau literatur yang digunakan dalam


mengajar. Sumber belajar ini diperlukan agar dalam penyusunan silabus terhindar
dari kesalahan konsep. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan
dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu peserta didik
dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Sumber belajar dapat berupa
buku-buku rujukan, objek, subjek, atau bahan dan alat untuk kegiatan
pembelajaran, bahan cetak dan elektronik, narasumber, peristiwa, lingkungan, dan
lainnya yang relevan. Sumber belajar hendaknya bersesuaian dengan KD, indikator,
dan tujuan pembalajaran.
Agar dapat memilih sumber ajar dan bahan dengan baik, guru perlu
memiliki keterampilan menganalisis isi suatu buku. Butir-butir yang perlu
dianalisis meliputi dua hal, pertma ditinjau dari segi bahasa dan cetakan
(keterbacaan, tipografi, tampilan): kedua ditinjau dari isi atau materi misalnya
kebenaran konsep, kecukupan, aktualitas, relevansi dengan kompetensi yang ingin
diajarkan, dan sebagainya.
Salah satu cara menuliskan sumber bahan yaitu dengan menuliskan nama
pengarang, tahun terbitan, judul buku (digarisbawahi atau cetak miring), tempat
penerbitan, dan nama penerbit. Urutan sumber bahan sesuai abjad.
Daftar sumber bahan atau pustaka perlu dicantumkan sebagai
pertanggungjawaban akademik. Bahwa apa yang ditulis dalam silabus bukan hasil
penemuannya sendiri perlu dicantumkan sumbernya.
3. Prinsip Penyusunan Silabus
Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, setiap sekolah diberi
kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan silabus sesuai dengan karakteristik
peserta didik serta kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus
yang dilakukan oleh sekolah tetap berada dalam koridor standar pendidikan nasional,
dalam pengembangannya perlu memerhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus.
Ada tujuh prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan silabus, yaitu
relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas, efisiensi, konsisten, dan memadai.
1. Relevansi
Relevansi mengandung arti bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesulitan,
serta urutan penyajian materi dan kompetensi dasar dalam silabus sesuai dengan
karakteristik peserta didik, baik kemampuan spiritual, intelektual, sosial, emosional,
maupun perkembangan fisik. Relevansi juga mengandung arti kesesuaian dan
keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat pemakai
lulusan, serta kebutuhan dunia kerja. Dengan demikian, lulusan suatu lembaga
pendidikan diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Demikian halnya dalam kaitannya dengan jenjang
pendidikan yang ada diatasnya sehingga terjadi kesinambungan dalam pengembangan
silabus.
2. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa
keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat
(BSNP, 2006:20). Lebih lanjut dapat dikemukankan bahwa prinsip fleksibilitas
mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta didik, dan lulusan memiliki
ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak.
Guru sebagai pelaksana kurikulum, tidak mutlak harus menyajikan program
dengan konfigurasi seperti dalam silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat
mengakomodasi dan mengelaborasi berbagai ide baru atau memperbaiki ide-ide
sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman
belajar yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing
sehingga setelah lulus mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang multiarah
berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.

3. Kontinuitas
Kontinuitas dalam pengembangan silabus mengansung arti bahwa setiap
program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama
lain dalam membentuk kompetensi dan kepribadian peserta didik.
Kontunuitas atau kesinambungan silabus tersebut bisa secara vertikal, yakni
dengan jenjang pendidikan yang ada diatasnya; bisa juga secara horizontal, yakni
dengan silabus atau program lain yang sejenis.
4. Efektivitas
Efektivitas dalam pengembangan silabus berkaitan dengan keterlaksanaannya
dalam pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensinya sesuai dengan
kompetensi Dasar dalam standar isi. Silabus efektif adalah yang dapat diwujudkan
dalam pembelajaran di kelas, sebaliknya silabus tersebut dapat dikatakan kurang
efektif apabila banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan. Keefektifan silabus dapat
dilihat dari kesenjangan yang terjadi antara silabus sebagia kurikulum tertulis dan
silabus yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, ketika
pengembangan silabus, guru atau pengembang silabus harus membayangkan situasi
nyata di kelas agar kendala-kendala yang mungkin terjadi dapat diantisipasi sehingga
tidak terjadi kesenjangan yang terlalu lebar.
5. Efisiensi
Efisiensi dalam pengembangan silabus berkaitan dengan upaya untuk
penghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Efisiensi silabus bisa dilihat dengan cara
membandingkan anata biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran
dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik.
Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sehemat mungkin, tetapi yang dapat
menghasilkan hasil belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik secara
optimal.
6. Konsistensi
Konsistensi dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa antara
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan simtem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam
membentuk kompetensi peserta didik.

7. Memadai
Memadai dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup
indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan istem penilaian
yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Disamping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana, yang
berarti bahwa kopetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.

4. Langkah Penyusunan Silabus


a. Mengisi kolom identitas

Contoh cara mengisi kolom identitas

Silabus

Nama sekolah :
Kelas / semester :
Tema :
Subtema :
Alokasi waktu :

b. Mengkaji Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
3. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian


kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

1. Potensi peserta didik;


2. Relevansi dengan karakteristik daerah,
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. Struktur keilmuan;
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. Alokasi waktu.

d. Mengkaji dan menentukan Indikator pembelajaran


1. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-
tanda , perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik
2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
3. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat
diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat
penilaian.

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang


melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran


adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,


khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
2. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
4. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.

f. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan


indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,


dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik .

g. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
h. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

5. Format Silabus

Format 1

SILABUS
SATUAN PENDIDIKAN : ……………………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………………..
Tema : ……………………………………………………..
Subtema : ……………………………………………………..
Kompetensi Inti (KI) : ……………………………………………………..

Kompetensi Materi Indikator Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar

Format 2
SILABUS
Satuan Pendidikan :
Tema :
Subtema :
Kelas/Semester :

I.Kompetensi Inti:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………

II.Kompetensi Dasar:
………………………………………………………………………………..………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
III.Materi Pembelajaran:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………

IV.Kegiatan Pembelajaran:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………

V.Penilaian:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………

VI.Alokasi Waktu:
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

VII.Sumber Belajar:
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
Sumber :
1. Nurdin Syarifuddun dan Adriontoni, 2016, ” Kurikulum dan Pembelajarab” , Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
2. Sanjaya, wina, 2008, “Kurikulum dan Pembelajaran” , Jakarta : PT Fajar Interpratama
mandiri
3. Lismina, 2017, ” PENGEMBANGAN KURIKULUM” , Ponorogo : Uwais Inspirasi
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai