MANAJEMEN KEPERAWATAN
OLEH:
DEVY YOLANDA
P1337420919020
Opportunity
O
(-,+)
Ubah Strategi
(+,+)
Progresif
Kuadran III
Kuadran I
Weakness W
S Strength
Kuadran IV
(+,-)
Diversifikasi Strategi
Kuadran II
(-,-)
Strategi Bertahan
T
Threath
Keterangan :
1) Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi
dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
3) Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk
mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat
menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambi terus berupaya membenahi diri.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Mengenai SBAR
a. Tanggapan mengenai sbar terkait komunikasi dokter-perawat
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari
tujuan utama rumah sakit. Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan
kesehatan membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana
mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan setiap
hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan
dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga dapat berkomunikasi dengan
jelas, singkat dan tepat. Untuk itu diperlukan pendekatan sistematik untuk
memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara komunikasi teknik
SBAR (situation, background, assessment, recommendation)
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. SBAR adalah alat
komunikasi dalam melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu
meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat dan dokter. Dokter lebih
memperhatikan karena informasi yang ringkas, perawat bekerja lebih cepat dan
mengkomunikasikan masalah dengan jelas serta dapat memberi kesempatan
menyampaikan saran kolaborasi.
b. Isu-isu terkait SBAR
Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk komunikasi dalam situasi beresiko
tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk
berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara perawat.
SBAR digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan komunikasi efektif saat
serah terima informasi pasien yang berujung pada peningkatan patient safety.
Keuntungan SBAR adalah kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif,
dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan
kondisi pasien, dan dapat memperbaiki komunikasi yang berujung pada perbaikan
keamanan pasien
Format pendokumentasian model SBAR untuk serah terima antar shift
2. Analisis dari jurnal (jurnal terlampir) mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan
Rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan harus dapat memuaskan
masyarakat sebagai pengguna jasa. Kepuasan pasien merupakan salah satu
indikator dalam menilai mutu pelayanan dirumah sakit. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian intekral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, kualitas
pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan keperawatan
sehingga perlu adanya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dirumah sakit
tersebut. Salah satu pelayanan keperawatan dirumah sakit adalah pelayanan prima
merupakan suatu pelayanan professional, cepat, bersih, ramah dan pelayanan yang
memberikan kepuasan bagi kesembuhan pasien. Harapan merupakan sesuatu yang
individu inginkan untuk didapatkan atau dicapai. Harapan tinggi pasien dalam
penelitian ini berhubungan dengan perilaku caring perawat. Perilaku perawat
yang caring membuat pasien merasa dihargai, sehingga hal itu memberi kepuasan
yang sesuai dengan harapan pasien.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Kualitas pelayanan dokter berpengaruh
terhadap kepuasan pasien umum maupun pasien asuransi. Kualitas pelayanan
perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien umum maupun pasien Asuransi.
Kualitas pelayanan administrasi berpengaruh terhadap kepuasan pasien umum
maupun pasien Asuransi. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan
pasien adalah pelayanan perawat pada pasien umum maupun pasien Asuransi.
Sebaiknya dilakukan peningkatan keterampilan petugas dengan pelatihan atau
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga dapat memberikan pelayanan perawatan,
pemeriksaan, dan pengobatan yang akurat dan cepat.
3. Konsep Service Quality (Servqual) terhadap pelayanan keperawatan dan saran untuk
peningkatan kualias pelayanan keperawatan
Konsep dan hubungan: Menurut konsep service quality yang populer, ServQual
dinyatakan bahwa kualitas pelayanan memiliki 5 dimensi, yaitu reliability,
resposniveness, assurance, empathy, dan tangible. Service Quality adalah
seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas
layanan yang mereka terima. Service Quality dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima
dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan
menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh rumah sakit, yang melibatkan
seluruh sumber daya yang dimiliki rumah sakit. Rumah sakit/sarana pelayanan
kesehatan lainnya, meskipun milik pemerintah, saat ini tidak lagi hanya bisa
mengandalkan subsidi untuk menyokong berjalannya kegiatan operasional
institusi. Dengan kata lain, ada upaya pemandirian dan pergeseran dari institusi
non profit menjadi institusi profit (bisnis). Pelayanan kesehatan merupakan setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamaan dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan
ataupun masyarakat.
Rekomendasi: . Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan standard dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Sampai saat ini,
kepuasan pelanggan masih sangat relevan dengan kegiatan bisnis di mana pun.
Logika sederhanya, bila pelanggan suatu institusi bisnis puas, maka akan semakin
membaik pula kehidupan bisnis dan kehidupan keuangan di dalam institusi bisnis
tersebut. Hal ini juga berlaku pada dunia bisnis kesehatan, bila pasien merasa puas
dengan pelayanan kesehatan yang diterimanya, maka akan semakin meningkat
pula loyalitasnya untuk senantiasa menggunakan jasa layanan kesehatan tersebut
Kepuasan sangat bersifat subjektif dan unik bagi setiap pelanggan, pasiaen yang
merasa puas adalah mereka yang mendapatkan value dari pemberi
layanan/pemasok/produsen suatu produk (barang/jasa).
Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan
tenaga keperawatan yang profesional; memiliki kemampuan intelektual, teknikal,
dan interpersonal, berdasarkan standar praktik; serta memperhatikan kaidah etik
dan moral. Selain keselamatan pasien dan mutu pelayanan perawatan, ada faktor
karir perawat yang sangat mempengaruhi pelayanan keperawatan tersebut.
Semakin tinggi pendidikan perawat semakin jauh dengan pelayanan terhadap
pasien, baik di rumah sakit maupun pada pelayanan komunitas. Dari hasil
observasi masih dijumpai adanya perawat yang tidak peduli dengan keluhan yang
disampaikan oleh pasien maupun keluarganya. Perawat dalam memberikan
pelayanan perawatan belum banyak terpapar dengan kompetensi seperti yang
akan mereka lakukan sesuai dengan tingkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman kerja yang dimiliki. Pengembangan karir pada saat ini lebih
menekankan pada posisi/jabatan, baik struktural maupun fungsional, sedangkan
jenjang karir profesional berfokus pada pengembangan jenjang karir profesional
yang sifatnya individual. Berlakunya sistem jenjang karir profesional memacu
perawat untuk meningkatkan kualitas dirinya, sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing, sehingga nanti diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik terhadap masyarakat.