Oleh:
Kelas: IV SM 2
Surabaya
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Stress, Budaya
Organisasi, dan Struktur dan Desain Organisasi ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Perilaku Organisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia Surabaya (STIESIA).
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Istilah stress saat ini merupakan bagian dari perbendaharaan kata yang sering digunakan
oleh manusia sehari-hari. Stress sesungguhnya telah ada sepanjang keberadaan manusia dan
timbul sebagai hasil interaksi satu sama lain pada situasi yang sangat bervariasi. Walaupun stress
tidak mungkin dihindari, tidak semua stress bersifat merusak atau mematikan (detrimental).
Stress diibaratkan sebagai sebuah “pedang bermata dua” yang mengandung pemahaman bahwa
stress di satu sisi bersifat merusak (destructive), karena dapat membuat manusia mengalami
kerapuhan secara fisik dan mental (physical and mental breakdowns). Namun di sisi lain stress
justru bersifat membangun (constructive) karena stress dapat berkontribusi secara positif demi
kelangsungan suatu organisasi. Stress memungkinkan manusia untuk termotivasi dan menjadi
kekuatan pendorong (driving powers) sehingga manusia lebih produktif. Dengan demikian suatu
organisasi atau suatu institusi akan dapat mencapai outcomes yang lebih baik bila mampu me-
manage stress secara optimal.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah
organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan
seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber
tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya. Secara tradisional, pendiri organisasi
memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut.Pendiri organisasi tidak
memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya.Ukuran kecil yang biasanya
mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri
hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka.
Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya
kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang
mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi
keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut..
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Stress dalam Perilaku Organisasi
A. Pengertian Stress
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif
untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan
(respon).Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup
individu itu agar menjadi lebih baik.
1. Menurut Robbin, Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan
pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh
individu tersebut dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
2. Menurut Michael, Stres merupakan suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan
individu yang merupakan konsekwensi dai setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang
menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang
Dengan dua definisi diatas tentunya kita sulit memahami tentang stress yang sebenarnya.
Pada dasarnya stress merupakan sebuah tekanan yang terjadi pada diri seorang individu baik itu
berupa beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat individu tersebut merasa terbebani dan
keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain stress merupakan
tekanan yang tidak biasa terjadi diri setiap individu karna adanya tuntutan.
Stres yang dialami oleh seseorang biyasanya selalu berkonotasi negatif karena akan
mengalami suatu kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu proses mengingat yang
dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stres bisa meningkatkan glokosa yang
Adapun hal-hal yang menjadi sumber penyebab terjadinya stress adalah sebagai berikut:
1) Faktor Lingkungan
Ketidakpastian Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan
mereka.
Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat perebutan kekuasaan.
Perubahan Teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat eletronik dll, munculnya bom
dimana-mana.
2) Faktor Organisasional
Tuntutan Tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan, dan tata letak
fisik pekerjaan.
Tuntutan Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.
Tuntutan Antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak tertentu atau terjain
hubungan yang buruk.
3) Faktor personal.
Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan
keluarga.
Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang
didambakan.
Berasal dari kepribadiannya sendiri.
Dari berbagai masalah yang telah disebutkan tadi baik dari masalah yang hadapi secara
personal, organisasi, dan lingkungan. Hal semacam itu yang sangat tidak diharapkan setiap orang
dalam segala kondisi apapun, terutama dalam pekerjaan.Organisasi pun sangat tidak
menginginkan setiap anggotanya mengalami masalah tersebut.Oleh karena itu peran sebagai
pemimpin atau manajer sangat berperan supaya bisa menyelesaikan masalah tersebut agar tidak
mengganggu organisasi.
Dampak dan akibat dari stress itu sendiri dalam buku Organizational Behavior (Robbin),
dikelompokkan menjadi tiga gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.
1) Gejala Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
2) Gejala Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat ketidak nyamanan
setiap orang.Ingin rasanya untuk terhindar dari segala tekanan stres yang dialaminya.Bahkan
sampai pada tingkatan stres yang tinggi dalam gejala psikologis, seseorang bisa berfikir untuk
mengakhiri hidupnya.Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yang membuat dampak seperti
itu.
1. Pendekatan Individual
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi stres.
Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat besar dan perlukan pembagian
waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh dari kepadatan jadwal kerja.Pola pembagian
waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7
pagi sampai jm6 sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan
meningkat disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang syaraf
motorik dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang
Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh menjadi lelah
dan diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang tegang menjadi
relaks.Merefres otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari.Cara yang ampuh dalam
relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai.Namun ada juga
yang malakukan meditasi atau yoga.
2. Pendekatan Organisasional
Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi yang
menyertakan infleksibel.Ini dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh.Strategi
pengaturan mungkin membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan membuat
keputusan partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur dan proses struktural
mungkin akan menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih
banyak kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin akan mencegah atau mengurangi stres
kerja mereka.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan
berbede satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat
menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan.Penyesuaiaan penempatan yang baik dan
penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan
dapat tercapai dengan baik. Seperti halnya seorang petani yang tidak tahu bagaimana seorang
nelayan yang mencari ikan, tentunya akan kesulitan.
Konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar dan mungkin sering juga
terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya akan menimbulkan ketidak jelasan peran suatu
organisasional tersebut. Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna
mengurangi atau mencegah stres itu sendiri. Setiap bagian yang dikerjakan membutuhkan
kejelasan atas setiap konflik sehingga ambigious itu tidak akan terjadi. Peran organisasi itu yang
bisa mengklarifikasikan suatu konflik yang terjadi sehingga terjadilah suatu kejelasan dan bisa
menegosiasikan konflik.
Setiap organisasi pastinya memiliki suatu tujuan yang pasti. Baik bersifat profit maupun non
profit. Namun tujuan organisasi itu harus juga bersifat real sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki oleh organisasi tersebut.Kemampuan suatu organisasi dapat dilihat dari skli yang
dimiliki oleh setiap orang anggotanya. Dengan tujuan yang jelas dan pasti tentunya juga sesuai
dengan kemampuan anggotanya maka segala tujuan pasti akan tercapai pula. Namun sebaliknya
jika organisasi tidak bersikap realistis dan selalu menekan anggotanya tanpa adanya kordinasi
yang jelas stres itu akan timbul.
Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkina terjadi karena faktor kerjaan yang sangat berat
dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah membuat teknik
cara pengerjaannya. Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu
dari pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas dan enggan untuk mengerjakan
pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah menumpuk maka akan timbul stres. Strategi yang
dilakukan adalah melakukan penyusunan pekerjaan yang muadah terlebih dahulu atau pekerjaan
yang dapat dikerjakan terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit pekerjaan yang menumpuk pun akan
terselesaikan. Dengan kata lain stres pun bisa dihindari dan bisa dikurangi.
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres.Konseling yang dilakukan
kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang.Psikologis seseorang
terganggu sekali ketika stres itu menimpa. Rasa yang tidak tahan dan ingin keluar dari tekanan-
tekanan yang dirasakan tentunya akan menambah rasa stres yang dihadapinya. Konseling dengan
psikolog sedikitnya mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya
organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh
organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi.
Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara
yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
Pada dasarnya, Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi
adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.Sehingga,
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi
maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan. Ada beberapa bagian dari organisasi, yaitu:
4. The Technostructure
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi.
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama
lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang
melaksanakannya.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.Struktur organisasi sehat berarti
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib.Struktur
organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masig satuan
organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
b. Birokrasi
c. Struktur Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks dapat ditemukan di
agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan,
perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan
konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep
kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan –manajer
departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando
ganda.
a) Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan
kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim
kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
b) Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi
utama bisnis secara detail.
c) Organisasi nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai
komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang
diberdayakan.
Terdapat enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
1. Spesialisasi Kerja
Pembagian kerja pada akhir abad kedua puluh dan menyimpulkan bahwa pembagian kerja
menyebabkan meningkatnya produktivitas karyawan.
Sekarang ini kita menggunakanistilah spesialisasi kerja,untuk melukiskan sejauh mana tugas-
tugas di organisasi dibagi-bagi menjadi sebuah pekerjaan sendiri.Inti dari pekerjaan spesialisasi
adalah bahwa keseluruhan pekerjaan tidak dikerjakan oleh satu orang tapi dipecah menjadi
beberapa langkah dan setiap langkah diselesaikan oleh orang yang berbeda.Karyawan individual
dispesialisasikan untuk menggunakan sebagian aktifitas bukannya keseluruhan aktivitas
pekerjaan.
2. Departementalisasi
Setelah sejumlah pekerjaan dibagi-bagi melalaui spesialisasi kerja, pekerjaan-pekerjaan itu perlu
dikelompokkan lagi menjadi satu kelompok yang disebut departemantalisasi. Setiap organisasi
akan memiliki cara khasnya sendiri dalam mengklasifikasi dan mengelompokkan berbagai
kegiatan kerja.
3. Rantai Komando
Merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi
hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada siapa.Wewenang
merupakan hak yang melekat pada posisi menejerial tertentu yang memberi tahu orang apa yang
harus dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya.
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang dibebankan.
Kesatuan Komando merupakan prinsip menejemen yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang
harus melapor kesatu menejer saja.
1. Rentang Kendali
Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang menejer secara efisian dan
efektif.Pandangan kontemporer mengenai rentang kendali mengakui bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi jumlah karyawan yang memadai yang dapat dikelola seorang menejer
secara efisien dan efektif.Faktor itu meliputi keahlian dan kemampuan menejer serta karyawan
dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan, makin sedikit
pengawasan langsung yang mereka perlukan.Oleh karena itu, para menejer dengan karyawan
yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang yang lebih luas.
Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang memadai mencakup kasamaan
tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan bawahan, seberapa besar , prosedur
standarisasi yang diterapkan, kecanggihan sistem informasi, informasi organisasi, kekuatan
budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh menejer.
Desentralisasi merupakan tingkat dimana karyawan tingkatan bawah memberikan masukan atau
benar-benar mengambil keputusan.
Ketika organisasi menjadi fleksibel dan responsif ada kecenderungan yang khas kearah
desentralisasi pengambilan keputusan. Terutama diperusahaan-perusahaan besar, para menejer
tingkatan bawah itu lebih dekat dengan tindsakan dan lazimnya mempunyai lebih banyak
pengetahuan yang rinci mengenai permasalahan dan cara terbaik untuk memecahkannya
dibandingkan para menejer puncak.
3. Formalisasi
Merupakan tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dan sejauh mana perilaku karyawan
dibimbing oleh peraturan dan prosedur.
Derajat formalisasi dapat sangat berbeda-beda antar organisasi dan bahkan didalam organisasi.
Misalnya diorganisasi yang menerbitkan koran, para wartawan sering mempunyai banyak
keleluasaan atas pekerjaan mereka. Mestikup bisa memilih topik berita mencari berita sendiri,
melakukan riset berita menurut cara yang mereka kehendaki, dan menuliskannya, lazimnya
dengan pedoman yang minimal. Sebaliknya pegawai tata letak dan tukang set yang menata
halaman koran tidak memiliki kebebasan semacam itu. Mereka mempunyai kendala baik waktu
maupun ruang yang menstandarisasikan cara mereka menyelesaikan tugasnya.
Model organik dari desain organisasi berada dalam posisi yang bertentangan dengan model
mekanistik berkaitan dengan perbedaan karakteristik organisasi dan praktik.Perbedaan yang
sangat nyata antara dua model adalah konsekuensi dari perbedaan kriteria efektivitas yang
masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi.Sementara model mekanistik memaksimalkan
efisiensi dan produksi model organik memaksimalkan kepuasan, fleksibilitas dan
pengembangan.
Organisasi organik fleksibel terhadap perubahan tuntutan lingkungan karena desain organisasi
organik mendorong pemanfaatan yang lebih besar dari potensi manusia.Manajer didorong
memakai praktik yang memacu seluruh motivasi manusia melakukan desain pekerjaan yang
menekankan pada pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab. Pengambilan keputusan,
Tersebar di organisasi.
Sentralisasi. Penekanan pada
Pengendalian Penekanan pengendalian
bentuk menyalahkan atas
sendiri dan pemecahan
terjadinya kesalahan.
masalah.
3.2 SARAN
Teori ini berguna karena informasinya dapat diterapkan pada hampir semua anggota di
dalam sebuah organisasi.Pendekatan ini berguna karena banyak informasi dari teori (misalnya,
simbol, kisah, ritual) memiliki hubungan langsung pada bagaimana karyawan bekerja dan
identifikasi mereka terhadap lingkungan kerja mereka. Karena karya para teoretikus ini
didasarkan pada organisasi yang nyata dan karyawan yang benar-benar ada, para peneliti ini
telah membuat teori ini menjadi lebih berguna dan prakt
Michael, 2006, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jakarta: ERLANGGA. Sutrisno, Edy, 2010,
Robbin, Stephen 2008, Organizational Behavior¸ Jakarta: SALEMBA EMPAT. T.Matteson,
_________, Budaya Organisasi, Jakarta: KENCANA.
http://zhiinocenct.blogspot.com/pengertian-stres-dan jenis-jenisnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres
http://halamanbelakank.blogspot.com/2013/04/manajemen-stres-dalam-prilaku-organisasi.htm
Brown, Dan. The Lost Syimbol. Yogyakrata: PT. Bentang Pustaka. 2010
West. Richard. Lynn H. Turner. Teori Komunikasi: Analsis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Humanika. 2009
http://hidupterakhirku.blogspot.com/2013/10/teori-budaya-organisasi.html
https://martininobel.wordpress.com/perilaku-organisasi/struktur-dan-desain-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi