Skoliosis
Resonan (Sonor)
Dullness
Tympany
Suara Perkusi Abnormal :
Hiperresonan
Flatness
d. Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat
bermakna, mencakup mendengarkan
suara nafas normal, suara tambahan
(abnormal), dan suara. Suara nafas
normal dihasilkan dari getaran udara
ketika melalui jalan nafas dari laring ke
alveoli, dengan sifat bersih.
Suara nafas normal :
a) Bronchial
b) Bronchovesikular
c) Vesikular
d) Wheezing
e) Ronchi
f) Pleural friction rub
g) Crackles
Fine crackles
Coarse crackles
1. pemeriksaan Fungsi Paru
a. peak flow meter
b. pengukuran fungsi paru ( spirometer)
2. Pemeriksaan Rontgen Thoraks
3. Tomografi (planigrafi)
4. Computed Tomography Scan
5. positron Emission Tomography
6. flouroskopi
7. Bronkhografi
8. angiografi pembuluh-pembuluh pulmonal
9. Pemeriksaan Darah :
a. Hemoglobin
b. laju endapan darah
c. leukosit
d. fungsi hati
e. glukosa
f. C-creatin protein
g. Elektrolit serum
h. analisa gas darah
Proses Ventilasi
1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif
Proses Difusi
2.Kerusakan pertukaran gas
Proses Transportasi Gas
3.Pola nafas tidak efektif
4.Intoleran Aktifitas
5.Penurunan Curah Jantung
6.Risiko terhadap aspirasi
Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan
Normal : diameter AP – transfersal = 1:2
Pigeon chest AP > .transfersal
Barrel chest : AP : trans = 1 : 1
Funnel chest : AP mengecil, sternum
menonjol ke dalam.
Suara tracheal : pada daerah trachea,
intensitas tinggi, ICS 2 1:1, suara bronchial :
pada percabangan bronchus, pada saat udara
masuk ,intensitas keras pada ICS 4-5 1:3
Sifat pernafasan : pernafasan perut & dada.
RR : 16 – 18 x/m atau 18 – 20 x/m
Ritme / Irama pernafasan :
Eupnea : irama normal
Kusmaul : cepat dan dalam (DM)
Hiperventilasi
: pernapasan dalam,
kecepatan normal
Biot’s : cepat dan dalam, berhenti tiba
– tiba, ke dalaman sama (kerusakan
saraf).
Nyeri Tiba – tiba dan tajam, Tidak ada Tidak ada Tiba2 Biasa nya
bila dada bergerak (mungkin ada dan tidak
semakin sakit pada saat tajam di ada
serangan) dada
VARIABLE PNEU
EFUSI
PENG PNEUMONIA EMFI SEMA ASMA MOTO
PLEURA
KAJIAN RAKS
Pernapasan Cepat dan Ekspirasi lebih Dispnea Dispnea dispnea
meningkat panjang dan bibir berat, Kecepatan
mengerut ekspirasi meningkat
Menggunakan otot panjang Gerakan
tambahan yg menye Mungkin napas
bbkan retraksi gagal nafas tidak
interkostal normal pd
area
terkena
Palpasi Taktil Taktil fremitus Taktil Taktil Taktil
fremitus menurun fremitus fremitus fremitus
meningkat meningkat, menurun menurun
menurun
atau
menetap
Lanjutan masalah paru
VARIABLE
PNEU EFUSI
PENG PNEUMONIA EMFISEMA ASMA
MOTO RAKS PLEURA
KAJIAN
Perkusi Resonan Resonan / Resonan Hiper Bunyi pekak
menurun hiperresonan meningkat resonan atau redup
Gerakan Gerakan atau melemah Gerakan
diagfragma diagfragma diagfragma
melemah minimal melemah
pada sisi yg
terkena
Auskultasi Rales Bunyi napas Bunyi napas Bunyi napas Bunyi napas
Ronki melemah atau melemah melemah melemah
tidak ada Lebih mengi atau tidak atau tidak
Mengi dan ronki pada ekspirasi ada pada ada pada
area yg area yg
terkena terkena
Egofoni dan
berdesir pd
area di atas
tingginya air
Lanjutan masalah paru
VARIABLE
PNEU EFUSI
PENG PNEUMONIA EMFISEMA ASMA
MOTO RAKS PLEURA
KAJIAN
Kekhususan Umumnya Diameter AP Mengi, gelisah, Payah, Trakea
disertai dada mungkin berkeringat tekanan mungkin
demam dan bertambah saat serangan darah bergeser
menggigil menurun, takikardi
nadi cepat
Suara broncho vesikuler : pada
bronchus sebelum alveolus,
intensitas sedang ICS 5.
suara vesikuler : pada seluruh
bagian lateral paru, intensitas
rendah 3:1
Wheezing terdengar pada saat
inspirasi dan rales pada saat
ekspirasi
Perkusi pada daerah paru suara yang
ditimbulkan adalah sonor
Apeks jantung pada mid klavikula
kiri intercostals 5
Batas jantung pada sternal kanan
ICS 2 ( bunyi katup aorta), sternal
kiri ICS 2 ( bunyi katup pulmonal),
sternal kiri ICS 3-4 ( bunyi katup
tricuspid), sternal kiri mid klavikula
ICS 5 ( bunyi katup mitral).
Perkusi pd daerah jantung ad pekak.
Talipusat : Dua arteri satu vena.
Observasi adanya pembengkakan atau
perdarahan.
Observasi vena apakah terbayang atau
tidak.
Observasi distensi abdomen.
Terdengar suara peristaltic usus.
HIPOKONDRIUM
LUMBAL
ILIAKAL
4 KUADRAN 9 REGIO
REGIO ABDOMINALIS :
Hypokondria Kanan : Lumbal kiri :
Lobus kanan hepar , Ginjal Kolon Descendens, bagian
kanan, Bagian duodenum, bawah ginjal kiri, bagian
kelenjar suprarenal, Flexus yeyenum, dan illeum.
hepatica
Inguinalis Kanan :
Epigastrik :
Sekum, appendiks,
Akhir pyloric, duodenum,
pankreas ureter/ovarium
Hypokondria Kiri : Hypogastrium :
Lambung, limpa, ginjal kiri Illeum, kandung kemih,
Lumbal Kanan : uterus
Kolon Ascendens, bagian Inguinalis Kanan :
duodenum, dan yeyenum Kolon sigmoid, ureter,
Umbilikalis : ovarium
Oementum, mesentrika,
bagian bawah duodenum,
yeyenum, dan illeum
KUADRAN-KUADRAN ABDOMEN :
Kuadran Kanan Atas :
• Hati, kandung empedu, duodenum, bagian kepala
pankreas, flexus hepaticus colon, sebagian kolon
ascendens dan tranversum
Kuadran Kiri Atas :
• Lobus kiri hati, lambung, lien, badan dan ekor pankreas,
flexus splenikus colon, sebagian colon tranversum, dan
ascendens
Kuadran Kanan Bawah :
• Sekum, appendik, ovarium kanan dan tuba fallopi, korda
spermatikus kanan
Kuadran Kiri Bawah :
• Sebagian kolon descendens,kolon sigmoid, ureter kiri,
ovarium kiri dan tuba fallopi, korda spermatikus kiri.
XIPHOID
process
AORTA
TRANSVERSE
colon
ILIAC artery
DESCENDING
SIGMOID colon
full BLADDER
COSTOVERTEBRAL
ANGLE
Tympany
Dullness
GAS TUMOR
tympany
dullness
Ascitic Fluid
LIPOMA
4-8 cm in m
line
6-12 cm i
midclav.li
right midclav.line
right midclav.line
(ORGAN
TERLINDUNG
KOSTA)
SPLEEN
(S 1-8 )
(1,2,3,4)
COSTOVERTEBRAL
ANGLE
Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida
okulta : ada lekukan pada lumbo sacral,tanpa
herniasi dan distribusi lanugo lebih banyak.
Spina bivida sistika : dengan herniasi ,
meningokel (berisi meningen dan CSF) dan
mielomeningokel (meningen + CSF + saraf spinal).
Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk jika
tulang belakang rata/simetris
(scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris
atau bahu tinggi sebelah dan vertebra bengkok
(scoliosis structural) skoliometer >40