Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 2. Edisi 1. Juli 2012. ISSN: 2088-6802 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Konseptual
Peranan Pendidikan Jasmani Menghadapi Era Globalisasi

Margono*

Diterima: Mei 2012. Disetujui: Juni 2012. Dipublikasikan: Juli 2012


© Universitas Negeri Semarang 2012
Abstrak Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan
pendidikan Keseluruhan yang mengutamakan aktivitas emosional yang serasi, selaras dan seimbang.
jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan
Tujuan Penjas di sekolah untuk membantu
dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional
yang serasi, selaras, dan seimbang. Masalah yang dihadapi siswa dalam peningkatan kesegaran jasmani
saat ini antara lain : masih ditemukan pengajaran penjas dan kesehatan melalui pengenalan dan
secara tradisional, pendidikan jasmani, diajar oleh guru penanaman sikap positif serta kemampuan
yang bukan berlatar belakang penjas, sarana dan prasarana
penjas yang terbatas. Pendidikan Jasmani meiliki perana
gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani
penting dalam menunujang SDM berkualitas menghadapi agar dapat : (1) tercapainya pertumbuhan dan
era globalisasi. perkembangan jasmani khususnya tinggi dan
Kata Kunci: Pendidikan jasmani era globalisasi
berat badan secara harmonis; (2)
mengembangkan kesehatan dan kesegaran
jasmani, keterampilan gerak dan cabang
Abstract Physical education is part of the Overall olahraga; (3) mengerti akan pentingnya
education that promotes physical activity and healthy
living guidance for the growth and development of the
kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga
physical, mental, social and emotional harmony, harmony, terhadap perkembangan jasmnai dan mental;
and balance. Problems faced today are: still found (4) mengerti peraturan dan dapat mewasiti
traditional teaching physical education, physical education, pertandingan cabang olahraga; (5) menyenangi
taught by teachers who are not background of physical
education, infrastructure penjas limited. Physical
aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk
Education menunujang has particularly important role in pengisian waktu luang serta kebiasaan hidup
the quality of human resources in the era of globalization. sehat; (6) mengerti dan dapat menerapkan
Keywords: Physical education globalization prinsip - prinsip pengutamaan pencegahan
penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan
(Depdikbud, 1993).
Berdasarkan pengamatan penulis, masih
PENDAHULUAN ditemukan pengajaran Penjas yang
Era Globalisasi pada era globalisasi, berorientasi secara tradisional. Ciri-ciri
berakibat pada derasnya arus informasi dalam pengajaran Penjas tradisional menurut
berbagai bidang kehidupan, yang tidak kenal Mutohir (1995) adalah: (a) berpusat pada guru
batas-batas negara dan wilayah, sehingga melalui instruksi; (b) siswa melaksanakan
berpengaruh terhadap seluruh aspek latihan fsik sesuai dengan instruksi guru; dan
kehidupan. Mengantisipasi hal tersebut, maka (c) latihan fsik yang dilakukan tidak pernah
menciptakan manusia yang unggul, mempengaruhi inisiatif yang dimiliki siswa, (d)
merupakan satu tantang dan keharusan guru cenderung menggunakan pendekatan
menghadapi era globalisasi. Upaya tersebut, olahraga dalam pengajaran. Pendekatan ini
salah satunya dapat dilakukan melalui mata menggunakan latihan fsik yang diadopsi dari
pelajaran Pendidikan Jasmani (penjas). Penjas olahraga murni tanpa mengadakan modifkasi
merupakan bagian dari penidikan keseluruhan ukuran lapangan, fasilitas dan aturan yang ada.
yang mengutamakan aktivitas jasmani dan Akibatnya siswa memperoleh perlakuan sama
pembinaan hidup sehat untuk petumbauhan dengan orang dewasa, sehingga mereka
merasa tidak senang dan frustasi. Selain itu
* Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang Penjas diajar oleh guru yang tidak memiliki
E-mail: margono131@gmail.com latar belakang pendidikan jasmani; dengan
sarana dan prasaranayang terbatas.
60 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2012) 2: 59-63
Globalisasi dan informasi ada 12 kawasan jasmani pada prinsipnya mengikuti tiga tahap
kehidupan yang spesifk dipengaruhinya: (a) sebagai berikut: (1) latihan pemanasan
pembangunan sumber daya manusia; (b) ilmu (warming up) tujuannya untuk menyiapkan
pengetahuan dan teknologi; (c) enegi; (d) kondisi fsik siswa untuk menghadapi latihan
transportasi; (e) telekomunikasi dan informasi; inti baik pernapasan dan peredaran darah serta
(f) turisme; (g) teknologi pertanian; (h) temperatur tubuh; (2) latihan inti, tujuannya
perdagangan dan investasi; (i) promosi untuk meningkatkan keterampilan; (3) latihan
perdaganga; (j) konservasi sumber daya penenangan yang tujuannya menyiapkan
kelautan; dan (k) perikanan. Kawasan jasmani dan rohani para siswa untuk dapat
kehidupan yang dipengaruhi oleh globalisasi mengikuti pelajaran berikutnya (Depdikbud,
dan informasi menunjukan betapa luasnya 1987).
kawasan dan tantangan kehidupan yang Pembagian waktu pelajaran Pendidikan
dihadapi pada masa yang akan datang. Untuk Jasmani terdiri dari: (a) kegiatan pemanasan
itu peran pendidikan jasmani khususnya 10%; (b) kegitan inti 80%; dan (c) penenangan
mempunyai andil yang cukup besar dalam 10% dari seluruh waktu yang tersedia.
menciptakan siswa yang sehat dan segar Disamping itu guru Pendidikan Jasmani juga
jasmaninya serta mempunyai nilai-nilai dalam memperhatikan rambu-rambu kegiatan belajar
menghadapi era globalisasi. Apabila siswa mengajar sebagai berikut: (1) tahap
sudah sehat dan segar jasmaninya tentu akan pelaksanaan dimulai dari yang mudah ke yang
menunjang terciptanya sumber daya manusia sukar; (2) variasi pelaksanaan; (3) bentuk
(SDM) yang berkualitas, berkemampuan pelaksanaan dapat dengan cara perorangan; (4)
tinggi, produktif dan mempunyai daya saing sifat pelaksanaan dapat bebas, terikat,
yang tinggi. penugasan aktif, kreatif; (5) cara pelaksaan
Mengantisipasi masalah-masalah di depan, dapat dengan latihan, menirukan, permainan,
maka pendidikan di Indonesia perlu perlombaan, pertandingan (Depdikbud 1993).
dikembangkan untuk menghadapi tantangan Menurut Ashton dkk (1994) pola pengajaran
kedepan, dengan mengaktualisasikan segenap pendidikan jasmani dapat dibagi menjadi
potensi yang dimiliki secara maksimal, beberapa tahap: (1) memperkenalkan yang
sehingga diperoleh SDM yang memiliki daya akan dipelajari dan pemansan; (2)
saing dan mampu bekerja menghadapi pengembangan keterampilan yang berisi
kehidupan yang menantang. memperkenalkan keterampilan yang dipelajari;
(3) pengembangan keterampilan yang berisi
Pendidikan Jasmani belajar keterampilan; (4) pengembangan
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral keterampilan yang berisi membetulkan
dari pendidikan keseluruhan yang gerakan kalau ada yang salah; (5)
mengutamakan aktivitas jasmani dan pengembangan keterampilan yang berisi
pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan penerapan keterampilan; dan (6) penenangan
dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan kesimpulan.
dan emosional yang selaras, serasi dan Pendidikan jasmani berfungsi sebagai berikut:
seimbang. (1) memenuhi hasrat untuk bergerak; (2)
Apabila diperhatikan tujuan pendidikan merangsang pertumbuhan dan perkembangan
jasmani adalah untuk membantu siswa dalam jasmani serta perkembangan gerak; (3)
perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
jasmani melalui pengertian, pengembangan kesegaran jasmani; (4) menyembuhkan suatu
sikap positif dan keterampilan gerak dasar penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh
serta berbagai aktiftas jasmani. Dengan adanya terhadap penyakit; (5) mengurangi kejenuhan,
pengertian, fungsi dan tujuan pendidikan stress; (6) menanamkan disiplin, kerjasama,
jasmani, maka disusunlah materi pendidikan sportivitas dan mengikuti peraturan dan
jasmani ke dalam GBPP yang terdiri dari ketentuan yang berlaku; (7) meningkatkan
materi pokok: atletik, senam dan permainan. daya tangkal terhadap pengaruh dari luar
Untuk materi pilihan terdiri atas renang, (Depdikbud, 1993). Tercapainya tujuan dan
pencak silat, bulu tangkis, tenis meja, tenis, fungsi Penjas, akan mampu menciptakan SDM
sepak takraw, olahraga tradisional, softball dan yang sehat dan segar jasmani dalam mengatasi
cabang olahraga lainnya yang potensial dan tantangan era globalisasi.
perkembangan di daerah. Pelaksanaan Menyiapkan Guru Penjas secara Profesional
pengajaran pendidikan
Guru Penjas yang profesional
Margono - Peranan Pendidikan Jasmani Menghadapi Era 61
Globalisasi Kelengkapan sarana olahraga yang dapat
adalah guru yang mempunyai tanggung jawab digunakan guru Penjas memberi kontribusi
terhadap tugasnya dan mempunyai keahlian yang efektif terhadap keberhasilan mengajar
khusus dalam mengajar Penjas. Dalam proses Penjas.
belajar mengajar Penjas, guru menepati posisi Prasarana diartikan sebagai segala fasilitas
yang dominan. Latar belakang pendidikan yang digunakan dalam proses belajar mengajar
guru turut berpengaruh terhadap pelaksanaan Penjas untuk mencapai tujuan. Secara umum
pengajaran Penjas. Ditinjau dari kompetensi sekolah-sekolah yang ada melaksanakan Penjas
guru, maka guru Penjas dengan latar belakang di lapangan kepunyaan masyarakat. Hal ini
pendidikan non Penjas tidak memenuhi disebabkan lahan yang terbatas di sekolah.
persyaratan akademik, seperti yang
dipersyaratkan sebuah profesi. Hal tersebut Menggunakan Pendekatan Pengajaran Pen-
selaras dengan Keputusan Menteri Pendidikan jas yang Efektif
dan Kebudayaan RI No. 0257/0/1976 yang Pengajaran akan terjadi jika terdapat interaksi
menyatakan bahwa “ pemegang surat tamat antara siswa lingkungan belajar yang diatur
belajar sekolah guru olahraga di Sekolah pengajar untuk mencapai tujuan. Johnson
Dasar”. Berdasarkan uraian di depan, maka (1979) mngemukakan bahwa pengajaran
disimpulkan bahwa bidang studi Penjas tidak merupakan serangkaian peristiwa yang
dapat diajarkan oleh guru-guru dengan latar direncanakan untuk mengajarkan,
belakang bukan lulusan pendidikan jasmani. mengaktifkan serta mendorong siswa belajar.
Untuk itu dalam rangka menghadapi Pengajaran juga merupakan usaha untuk
era globalisasi perlu disiapkan guru-guru menciptakan suasana sedemikian rupa,
Penjas yang berkualitas dan profesional. Di sehingga hubungan antara stimulus dengan
samping itu kemampuan guru Penjas yang ada respon dapat ditingkatkan. Menurut Gagne
perlu ditingkatkan melalui pendidikan dalam dan Briggs (1979) pengajaran dianggap sebagai
jabatan, seperti; penataran dan seminar yang serangkaian peristiwa yang dapat
terkait dengan profesi Penjas. mempengaruhi siswa, sehingga terjadi proses
belajar. Pengajaran yang melibatkan proses
Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani belajar mengajar tidak sekedar menyerap
Sarana diartikan sebagai segala peralatan informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai
yang digunakan oleh seorang guru dalam kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan,
proses belajar mengajar untuk mencapai terutama apabila menginginkan hasil belajar
tujuan. Wirjantosa (1984) menegaskan bahwa yang efektif. Lutan (1988) menyatakan unsur-
sarana dan prasarana sangat besar unsur pokok yang terdapat dalam proses
pengaruhnya terhadap pelaksanaan program belajar mengajar sebagai berikut ; (a) guru yang
penjas. (1993) menjelaskan tentang peralatan lebih berpengetahuan, berpengalaman dan
Penjas yang minimal dipunyai oleh sekolah, di terampil, (b) siswa yang sedang berkembang;
antaranya: (a) matras/kasur dari terpal/ (c) informasi atau keterampilan, (d) saluran
karung dengan ukuran satu kali dua atau satu atau metode penyampaian informasi /
setengah kali enam meter; (b) tali untuk keterampilan; dan (e) respon atau perubahan
perorangan dan beregu; (c) macam-macam perilaku siswa.
bola, bola kasti, bola tenis, bola tangan, bola Untuk mencapai hasil belajar yang efektif tentu
tangan, bola kaki, bola karet, bola voli dan bola guru harus menekankan berbagai kegiatan dan
basket; (f) palang tunggal; (g) net voli; (h) tindakan dengan menggunakan pendekatan di
papan dan tiang basket; (I) tambang; (i) tiang dalam berbagai proses belajar mengajar yang
dan mistar lompat tinggi; (k) meteran; (I) peti pada hakikatnya suatu upaya pengembangan
lomat; dan (m) cakram, peluru dan lembing. kreativitas belajar siswa. Dick dan Carey (1985)
Standar minimal peralatan Penjas menyatakan, pendekatan pengajaran
di sekolah menurut Dirjen PLSPO memiliki merupakan salah satu faktor penting di dalam
perbandingan satu banding 10. Dengan proses belajar mengajar. Pengajaran yang
demikian apabila satu kelas terdiri dari 40 efektif adalah pengajaran yang menggunakan
orang siswa, maka dibutuhkan empat buah pendekatan modern sebagai pengganti dari
peralatan olahraga. Apabila suatu sekolah pengajaran tradisional. Pengajaran efektif salah
belum memiliki peralatan tersebut, maka satunya dapat dilakukan dengan cara
disarankan agar guru pendidikan jasmani memodifkasi olahraga
kreatif, mengembangkan bersama-sama siswa
untuk melengkapi peralatan yang dibutuhkan.
62 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2012) 2: 59-63
yang diciptakan Australian Sports Commission. anak-anak dengan bahan yang lunak dan tidak
Modifkasi olahraga ke dalam pendidikan menyakitkan tangan.
jasmani diperlukan, karena siswa secara fsik, Modifkasi lamanya permainan bertujuan
mental, dan emosional tidak sama dengan untuk memberikan konsentrasi yang penuh
orang dewasa, sehingga pembelajaran yang dan kesenangan bagi siswa dalam melakukan
dilakukan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan jasmani. Waktu yang lama tentu
pertumbuhan dan pekembangannya. Beberapa akan membosankan siswa dalam melakukan
kasus berikut: menggunakan alat- alat dan olahraga.
peraturan orang dewasa, tidak tepat dan tidak Modifkasi peraturan permainan bermaksud
diharapkan dalam pendidikan jasmani oleh membantu siswa mengembangkan
siswa. Dengan melakukan modifkasi alat-alat keterampilan dan kesenangan dalam
dan peraturan, maka memungkinkan siswa melakukan olahraga tanpa merusak keaslian
untuk lebih cepat mengembangkan dari permainan tersebut.
kemampuannya secara baik. Sebab setiap Modifkasi olahraga memberikan pengalaman
partisipasinya mendorong anak untuk gerak yang lebih banyak kepada siswa dari
melakukan kegiatan secara senang. Modifkasi pada keterampilannya. Hal ini berarti
olahraga ke dalam pendidikan jasmani agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan bentuk aktivitas yang berpartisipasi secara penuh dalam pengajaran.
mengarah pada kemampuan kompetisi siswa Graham, dkk (1980) menyatakn guru
secara matang. Modifkasi olahraga Pendidikan Jasmani yang sukses adalah guru
memberikan tekanan pada kegembiraan dan yang mempunyai kemampuan professional,
kesenangan untuk siswa dalam siuasi kepuasan kerja dan mempunyai variasi
kompetisi. Dalam waktu yang lama siswa mengajar serta menciptakan interaksi yang
belajar mengatasi tekanan mental komprtisi. membantu siswanya dalam memahami
Aussie Sport (1993) menyatakan dalam pendidikan jasmani hubungannya dengan
memodifkasi olahraga ke dalam pendidikan olahraga yang baik sesuai dengan minat dan
jasmani ada tiga unsur : (a) modifkasi ukuan bakatnya. Menurut Hickey (1995)
lapangan, (b) modifkasi peralatan, (c) menambahkan bahwa pendidikan Jasmani
modifkasi lamanya permainan, (d) modifkasi merupakan media untuk meningkatkan
peraturan permainan. kesegaran jasmani, perubahan perilaku
Modifkasi ukuran lapangan dan waktu terhadap olahraga serta proses pembuatan
bermain bertujuan untuk mengurangi tuntutan keputusan.
kemampuan fsik siswa. Dalam beberapa Dengan penerapan pendekatan pengajaran
kasus seperti: siswa SD bermain sepak bola modifkasi olahraga ke dalam Penjas akan
pada lapangan yang berukuran 100 x 75 meter dapat menunjang lahirnya SDM yang
dengan menggunakan tiang gawang dan bola berkualitas yang mampu bersaing di era
ukuran orang dewasa. Tentu semua ini akan globalisasi. Menurut Arismunandar (1979)
mempersulit siswa untuk memasukkan bola ke bahwa masa depan bangsa membutuhkan
gawang lawan, atau sama sekali siswa tidak kualifkasi sumber daya manusia yang
mampu untuk melakukannya. professional, kompetitif, kreatif, dan inovatif,
Modifkasi peralatan mencakup alat pemukul, pandai berkomunikasi dan mampu mengambil
raket dan tongkat harus dibuat dalam ukuran keputusan yang beresiko cepat, tidak mudah
yang kecil dan memungkinkan siswa dapat menyerah dan selalu mencoba dan mencoba
menggunakannya serta dapat melakukan sampai berhasil, mampu bekerja keras dengan
kontrol yang baik jika mempergunakannya disiplin tinggi, sehingga dapat bekerja sama
serta dapat melakukan kontrol yang baik jika dengan orang lain. Keberhasilan sesorang tidak
mempergunakannya. Begitu juga ukuran dan saja ditentukan oleh IQ-nya tetapi ditentukan
komposisi bola harus dimodifkasi untuk juga oleh tingkat emosinya (EQ) atau Imotional
membuat siswa lebih senang Quotion.
menggunakannya dan mudah melempar atau
menyepaknya. Seperti contoh: sangat sulit bagi SIMPULAN
siswa SD untuk melakukan servis bola voli, jika Berdasarkan kajian yang telah dikembangkan
mereka menggunakan bola ukuran orang di depan, maka dapat disimpulkan sebagai
dewasa. Oleh sebab itu Aussie Sport berikut:
menciptakan bola voli ukuran Pendidikan jasmani memiliki peranan yang
cukup penting dalam menciptakan SDM
Margono - Peranan Pendidikan Jasmani Menghadapi Era 63
Globalisasi Ashton, dkk 1994. Sport It Toward 2000 . Australia: Aussie
yang berkualitas menghadapi era globalisasi. Sport.
Kualitas proses belajar mengajar Penjas Aussie Soprt. 1993. Way Modify? Journal Aussie Sport Ac-
di sekolah salah satunya ditentukan oleh tion
kualitas guru Penjas. Autum. Australia: Aussie Sport
Sarana dan prasarana Penjas yang sesuai Depdikbud. 1987 . Petunjuk Pelaksanaan Mata Pelajaran Pen-
dengan karakteristik siswa, dan memadai didikan Olahraga dan Kesehatan . Jakarta: depdikbud.
memungkinkan siswa untuk melakukan Penjas Depdikbud. 1993. Garis Besar Program Pengajaran Pendidi-
dengan gembira selama PBM. kan Jasmani dan Kesehatan Sekolah Dasar . Jakarta:
Modifkasi olahraga ke dalam pendidikan Depdikbud.
jasmani merupakan salah satu pendekatan Dick, Walter & Cary, Low.1985. The Systematic Design in
yang efekti dalam meningkatkan SDM yang Phsychological Instruction. Scoot Foresman.
sehat jasmani dan rohani, kompetitif, kreatif Gagne, Robert M. & Briggs, Leslie J. 1979. Principle of In-
dan inovatif, yang mampu mengambil structional Design . New York: Reinhart And Win-
keputusan dengan cermat dan cepat. ston.
Hendaknya mata pelajaran di SD, SLTP dan Graham, George, dkk. 1987. Children Moving California:
SMU disajikan oleh guru-guru dengan berlatar Ma
belakang pendidikan Penjas. Publishing Company.
Hickey, Christhoper. 1995. What Matters in Teaching Psy-
Sarana dan prasarana Penjas perlu dilengkapi
chology Education?. Australia: Aussie Sport Action.
sesuai dengan kebutuhan, oleh pemerintah
Johnson. David m. 1979. Education Psychology. Englewe
bersama-sama masyarakat.
Prentice-Hall, Inc
Guru Penjas sebaiknya menerapkan konsep
Lutan, Rusli. 1998. Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar
modifkasi olahraga dalam Pendidikan Jasmani,
teori dan metode. Jakarta: Depdikbud.
untuk mencapai tujuan.
Mutohir, T. cholik. 1995. The Future of Physical Education In-
DAFTAR PUSTAKA donesia. Paper Presented in the Workshop Seminar
Modifcation to Sport within Physical Education:
Wismoyo. 1979. Rencana Strategis Peningkatan Prestasi Olah-
Alternative Appoarch to Teaching. Australian –In-
raga menuju tahun 2001 . Makalah Disampaikan donesia Soprt Progrtam 1995 at IKIP Surabaya 5-14
dalam Konferensi Nasional Olahraga Tanggal 27 June 1995 Surabaya: FPOK IKIP Surabaya.
s/d 28 Februari di Jakarta: KONI. Mahmudi. 1991. Olahraga Pilihan Senam . Jakarta Depdik-
dub.
Wirjontosa, Ratal. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga . Ja-
karta Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai