DISUSUN OLEH :
NIM : 4201817041
KELAS : 3B
KELOMPOK :
TANGGAL PRAKTEK :
1. Metode Brinnell
Dasar pengujian ini
adalah pengujian terdiri dari
sebuah bola baja yang
berdiameter D, dengan
beban F terhadap benda
kerja dan dengan mengukur
diameter rata-rata dari beban
indentasi pada permukaan
benda setelah beban
dilepaskan atau dihilangkan.
Kekerasan Brinnel
(HB) merupakan hasil bagi
yang di dapat dari
pembagian beban F (Kg) dengan kurva luas permukaan
indentasi (mm2), dimana kurva permukaan tersebut dianggap
sebagai suatu bagian dari bola yang berdiameter tadi.
Dari pernyataan diatas maka dapatlah dirumuskan beberapa
simbol seperti tersebut dibawah ini.
D : diameter bola baja (indentor)
F : beban pengujian
d : diameter rata-rata indentasi
HB : kekerasan brinnell
h : kedalaman indentasi
Dengan rumus:
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)
2. Metode Rockwell
Dasar pengujian ini
adalah dimana penerator
ditekankan kedalam benda
kerja dengan pembebanan.
Kedalamam
indentasi memberikan
harga kekerasan. Lebih
tepatnya adalah perbedaan
kedalaman-kedalaman
indentasi yang di dapatkan
dari beban-beban mayor
terpakai dan minornya
menunjukkan kekerasan
rockwell.
Cara-cara pengujian kekerasan rockwell bervariasi, yaitu
yang ditunjukkan dengan huruf C atau B, yang juga
menujukkan skala rockwell yang digunakan.
a. Rockwell C
Pengujian rockwell C adalah pengujian dengan penetrator
permata berbentuk kerucut.
b. Rockwell B
Pengujian rockwell B adalah pengujian dengan penetrator
yang terbuat dari bola baja.
3. Metode Vickers
Pada metode vickers ini dasar pengujiannya adalah
digunakan indentor dari permata yang berbentuk piramida
dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya
yangk khusus. Dengan memberikan beban pada logam
(benda kerja) beban F dan diagonal bekas penekanan diukur
setelah beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu
hasil bagi yang didapatkan dengan membagi beban yang
dikenakan F dengan luasan bentangan pada permukaan
piramid dengan alas bujur sangkar dengan diagonal D dan
mempunyai sudut puncak yang sama dengan indentor dari
permata. Rumusan simbol pengujian kekerasan vickers
yaitu:
F : diameter rata-rata yang didapat
d : diagonal d1 dan d2
HV = 1,854 F/d2
C. Perlengkapan Praktek
- Alat
Brinell
Rockwell
Amplas
Mikroskop 1 div = 0,05 mm
- Bahan
a) ST 37
b) Kuningan
c) Tembaga
d) Aluminium
D. Keselamatan Kerja
Pelajari job sheet sebelum praktek
Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit
Jangan merokok dan makan waktu praktek
Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang
belum jelas
E. Prosedur praktek
a. Percobaan dengan metode brinell
Siapkan alat dan bahan yang akan diuji
Setelah itu bahan tersebut diratakan permukaannya
dengan amplas.
= 2*500
3,14*5(5 -√ 52 – 1,0352)
= 584,112 HB
c. Tembaga
Diketahui: d1 = 1,25 mm , d2 = 1,01 mm
D = 5 mm , F = 500 N
Ditanya: HB?
Jawab: d0 = d1 + d2
2
= 1,25 +1,01
2
= 1,13mm
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)
= 2*500
3,14*5(5 -√ 52 – 1,132)
= 493,583 HB
d. Aluminium
Diketahui: d1 = 1,25 mm , d2 = 1,01mm
D = 5 mm , F = 500 N
Ditanya: HB?
Jawab: d0 = d1 + d2
2
= 1,25 +1,01
2
= 1,13mm
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)
= 2*500
3,14*5(5 -√ 52 – 1,132)
= 493,583 HB
H. Analisa
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan tentang pengujian kekerasan pada setiap
material dan setiap metode pengujian, hasilnya sama saja pada setiap metode, hanya
nilai kekerasannya yang berbeda antar bahan.
Dengan bahan material yang sama hasil pada setiap metode yang berbeda, hasilnya
tetap sama, yaitu tingkat kekerasan sama namun berbeda pada nilai saja dengan
menggukan satuan yang berbeda padasetiap metode.
Pada pengujian kekerasan perbedaan tingkat kekerasan logam ferro dan non ferro, di
dapatkan hasil bahwa logam jenis ferro memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan logam non ferro. Hal ini terbukti pada kedalaman penetrasi yang
di hasilkan pada setiap pengujian kekerasan, logam ferro menghasilkan luas dan
kedalam penetrasi lebih kecil dan dangkal di banding dengan logam non ferro, secara
logika artinya logam non ferro lebih lunak dibandingkan non ferro saat di penetrasi oleh
penetrator.
Selain itu logam yang mendapatkan perlakuan panas(heat treatment) hasilnya, tingkat
kekerasan juga meningkat, buktinya terlihat pada nilai kekerasan yang dihasilkan pada
metode uji vikres. Logam ferro yang mendapatkan perlakuan panas dengan benda padat
berupa karbon aktif, akan menunjukan nilai kekerasan yang lebih tinggi di banding
dengan logam yang mendapatkan perlakuan panas tanpa penambahan unsur karbon
maupun dengan logam ferro yang tidak mendapatkan perlakuan panas.
I. KESIMPULAN
Kesimpulannya bahwa logam ferro memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi di
banding dengan logam non ferro. Logam ferro yang mendapatkan perlakuan panas
dengan tamaban karbon akan meningkat tingkat kekerasannya, logam yang cuman
mendapatkan perlakuan panas tanpa karbon juga akan meningkat tingkat kekerasannya,
tapi tingkat kekerasannya akan di bawah logam yang mendapatkan perlakuan panas
serta tambahan karbon.