Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENGUJIAN KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : INDRA SETYAWAN

NIM : 4201817041

KELAS : 3B

KELOMPOK :

TANGGAL PRAKTEK :

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
SEPTEMBER 2019
A. Tujuan Praktek
 Untuk membandingkan kekerasan material logam
feros dan non feros
 Melakukan percobaan kekerasan bahan.
 Membedakan kekerasan bahan antara sebelum dan
sesudah mengalami perlakuan panas.
 Menentukan kekerasan material berdasarkan
metode:
• Brinell
• Rockwell
• Vickers
B. Teori Dasar
Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap
deformasi permanen oleh penetrasi dari benda lain yang lebih
keras. Kekerasan adalah suatu sifat bahan yang sebagian besar
dipengaruhi oleh unsur-unsur paduannya. Kekerasan suatu
bahan merupakan sifat yang penting, karena bahanlah yang
menentukan kemudahan penggarapannya dan menentukan
ketahanan ausnya.
Karbon didalam besi secara pasti mempengaruhi kualitas
baja, dan kekerasan yang dibutuhkan dapat dicapai dengan
perlakuan panas. Dari beberapa riset yang dilakukan, bahwa
bahan akan berubah kekerasannya bila dikerjakan dengan cold
worked.
Sebelum melakukan pengujian, benda kerja harus terlebih
dahulu dihaluskan permukaannya sehingga licin dan mengkilat,
dan dalam pengerjaannya tidak boleh menimbulkan perubahan
struktur logam yang akan diuji.
Bentuk yang paling umum dalam pengujian kekerasan
bahan adalah menggunakan pembuat lekukan (indentor) standar
yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil lekukan yang
terjadi memberikan harga kekerasan.
Harga kekerasan tidak mempunyai standar atau skala yang
mutlak, oleh karena harga kekerasan dari suatu jenis pengujian
memiliki skala tersendiri, walaupun terdapat beberapa
hubungan dari skala yang satu dengan skala yang lainnya.
Untuk mengetahui kekerasan suatu bahan dapatlah
dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
 Pengujian Brinnell
 Pengujian Vickers
 Pengujian Rockwell

Pengujian rockwell adalah pengujian yang paling sering


digunakan karena dengan metode ini harga kekerasan dapat
langsung dibaca.

1. Metode Brinnell
Dasar pengujian ini
adalah pengujian terdiri dari
sebuah bola baja yang
berdiameter D, dengan
beban F terhadap benda
kerja dan dengan mengukur
diameter rata-rata dari beban
indentasi pada permukaan
benda setelah beban
dilepaskan atau dihilangkan.
Kekerasan Brinnel
(HB) merupakan hasil bagi
yang di dapat dari
pembagian beban F (Kg) dengan kurva luas permukaan
indentasi (mm2), dimana kurva permukaan tersebut dianggap
sebagai suatu bagian dari bola yang berdiameter tadi.
Dari pernyataan diatas maka dapatlah dirumuskan beberapa
simbol seperti tersebut dibawah ini.
 D : diameter bola baja (indentor)
 F : beban pengujian
 d : diameter rata-rata indentasi
 HB : kekerasan brinnell
 h : kedalaman indentasi

Dengan rumus:
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)
2. Metode Rockwell
Dasar pengujian ini
adalah dimana penerator
ditekankan kedalam benda
kerja dengan pembebanan.
Kedalamam
indentasi memberikan
harga kekerasan. Lebih
tepatnya adalah perbedaan
kedalaman-kedalaman
indentasi yang di dapatkan
dari beban-beban mayor
terpakai dan minornya
menunjukkan kekerasan
rockwell.
Cara-cara pengujian kekerasan rockwell bervariasi, yaitu
yang ditunjukkan dengan huruf C atau B, yang juga
menujukkan skala rockwell yang digunakan.
a. Rockwell C
Pengujian rockwell C adalah pengujian dengan penetrator
permata berbentuk kerucut.
b. Rockwell B
Pengujian rockwell B adalah pengujian dengan penetrator
yang terbuat dari bola baja.

3. Metode Vickers
Pada metode vickers ini dasar pengujiannya adalah
digunakan indentor dari permata yang berbentuk piramida
dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya
yangk khusus. Dengan memberikan beban pada logam
(benda kerja) beban F dan diagonal bekas penekanan diukur
setelah beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu
hasil bagi yang didapatkan dengan membagi beban yang
dikenakan F dengan luasan bentangan pada permukaan
piramid dengan alas bujur sangkar dengan diagonal D dan
mempunyai sudut puncak yang sama dengan indentor dari
permata. Rumusan simbol pengujian kekerasan vickers
yaitu:
 F : diameter rata-rata yang didapat
 d : diagonal d1 dan d2

HV = 1,854 F/d2
C. Perlengkapan Praktek
- Alat
 Brinell
 Rockwell
 Amplas
 Mikroskop 1 div = 0,05 mm

- Bahan
a) ST 37
b) Kuningan
c) Tembaga
d) Aluminium

D. Keselamatan Kerja
 Pelajari job sheet sebelum praktek
 Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit
 Jangan merokok dan makan waktu praktek
 Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang
belum jelas
E. Prosedur praktek
a. Percobaan dengan metode brinell
 Siapkan alat dan bahan yang akan diuji
 Setelah itu bahan tersebut diratakan permukaannya
dengan amplas.

 Landasan benda yang diuji dipasangkan pada


dudukannya, lalu handle tersebut diputar sehingga
benda kerja bersentuhan.

 Setelah itu aturkan beban tersebut


 Kemudian buka tutup penetrator tersebut lalu kuas
dipompa sampai beban 500 N lalu tahan ssampai
waktu 10-15 detik

 Setelah itu buka penetrator tersebut


 Kemudian turunkan benda kerja tersebut dari
landasan
 Nyalakan lampu kemudian benda kerja tersebut
diamati menggunakan mikroskop 1 div = 0,05

b. Percobaan dengan metode rockwell


o Siapkan alat dan bahan yang akan diuji
o Setelah itu bahan tersebut diratakan permukaannya
menggunakan amplas
o Memasang landasan benda uji pada dudukannya,
lalu handel tersebut diputar sehingga bersentuhan
o Mengamati bahwa tuas pada posisi awal
o Memasang penetrator untuk metode rockwell
kerucut intan dengan sudut 120 derajat dan untuk
metode rockwell B ball 1/16 inc
o Meletakkan benda yang akan diuji pada landasan
dan dengan memutar hand wheel
o Memberikan beban pada benda yang diuji dengan
menggerakkan tuas
o Mengatur jarum penunjuk pada titik merah dengan
memutar ring untuk menentukan HRB
o Lalu gerakkan tuas, tunggu waktu 10-15 detik
hingga jarum jam tidak bergerak lagi
o Kemudian tentukan beban tersebut
o Setelah itu baca kekerasan bahan uji sesuai dengan
penunjukkan jarum
o Kembalikan tuas pada posisi semula

F. Data pengamatan(skala mikroskop 0,05mm)


Bahan HRB d₁ d₂ HB
St37 80 1 1,02 a. 13,83 HB
Kuningan 84 1 1,07 b. 4,20 HB
Tembaga 75 1,25 1,01 c. 3,71 HB
Alumunium 79 1,25 1,01 d. 5,10 HB
Data pengamatan Metode Vickers (tanpa perlakuan panas).

Pengujian kekerasan vickers Diameter HV


D1 D2
1. Pengujian tanpa perlakuan panas 457,34 460,41 88,0
475,26 473,38 82,4
442,49 4,28,41 97,7

Data pengamatan Metode Vickers (perlakuan panas ditambah karbon)


Pengujian kekerasan vickers Diameter HV
D1 D2
1. Pengujian tanpa karbon 346,33 348,54 153,6
438,90 438,90 96,7
434,49 434,49 99,8

Pengujian kekerasan vickers Diameter HV


D1 D2
2 Pengujian dengan karbon 226,99 234,17 348,7
207,52 196,13 455,2
206,69 222,15 403,3
G. Pengolahan Data
a. ST 37
Diketahui: d1 = 1 mm , d2 = 1,02 mm
D = 5mm , F = 500 N
Ditanya: HB?
Jawab: d0 = d1 + d2
2
= 1+1,02
2
= 1,01 mm
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)
= 2*500
3,14*5 (5 -√ 52 – 1,012)
= 618.429 HB
b. Kuningan
Diketahui: d1 = 1mm , d2 =1,07 mm
D = 5 mm , F = 500 N
Ditanya: HB?
Jawab: d0 = d1 + d2
2
= 1+1,07
2
= 1,035 mm
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)

= 2*500
3,14*5(5 -√ 52 – 1,0352)
= 584,112 HB

c. Tembaga
Diketahui: d1 = 1,25 mm , d2 = 1,01 mm
D = 5 mm , F = 500 N
Ditanya: HB?
Jawab: d0 = d1 + d2
2
= 1,25 +1,01
2
= 1,13mm
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)

= 2*500
3,14*5(5 -√ 52 – 1,132)
= 493,583 HB

d. Aluminium
Diketahui: d1 = 1,25 mm , d2 = 1,01mm
D = 5 mm , F = 500 N
Ditanya: HB?
Jawab: d0 = d1 + d2
2
= 1,25 +1,01
2
= 1,13mm
HB = 2F
πD (D -√ D2 – d2)

= 2*500
3,14*5(5 -√ 52 – 1,132)
= 493,583 HB
H. Analisa
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan tentang pengujian kekerasan pada setiap
material dan setiap metode pengujian, hasilnya sama saja pada setiap metode, hanya
nilai kekerasannya yang berbeda antar bahan.

Dengan bahan material yang sama hasil pada setiap metode yang berbeda, hasilnya
tetap sama, yaitu tingkat kekerasan sama namun berbeda pada nilai saja dengan
menggukan satuan yang berbeda padasetiap metode.

Pada pengujian kekerasan perbedaan tingkat kekerasan logam ferro dan non ferro, di
dapatkan hasil bahwa logam jenis ferro memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan logam non ferro. Hal ini terbukti pada kedalaman penetrasi yang
di hasilkan pada setiap pengujian kekerasan, logam ferro menghasilkan luas dan
kedalam penetrasi lebih kecil dan dangkal di banding dengan logam non ferro, secara
logika artinya logam non ferro lebih lunak dibandingkan non ferro saat di penetrasi oleh
penetrator.

Selain itu logam yang mendapatkan perlakuan panas(heat treatment) hasilnya, tingkat
kekerasan juga meningkat, buktinya terlihat pada nilai kekerasan yang dihasilkan pada
metode uji vikres. Logam ferro yang mendapatkan perlakuan panas dengan benda padat
berupa karbon aktif, akan menunjukan nilai kekerasan yang lebih tinggi di banding
dengan logam yang mendapatkan perlakuan panas tanpa penambahan unsur karbon
maupun dengan logam ferro yang tidak mendapatkan perlakuan panas.

I. KESIMPULAN

Kesimpulannya bahwa logam ferro memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi di
banding dengan logam non ferro. Logam ferro yang mendapatkan perlakuan panas
dengan tamaban karbon akan meningkat tingkat kekerasannya, logam yang cuman
mendapatkan perlakuan panas tanpa karbon juga akan meningkat tingkat kekerasannya,
tapi tingkat kekerasannya akan di bawah logam yang mendapatkan perlakuan panas
serta tambahan karbon.

Anda mungkin juga menyukai