Nama : IQRAM
Nim : 1604015192
Kelas :B
MK1
KONSEP DAN RUANG LINGKUP KEBIJAKAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEHUTANAN
Politik Kehutanan
1. Pernyataan / arahan resmi pihak Berwenang dalam rangka pengurusan
dan/atau pengelolaan SDH.
Kebijakan kehutanan
Kebijakan Non-Kehutanan
2. Peraturan / rambu (tertulis) yang diterbitkan Pihak Berwenang tentang
prosedur baku dalam pemanfaatan/pengusahaan SDH.
Perundangan kehutanan
Perundangan Non-Kht
3. Himpunan / perintanh lapangan yg mengatur hubungan hukum antara ma-
syarakat dan SDH + sanksi pelanggaran.
Hukum kehutanan
Hukum Non-Kehutanan.
Kriteria Hutan:
Kawasan yang (relatif) luas
Didominasi pohon dan vegetasi lainnya (beserta lingkungannya)
Komponen penyusun berinterelasi mem-bentuk ekosistem terpadu
(secara resmi) ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan (disebut
kawasan hutan)
MK2
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PERUNDANGAN KEHUTANAN DI
INDONESIA
Rezim berkuasa mewarnai kebijakanperundangan kehutanan
• Kebijakan (- Perundangan) pengurusan hutan di Indonesia lebih terarah
sejak diterbitkannya UU tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kehutanan(UUPK) No 5 Tahun 1967
• Meskipun substansi yang tertuang dalam UUPK No. 5/1967 lebih
berorientasi pada Bidang yang Mengatur Hutan;
• Yang mengatur perlindungan dan pengawetan alam baru terarah sejak
UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya);
• Pada dasarnya kebijakan kehutanan di Indonesia sudah dimulai Abad
XVIII (jaman kolonial Belanda/VOC); Pada dasarnya (kepentingan)
rezim penguasa/Pemerintah akan dominan dalam mewarnai produk
kebijakan perundangan
MK3
OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI SEKOR KEHUTANAN
Faktor-faktpr yang Menyebabkan Minimnya Dampak Positif Industrialisasi
Kehutanan bagi Masyarakat Sekitar
1. Eksploitasi Hutan Alam (Sejak Awal tahun 70)
2. Industri Perkayuan (Sejak Pertengahan tahun 80)
3. Hutan Tanaman Industri (Sejak Akhir tahun 80)
MK4
HIERARKHI DAN AZAS HUKUM PERATURAN PERUNDANGAN
MK5
PARAPIHAK YANG BERPERAN DALAM KEBIJAKAN KEHUTANAN
Hutan merupakan benda `common` yang me-nyangkut hajad hidup orang banyakPerlu
ada pengaturan/pengurusan/ pengelolaan agar tidak terjadi bencana (tragedy of the
commons), shg di Indonesia SDH dikuasai negara dan kebijakan sebagai instrumennya.
Akan tetapi pada dasarnya suatu kebijakan di-rumuskan, dihasilkan dan
diimplementasikan dalam suatu interelasi yang kompleks.
MK6
KEBIJAKAN KONVERSI HUTAN/KAWASAN HUTAN
RAGAM KONVERSEVASI
• Kawasan hutan
1. Fungsi tetap - status tetap
2. Fungsi tetap – status berubah
3. Fungsi berubah - status tetap
4. Fungsi berubah – status berubah
Fungsi tetap – status tetap
Kawasan Hutan Produksi tetap berfungsi produksi, dan status tetap sebagai
hutan Negara.
Fungsi tetap – status berubah
Fungsi tetap sebagai hutan produksi, tetapi status berubah dari hutan
negara menjadi hutan milik individual/komunal.
Fungsi berubah – status tetap
Ada kalanya suatu kawasan akan ditingkatkan/ diturunkan kedudukan
berdasarkan fungsinya. Tingkatan dari tertinggi ke yang rendah adalah:
Hutan Konservasi; Hutan Lindung; Hutan Produksi, keduanya tetap status
Hutan Negara. Peningkatan lebih mudah drpd penurunan, di-mana proses dan
persetujuan (dari Pemerintah. c.q. Menhut) lebih mudah/lebih cepat.
Fungsi berubah – status berubah
Fungsi berubah (peningkatan/penurunan seringkali dijumpai; tetap status
berubah dalam kawasan hutan (dari hutan negara menjadi tanah milik)
biasanya memerlukan penggantian (kecuali disetujui dalam RTRW).
MK7
Mk 8
KONSEPSI PEMBANGUNAN KPH DI INDONESIA
Tantangan:
Pembentukan KPH
Pembangunan KPH