Anda di halaman 1dari 10

Makalah Teknik Limbah

Pengolahan Limbah Gas Secara Fisika

Dosen Pembimbing :
Dr. Nanik Astuti Rahman, ST. MT

Disusun Oleh:

Achmad Alfiansyah NIM. 1614037


Rikardus Yohanes Dji Bai NIM. 1614018

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun
sebagai hasil aktivitas manusia. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu partikel dan gas.Limbah gas sangat berbahaya jika dikeluarkan terlalu
berlebihan, baik untuk kesehatan pada manusia, maupun untuk lingkungan sekitar kita. Maka
dari itu melalui makalah ini, kami akan berbagi sedikit tentang pemaparan limbah gas dan
penanganannya.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk media pembelajaran kami agar lebih banyak
mempunyai referensi tentang limbah gas serta penanganannya.
C. Rumusan Masalah
- Apa saja unsur-unsur dari limbah gas?
- Bagaimana cara penanganan limbah gas tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi
pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia
seperti O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui
kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas
manusia. Pada umumnya pencemaran yang diakibatkan oleb sumber alami sukar diketahui
besarnya, walaupun demikian masih mungkin kita memperkirakan banyaknya polutan udara
dan aktivitas ini. Polutan udara sebagai hasil aktivitas manusia, umumnya lebih mudah
diperkirakan banyaknya, terlebih lagi jika diketahui jenis bahan, spesifikasi bahan, proses
berlangsungnya aktivitas tersebut, serta spesifikasi satuan operasi yang digunakan dalam
proses maupun pasca prosesnya. Selain itu sebaran polutan ke atmosfir dapat pula
diperkirakan dengan berbagai macam pendekatan.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.
Partikel adalah butiran halus dan masih rnungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap
air, debu, asap,kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan
melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2,
NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
Untuk beberapa bahan tertentu zat pencemar ini berbentuk padat dan cair. Karena suatu
kondisi temperatur ataupun tekanan tertentu bahan padat/cair itu dapat berubah menjadi gas.
Baik partikel maupun gas membawa akibat terutama bagi kesehatan,manusia seperti debu
batubara, asbes, semen, belerang, asap pembakaran,uap air, gas sulfida, uap amoniak, dan
lain-lain.
B. Unsur-Unsur Pencemar Udara / Gas
- Karbon monoksida
Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti: kebakaran hutan,
oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer, produksi CO oleh vegetasi dan
kehidupan di laut. Sumber CO lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu hasil
pembakaran bahan bakar fosil yang memberikan sumbangan 78,5% dari emisi total.
Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3% berasal dari pembakaran bensin pada
otomotif.
- Nitrogen oksida
Cemaran nitrogen oksida yang penting berasal dari sumber antropogenik yaitu: NO dan
NO2. Sumbangan sumber antropogenik terhadap emisi total ± 10,6%.
- Sulfur oksida
Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4garam-garam
sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik. Dari cemaran tersebut yang paling
penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam
sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan
sumbangan 15% dari emisi total
- Hidrokarbon (HC)
Cemaran hidrokarbon yang paling penting adalah CH4 (metana) + 860/ dari emisi total
hidrokarbon, dimana yang berasal dari sawah 11%, dari rawa 34%, hutan tropis 36%,
pertambangan dan lain-lain 5%. Cemaran hidrokarbon lain yang cukup penting adalah
emisi terpene (a-pinene p-pinene, myrcene, d-Iimonene) dari tumbuhan ± 9,2 % emisi
hidrokarbon total. Sumbangan emisi hidrokarbon dari sumber antrofogenik 5% lebih kecil
daripada yang berasal dari pembakaran bensin 1,8%, dari insineratc dan penguapan solvent
1,9%
- Partikulat
Cemaran partikulat meliputi partikel dari ukuran molekul s/d > 10 μm. Partikel dengan
ukuran > 10 μm akan diendapkan secara gravitasi dari atmosfer, dan ukuran yang lebih
kecil dari 0,1 μm pada umumnya tidak menyebabkan masalah lingkungan. Oleh karena itu
cemaran partikulat yang penting adalah dengan kisaran ukuran 0,1 - 10 μm. Sumber utama
partikulat adalah pembakaran bahan bakar ± 13% - 59% dan insinerasi.
- Karbondioksida (CO2)
Emisi cemaran CO2 berasal dari pembakaran bahan bakar dan sumber alami. Sumber
cemaran antropogenik utama adalah pembakaran batubara 52%, gas alam 8,5%, dan
kebakaran hutan 2,8%
- Metana (CH4)
Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2, CFC, dan N2O
menyebabkan efek rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan global. Sumber
cemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa (34%), hutan tropis (36%), pertambangan dll
(5%). Efek rumah kaca dapat dipahami dari Gambar 30. Sinar matahari yang masuk ke
atmosfer sekitar 51% diserap oleh permukaan bumi dan sebagian disebarkan serta
dipantulkan dalam bentuk radiasi panjang gelombang pendek (30%) dan sebagian dalam
bentuk radiasi inframerah (70%). Radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan
bumi tertahan oleh awan. Gas-gas CH4, CFC, N2O, CO2 yang berada di atmosfer
mengakibatkan radiasi inframerah yang tertahan akan meningkat yang pada gilirannya
akan mengakibatkan pemanasan global.
C. Cara Penanganan Limbah Gas
Ada berbagai cara penangan untuk limbah gas yaitu secara kimia, biologi, dan fisika. Pada
makalah ini akan lebih menjelaskan tentang penanganan limbah gas secara fisika.
- Settling chamber

Alat ini merupakan teknologi penanganan debu yang telah diterapkan sejak lama. Prinsip
dari alat ini adalah pengendapan berdasarkan gaya gravitasi. Alat ini terdiri dari sebuah
chamber (kamar/ruang) besar yang terintegrasi dalam aliran pipa gas pertambangan yang
mengandung partikel debu yang akan dipisahkan. Keberadaan ruang tersebut akan
mengurangi kecepatan gas yang melewatinya sehingga partikel debu yang cukup besar
akan terendapkan di dasar chamber tersebut. Partikel debu yang dapat dipisahkan oleh alat
ini berukuran lebih besar dari 60 mm.
Alat inipun kemudian difungsikan sebagai pembersih awal (preliminary cleaners) gas dari
sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada tiap sisi
chamber untuk mempersingkat waktu pengendapan partikel debu yang akan dipisahkan
sehingga efisiensi pemisahan dan pengumpulan debu menjadi lebih besar. Settling chamber
ini memiliki biaya instalasi dan operasi yang murah, namun juga memiliki efisiensi
pengumpulan debu overall yang cukup rendah. Berikut ini adalah skema operasi settling
chamber yang pada umumnya digunakan oleh industri pertambangan.
- Cyclone (siklon)

Alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force pemisahan debu dari gas yang
akan dihasilkan kegiatan pertambangan. Alat ini memiliki biaya instalasi dan operasi yang
rendah, serta memiliki dimensi yang relatif kecil untuk mendukung efisiensinya.
Keuntungan tersebut membuat siklon banyak digunakan industri pertambangan untuk
mengumpulkan partikel debu yang akan menimbulkan pencemaran udara.
Siklon yang berdiameter kecil akan memberikan gaya sentrifugal sampai 2500 kali
dibandingkan dengan gaya gravitasi pada settling chamber. Efisiensi siklon dapat
ditingkatkan dengan pengurangan diameter, penambahan panjang siklon, dan penambahan
rasio siklon terhadap diameter keluaran gas. Contoh industri yang menggunakan siklon ini
adalah Ampol Lytton, industri petroleum refinery di Brisbane, Queensland, dan Alcoa,
industri refinery bauksit di Kwinana, Western Australia.
- Electrostatic precipitation

Alat ini memiliki teknik pemisahan partikel padat dan tetesan kecil cairan dari gas terpolusi
yang paling efisien. Gas yang mengandung partikel debu dilewatkan melalui daerah yang
dialiri listrik bertegangan 50.000 Volt antara dua elektroda dengan polaritas berlawanan.
Efesiensi alat ini dipengaruhi oleh laju alir gas yang melalui sistem elekroda, temperatur
gas, konsentrasi debu, dan ukuran partikel. Alat ini mampu memisahkan partikel
berdiameter di bawah 10 nm dengan efisiensi mencapai 99,5%.
Walaupun biaya instalasi dan pemeliharaan alat ini cukup mahal, namun biaya operasinya
murah karena menggunakan konsumsi energi yang rendah. Rasio kebutuhan energi untuk
electrostatic precipitator mendekati 50% apabila dibandingkan dengan sistem wet
scrubbing dan 25% apabila dibandingkan dengan sistem bag filter. Electrostatic
precipitation ini digunakan di pertambangan emas Kalgoorlie Consolidated, Australia
Barat (gas mengalir melalui electrostatic precipitation sebelum dilepaskan ke atmosfer), di
pabrik refinery alumina Alcoa di Kwinana, Australia Barat, dan sejumlah daerah
internasional lainnya. Prinsip pemisahan alat ini dapat digambarkan sebagai berikut.
- Fabric filters

Alat ini sering digunakan sebagai unit tahap akhir filtrasi partikel debu. Lapisan kain atau
tenun yang digunakan pada alat ini berfungsi untuk menahan partikel debu yang masih
terkandung didalam gas. Walaupun memiliki efisiensi cukup tinggi, alat ini memiliki
beberapa kekurangan, di antaranya dapat menyebabkan terjadinya penurunan tekanan gas
yang melewati medium filtrasi ini dan terbentuknya lapisan partikel debu di permukaan
filter yang akan mempengaruhi proses filtrasi akibat sifat bahan filter tersebut.
- Wet collector (scrubber)
Venturi Scrubber menghilangkan partikel debu dan kontaminan gas tertentu dari gas aliran
dengan memaksanya melewati aliran cair, menghasilkan cairan yang teratomisasi. Tinggi
kecepatan diferensial di antara gas kotor dan cairan droplets menyebabkan partikel
bertumbukan, kemudian akan berkelompok untuk membentuk tetesan yang lebih besar.
Terakhir, tetesan cair tersebut dilemparkan pada dinding alat pemisah dan gas bersih pun
dikeluarkan melalui puncak scrubber. Sebelum gas kotor dilepaskan ke dalam scrubber,
suhu harus direndahkan di bawah 1000C, dan gas bersih harus dipanaskan kembali
sebelum dikeluarkan .
Air dipompakan kembali melewati sistem ketika scrubber tidak mampu lagi menahan
partikel debu dan bahan yang terlarut. Proses ini beroperasi dengan efisiensi 85% untuk
pemidahan sulfur dioksida (SO2), 30% untuk pe Proses ini membedah efisiensi sebanyak
sekitar 85% untuk pemisahan dioksida belerang, 30% untuk pemisahan nitrogen oksida
(NO), dan 99% untuk pemisahan debu/partikulat. Skema operasi alat ini ditunjukkan dalam
gambar berikut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi unsur-unsur dari limbah gas adalah karbon monoksida nitrogen oksida, sulfur oksida,
hidrokarbon, partikulat, karbondioksida ,metana. Teknologi untuk mengontrol pencemaran
terutama secara fisika sebagian besar didesain unuk memisahkan partikel debu dari emisi
gas, apabila untuk pemisahan gas yang lebih mendalam digunakan secara kimia.
DAFTAR PUSTAKA

http://filtrasi013.blogspot.co.id/2013/02/penerapan-filtrasi-penanganan-limbah.html
http://johan-mustopa.blogspot.co.id/2014/05/makalah-penanganan-limbah-gas_1626.html

Anda mungkin juga menyukai