Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN LIMBAH PADAT

OLEH :

Rikardus Yohanes Dji Bai 1614018

Achmad Alfiansyah 1614037

Rachma Debby Shendyowati 1314032

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2018
I. Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini
terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbah padat adalah mencegah
pencemaran lingkungan agar terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat
berdaya guna kembali dan memiliki nilai yang ekonomis.

II. Dampak Pemanfaatan Teknologi Modern

Teknologi secara umum berarti keseluruhan peralatan dan prosedur


y a n g t e r u s m e n g a l a m i penyempurnaan, baik dilihat dari segi pencapaian tujuan maupun
proses pelaksanaannya. Teknologi sebagai budidaya manusia dalam beradaptasi dengan alam
sesuai dengan maksud dan tujuan manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ide -
ide manusia dalam mempermudah aktifitas pencapaian tujuan. Aktifitas manusia
yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan
lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian
dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern di satu sisi hadir
sebagai salah satu solusi untuk menjawabi kebutuhan akan peradaban kehidupan
manusia yang semakin maju namun di sisi lain memiliki andil besar dalam proses
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri yang dihasilkan dan
juga dalam proses perubahan panas bumi (global warming) yang diakibatkan oleh
penggunaan mesin-mesin industri yang berproses dalam suhu yang relatif tinggi .
Terhadap Lingkungan, disamping proses teknologi industri yang memiliki dampak
terhadap lingkungan, juga produknya tidak kalah andilnya dalam proses pencemaran
lingkungan.

Sebagai contoh PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk merupakan industri hulu yang
bahan bakunya dari Oil & Gas, dimana produk-produknya merupakan bahan baku untuk
industri-industri hilirnya, yang akan menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi (semua
jenis bahan baku plastik dan synthetic rubber). Proses produksi dengan menggunakan
mesin-mesin industri yang berproses dalam suhu yang relatif tinggi seperti alat
furnace dari pabrik Naphtha Cracker PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk memiliki
andil dalam proses perubahan panas bumi (global warming). Dari hasil produksi
material berbahan plastik (resin plastik) yang kemudian disuplai sebagai bahan baku bagi
industri hulu pembuatan produk plastik secara tidak langsung mengganggu kestabilan sumber
daya alam tanah karena lambatnya penguraian produk plastik secara alami. Untuk mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan tersebut kemudian PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk
berinovasi dengan teknologi modern dan menghasilkan Grene, produk High Density
Polyethylene (HDPE) yang bisa terurai dalam jangka waktu yang lebih singkat, yaitu 2 tahun.
Selain itu PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk juga giat berkampanye tentang penanganan
limbah plastik dan juga berinovasi dengan menjadikan limbah plastik sebagai bahan baku
dalam pembuatan aspal plastik.

III. Uraian Keunggulan dan Kelemahan Beberapa Jenis Proses Pengolahan


Limbah sebagai Bahan Pertimbangan untuk Penerapannya dalam Mengangani
Limbah Padat atau Sampah di Kota Malang
a. Proses Pengomposan Limbah Padat
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau
anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses
aerobik, di mana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan
organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang
disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses
pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik
(asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
Keunggulan Proses Pengomposan:
Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun
unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik). Pupuk
organik mengandung asam-asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic,
hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik
bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme. Pupuk organik mengandung
makro dan mikro-organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik
terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.

- Memperbaiki dan menjaga struktur tanah


- Menjadi penyangga pH tanah
- Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan
- Membantu menjaga kelembaban tanah
- Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
- Tidak merusak lingkungan

Kekurangan Proses Pengomposan:


Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus
relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik. Karena jumlahnya banyak,
menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan
implementasinya. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah?tanah yang sudah
miskin unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar
sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman
terhadap pemberian pupuk organik tidak sespektakuler pemberian pupuk buatan.
b. Perlakuan Proses Panas (Insenerasi) Limbah Padat
Insinerasi atau pembakaran sampah (bahasa Inggris: incineration) adalah teknologi
pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan
pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan
termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil
pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan
sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi
pembangkit listrik. Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu teknologi
sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya adalah gasifikasi,
pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga bisa dilakukan tanpa energy
recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki fasilitas
pemisahan material berbahaya dan fasilitas daur ulang. Insinerator ini dapat
menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan lingkungan sekitar
karena tingginya gas berbahaya dari proses pembakaran. Kebanyakan insinerator jenis
ini juga tidak menghasilkan energi listrik. Insinerator mengurangi volume sampah
hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti
insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan
akhir, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang
signifikan.
Keuntungan menggunakan mesin incinerator:
Perlu beberapa hektar untuk bisa menampung sebuah sampah rumah tangga dari kota
besar, namun dengan adanya mesin incinerator ini bisa dipersempit volumenya,
volume yang bisa dipersempit hingga 90 %, sampah rumah tangga misalnya perlu 50
x 50 meter untuk 200 ton, namun dengan dibakar menggunakan mesin incinerator,
yang asalnya sampah tadi beratnya 200 ton kini hanya tingga 1 ton saja, itupun hanya
berupa abu bekas pembakaran. Selain memperkecil berat dan mempersempit volume
dari sampah , juga bisa mencegah polusi lingkungan, banyaknya sampah yang dibuang
di sembarang tempat akan mencemari lingkungan, juga termasuk membuat macet
aliran sungai dan akan mengakibatkan banjir.
Kerugian menggunakan mesin incinerator:
Yang namanya pembakaran akan menimbulkan asap. Dalam setiap asap dari
pembakaran akan menghasilkan : Gas asam, nitrogen oxide, Logam berat,
particulates, and dioxin . Itu semua akan mencemari lingkungan atmosfir, semua
kandungan zat berbahaya tersebut akan merusak lapisan ozen, sehingga warming
global akan terjadi pada bumi kita .
c. Proses Lanfill System
Sanitary landfill yaitu menimbun sampah di tanah yang berlekuk untuk ditutup dengan
lapisan tanah. Penimbunan ini dilakukan secara berulang-ulang seperti kue lapis yang
terdiri atas penimbunan sampah yang ditutup tanah. Tanah yang semula berlekuk
menjadi rata oleh sanitary landfill sehingga harga tanahnya bisa naik berlipat-lipat
karena bisa dipakai untuk berbagai keperluan, seperti tempat sarana olahraga, tanaman
hijau dan lain-lain. Pengelolaan sampah pun tumbuh menjadi sentra keuntungan.
Yang penting harus dijaga agar sampah tidak merusak lingkungan, merembes dan
mencemari air tanah.Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol
dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir), kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah.
Bila tempat pembuangan sudah mencapai kapasitas maksimum dan setelah semua
kegiatan operasi selesai maka lapisan tanah terakhir adalah 2 ft (60 cm) atau lebih.
Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut
dilengkapi system saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah
yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di
sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas
penguraian sampah.
Keunggulan sanitary landfill:
- Timbulan gas metan dan air lindi terkontrol dengan baik sehingga tidak
mencemari lingkungan.
- Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
- Setelah selesai pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan untuk
berbagai keperluan seperti areal parkir, lapangan golf, dan kebutuhan
lain.
Kelemahan sanitary landfill:
- Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.
- Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.
- Aplikasi sistem lapisan penutup akhir.
- Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi pengkonversian gas
metan menjadi sumber energi.
- Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate)
dan intalasi pengolah air lindi.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/pengolahan-limbah-padat

https://www.academia.edu/5352833/Dampak_Teknologi_Terhadap_Lingkungan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

https://ummisalamah999.wordpress.com/2016/08/12/makalah -pengomposan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Insinerasi

http://jualincineratorrumahsakit.blogspot.com/2017/09/keuntungan -dan-

kerugian-menggunakan.html

http://newblogekawahyuni.blogspot.com/2015/07/landfill.html

https://brainly.co.id/tugas/14445751

Anda mungkin juga menyukai