Anda di halaman 1dari 42

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH


DI RUANG KEBIDANAN RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

STASE II
KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pembimbing :
1. Ns. Sri Mulyani, S.Kep, M.Kep ( Koordinator )
2. Ns. Endah Pramukti, S.Kep ( Ci Klinik )

Disusun Oleh : Kelompok 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH
DI RUANG KEBIDANAN RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

Dosen Pembimbing :
1. Ns. Sri Mulyani, S.Kep, M.Kep ( Koordinator )
2. Ns. Endah Pramukti, S.Kep ( Ci Klinik )

DISUSUN OLEH:KELOMPOK I

Anita Febrila Darsi G1B219001

Sovia Lorenza G1B219002

Zela Mitia Eka Wati G1B219004

Intan Iwanda Sari G1B219006

Rizki G1B219007

Aisya Rahmadanty G1B219008

Ardian Firmansyah G1B219009

Anggini Dea Safitri G1B219018

Siti Fatimah G1B219024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Topik : Perawatan Bayi Baru Lahir Di Rumah
Sasaran : Ibu Post Partum dan Keluarga di ruang Obstetric
Tempat : RSUD Raden Mattaher Jambi
Hari/tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
Waktu : 1 x 45 menit (11.00 – 11.45 WIB)
Tim Penyaji : Kelompok 1 Profesi Ners Unja angkatan IX

A. Latar Belakang
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu persalinan dan 60 % kematian bayi baru
lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir yaitu saat ibu berada pada masa
postpartum dini (Saifuddin, 2006). Menurut Bappenas (2004) salah satu penyebab
tingginya kematian bayi adalah rendahnya perilaku masyarakat dan keluarga yang
dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih
sehat. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya
pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 di
Indonesia angka kematian neonatal 15 per 1000 kelahiran hidup dan angka. Untuk
menurunkan angka kematian tersebut sampai tercapainya target MDGs pada tahun
2015, maka diupayakan program peningkatan pelayanan kesehatan yang dapat
menjangkau masyarakat secara luas sampai ketingkat desa yang terpencil. Yaitu
salah satunya upaya promotif dan preventif yang gencar dilakukan adalah
mengadakan kelas ibu balita.
Bayi baru lahir harus mampu berkembang untuk mempertahankan eksistensi
fisik secara terpisah dengan ibunya segera setelah dilahirkan. Saat dilahirkan, bayi
baru lahir memiliki kompensasi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Aktivitas
sehari-hari selama periode ini merupakan waktu terbaik bagi bayi dan keluarga
untuk melakukan interaksi. Segera setelah ibu secara fisik mampu, ia didorong
untuk berpartisipasi dalam merawat bayi (Bobak, dkk 2004). Perawatan bayi baru
lahir meliputi perawatan tali pusat, mengganti dan memakaikan popok,
memakaikan pakaian bayi, memandikan bayi, menggendong dan mengatur posisi
bayi, memberikan ASI dan imunisasi (Musbikin, 2005). Mengenai kemampuan
ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu juga harus
memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Oleh
sebab itu penting bagi ibu untuk mengetahui perawatan bayi dan yakin terhadap
kemampuan sendiri, sehingga mampu merawat bayinya sendiri dengan baik dan
sehat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Perawatan Bayi Baru
Lahir selama 45 menit, sasaran mampu memahami tentang perawatan
bayi baru lahir di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu post partum mampu:
a. Memahami dan mengaplikasikan secara mandiri perawatan bayi baru
lahir mulai dari memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat,
dan memijat bayi.
b. Memahami manfaat ASI dan cara menyusui yang baik dan benar
c. Memahami pemberian imunisasi

C. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu post partum dan keluarga dengan
target 4-6 orang yang berada diruang rawat inap kebidanan bagian Obstetric,
RSUD Raden Mattaher Jambi.

D. Tempat dan Waktu pelaksanaan


1. Tempat : Ruang Kebidanan RSUD Raden Mattaher
2. Hari / Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
3. Waktu : 11.00 – 11.45 WIB
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi

F. Setting Tempat
☼ ͏☺ ♥
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
◘ ☻
Keterangan :
☼ : Moderator
͏ : LCD
☺ : Presenter
♥ : Pembimbing
♦ : Peserta
◘ : Fasilitator
☻ : Observer

G. Media dan Alat Bantu Penyuluhan


1. LCD dan Laptop.
2. Leaflet.

H. Pengorganisasian
1. Moderator : Intan Iwanda Sari, S. Kep
Uraian Tugas :
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan pembimbing dan mahasiswa.
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
d. Membuat kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Menutup acara penyuluhan.
h. Bersama peserta meriview dan menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji : Aisya Rahmadhanty, S.Kep
Uraian Tugas :
a. Menyajikan isi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan.
c. Memberi reinforcement positif.

3. Notulen : Anggini Dea Safitri, S.Kep


Uraian Tugas :
a. Mencatat semua selama proses berlangsung.

4. Observer : Siti Fatimah, S.Kep


Uraian Tugas :
a. Mengamati perjalanan penyuluhan dari persiapan proses sampai
akhir.
b. Menyimpulkan pada saat post compre.
c. Mengingatkan waktu saat penyuluhan.

1. Fasilitator : 1. Anita Febrila Darsi, S.Kep


2. Ardian Firmansyah, S.Kep
3. Rizki, S.Kep
4. Sovia Lorenza, S.Kep
Uraian Tugas :
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

3. Dokumentasi : Zela Mitia Ekawati, S.Kep


Uraian Tugas :
a. Mendokumentasikan jalannya penyuluhan.
I. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audiens
kegiatan dan
waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
(5 menit) 2. Memperkenalkan pembimbing dan 2. Mendengarkan dan
semua anggota kelompok. memperhatikan.
3. Menjelaskan topik dan tujuan 3. Mendengarkan dan
penyuluhan yang akan dicapai. memperhatikan.
4. Membuat kontrak waktu. 4. Menyetujui
kontrak.

Penyajian 1. Menggali pengetahuan peserta tentang 1. Menjawab.


(35 menit) perawatan bayi baru lahir. 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan pengertian tentang bayi memperhatikan.
baru lahir. 3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tentang tujuan perawatan memperhatikan.
bayi baru lahir. 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan tentang cara perawatan memperhatikan.
bayi baru lahir. 5. Memperhatikan
a. Memandikan bayi, perawatan tali dan
pusat, dan memijat bayi mempraktekkan.
b. Manfaat ASI dan cara menyusui yang 6. Bertanya.
baik dan benar
c. Pemberian imunisasi
5. Memberi reinforcement positif kepada
peserta.
6. Memberi kesempatan untuk bertanya
kepada audiens.
Penutup 1. Mengajukan pertanyaan pada audiens 1. Menjawab
(5 menit) untuk mengevaluasi hasil pemahaman pertanyaan.
audiens. 2. Mendengarkan
2. Memberikan reinforcement positif atas dan
pendapat audiens. memperhatikan.
3. Menyimpulkan materi dan tanya jawab. 3. Mendengarkan
4. Memberikan salam penutup. dan
memperhatikan.
4. Menjawab salam.
5. Materi ( Terlampir)

6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana.
2. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai rencana.
2. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
a) 75% dapat menyebutkan cara menjaga daya tahan tubuh agar tidak
mudah tertular penyakit.
b) 75% dapat menyebutkan penyakit menular.
c) 75% dapat menyebutkan cara penularan penyakit menular.

7. Penutup
Demikianlah Satuan Acara Penyuluhan ini dibuat agar dapat dilaksanakan
dengan baik, kami menyadari SAP ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

Jambi, 28 Oktober 2019


Ketua Kelompok

(Anita Febrila Darsi, S.Kep)

Disetujui Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep Ns. Endah Pramukti, S.Kep


MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH

A. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dari
kehamilan 37 sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram.

B. TUJUAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


1. Mempertahankan kebersihan dan kesehatan bayi.
2. Mempertahankan kehangatan dan mencegah suhu bayi turun.
3. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi.
4. Mengidentifikasi masalah-masalah yang memerlukan perhatian segera.

1. MEMANDIKAN BAYI, PERAWATAN TALI PUSAT DAN


MEMIJAT BAYI
1) Memandikan bayi baru lahir yang tali pusarnya belum lepas

Memandikan bayi memang menjadi cara menjaga kebersihan bayi.


Akan tetapi bayi yang baru lahir sebenarnya tidak perlu sering
dimandikan, terlebih bila tali pusarnya belum lepas. Area tali pusar
bayi yang masih agak basah cenderung sensitif dan mudah terinfeksi jika
terlalu lembap. Bila terlalu sering dimandikan, tali pusar bayi akan lembap
dan rentan memicu pertumbuhan bakteri atau jamur yang menyebabkan
infeksi. Jadi, bagaimana cara memandikan bayi baru lahir yang tali
pusarnya belum lepas.
1) Siapkan semua perlengkapan mandi bayi, termasuk sabun bayi yang
lembut, waslap, handuk bersih, air hangat, dan alas empuk yang tahan
air. Anda juga bisa melakukannya di meja untuk mengganti popok
bayi.
2) Baringkan bayi di atas alas empuk, tahan bagian belakang kepala dan
lehernya dengan salah satu tangan Anda.
3) Basahi waslap dengan air hangat, lalu usap wajah, kepala, dan tubuh
bayi anda secara perlahan.
4) Untuk membersihkan area matanya, gunakan kapas lembut yang tidak
banyak seratnya. Celupkan kapas ke dalam air hangat, lalu bersihkan
bagian sudut mata bayi dan usap ke arah luar. Ingat, lakukan hal ini
hanya jika terdapat kotoran di sudut mata bayi.
5) Selanjutnya, bersihkan bagian telinga luar dan belakang telinga bayi.
Sebab, area-area ini sering kali menimbun keringat dan membuat bayi
tidak nyaman.
6) Jangan lewatkan bagian lekukan dan lipatan tubuh bayi, seperti ketiak,
paha dalam, dan belakang lutut bayi yang rentan berkeringat.
7) Terakhir, bersihkan area alat kelamin dan pantat bayi, mulai dari depan
ke arah belakang.
8) Angkat bayi dengan kedua tangan dan bungkus dengan handuk kering.
9) Tepuk-tepuk lembut tubuh bayi hingga kering.
10) Beri si kecil pelukan untuk membuatnya tetap hangat sekaligus
membentuk ikatan yang kuat antara ibu dan si kecil.
 Memandikan bayi baru lahir yang tali pusarnya sudah lepas
Normalnya, tali pusar bayi akan mengering dan terlepas (puput)
dengan sendirinya setelah 7 sampai 14 hari kelahirannya. Begitu tali pusar
si kecil mengering dan terlepas, barulah Anda boleh memandikan si kecil
di dalam bak mandi bayi dengan lebih sering.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Siapkan semua perlengkapan mandi si kecil, termasuk sabun bayi yang
sangat lembut, waslap, dan handuk bersih.
2) Siapkan bak mandi bayi berisi air hangat dengan suhu kira-kira 37
derajat Celcius setinggi 5 sampai 8 sentimeter. Kalau Anda tidak
punya termometer, gunakan siku atau bagian dalam pergelangan
tangan untuk menyesuaikan suhu air yang tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin untuk bayi.
3) Tahan bagian belakang kepala dan leher bayi, lalu pindahkan bayi ke
dalam bak mandinya dengan posisi berbaring agak tegak. Lakukan
secara perlahan agar bayi tidak kaget dengan suhu hangat pada air.
4) Awali dengan menyeka wajah bayi dengan waslap, kemudian usap
bagian kepala dan seluruh tubuhnya. Ini bertujuan untuk menyesuaikan
suhu tubuh bayi dengan air hangat agar bayi tidak merasa kedinginan.
5) Gunakan sabun yang sangat lembut dan sesuai untuk bayi baru lahir.
Mulailah dengan mengusap wajah, kepala, lalu seluruh badan. Jangan
lewatkan bagian lekukan dan lipatan tubuh bayi, seperti ketiak dan
paha bayi.
6) Celupkan kapas lembut yang tidak banyak seratnya ke dalam air
hangat, lalu secara hati-hati usap bagian sudut mata dan sudut lubang
hidung bayi jika terdapat kotoran.
7) Akhiri dengan membersihkan area intim dan pantat bayi, mulai dari
depan ke arah belakang.
8) Jika bayi laki-laki dan sudah disunat, bersihkan bagian penisnya secara
hati-hati. Sementara jika bayi belum disunat, tidak perlu menarik
kulupnya agar tidak memicu infeksi.
9) Bilas tubuh bayi secara menyeluruh dengan waslap. Pastikan tidak ada
sisa-sisa sabun yang menempel di tubuh bayi.
10) Angkat bayi dengan kedua tangan dan bungkus dengan handuk kering.
11) Tepuk-tepuk lembut tubuh bayi hingga kering.
12) Baringkan bayi di atas alas empuk, lalu pakaikan popok, pakaian, dan
berikan ciuman hangat sebagai bentuk kasih sayang.
2) Pengertian Tali Pusat
Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus
umbilikalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan. Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke
permukaan plasenta dan mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55
cm, dengan ketebalan sekitar 1-2 cm, tali pusat dianggap berukuran
pendek, jika panjang normal kurang dari 40 cm. Tali pusat merupakan
jembatan penghubung antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak hanya
mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang ada di
plasenta yakni menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai
saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh
janin seperti urea dan gas karbondioksida. Lalu, akan dikembalikan ke
peredaran darah ibu yang kemudian dieksresikan dari tubuh ibu (Riksani,
2012).
a. Pengertian Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi
baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering
dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan
mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat (Sodikin,
2009).
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah
terjadinya infeksi pada tali pusat bayi, alat dan bahan yang digunakan
hanya kassa steril, air dan sabun. (Hidayat, 2009).
Jadi kesimpulannya perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan
perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat
sampai tali pusat puput, dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali
pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali
pusat/ puput tali pusat.
b. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan dari perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009) ada empat,
yaitu:
a. Mencegah terjadinya infeksi.
b. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
c. Mempercepat terlepasnya tali pusat.
d. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Perawatan Tali Pusat
a. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena
dapat menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
b. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering
dan bersih
c. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena
akan menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
d. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan
apapun ke puntung tali pusat.
e. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan
atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi
petugas kesehatan. (Sodikin, 2009).
d. Waktu Perawatan Tali Pusat Waktu untuk melakukan perawatan
tali pusat
a. Sehabis mandi pagi atau sore.
b. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau
kotoran bayi.
c. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering. (Sodikin, 2009).
e. Cara Perawatan Tali Pusat
Menurut rekomendasi WHO, untuk perawatan sehari-hari tali pusat
cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan
perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol
pembersih dan dibalut kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang
dirawat dengan cara alami lebih cepat dalam waktu pengeringan
dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol.
Penelitian lainnya yang dilakukan Kurniawati menyimpulkan bahwa
perawatan tali pusat dengan menggunakan prinsip udara terbuka (tidak
menutup tali pusat menggunakan kassa/pembalut), waktu yang dibutuhkan
untuk mengering lebih cepat dibandingkan perawatan tali pusat dengan
menggunakan Air Susu Ibu (ASI).
Setelah memandikan bayi, tutuplah pusat bayi dengan kapas kering
atau kassa. Biasanya dalam 5-7 hari tali pusat ini akan lepas sendiri bahkan
tanpa ibu ketahui dimana dan kapan sisa jaringan tali pusat ini terlepas.
Tali pusat ini sebaiknya dijaga tetap kering setiap hari untuk menghindari
terjadinya infeksi pada tali pusat.
Prinsip perawatan tali pusat adalah menjaga tali pusat agar supaya
tetap bersih dan kering hingga dapat lepas dengan sendirinya. Tidak perlu
mengoleskan apapun pada tali pusat. Bila menggunakan popok, lipat popot
dibawah pusat, tidak membalut tali pusat. Hal ini dimaksudkan agar ketika
bayi buang air kecil, tali pusat tidak basah terkena air kencing. Tali pusat
umumnya lepas dalam waktu 5-7 hari meski kadang ada yang sampai dua
minggu.

PIJAT BAYI
(BABY MASSAGE)
1. Pengertian
Tindakan stimulasi tubuh bayi dengan terapi sentuhan untuk meningkatkan
sirkulasi darah dan tumbuh kembang bayi yang lebih optimal
2. Tujuan
1) Merangsang syaraf motoric
2) Memperbaiki pola tidur
3) Membantu memperlancar sistem pencernaan
4) Meningkatkan ketenangan emosional anak
5) Meningkatkan pertumbuhan
6) Meningkatkan daya tahan tubuh
7) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
3. Tahap Kerja
 Pedoman melaksanakan terapi:
a. Kaki
1) Perahan cara India
Langkah yang pertama adalah basahi tangan anda menggunakan
moisteners oil kemudian peganglah kaki bayi pada pangkal paha
seperti memegang pemukul softball, kemudian gerakkan tangan
anda ke pergelangan kaki bayi secara bergantian seperti
memerah susu. Dengan arah yang sama anda dapat
menggunakan kedua tangan anda untuk memeras, memijat serta
memutar kedua kaki bayi dari pangkal paha menuju kebawah
secara lembut sehingga tidak menyakiti bayi.

2) Perahan cara Swedia


Cara yang lain adalah perahan cara swedia yaitu anda dapat
memegang kedua pergelangan kaki bayi kemudian kemudian
gerakkan kedua tangan secara bergantian dari pangkal kaki
hingga ke pangkal paha. Lakakan teknik meremas, memijat,
serta memutar dengan lembut kedua kaki bayi, apabila bayi
merasa tidak nyaman atau menangis hentikanlah pemijatan.

3) Telapak kaki
Gunakanlah moisteners oil untuk mengurut telapak kaki bayi.
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju ke jari. Atau anda
dapat membuat lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari
secara bersamaan pada seluruh telapak kaki dimulai dari tumit
bayi. Hal tersebut dapat diulang hingga beberapa kali.

4) Jari
Langkah pemijatan selanjutnya adalah pada jari-jari kaki bayi.
Pijatlah jari-jari kaki satu per satu dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada
setiap ujung jari kaki bayi. Janganlah menekan terlalu kuat
karena akan mengakibatkan ketidaknyamanan pada bayi.

5) Punggung kaki
Setelah selesai melakukan terapi pada jari maka langkah
selanjutnya adalah punggung kaki. Dengan kedua ibu jari,
buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan
luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan kedua ibu
jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Atau
buatlah gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil
dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari daerah mata kaki
ke jari kaki.
6) Gerakan menggulung
Peganglah pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian
gerakkan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan
kaki dengan lembut kemudian, lakukan hingga beberapa kali.

7) Gerakan akhir
Rapatkanlah kedua kaki bayi, kemudian letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan pada pangkal paha, kemudian usap
beberapa kali kedua kaki bayi dari atas ke bawah dengan lembut.

b. Perut
Pedoman pemijatan pada derah perut ini sangat penting karena bayi
sangat sensitif dan tulangnya masih lunak. Sehingga anda harus
menghindari melakukan pemijatan di bagian perut pada tulang rusuk
atau ujung tulang rusuk bayi.
1) Mengayuh pedal sepeda
Basahilah tangan anda dengan moisteners oil untuk memijat
bagian perut, kemudian langkah selanjutnya anda dapat
melakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, gerakan dari atas ke bawah perut secara bergantian
dengan tangan kanan dan kiri.

2) Menekan perut
Tekuklah kedua lutut kaki bayi secara bersamaan dengan lembut
ke permukaan perut bayi. Anda juga dapat melakukan hal ini
secara bergantian yang dimulai dengan lutut kanan dan
dilanjutkan dengan lutut kiri secara lembut.

3) Bulan-matahari
Buatlah lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan anda
mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai
arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan bawah
(seperti bentuk bulan), diikuti oleh tangan kiri yang selalu
membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari). Lakukan hal
ini secara berulang-ulang.

4) Jam
metode lain yang dapat anda gunakan adalah dengan
membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi
bagian paling atas dianggap jam 12, bagian bawah perut
dianggap jam 6, lalu buat gerakan berikut : Buat lingkaran searah
jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu tangan kiri dimulai
pada jam 8 (di daerah usus buntu)

5) Gerakan I Love You


”I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk
huruf ”I”.
”LOVE” : Bentuklah huruf ”L” terbalik, dengan melakukan
pemijatan dari kanan atas perut ke kiri atas kemudian dari kiri
atas ke kiri bawah.
”YOU” : Bentuklah huruf ”U” terbalik, dimulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah,
dan berakhir di perut kiri bawah.

6) Gelembung
Letakkanlah ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan
bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum
jam dari kanan ke kiri bawah guna memindahkan gelembung-
gelembung udara. Dengan kedua telapak tangan buatlah gerakan
dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan kertas
pada buku tua.

c. Dada
1) Jantung besar
Gunakanlah kembali moisteners oil untuk memudahkan pemijatan.
kemudian buatlah gerakan seperti membentuk gambar jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati.
Setelah itu buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian
ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah-
olah anda membuat gambar jantung.

2) Kupu-kupu
Gerakan pada dada selanjutnya yaitu dengan membuat gambar kupu-
kupu. Dimulai dengan tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu
hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati, kemudian dengan
tangan kiri ke bahu kiri, kemudian kembali ke ulu hati. Lakukan
dengan lembut dan penuh kehangatan.
3) Jantung kecil
Anda dapat melakukan gerakan membuat gambar jantung kecil pada
kedua puting bayi secara bergantian.
4) Burung Kecil
Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke
tepi selangka. Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan
buatlah gerakan seolah membuat gambar sayap burung kecil, dimulai
dari samping dada ke atas.
d. Tangan
1) Perahan cara India
Gunakanlah moisteners secukupnya. Perahan cara India bermanfaat
untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Peganglah lengan
bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak, seperti
memegang pemukul softball. Gerakkan tangan kanan dan kiri ke
bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi. Cara lain yaitu kedua tangan anda dapat melakukan gerakan
memeras, memijat, dan memutar lengan bayi mulai dari pundak ke
pergelangan tangan secara lembut.

2) Perahan cara Swedia


Modifikasi pemijatan selanjutnya adalah perahan cara swedia yaitu
pijatan yang dimulai dari pergelangan tangan ke arah badan untuk
mengalirkan darah ke jantung dan ke paru-paru. Gerakkan tangan
kanan dan kiri secara bergantian, mulai dari pergelangan ke arah
pundak. Cara lain yaitu kedua tangan anda dapat melakukan gerakan
memeras, memutar, dan memijat lengan bayi mulai dari pergelangan
tangan hingga ke pundak secara lembut.

3) Telapak tangan
Gunakanlah kedua ibu jari anda untuk memijat telapak tangan seolah
membuat lingkaran-lingkaran kecil dari pergelangan tangan ke arah
jari-jari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan
secara bergantian.

4) Jari
Pijatlah jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan
memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan yang lembut pada tiap
ujung jari. Tarikan yang terlalu kuat dapat menyebabkan resiko cidera
pada bayi

5) Gerakan menggulung
Gerakan selanjutnya adalah menggulung, caranya yaitu peganglah
lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah
gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan
tangan/jari-jari. Lakukan selama beberapakali secara lembut.

6) Gerakan akhir
Rapatkanlah kedua tangan bayi, kemudian letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan pada pangkal lengan tangan bagian atas,
kemudian usap beberapa kali kedua tangan bayi dari atas ke bawah
dengan lembut.
e. Muka
1) Membasuh muka
Hindari menggunakan minyak pijat pada daerah sekitar mata atau
selaput lendir lainya karena dapat menyebabkan resiko iritasi pada
bayi. Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan
lembut sambil bicara pada bayi secara halus seolah-olah anda dan
bayi sedang berbicara berdua. Gerakkan kedua tangan anda ke
samping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.
Lakukan hingga beberapa kali

2) Dahi (menyetrika dahi)


Anda dapat meletakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi
bayi. Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi
bayi ke arah samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi. Setelah
itu gerakkan ke bawah ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di pelipis kemudian gerakkan ke arah dalam melalui
daerah pipi di bawah mata.

3) Alis (menyetrika alis)


Anda dapat meletakan kedua ibu jari di antara kedua alis mata.
kemudian pijatlah secara lembut bagian atas mata atau alis mulai dari
tengah ke samping seperti menyetrika alis. Perhatikan respon bayi
saat anda melakukan terapi.

4) Hidung (senyum pertama)


Langkah selanjutnya anda dapat meletakkan kedua ibu jari di antara
kedua alis bayi. Tekankanlah ibu jari anda dari pertengahan kedua
alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi kemudian gerakkan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

5) Rahang atas : senyum kedua


Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan rahang atas atau di
atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari
tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.

6) Dagu/rahang bawah : senyum ketiga


Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari
pada dagu, lalu gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas
seolah membuat bayi tersenyum.

7) Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari
belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan
lembut gerakkan kedua tangan anda dari belakang telinga membentuk
lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.

f. Punggung
1) Gerakan maju mundur seperti kuda goyang
Teteskan besukupnya moisteners oil pada kedua tangan anda
kemudian ubahlah posisi bayi dalam posisi tengkurap melintang di
depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan
anda. Pijatlah dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua
telapak tangan di sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai
ke pantat bayi.

2) Gerakan menyetrika
Langkah selanjutnya adealah melakukan usapan dengan telapak
tangan kanan anda, menyerupai gerakan menyetrika dengan lembut
yang dimulai dari pundak hingga ke bawah sampai pada pantat bayi.

CATATAN:
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pijat bayi. Pedoman yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pemijatan adalah:
 Awali pemijatan dengan sentuhan ringan kemudian secara bertahap
tambah tekanannya.
 Tekanan pemijatan disesuaikan umur:
a. 0-1 bulan: Gerakan atau tekanan lebih mendekati usapan halus dan
sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan daerah
perut.
b. 1-3 bulan: Tekanan lebih kuat dan gerakan lebih variatif.
c. 3 bulan- 3 tahun: Dilakukan seluruh gerakan pemijatan sesuai teknik
pada seluruh tubuh.
 Pemijatan dimulai dari ujung kaki kemudian keatas serta pertahankan
kontak mata selama pemijatan.
 Tanggap terhadap bayi, seperti bila bayi menangis tenangkan dulu baru
setelah diam pemijatan dilanjutkan.
 Tidak membangunkan bayi hanya untuk melakukan pemijatan
 Tidak melakukan pemijatan bila:
a. Segera setelah selesai makan.
b. Bayi dalam keadaan tidak sehat.
c. Bayi tidak mau dipijat atau memaksakan posisi pijat tertentu.
Ibu harus melepaskan gelang, cincin dan memotong kuku-kuku jari.
yang panjang agar tidak menyakiti kulit bayi yang lembut dan sangat
sensitif.
2. AIR SUSU IBU (ASI) DAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN
BENAR
1. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1). ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun
kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004).
2. Kandungan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan,dan sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan
seimbang.Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan
berbedadari waktu ke waktuyangdisesuaikan dengan kebutuhan bayi saat
itu (Roesli, 2005).
3. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:
a. ASI sebagai nutrisi
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai
usia 6 bulan.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang
sakit, karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.
c. ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak
ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan otak
bayi agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali
terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang
diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal.
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya
diri dan dasar spiritual yang baik.
e. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:
 Melindungi anak dariserangan alergi.
 Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
 Membantu pembentukan rahang yang bagus.
 Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan
diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
 Menunjang perkembangan motorik bayi.
Menurut Roesli (2004) menyusui juga memberikan manfaat pada ibu,
yaitu:
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum)
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan
post partum, karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin
menyababkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan akan
lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka kematian ibu
melahirkan.
b. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia
karena kekurangan zat besi. Karena menyusui mengurangi perdarahan.
c. Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak hamil
pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai
bayi berusia 12 bulan.
d. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu
rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.
e. Ibu lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.
f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih, diduga akan menurunkan angka kejadian carcinoma
mammae sampai sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai 20-25%.
g. Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu
formula dan perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI juga
menghemat pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.
h. Memberi kepuasan bagi ibu
Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-hormon seperti oksitosin
dan prolaktin yang disinyalir memberikan perasaan rileks/santai dan
membuat ibu merasa lebih merawat bayinya.
4. Teknik/Cara Menyusui Yang Benar
Cara menyusui yang benar : Posisi, upaya memperbanyak dan tanda
bayi cukup ASI
a. Cara menyusui yang benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).Memberi
ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu
senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal
ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30).
b. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu,
posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya
tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi
berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung
bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono
,2008; h. 34).
2) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi
yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu
yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan,
menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu
(Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa
dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan
lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h.
35).
c. Fungsi menyusui yang benar
1) Puting susu tidak lecet
2) Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3) Bayi menjadi tenang
4) Tidak terjadi gumoh
d. Akibat tidak menyusui dengan benar
1) Puting susu menjadi lecet
2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI
3) Bayi enggan menyusu
4) Bayi menjadi kembung
e. Tanda bayi menyusu dengan benar
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk
lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah.
f. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup
1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu
pertama (100-200 gr setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali
sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali
setiap harinya.
g. Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2) Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala
bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada
lengan bawah ibu
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu
dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan
yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan
lengan pada garis lurus
9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas
dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan
puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi :
Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut
bayi

Cara yang benar Cara yang salah


11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan
dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan
puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi).
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara lagi.
13) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui.
14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking
dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
ditekan ke bawah.

15) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan


sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya
16) Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :
b. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi
bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) atau
bayi ditengkurapkan dipangkuan

h. Upaya memperbanyak ASI


i. Untuk Bayi
a) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama
menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
b) Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c) Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah
setiap kali menyusui.
ii. Untuk Ibu
a) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
b) Makan makanan yang bergizi.
c) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui
bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada
posisi penempelan.
d) Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22).
5. Perawatan Payudara
1) Pengertian
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancarkan pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu
melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah,
2007).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai
masa menyusui. Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu-satu
pengahasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir
sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
2) Tujuan Perawatan Payudara
a) Memelihara hygene payudara
b) Melenturkan dan menguatkan puting susu
c) Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk
kebutuhan bayi
d) Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir
bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
e) Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan
lecet sewaktu dihisap oleh bayi.
f) Melancarkan aliran ASI
g) Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat
dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya
(Depkes RI, 2006).
3) Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
4) Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan
Payudara
a) Potong kuku tangan sependek mungkin, serta kikir agar halus dan
tidak melukai payudara.
b) Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
c) Lakukan pada suasana santai, misalnya pada waktu mandi sore
atau sebelum berangkat tidur.
5) Persyaratan Perawatan Payudara
a) Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur minimal
dua kali dalam sehari.
b) Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
c) Memperhatikan kebersihan sehari-hari
d) Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang menyokong
payudara
e) Menghindari rokok dan minuman beralkohol
f) Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang (Suririnah, 2007)
6) Alat yang Digunakan
a) Minyak kelapa atau baby oil
b) Handuk kering
c) Washlap
d) Baskom
e) Air hangat dan air dingin
f) Cawan
7) Teknik Perawatan Payudara
a) Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil
selama ± 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
b) Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
c) Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.
Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak
tangan kanan kearah sisi kanan.
d) Pengurutan diteruskan kebawah, kesamping selanjutnya
melintang, lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua
tangan dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan 20-30 kali
e) Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal
payudara sampai pada puting susu. Lakukan tahap yang sama
pada payudara kanan, lakukan dua kali gerakan pada tiap
payudara.
f) Satu tangan menopang payudara, sedangkan tangan yang lain
mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah
putting susu. Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara.
Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.
g) Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan
dingin bergantian selama ± 5 menit, keringkan payudara dengan
handuk bersih kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang
(Sitti Saleha,2009).
8) Faktor Yang Mendukung Perawatan Payudara
a) Menjaga payudara agar tetap kering
b) Senam payudara
1) Manfaat senam payudara adalah menjaga otot dada sebagai
penyangga, agar tetap kencang, juga untuk mencegah payudara
turun atau kendur sebelum waktunya. Manfaat aerobik, seperti
berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu
mendapatkan postur tubuh yang baik, sekaligus memperbaiki
penampilan payudara. Senam lainnya adalah mendayung,
berenang, dan latihan aerobik yang menggunakan alat – alat
pemberat tangan serta beberapa gerakan yoga. Senam ringan
ini tidak menjamin perubahan bentuk dan ukuran payudara.
Namun dengan melakukan senam tersebut otot – otot dada
akan menguat dan tampilan payudara akan lebih padat dan
indah.
2) Langkah – langkah yang dapat di lakukan pada senam
payudara yaitu:
1. Pertemukan telapak tangan didepan belahan payudara.
2. Berdiri dengan tegak dan lakukan gerakan saling menekan.
3. Tahan selama 5 detik. Rileks dan ulangi gerakan tersebut
10x.
4. Lengan bawah saling menggenggam. Cengkeram lengan
bawah tangan dengan telapak tangan kiri, dan lengan bawah
kiri dengan telapak tangan kanan, dengan posisi siku sebatas
bahu.
5. Tarik–tarik kedua arah (kedalam dan keluar), jangan sampai
terlepas ulangi gerakan tersebut 10 x.
6. Pertemukan jari – jari kedua tangan anda di bawah dagu dan
tekuk keduanya dengan posisi saling mengunci, kemudian
tariklah. Tahan selama 5 detik ulangi gerakan ini 10 x.
c) Memijat payudara
1) Usap payudara, dimulai dengan payudara kanan, dengan
gerakan ke atas, menggunakan kedua telapak tangan.
2) Dengan sapuan telapak tangan, bentuk payudara agar
menjulang dengan cara mengusap – usap dari segala arah
menuju ketengah (puting susu), kumpulkan daging payudara
kearah tengah, dengan mencubitnya.
9) Pemilihan dan Perawatan Bra
a) Cara pemilihan bra meliputi size atau ukuran, kawat, dan cup.
Untuk perawatan bra dapat dilakukan sendiri dan caranya pun
juga sederhana.
1) Rendam bra dalam air sabun.
2) Cuci bra dengan sabun cuci air, hindari menggunakan mesin
cuci karena dapat merusak bentuk bra.
3) Apabila menghendaki mencuci dengan mesin, maka gunakan
mesin yang dapat di set hand wash.
4) Setelah dicuci langsung dijemur, hindari pengeringan
menggunakan mesin apalagi di peras, biarkan air menetes dari
bra dengan sendirinya saat digantung.
10) Perawatan Payudara Dengan Masalah
a) Puting Lecet
1) Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air
hangat ketika sedang mandi dan jangan menggunakan sabun,
karena sabun bisa membuat puting susu kering dan iritasi.
2) Penyumbatan Kelenjar Payudara
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah
dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu
dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui
sesering mungkin dan selama mungkin. Lanjutkan dengan
mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai
menyusui jika bayi belum benar-benar mengabiskan isi
payudara yang sakit tersebut. Kompres dengan menggunakan
handuk hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam
sehari.
3) Pengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu
mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusu dengan
baik, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi
tekanan pada payudara. Sebagai contoh, merendam kain dalam
air hangat dan kemudian ditempelkan pada payudara atau
mandi dengan air hangat sebelim menyusui bayi. Untuk
pengerasan yang parah, gunakan kompres dingin atau es
kemasan ketika sedang tidak menyusui untuk mengurangi rasa
tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan.
11) Dampak Tidak Melakukan Perawatan Payudara
a) ASI tidak lancar
b) Puting susu tidak menonjol, sehingga bayi sulit menghisap
c) Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi
d) Muncul bendungan payudara, mastitis, dan lain-lain (Saryono dan
Pramitasari, R.D, 2009).
3. IMUNISASI
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar
lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari
imunisasi dasar dan lanjutan.
Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam
diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio
1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan
(DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4
dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan
diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1
SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5
SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B
yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi
hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit
tuberkulosis.
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan
dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan
1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang
dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang
otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus
rubella. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular
ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada
keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli,
katarak, dan gangguan jantung bawaan.
Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan
Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta :: Salemba Medika.
2. Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
3. Azwar. 2008. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar
4. Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
5. BKKBN. 2005. Pelayanan Kontrasepsi dan Pemberian ASI. From::
http://www.BKKBN.com.id (diakses februari 2011)
6. Depkes RI. 2005. Perawatan Payudara. From: http://www.depkesRI.co.id
(diakses februari 2011)
7. Dinkes Jatim, 2007. Standar Pelayanan Minimal. From http://www.dinkes-
jatim.com (diakses februari 2011)
8. Dharmatanna,B. 2008. Motivasi. From:http://blogs unpad.ac.id (diakses
februari 2011)
9. Nasir. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia
10. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.Rineka
Cipta
11. Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta
12. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.
Jakarta:Rineka Cipta
13. Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas
14. Whaley, Wong, Nursing Care of Infant and Children
15. Tim Galenia MCC. 2014. Home Baby Spa, Jakarta; Penebar Plus
16. Purwanto B. 2013. Herbal & Keperawatan Komplementer (teori, praktik,
hokum dalam asuhan keperawatan). Yogyakarta; Nuha Medika.
17. Novitasari. 2008. Proses Motivasi. From :http//www. damandari. or.id
(diakses februari 2011)
18. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
19. Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
20. Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara.
Jogjakarta:mitra cendikia.
21. Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
22. Sayuti. 2007. Motivasi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta :
Ghalia Indonesia
23. Suririnah. 2007. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. From:
http//www.kompas.com (diakses februari 2011)
24. WHO. 2003. Manfaat Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: EGC
25. Hendrayani,Yeyen. 2009. Masa Nifas. From: http//www.nifas.com
(diakses februari,2011).
26. Sodikin, 2009, Perawatan Tali Pusat, EGC: Jakarta.
23 Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Maternity Nursing, Alih bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I.
24 Saifuddin, 2002. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
25 SDKI. 2017. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta.
26 Musbikin, 2005. Panduan Ibu Hamil dan Melahirkan. Cetakan I. Jakarta
Mitra Pustaka.
27 Riksani, R. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.
28 Soetjiningsih. 1997. ASI: Petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta:EGC.
29 Roesli, U. 2004. Mengenal ASI Eksklusi. PT Pustaka Pembangunan
Swadaya Nusantara Jakarta.
30 Khairuniyah. 2004. Pemberian ASI Ekslusif ditinjau dari Faktor Motivasi,
Persepsi, Emosi dan Sikap pada Ibu yang Melahirkan. Bandung: Tesis
Universitas Padjadjaran/
31 A.H. Markum ( 1997 ). Imunisasi. Edisi Kedua Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai