Sap Penyuluhan Maternitas Konsul 2
Sap Penyuluhan Maternitas Konsul 2
STASE II
KEPERAWATAN MATERNITAS
Dosen Pembimbing :
1. Ns. Sri Mulyani, S.Kep, M.Kep ( Koordinator )
2. Ns. Endah Pramukti, S.Kep ( Ci Klinik )
Dosen Pembimbing :
1. Ns. Sri Mulyani, S.Kep, M.Kep ( Koordinator )
2. Ns. Endah Pramukti, S.Kep ( Ci Klinik )
DISUSUN OLEH:KELOMPOK I
Rizki G1B219007
A. Latar Belakang
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu persalinan dan 60 % kematian bayi baru
lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir yaitu saat ibu berada pada masa
postpartum dini (Saifuddin, 2006). Menurut Bappenas (2004) salah satu penyebab
tingginya kematian bayi adalah rendahnya perilaku masyarakat dan keluarga yang
dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih
sehat. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya
pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 di
Indonesia angka kematian neonatal 15 per 1000 kelahiran hidup dan angka. Untuk
menurunkan angka kematian tersebut sampai tercapainya target MDGs pada tahun
2015, maka diupayakan program peningkatan pelayanan kesehatan yang dapat
menjangkau masyarakat secara luas sampai ketingkat desa yang terpencil. Yaitu
salah satunya upaya promotif dan preventif yang gencar dilakukan adalah
mengadakan kelas ibu balita.
Bayi baru lahir harus mampu berkembang untuk mempertahankan eksistensi
fisik secara terpisah dengan ibunya segera setelah dilahirkan. Saat dilahirkan, bayi
baru lahir memiliki kompensasi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Aktivitas
sehari-hari selama periode ini merupakan waktu terbaik bagi bayi dan keluarga
untuk melakukan interaksi. Segera setelah ibu secara fisik mampu, ia didorong
untuk berpartisipasi dalam merawat bayi (Bobak, dkk 2004). Perawatan bayi baru
lahir meliputi perawatan tali pusat, mengganti dan memakaikan popok,
memakaikan pakaian bayi, memandikan bayi, menggendong dan mengatur posisi
bayi, memberikan ASI dan imunisasi (Musbikin, 2005). Mengenai kemampuan
ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu juga harus
memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Oleh
sebab itu penting bagi ibu untuk mengetahui perawatan bayi dan yakin terhadap
kemampuan sendiri, sehingga mampu merawat bayinya sendiri dengan baik dan
sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Perawatan Bayi Baru
Lahir selama 45 menit, sasaran mampu memahami tentang perawatan
bayi baru lahir di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu post partum mampu:
a. Memahami dan mengaplikasikan secara mandiri perawatan bayi baru
lahir mulai dari memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat,
dan memijat bayi.
b. Memahami manfaat ASI dan cara menyusui yang baik dan benar
c. Memahami pemberian imunisasi
C. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu post partum dan keluarga dengan
target 4-6 orang yang berada diruang rawat inap kebidanan bagian Obstetric,
RSUD Raden Mattaher Jambi.
F. Setting Tempat
☼ ͏☺ ♥
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
◘ ☻
Keterangan :
☼ : Moderator
͏ : LCD
☺ : Presenter
♥ : Pembimbing
♦ : Peserta
◘ : Fasilitator
☻ : Observer
H. Pengorganisasian
1. Moderator : Intan Iwanda Sari, S. Kep
Uraian Tugas :
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan pembimbing dan mahasiswa.
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
d. Membuat kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Menutup acara penyuluhan.
h. Bersama peserta meriview dan menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji : Aisya Rahmadhanty, S.Kep
Uraian Tugas :
a. Menyajikan isi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan.
c. Memberi reinforcement positif.
6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana.
2. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai rencana.
2. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
a) 75% dapat menyebutkan cara menjaga daya tahan tubuh agar tidak
mudah tertular penyakit.
b) 75% dapat menyebutkan penyakit menular.
c) 75% dapat menyebutkan cara penularan penyakit menular.
7. Penutup
Demikianlah Satuan Acara Penyuluhan ini dibuat agar dapat dilaksanakan
dengan baik, kami menyadari SAP ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
Disetujui Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
A. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dari
kehamilan 37 sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram.
PIJAT BAYI
(BABY MASSAGE)
1. Pengertian
Tindakan stimulasi tubuh bayi dengan terapi sentuhan untuk meningkatkan
sirkulasi darah dan tumbuh kembang bayi yang lebih optimal
2. Tujuan
1) Merangsang syaraf motoric
2) Memperbaiki pola tidur
3) Membantu memperlancar sistem pencernaan
4) Meningkatkan ketenangan emosional anak
5) Meningkatkan pertumbuhan
6) Meningkatkan daya tahan tubuh
7) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
3. Tahap Kerja
Pedoman melaksanakan terapi:
a. Kaki
1) Perahan cara India
Langkah yang pertama adalah basahi tangan anda menggunakan
moisteners oil kemudian peganglah kaki bayi pada pangkal paha
seperti memegang pemukul softball, kemudian gerakkan tangan
anda ke pergelangan kaki bayi secara bergantian seperti
memerah susu. Dengan arah yang sama anda dapat
menggunakan kedua tangan anda untuk memeras, memijat serta
memutar kedua kaki bayi dari pangkal paha menuju kebawah
secara lembut sehingga tidak menyakiti bayi.
3) Telapak kaki
Gunakanlah moisteners oil untuk mengurut telapak kaki bayi.
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju ke jari. Atau anda
dapat membuat lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari
secara bersamaan pada seluruh telapak kaki dimulai dari tumit
bayi. Hal tersebut dapat diulang hingga beberapa kali.
4) Jari
Langkah pemijatan selanjutnya adalah pada jari-jari kaki bayi.
Pijatlah jari-jari kaki satu per satu dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada
setiap ujung jari kaki bayi. Janganlah menekan terlalu kuat
karena akan mengakibatkan ketidaknyamanan pada bayi.
5) Punggung kaki
Setelah selesai melakukan terapi pada jari maka langkah
selanjutnya adalah punggung kaki. Dengan kedua ibu jari,
buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan
luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan kedua ibu
jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Atau
buatlah gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil
dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari daerah mata kaki
ke jari kaki.
6) Gerakan menggulung
Peganglah pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian
gerakkan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan
kaki dengan lembut kemudian, lakukan hingga beberapa kali.
7) Gerakan akhir
Rapatkanlah kedua kaki bayi, kemudian letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan pada pangkal paha, kemudian usap
beberapa kali kedua kaki bayi dari atas ke bawah dengan lembut.
b. Perut
Pedoman pemijatan pada derah perut ini sangat penting karena bayi
sangat sensitif dan tulangnya masih lunak. Sehingga anda harus
menghindari melakukan pemijatan di bagian perut pada tulang rusuk
atau ujung tulang rusuk bayi.
1) Mengayuh pedal sepeda
Basahilah tangan anda dengan moisteners oil untuk memijat
bagian perut, kemudian langkah selanjutnya anda dapat
melakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, gerakan dari atas ke bawah perut secara bergantian
dengan tangan kanan dan kiri.
2) Menekan perut
Tekuklah kedua lutut kaki bayi secara bersamaan dengan lembut
ke permukaan perut bayi. Anda juga dapat melakukan hal ini
secara bergantian yang dimulai dengan lutut kanan dan
dilanjutkan dengan lutut kiri secara lembut.
3) Bulan-matahari
Buatlah lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan anda
mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai
arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan bawah
(seperti bentuk bulan), diikuti oleh tangan kiri yang selalu
membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari). Lakukan hal
ini secara berulang-ulang.
4) Jam
metode lain yang dapat anda gunakan adalah dengan
membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi
bagian paling atas dianggap jam 12, bagian bawah perut
dianggap jam 6, lalu buat gerakan berikut : Buat lingkaran searah
jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu tangan kiri dimulai
pada jam 8 (di daerah usus buntu)
6) Gelembung
Letakkanlah ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan
bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum
jam dari kanan ke kiri bawah guna memindahkan gelembung-
gelembung udara. Dengan kedua telapak tangan buatlah gerakan
dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan kertas
pada buku tua.
c. Dada
1) Jantung besar
Gunakanlah kembali moisteners oil untuk memudahkan pemijatan.
kemudian buatlah gerakan seperti membentuk gambar jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati.
Setelah itu buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian
ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah-
olah anda membuat gambar jantung.
2) Kupu-kupu
Gerakan pada dada selanjutnya yaitu dengan membuat gambar kupu-
kupu. Dimulai dengan tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu
hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati, kemudian dengan
tangan kiri ke bahu kiri, kemudian kembali ke ulu hati. Lakukan
dengan lembut dan penuh kehangatan.
3) Jantung kecil
Anda dapat melakukan gerakan membuat gambar jantung kecil pada
kedua puting bayi secara bergantian.
4) Burung Kecil
Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke
tepi selangka. Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan
buatlah gerakan seolah membuat gambar sayap burung kecil, dimulai
dari samping dada ke atas.
d. Tangan
1) Perahan cara India
Gunakanlah moisteners secukupnya. Perahan cara India bermanfaat
untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Peganglah lengan
bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak, seperti
memegang pemukul softball. Gerakkan tangan kanan dan kiri ke
bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi. Cara lain yaitu kedua tangan anda dapat melakukan gerakan
memeras, memijat, dan memutar lengan bayi mulai dari pundak ke
pergelangan tangan secara lembut.
3) Telapak tangan
Gunakanlah kedua ibu jari anda untuk memijat telapak tangan seolah
membuat lingkaran-lingkaran kecil dari pergelangan tangan ke arah
jari-jari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan
secara bergantian.
4) Jari
Pijatlah jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan
memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan yang lembut pada tiap
ujung jari. Tarikan yang terlalu kuat dapat menyebabkan resiko cidera
pada bayi
5) Gerakan menggulung
Gerakan selanjutnya adalah menggulung, caranya yaitu peganglah
lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah
gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan
tangan/jari-jari. Lakukan selama beberapakali secara lembut.
6) Gerakan akhir
Rapatkanlah kedua tangan bayi, kemudian letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan pada pangkal lengan tangan bagian atas,
kemudian usap beberapa kali kedua tangan bayi dari atas ke bawah
dengan lembut.
e. Muka
1) Membasuh muka
Hindari menggunakan minyak pijat pada daerah sekitar mata atau
selaput lendir lainya karena dapat menyebabkan resiko iritasi pada
bayi. Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan
lembut sambil bicara pada bayi secara halus seolah-olah anda dan
bayi sedang berbicara berdua. Gerakkan kedua tangan anda ke
samping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.
Lakukan hingga beberapa kali
7) Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari
belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan
lembut gerakkan kedua tangan anda dari belakang telinga membentuk
lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.
f. Punggung
1) Gerakan maju mundur seperti kuda goyang
Teteskan besukupnya moisteners oil pada kedua tangan anda
kemudian ubahlah posisi bayi dalam posisi tengkurap melintang di
depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan
anda. Pijatlah dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua
telapak tangan di sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai
ke pantat bayi.
2) Gerakan menyetrika
Langkah selanjutnya adealah melakukan usapan dengan telapak
tangan kanan anda, menyerupai gerakan menyetrika dengan lembut
yang dimulai dari pundak hingga ke bawah sampai pada pantat bayi.
CATATAN:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pijat bayi. Pedoman yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pemijatan adalah:
Awali pemijatan dengan sentuhan ringan kemudian secara bertahap
tambah tekanannya.
Tekanan pemijatan disesuaikan umur:
a. 0-1 bulan: Gerakan atau tekanan lebih mendekati usapan halus dan
sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan daerah
perut.
b. 1-3 bulan: Tekanan lebih kuat dan gerakan lebih variatif.
c. 3 bulan- 3 tahun: Dilakukan seluruh gerakan pemijatan sesuai teknik
pada seluruh tubuh.
Pemijatan dimulai dari ujung kaki kemudian keatas serta pertahankan
kontak mata selama pemijatan.
Tanggap terhadap bayi, seperti bila bayi menangis tenangkan dulu baru
setelah diam pemijatan dilanjutkan.
Tidak membangunkan bayi hanya untuk melakukan pemijatan
Tidak melakukan pemijatan bila:
a. Segera setelah selesai makan.
b. Bayi dalam keadaan tidak sehat.
c. Bayi tidak mau dipijat atau memaksakan posisi pijat tertentu.
Ibu harus melepaskan gelang, cincin dan memotong kuku-kuku jari.
yang panjang agar tidak menyakiti kulit bayi yang lembut dan sangat
sensitif.
2. AIR SUSU IBU (ASI) DAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN
BENAR
1. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1). ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun
kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004).
2. Kandungan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan,dan sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan
seimbang.Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan
berbedadari waktu ke waktuyangdisesuaikan dengan kebutuhan bayi saat
itu (Roesli, 2005).
3. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:
a. ASI sebagai nutrisi
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai
usia 6 bulan.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang
sakit, karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.
c. ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak
ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan otak
bayi agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali
terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang
diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal.
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya
diri dan dasar spiritual yang baik.
e. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:
Melindungi anak dariserangan alergi.
Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
Membantu pembentukan rahang yang bagus.
Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan
diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
Menunjang perkembangan motorik bayi.
Menurut Roesli (2004) menyusui juga memberikan manfaat pada ibu,
yaitu:
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum)
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan
post partum, karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin
menyababkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan akan
lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka kematian ibu
melahirkan.
b. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia
karena kekurangan zat besi. Karena menyusui mengurangi perdarahan.
c. Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak hamil
pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai
bayi berusia 12 bulan.
d. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu
rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.
e. Ibu lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.
f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih, diduga akan menurunkan angka kejadian carcinoma
mammae sampai sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai 20-25%.
g. Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu
formula dan perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI juga
menghemat pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.
h. Memberi kepuasan bagi ibu
Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-hormon seperti oksitosin
dan prolaktin yang disinyalir memberikan perasaan rileks/santai dan
membuat ibu merasa lebih merawat bayinya.
4. Teknik/Cara Menyusui Yang Benar
Cara menyusui yang benar : Posisi, upaya memperbanyak dan tanda
bayi cukup ASI
a. Cara menyusui yang benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).Memberi
ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu
senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal
ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30).
b. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu,
posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya
tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi
berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung
bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono
,2008; h. 34).
2) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi
yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu
yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan,
menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu
(Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa
dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan
lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h.
35).
c. Fungsi menyusui yang benar
1) Puting susu tidak lecet
2) Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3) Bayi menjadi tenang
4) Tidak terjadi gumoh
d. Akibat tidak menyusui dengan benar
1) Puting susu menjadi lecet
2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI
3) Bayi enggan menyusu
4) Bayi menjadi kembung
e. Tanda bayi menyusu dengan benar
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk
lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah.
f. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup
1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu
pertama (100-200 gr setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali
sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali
setiap harinya.
g. Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2) Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala
bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada
lengan bawah ibu
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu
dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan
yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan
lengan pada garis lurus
9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas
dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan
puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi :
Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut
bayi