Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Agroklimatologi

PENGENALAN ALAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : NILAM TIKA

NIM : G111 13 084

KELOMPOK : 2

ASISTEN : VIPIN CHRISTINA CHANDRA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan


secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati
keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut hingga akan mendapatkan gambaran
umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas-batas ekstrim dan juga pola siklusnya.
Pengenalan alat dalam praktikum sangat penting karena akan berpengaruh
terhadap kemampuan praktikan itu sendiri. Seorang praktikan akan merasa kesulitan
untuk memahami setiap kegiatan praktikum kalau belum mengenal alat-alat
praktikum itu sendiri. Dalam laporan praktikum ini praktikan ingin memperkenalkan
setiap alat yang digunakan dalam pengukuran intensitas cahaya matahari, suhu udara
dan suhu tanah, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat banyak jumlah dan
jenisnya. Peralatan-peralatan tersebut terdiri atas alat pengukur curah hujan, pengukur
kelembaban udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu tanah, pengukur hujan,
pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur
penguapan atau evaporasi.
Praktikum ini dilatar belakangi keinginan untuk mengetahui nama,fungsi, dan
prinsip kerja dari alat-alat klimatologi. Dimana kita ketahui bahwa klimatologi adalah
ilmu yang mempelajari jenis iklim dimuka bumi dan faktor penyebabnya.
Berdasarkan uraian diatas serta karena seringnya terjadi kesalahan dalam
pendataan hasil klimatologi, menjadikan pentingnya pengetahuan tentang klimatologi
dalam hal ini di bidang pertanian, maka dilakukan praktikum agroklimatologi ini.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yakni diharapkan mahasiswa/mahassiswi


mengenal stasiun klimatologi dan sistem peralatannya serta mengetahui cara kerja
dari peralatan klimatologi.
Kegunaan dilakukan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi bagi
mahasiswa tentang apa saja alat-alat klimatologi dan bagaimana fungsinya serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara kerja dari alat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun digunakan beberapa alat


yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang
digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti.
Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat
laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-
debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian
sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para
petugas yang menggunakan (Anonim, 2008). Pada proses pengamatan keadaan
amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi,
satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan
atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di
seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982).
Adapun alat-alat yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat
pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat
pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar,
Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer
Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-
Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum
Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan,
Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan
Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-
Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas
penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A,
Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand
Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996).
Dalam bidang pertanian ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini
adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Iklim mempengaruhi
dunia pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara
adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur
menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu
terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, dengan evaporasi,
dan dengan melalui drainase (Wisnubroto 1999).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti
penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam
yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai
arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini
memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari bagaimana perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Iklim adalah sintesis atau kesimpulan atau rata-rata perubahan unsur-unsur
cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat
atau pada suatu wilayah.Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik
yang meliputi antara lain nilai rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian,
atau peluang kejadian dari cuaca. Iklim dapat pula diartikan sebagai pola kebiasaan
serta perubahan cuaca di sutau tempat atau wilayah ( Fortain,2002).
Mengingat iklim adalah sifat cuaca dalam jangka waktu panjang pada tempat
tertentu atau daerah yang luas, maka data cuaca yang digunakan hendaklah mewakili
keadaan atmosfer seluas mungkin di tempat atau wilayah yang
bersangkutan.Demikian pula datanya haruslah murni dan terhindar dari
gangguan lokal.Pada prinsipnya data iklim harus terbentuk dari data cuaca yang dapat
mewakili (representative) secara benar keadaan atmosfer suatu tempat atau wilayah
luas dan dalam jangka waktu sepanjang mungkin ( Muin, 2012 )
BAB III
METODOLOGI

Nama alat Gambar Fungsi


Campble Stokes Digunakan untuk
mengukur lama
penyinaran.

Thermometer bola 1. Thermometer Bola


kering dan Kering : Tabung air
raksa dibiarkan kering
thermometer bola
sehingga akan
basah mengukur suhu udara
sebenarnya.
2. Thermometer Bola
Basah : Tabung air
raksa dibasahi agar
suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/
titik jenuh, yaitu; suhu
yang diperlukan agar
uap air dapat
berkondensasi.

Thermometer Untuk mengukur suhu


maksimum ekstrim tinggi
Thermometer Untuk mengukur suhu
minimum ekstrim rendah

Sangkar cuaca sebagai tempat alat-alat


pengukur cuaca
tertentu, agar tehindar
dari sinar matahari
langsung dan pengaruh
lingkungan

Panci evaporasi untuk mengukur


evaporasi/penguapan
pada periode waktu
tertentu

Penakar hujan jenis berfungsi untuk


hellman mengukur intensitas,
jumlah, dan waktu
terjadinya hujan
(mencatat sendiri )

Penakar Hujan Manual Berfungsi untuk


Type Observatorium mengukur jumlah curah
hujan (tidak mencatat
sendiri )
Actinography Alat ini untuk
mengukur intensitas
radiasi matahari total
yang jatuh pada bidang
horizontal

Barometer Mengukur tekanan


udara distasiun yang
dinyatakan dalam
milibar (Mb)

Cup counter Berfungsi untuk


anemometer mengukur kecepatan
angin selama periode
waktu tertentu

Thermohygrograph Alat ini untuk mengukur


suhu dan kelembaban
secara mekanis.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Terdapat banyak alat dalam mengukur unsur cuaca /iklim yakni compbell stokes,
termometer dan termograf, higrometer, anemometer, evaporimeter dan
ombrometer.
2. Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda sesuai
dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata letaknya. Pemasangan alat
ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka. Cara kerja tiap alat ukur
akan menghasilkan data pencatatan yang akurat, bila penggunaannya dilakukan
dengan baik dan benar tanpa kesalahan.
3. Cara pengamatan peralatan ukur unsur iklim/cuaca disesuaikan dengan kerja
masing-masing alat ukut tersebut. Pengamatan umumnya dilakukan pada pagi
hari dan berlangsungnya bisa dalam harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.

4.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikum berjalan dengan


lancar dan tertib agar praktikan mampu memahami materi dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat. (http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel


/2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 02 Oktober 2014.
Fontain, A. 2002. Meteorology. (http://www.kompas.com). Diakses tanggal 02
Oktober 2014.
Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB.

Nur Muin, S . 2012. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Unib. Bengkulu

Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan


pertanian. (http : // www.bmg.ac.id). Diakses tanggal 02 Oktober 2014.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai