MODEL ADVEKSI-DIFUSI 2D
Oleh
ZAN ZIBAR
C551140041 / S2-IKL
SEKOLAH PASCASARJANA
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Model Adveksi-Difusi 2D
1. Pendahuluan
2. Metode
2.1. Persamaan Pembangun dan Metode Deskritisasi
Dasar dalam membangun model 2D untuk transpor adveksi adalah persamaan
matematis
= − − ……( )
= + ……( )
, ]…( )
Pada model 2D untuk proses adveksi dan difusi yang telah digabung maka
deskritisasi persamaan adalah menggabungkan dua suku yakni suku adveksi dan suku
difusi. Persamaan diskritisasi untuk model adveksi difusi 2D adalah sebagai berikut :
, = 1−| |− , + ( + | |) , +( + | |) , , −
2 , − , ]+ + , + + , , −2 , −
, ]….( )
!INPUT DATA
!print *,'Masukkan Lebar Grid dalam Arah x, dx (dalam meter)'
!read(*,*) dx
!print *,'Masukkan Lebar Grid dalam Arah y, dy (dalam meter)'
!read(*,*) dy
!print *,'Masukkan Interval Waktu dt (dalam detik)'
!read(*,*) dt
!print *,'Masukkan Harga Kecepatan Arus (dalam m/det)'
!read(*,*) Vtot
!print *,'Masukkan Arah Arus (dalam derajat dari Utara)'
!read(*,*) arah
!print *,'Masukkan Harga Koefisien Difusi (dalam m2/det)'
!read(*,*) AD
!print *,'Masukkan Harga Konsentrasi Awal di pusat (dalam gr/l)'
!read(*,*) KA
!print *,'Masukkan Harga Konsentrasi Awal di sekeliling (dalam gr/l)'
!read(*,*) KB
!print *,'Masukkan Koordinat Grid Tempat Konsentrasi di pusat (x,y)'
!read(*,*) XA1,YA1
!print *,'Masukkan Koordinat Grid Tempat Konsentrasi di sekeliling (x,y)'
!read(*,*) XA2,YA2
!print *,'Masukkan Koordinat Grid Tempat Konsentrasi di sekeliling (x,y)'
!read(*,*) XA3,YA3
!print *,'Masukkan Koordinat Grid Tempat Konsentrasi di sekeliling (x,y)'
!read(*,*) XA4,YA4
!print *,'Masukkan Koordinat Grid Tempat Konsentrasi di sekeliling (x,y)'
!read(*,*) XA5,YA5
dx=10
dy=10
dt=5
Vtot=0.5
arah=270
Ad=1
KA=100
KB=75
XA1=6
YA1=5
XA2=5
YA2=6
XA3=6
YA3=7
XA4=7
YA4=6
pi=3.141592654
U=Vtot*sin(arah*pi/180)
V=Vtot*cos(arah*pi/180)
eps=0.0000001
mmax=30
nmax=30
tmax=50
lamdax=U*dt/dx
lamday=V*dt/dy
alfax=AD*dt/(dx**2)
alfay=AD*dt/(dy**2)
!SYARAT AWAL
do i=1,nmax
do j=1,mmax
Fo(i,j)=0
Fao(i,j)=0
Fdo(i,j)=0
enddo
enddo
!ITERASI WAKTU
akhir=0
k=0
do while (akhir.eq.0)
k=k+1
!SYARAT BATAS
do j=1,mmax
F(1,j)=F(2,j)
F(nmax,j)=F(nmax-1,j)
Fa(1,j)=Fa(2,j)
Fa(nmax,j)=Fa(nmax-1,j)
Fd(1,j)=Fd(2,j)
Fd(nmax,j)=Fd(nmax-1,j)
enddo
do i=1,nmax
F(i,1)=F(i,2)
F(i,mmax)=F(i,mmax-1)
Fa(i,1)=Fa(i,2)
Fa(i,mmax)=Fa(i,mmax-1)
Fd(i,1)=Fd(i,2)
Fd(i,mmax)=Fd(i,mmax-1)
enddo
!DISKRITISASI
do i=2,mmax-1
do j=2,nmax-1
F1(i,j)=(1-abs(lamdax)-abs(lamday))*Fo(i,j)
F2(i,j)=0.5*(((lamdax+abs(lamdax))*Fo(i,j-1))+((abs(lamdax)-lamdax)*Fo(i,j+1)))
F3(i,j)=0.5*(((lamday+abs(lamday))*Fo(i-1,j))+((abs(lamday)-lamday)*Fo(i+1,j)))
F4(i,j)=alfax*(Fo(i,j+1)-2*Fo(i,j)+Fo(i,j-1))
F5(i,j)=alfay*(Fo(i+1,j)-2*Fo(i,j)+Fo(i-1,j))
Fa1(i,j)=(1-abs(lamdax)-abs(lamday))*Fao(i,j)
Fa2(i,j)=0.5*(((lamdax+abs(lamdax))*Fao(i,j-1))+((abs(lamdax)-lamdax)*Fao(i,j+1)))
Fa3(i,j)=0.5*(((lamday+abs(lamday))*Fao(i-1,j))+((abs(lamday)-lamday)*Fao(i+1,j)))
Fd4(i,j)=alfax*(Fdo(i,j+1)-2*Fdo(i,j)+Fdo(i,j-1))
Fd5(i,j)=alfay*(Fdo(i+1,j)-2*Fdo(i,j)+Fdo(i-1,j))
Fa(i,j)=Fa1(i,j)+Fa2(i,j)+Fa3(i,j)
Fd(i,j)=Fdo(i,j)+Fd4(i,j)+Fd5(i,j)
F(i,j)=F1(i,j)+F2(i,j)+F3(i,j)+F4(i,j)+F5(i,j)
sele(i,j)=F(i,j)-Fo(i,j)
sel(i,j)=abs(sele(i,j))
enddo
enddo
maxi=-1000
do i=2,mmax-1
do j=2,nmax-1
maxi=max(maxi,sele(i,j))
enddo
enddo
if(maxi.le.eps) akhir=1
if(maxi.le.eps) kmax=k
!CETAK HASIL
if ((k.ne.5).and.(k.ne.24).and.(k.ne.45)) goto 20
open (1,FILE='adv1.txt',status='unknown')
open (2,FILE='dif1.txt',status='unknown')
open (3,FILE='total1.txt',status='unknown')
do i=nmax,1,-1
write (1,100) (Fa(i,j),j=1,mmax)
write (2,100) (Fd(i,j),j=1,mmax)
write (3,100) (F(i,j),j=1,mmax)
enddo
write (1,*) ' '
write (2,*) ' '
write (3,*) ' '
100 format (500f8.2)
!TRANSFER VARIABEL
20 do i=1,nmax
do j=1,mmax
Fo(i,j)=F(i,j)
Fao(i,j)=Fa(i,j)
Fdo(i,j)=Fd(i,j)
enddo
enddo
if (k.eq.tmax) akhir=1
write (*,*) k
enddo
end
Data yang suda tersimpan dalam bentuk text yang di keluarkan oleh Microsoft
Developer Studio Fortran 90 di ekstrak kembali, dengan tujuan data yang di hasilkan
dari Microsoft Developer Studio Fortran 90 dapat terbaca pada MATLAB 7.5.0
(R2007b) untuk menampilkan gambar skenario model yang digunakan. Sintaks yang
digunakan untuk memvisualisasi data dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut :
load utara.txt;
y1=flipud(utara(1:30,:));
y2=flipud(utara(31:60,:));
y3=flipud(utara(61:90,:));
subplot(3,1,1);contourf(y1);
xlabel('Grid Ke');
ylabel('Grid Ke');
subplot(3,1,2);contourf(y2);
xlabel('Grid Ke');
ylabel('Grid Ke');
subplot(3,1,3);contourf(y3);
xlabel('Grid Ke');
ylabel('Grid Ke');
3. Hasil Dan Pembahasan
3.1. Hasil
Adveksi Difusi 2D Dengan Sumber Polutan di Tengah
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke utara dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 15.
Gambar 1. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke selatan dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 15.
Gambar 2. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke timur dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 15.
Gambar 3. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke barat dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 15.
Gambar 4. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Adveksi Difusi 2D Dengan Sumber Polutan di Barat
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke utara dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 6.
Gambar 5. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke selatan dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 6.
Gambar 6. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke timur dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 6.
Gambar 7. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke barat dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 6.
Gambar 8. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Adveksi Difusi 2D Dengan Sumber Polutan di Timur
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke utara dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 25.
Gambar 9. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke selatan dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 25.
Gambar 10. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke timur dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 25.
Gambar 11. (atas) pergerakan polutan saat iterasi ke 5 ; (tengah) pergerakan polutan saat
iterasi ke 24 ; (bawah) pergerakan polutan saat iterasi ke 45
Hasil pemodelan adveksi difusi dua dimensi dengan skenario arah arus menuju
ke barat dan sumber polutan bersifat kontinu pada grid ke 25.
Hasil model yang dilakukan seperti yang terlihat pada Gambar 1 sampai 4
memberikan informasi tentang perpindahan konsentrasi polutan sesuai dengan arah
arus yang diberikan pada skenario model yang dibuat yaitu model adveksi difusi 2D.
Saat arus bergerak menuju utara, maka perlahan konsentrasi polutan yang bersumber
dari grid 15 dengan sifat yang terus kontinu akan bergerak menuju utara dari iterasi
waktu ke 5 sampai iterasi waktu ke 45 dengan perpindahan konsentrasi polutan
sebanyak 8 grid ke arah utara dan selatan, 12 grid ke arah timur dan barat .
Hasil model yang dilakukan seperti yang terlihat pada Gambar 9 sampai 12
memberikan informasi tentang perpindahan konsentrasi polutan sesuai dengan arah
arus yang diberikan pada skenario model yang dibuat yaitu model adveksi difusi 2D.
Saat arus bergerak menuju utara, maka perlahan konsentrasi polutan yang bersumber
dari grid 25 dengan sifat yang terus kontinu akan bergerak menuju utara dari iterasi
waktu ke 5 sampai iterasi waktu ke 45 dengan perpindahan konsentrasi polutan
sebanyak 10 grid, kemudian konsentrasi polutan akan mengalami perpindahan sebanyak
8 grid ke arah selatan, 14 grid ke arah barat dan 5 grid ke arah timur.
4. PENUTUP
Kesimpulan