Anda di halaman 1dari 9

 

‘Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart’ 
Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat 

Antariksa

Apa itu smart city? Mengapa sebuah kota harus ’naik kelas’ menjadi smart city? Apa
saja yang menjadi indikatornya? Mampukah Kota Kupang mencapainya?

Pengantar
Smart city adalah sebuah konsep kota cerdas yang membantu masyarakatnya
dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi
yang tepat kepada masyarakat atau mengantisipasi kejadian yang tak terduga.
Smart city dapat disimpulkan bahwa memanfaatkan sumber informasi dan
menggunakan teknologi yang canggih untuk mempermudah kehidupan.

Smart city merupakan sebuah impian dari hampir semua Negara di dunia. Dengan
smart city, berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota
dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota, dianalisis
dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna
melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget. Melalui gadgetnya,
secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data, mereka mengirim
informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain.
Di era sekarang, yang memasuki zaman digital, pengembangan kota menuju “smart
city” sangat mendukung untuk menjadikan masyarakat yang cerdas, berpendidikan
serta bermoral baik.

Konsep smart city


Perkembangan teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tak hanya
diterapkan pada berbagai perangkat, tetapi pada berbagai sistem atau tatanan.
Salah satunya yang mencuat akhir-akhir ini adalah konsep smart city. Konsep yang
disebut sebagai kota pintar ini adalah konsep yang mengetengahkan sebuah
tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
Selain itu, konsep kota pintar ini juga memang dihadirkan sebagai jawaban untuk
pengelolaan sumber daya secara efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas ini
adalah integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan. Konsep
smart city akan menghadirkan sebuah kota lebih baik di antaranya:
1. Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi,
penduduk, pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup.


 
 

2. Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur


termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara,
pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan
begitu dapat mengoptomalkan sumber daya yang dimilikinya serta
merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan
dipercayakan kepada penduduknya.
3. Smart city dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT,
infrastruktur sosial, dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan
kota.
4. Smart city membuat kota lebih efisien dan layak huni.
5. Penggunaan smart computing untuk membuat smart city dan
fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi
yang lebih cerdas, saling berhubungan dan efisien.

Contoh Fasilitas Kota Berkonsep Smart City


Teknologi modern serta perencanaan kota yang ramah lingkungan telah
menghasilkan sejumlah inovasi baru. Banyak kota besar di dunia berusaha
meningkatkan keseimbangan secara berkelanjutan, yang akan menjadi daya tarik
kota itu sendiri. Berbagai macam inovasi berkembang ke berbagai unsur layanan
kota pintar. Berikut adalah contoh dari fasilitas kota dengan konsep “smart city”:
 Perumahan dan Gedung Perkantoran
Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam pengoperasian
bangunan dan konstruksi, di beberapa kota telah dilakukan perbaikan pada
infrastruktur serta sertifikasi bangunan untuk mengurangi penggunaan listrik dan air.
Penggunaan “smart metering” dan “smart building” teknologi membantu
memaksimalisasi kontrol penggunaan. Pengaturan kode etik dalam proses
pembangunan, standarisasi dan sertifikasi adalah salah satu cara penting untuk
menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Banyak kota telah menjalankan
program pengawasan kode etik dan standar dalam proses pembangunan dan
renovasi gedung.
 Pengelolaan sumber daya alam
Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kota yang bekerja keras untuk
mengurangi intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta
meningkatkan efektifitas, efisiensi pasokan dan jaringan distribusi. Berbagai sumber
energi terbarukan seperti energi tenaga air, angin, sampah, ombak, matahari, dan
panas bumi akan menjadi sumber energi penting. Pada tahun 2010, lebih dari 100
negara telah menetapkan target untuk energi terbarukan, naik dari hanya 55 negara
pada tahun 2005. Sampai tahun 2020 penggunaan energi terbarukan ditargetkan
sekitar 15% hingga 25%, tetapi ada beberapanegara sudah melampaui target ini.
 Kesehatan dan keselamatan
Teknologi informasi dan telekomunikasi secara inovatif telah mengubah kemampuan
kota untuk menyediakan pelayanan kesehatan jarak jauh kepada masyarakat,
terutama masyarakat yang tinggal di panti jompo dan daerah terpencil. Penerapan
teknologi modern merupakan bagian terpenting dari proyek ini. Beberapa pasien
dilengkapi dengan perangkat yang dapat mengukur tekanan darah dan glukosa
darah secara otomatis, menggunakan sebuah televisi “set-top box” yang berfungsi
sebagai komputer yang mampu meng-upload hasil tes ke Service Center Telecare.
Para perawat kemudian menganalisis hasil diagnosa tersebut dan
merekomendasikan perawatan yang diperlukan. Salah satu manfaat dari program ini


 
 

adalah bahwa pasien tidak harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
 Pendidikan dan budaya
Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (smart city) baik negeri maupun
swasta, diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan
fasilitas untuk kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti: musik, teater, olahraga dan
kegiatan rekreasi lainnya. Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks kota
pintar (smart city) adalah kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam proses
pendidikan, dan akan terjadi perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik sehingga
dapat meningkatkan keseluruhan aspek keberlanjutan dan kesehatan lingkungan
kota.
 
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terwujudnya Smart City
Banyak faktor yang membuat smart city ini menjadi sukses di beberapa
negara berkembang, selain inisiatif yang membuat smart city ini berhasil faktor lain,
yaitu
1. Manajemen dan Organisasi
Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang terstruktur agar
organisasi tersebut berjalan baik, seimbang dan lancar. Dalam hal ini faktor atau
ganisasi dan manajemem merupakan faktor yang menentukan kemajuan
terciptanya smart city,
karena manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yangmelakukan proses
untuk mencapai tujuan.
2. Teknologi
Sebuah smart city sangat bergantung pada smart computing. Smart computing
mengacu pada generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi yang
menyediakan system IT yang real-time. Dengan analisis yang baik dan
secara mendalam dapat membantu penduduk membuat keputusan yang lebih pintar
yang diiringi dengan tindakan yang dapat mengoptimalkan proses bisnis.
Teknologi informasi merupakan sebuah pendorong utama bagi inisiatif smart city.
Projek pembangunan smart city dengan mengacu pada teknologi
informasi dapat mengubah sejumlah peluang yang potensial, mereka dapat mening
katkan manajemen dan fungsi kota. Namun, meskipun banyak manfaat dari
teknologi tersebut dampaknya masih belum terlihat jelas, karena terdapat
kesenjangan social bagi penduduk yang tinggal di pedesaan yang belum
mendapatkan fasilitas tersebut.
Maka dari itu pemerintah kota harus banyak mempertimbangkan faktor-faktor
tertentu ketika mengimplementasikan teknologi informasi yang berkaitan dengan
sumber daya, kapasitas, dan hal- hal yang berkaitan dengan kesenjangan sosial
nantinya.
3. Pemerintahan
Beberapa kota di Negara berkembang sudah memulai projek pembangunan smart
city yang inisiatif. Projek ini disebut inisiatif smart city untuk melayani warga
dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, beberapa kota
telah merasakan peningkatan kebutuhan pemerintahan untuk mengelola projek.
Dukungan dari pemerintah juga merupakan salah satu faktor yang penting
untuk kemajuan smart city. Karena tanpa dukungan pemerintah impian untuk
mewujudkan smart city akan sulit untuk diwujudkan.
4. Kebijakan


 
 

Perpindahan dari sebuah kota biasa menjadi smart city memerlukan interaksi
komponen teknologi dengan politik dan kelembagaan. Komponen
politik mewakili berbagai elemen dan tekanan eksternal, seperti kebijakan politik
yang mungkin mempengaruhi ide dari pembuatan smart city. Konteks kebijakan
sangat penting bagi pemahaman dari penggunaan sistem informasi.
Pemerintah yang inovatif yang ikut serta dalam membangun smart city menekankan
perubahan dalam suatu kebijakan.
5. Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian penting dari terciptanya smart city, karena dengan
demikian kebiasaan-kebiasaan yang dulu mulai ditinggalkan. Projek smart city
berdampak pada kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota
menjadi lebih efisien. Masyarakat juga dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan kota, serta menjadi pengguna kota yang aktif.
Masyarakat juga adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan atau
kegagalan terciptanya smart city.
6. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan pendorong utama smart city. Sebuah
kota dengan daya saing ekonomi yang tinggi dianggap memiliki salah satu sifat
smart
city. Faktor ekonomi termasuk salah satu daya saing inovasi, kewirausahaan, dan
produktivitas dari kota tersebut.
7. Infrastruktur
Infrastruktur memegang peranan penting dalam membuat smart city. Karena
smart city dibangun berdasarkan infrastruktur ICT seperti wi-fi dan hotspot.
Pembangunan infrastuktur ICT merupakan hal yang mendasar dalam melakukan
pembangunan smart city. Pembangunan infrastruktur tergantung pada beberapa
faktor yang terkait untuk kinerja dan ketersediannya.
8. Lingkungan
Faktor lingkungan dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kemajuan smart city
karena nantinya lingkungan sebuah kota menggunakan teknologi dalam menjalani
kelangsungan hidup masyarakatnya.

Dimensi dari Smart City


Smart Goverment. Pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan partisipasi),
kunci utama keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah Good
Governance, yang merupakan paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi
hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas,
dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip
desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, sertanggung
jawab, dan berdaya saing. Smart People. Masyarakat pintar (kreativitas dan modal
sosial), pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi
(economic capital), modal usaha (human capital), maupun modal sosial (social
capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan mereka dalam mengembangkan usahanya.
Modal sosial termasuk elemen-elemen seperti kepercayaan, gotong-royong,
toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial
memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai
mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik,


 
 

meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat


dan menurunnya tingkat kejahatan. Smart Economy. Ekonomi pintar (inovasi dan
persaingan), semakin tinggi inovasi-inovasi baru yang ditingkatkan maka akan
menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
Smart Mobility. Mobilitas pintar (transportasi dan infrastruktur), pengelolaan
infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem
pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada
kepentingan publik. Smart Environment. Lingkungan pintar (keberlanjutan dan
sumber daya), lingkungan pintar itu berarti lingkungan yang bisa memberikan
kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual
maupun tidak, bagi masyarakat dan publik lingkungan yang bersih tertata, RTH yang
stabil merupakan contoh dari penerapan lingkungan pintar. Smart Living. Cerdas
hidup (kualitas hidup dan kebudayaan), berbudaya berarti bahwa manusia memiliki
kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam
artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada
manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan.
Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau
budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
 
 
Strategi Suksesnya Smart City 
Smart city, yang mengintegrasikan layanan digital, telah menjadi jawaban bagi
pemerintah dalam hal menyediakan layanan yang lebih baik ke masyarakat.
Perkembangan smart city di Indonesia membuat pemerintah lebih bergantung pada
aplikasi dibandingkan sebelumnya. Aplikasi memungkinkan komunikasi antara
sensor, sistem, dan data center di dalam sistem milik pemerintah.
Hal ini menjadikannya sebagai elemen penting dari smart city, bahkan bisa
dikatakan sebagai penggeraknya. Gangguan yang terjadi dalam pengiriman aplikasi,
entah itu pembobolan data sampai kasus yang lebih besar, tak pelak akan
membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat.
Bayangkan jika sensor tsunami (yang berjalan di atas aplikasi) gagal memicu sistem
peringatan dini dengan segera. Aplikasi tidak bisa mengirimkan sinyal peringatan ke
operator karena aplikasi tidak tersedia terkait banyaknya aliran data di dalam sistem.
Mengirimkan aplikasi dengan cepat, aman, dan selalu tersedia sangatlah penting
untuk membuat smart city stabil dan bisa diandalkan oleh pengguna. Tugas ini
semakin menantang mengingat sekarang ini aplikasi telah diterapkan di berbagai
platform (On premise, cloud, dan hybrid) dan juga dikirimkan ke berbagai perangkat.
Sebelumnya, mengirimkan aplikasi merupakan tugas yang mudah. Aplikasi
diterapkan dalam data center on premise dan dikirimkan ke komputer lain.
Namun, meningkatnya kebutuhan dan ekspektasi pengguna yang terus tumbuh
terhadap aplikasi membuat perusahaan kini menerapkan aplikasi di berbagai
platform. Lebih lanjut, aplikasi kini dikirimkan ke berbagai jenis perangkat untuk
mendapatkan lebih banyak pengguna.
App-centric strategy / strategi yang berpusat pada aplikasi memungkinkan
perusahaan untuk mengontrol aplikasi di on premise dan cloud – menyediakan
ketersediaan, kinerja, dan layanan keamanan yang sama dalam ekosistem hybrid.
Kebijakan mengenai aplikasi akan diperluas, dari data center menuju cloud. Dengan
pendekatan app-centric, perusahaan dapat melindungi aplikasi dan di saat yang
bersamaan menjaga kelincahan dan efisiensi di tempat mana pun aplikasi itu
diterapkan. Dalam strategi app-centric, application service adalah kuncinya.


 
 

Apa itu application service? Konsep aplikasi dan application service bisa diibaratkan
dengan jam tangan. Jam tangan bekerja untuk menampilkan waktu dengan akurat.
Jam tangan di sini ibarat aplikasi.
Untuk bisa menunjukkan waktu secara tepat, jam membutuhkan berbagai komponen
agar mesin bisa berjalan dengan tepat dan tempo yang konsisten. Application
service adalah komponen dari jam yang terdiri dari serangkaian teknologi atau
layanan yang meningkatkan ketersediaan, keamanan dan performa dari sebuah
aplikasi. Application service sendiri banyak jenisnya. Menurut studi terbaru tahun
2015 dari F5, 5 besar prioritas application service bagi organisasi bisnis maupun
pemerintahan adalah: keamanan, ketersediaan, identitas/akses, mobilitas, dan
kinerja. Dalam sistem smart city, aplikasi tidak diperlakukan dengan cara yang
sama. Beberapa aplikasi membutuhkan lebih banyak application service dibanding
aplikasi lainnya.
Keputusan mengenai application service mana yang akan diterapkan sangat
bergantung pada tingkat kepentingan dan fungsionalitas dari aplikasi.
Sebagai contoh, aplikasi mobile yang dipakai untuk menunjukkan informasi lalu
lintas tentu membutuhkan ketersediaan, kinerja, dan layanan mobilitas, karena
pengguna membutuhkan aplikasi untuk memiliki kecepatan dan selalu bisa diakses
lewat perangkat apapun.
Aplikasi lain yang lebih penting, seperti aplikasi untuk transaksi digital,
membutuhkan application service yang lebih banyak.
Selain mengutamakan kecepatan dan ketersediaan yang tinggi, pengguna aplikasi
tersebut membutuhkan keamanan dan kemampuan untuk melakukan verifikasi atas
identitas pengguna dan pengaksesnya – oleh karena itu application service untuk
meningkatkan keamanan dan identitas/akses sangat dibutuhkan aplikasi ini.
Penggunaan platform cloud dan hybrid tidak bisa dihindari dalam smart city. Seiring
dengan permintaan pengguna yang terus bertumbuh, pemerintah maupun penyedia
layanan harus bisa mengimbangi ritme ini. Pemanfaatan cloud & hybrid dalam
ekosistem smart city telah menjadi jawaban bagi mereka.
Untuk bisa mengirimkan aplikasi dengan cepat, aman dan ketersediaan tinggi dalam
ekosistem smart city, application service adalah kuncinya.
Hal ini akan meningkatkan kemauan pengguna untuk lebih bergantung pada aplikasi
dan pada akhirnya pengguna akan mampu menjaga keberlanjutan ekosistem smart
city sebuah kota.
 
 
Beberapa Contoh dari Smart City
Marilah kita lihat kota-kota di dunia yang sudah dilabeli ’smart cities’. Di Amerika
Serikat, ada Kota New York. Salah satu contoh terbaru penerapan smart city di
sana, adalah penggunaan smart screen dengan memanfaatkan sarana telepon
umum yang tidak terpakai lagi, untuk berinteraksi dengan masyarakat.
Bagaimana telepon umum bisa disulap menjadi smart screen? Di Kota New York
terdapat sekitar 250 telepon umum yang sudah tidak terpakai. Oleh dua perusahaan:
Cisco System dan City 24/7, ratusan telepon umum itu dibongkar, dipermak, dan
diberikan sebuah tablet dengan ukuran 32 inci. Fasilitas itu serentak dioperasikan
sejak April 2012. Melalui smart screen tersebut, masyarakat bisa memanfaatkannya
untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, dan informasi-informasi terkini. Selain
itu, bisa juga dimanfaatkan untuk mencari lokasi restoran, toko-toko, dan tempat


 
 

wisata terdekat. Informasi kemacetan lalu lintas bisa pula diketahui lewat layar
sentuh itu.

Barcelona adalah salah satu kota di Benua Eropa yang juga sudah menerapkan
konsep smart city dengan baik. Di sana, konsep smart city dijalankan dengan
menerapkan solusi cerdas untuk mengurangi emisi karbon, pemanfaatan teknologi
ramah lingkungan, pemanfaatan energi matahari, serta mengimplementasikan EV
(Electric Vehicle). Jadi, masyarakat di sana didorong dan dirangsang untuk
menggunakan kendaraan berdaya listrik. Sebagai konsekuensinya, Pemerintah Kota
Barcelona membangun dan menyediakan infrastruktur untuk fasilitas charging
public di banyak lokasi.
Barcelona mempunyai langkah inisiatif unggulan, yakni smart lightning, smart
energy, smart water, smart transportation, mobilitas bebas karbon. 50% energi
penerangan dikontrol dari jarak jauh, 12% taman kota memiliki alat pengendali irigasi
jarak jauh, penambahan jalur sepeda dan pejalan kaki sepanjang 2 km.

Melbourne meluncurkan Smart Block, program online nasional guna membantu


penghuni apartemen untuk menghemat energi. Melbourne juga berhasil merenovasi
1200 rumah (10% dari total keseluruhan rumah) menjadi rumah hijau.

Tokyo mempunyai The Imperial Palace sebagai Pulau Hijau di dalam perkotaan.
Tokyo menciptakan energi surya dan angin. Rumah-rumah di Tokyo dilengkapi
dengan sistem otomatis untuk melihat perkiraan cuaca, lampu LED terpasang di
seluruh rumah, generator tenaga surya yang menciptakan listrik mandiri.

Apakah di Indonesia Sudah Ada Kota-Kota yang Layak Dilabeli Smart Cities?
Setidaknya ada tiga kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Konsep smart city di Jakarta dilakukan dengan penerapan E-Government, yakni
pengambilan keputusan dengan melibatkan masyarakat secara digital. Selain itu,
beberapa layanan publik dilakukan secara online, serta penyediaan akses internet di
sejumlah ruang publik.

Kota Bandung dalam mengimplementasikan smart city dilakukan di bidang


transportasi, navigasi, pembelajaran, serta sistem peringatan dini terhadap bencana.

Kota Surabaya, sudah mendapatkan penghargaan di ajang Smart City Award 2011.
Ada tiga bidang yang dianggap sudah dijalankan sesuai dengan prinsip-
prinsip smart city, yakni smart governance, smart living, dan smart environment.
Untuk smart environment, contohnya adalah penerapan sistem pengelolaan sampah
dan pemantauan volume pembuangan sampah berbasis teknologi. Di bidang smart
governance, contohnya adalah penggunaan sistem administrasi perizinan
berbasiskan teknologi dan online untuk meningkatkan mutu layanan publik. Di
bidang smart living, contohnya adalah adanya sistem peringatan dini terhadap
adanya bencana alam, dan sistem monitoring area publik untuk meningkatkan
keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan secara nonstop.
 


 
 

Kota dapat disebut smart city ketika investasi modal sosial dan manusia,
infrastruktur transportasi serta teknologi informasi mampu mendorong
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan
pemanfaatan sumber daya alam yang bijak, melalui tata kelola pemerintahan yang
partisipatif.
Secara sederhana dapat dikatakan sebagai kota yang lebih cerdas, yaitu layak huni,
efisien, dan berkelanjutan. Proyek smart city paling tidak berangkat dari penyiapan
teknologi informasi komunikasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan TIK.
Ada dua kunci untuk mewujudkan smart city di berbagai kota di Indonesia agar
konsep smart city dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan konsep smart city
yang diinginkan kota-kota di Indonesia, yaitu biaya & sumber daya manusia (SDM)
yang mengelola harus mencukupi untuk membangun kota menuju smart. Bila salah
satu atau keduanya tak memenuhi, pengaplikasian smart city kemungkinan tidak
akan terwujud seperti mana mestinya.

Penutup
Kota dapat disebut smart city ketika investasi modal sosial dan manusia,
infrastruktur transportasi serta teknologi informasi mampu mendorong
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan
pemanfaatan sumber daya alam yang bijak, melalui tata kelola pemerintahan yang
partisipatif.

Secara sederhana dapat dikatakan sebagai kota yang lebih cerdas, yaitu layak huni,
efisien, dan berkelanjutan. Proyek smart city paling tidak berangkat dari penyiapan
teknologi informasi komunikasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan TIK.
Ada dua kunci untuk mewujudkan smart city di berbagai kota di Indonesia agar
konsep smart city dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan konsep smart city
yang diinginkan kota-kota di Indonesia, yaitu biaya & sumber daya manusia (SDM)
yang mengelola harus mencukupi untuk membangun kota menuju smart. Bila salah
satu atau keduanya tak memenuhi, pengaplikasian smart city kemungkinan tidak
akan terwujud seperti mana mestinya.

Nah, jika Kota Kupang ingin ’naik kelas’ menjadi smart city, apa yang akan
dibenahi? Apa yang akan ditonjolkan atau diprioritaskan? Persiapan apa saja
yang harus dilakukan?
Yang jelas, untuk menuju smart city, setidaknya ada enam indikator yang bisa
dicapai. Pertama, smart living (gaya hidup cerdas, yang mengutamakan kecermatan,
kepraktisan, dan kreativitas). Kedua, environment (lingkungan).
Ketiga, utility (prasarana). Keempat, economy (ekonomi).
Kelima, mobility (mobilitas). Keenam, people (manusia atau masyarakat).

Jadi ‘smart city’ adalah kota yang didesain dengan keramahan lingkungan.
Kemudian tujuan dari ‘smart’ atau ‘cerdas’ adalah untuk menciptakan kota yang
indah dan fungsional, akan tetapi juga memberikan kontribusi untuk keberlanjutan
budaya dan kehidupan.


 
 

Makalah ini dipresentasikan dalam ‘Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan
Smart’ Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat. “Smart City, Menuju Kota Kita Yang
Dinamis dan Smart”. Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Katolik Widya Mandira. Kupang 28 November 2015.


 

Anda mungkin juga menyukai