Anda di halaman 1dari 23

Jasa tiada tara Tangisan pilu

Tanpa jasa itu juluknya


Pahlawanku Zaman sudah berubah

Selalu kuukir direlung hati


Manusia memperlakukan bumi ini sesuka hati
Guru......
Kau bagaikan cahaya menerangi jiwa dari segala gelap dunia Membiarkan bumi menangis

Kau adalah setetes embun yg mnyejukan hati


Tangis tiada henti
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu Menangis seakan kehilangan perihasannya

Dengan tulus dan sabar Langit yang berwarna biru berubah menjadi merah
Senyummu memberikan semangat untuk ku
Hutan Kalimantan yang katanya paru-paru dunia,
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu Hilang dalam sekejap mata memandang
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Asap-asap berjalan santainya dijalanan
Untuk murid-muridmu
Terima kasih Guru Bukannya memperbaiki justru malah menjadi
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Manusia mengembalikan bumi semudah membalikkan telapak tangan
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu Zaman modernisasi telah datang

Ibu pertiwi terlihat pilu melihat semuanya

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Hancur sudah bumi ini Karakter Bangsaku

Namun apakah daya manusia ini Indonesia…

Dan pada akhirnya hanya bisa menangis dan menangis Negriku, tumpah darahku

Tak perlu disesali pilu tersimpan Tempat tinggalku, elok nan rupawan

Selamat tinggla bumi…. Sekarang hanya sebatas angan

Dalam lamunanku terbesit pertanyaan

Negara yang kucinta dan kusayanng kini membabi buta

Sekarang banyak tawuran, demo meraja lela

Negara yang dibangga-bangkan kini sirna

Banyak orang yang korupsi

Pecandu narkoba

Yang benar dipenjara , yang salah dilindungi

Memang aneh negri ini

Jika saja para pahlawan bisa melihat

Mungkin mereka kecewa tiada tara

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Pejuangku Oh Negriku…

Kini…apa yang menimpamu


Jika dunia kami dulu kosong
tak pernah kau isi Dimanapun orang-orang saling beradu

Mungkin hanya ada warna hampa, gelap


Dibawah terik matahari yang membara
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna Bukankah kita sudah bersaudara?

Dengan goresan garis-garis, juga kata


Bukankah kita sudah merdeka?
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi Ingatlah perjuangan pahlawa kita

Itu karena kau yang mengajarkan Ingatlah…..ingatlah…..ingatlah


Tentang mana warna yang indah
Wahai saudara ku…
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca Tertidurpan ia tak sempat
Terimakasih guruku dari hatiku
Demi kita generasi penerus bangsa……demi bangsa
Untuk semua pejuangnmu
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa Sekarang ia telah gugur
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Seandainya ia tau
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini Bangsa yang diperjuangkannya kini rusak
terima kasih wahai pejuang ku
Mungkin ia hanya bisa terdiam
Negriku Indonesia

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Tetesan air matapun menetes tiada henti Oh guruku…..oh guruku….
Kaulah panutanku….
Melihat bangsamu tak lagi bersatu
Kaulah pembimbingku….
Kepercayaan hanya tinggal penghiyanatan Kaulah pengajarku
Guruku….
Sewenang-wenang tingkahmu berbuat tiada arah
Selalu kuucap namamu setiap saat setiap waktu….
Tiada tara tiada tujuan Yang tak pernah bosen ku panggil….
Mengajar dan membimbingku tiada henti….
Sama sekali tak memperdulikan rakyat
Kesabaranmu luar biasa….
Tiada terukur jasamu….
Guruku…
Tanpa dirimu aku bukan apa-apa….
Tanpa dirimu aku hancur….
Tanpa dirimu aku sengsara….
Guruku….
Terima kasih atas jasa-jasamu….
Terima kasih selalu kuhaturkan tiada hentinya….
Hanya dua buang kata yang ku ucap….
Terima kasih wahai guruku….

Guruku Patriot

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Oh patriotku… Dunia akan beku dan bisu

Ngkau yang selalu ada buatku pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Ngkau yang selalu membimbingku
Disaat titik kegalauan menghampiri
Setiap waktu dan setiap saat
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Tanpa kenal lelah Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu

Kau lakukan dengan penuh ikhlas Dan gerak-gerik tubuhmu


Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Engkau adalag orang kedua dalam hidupku
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Setiap hari kau curahkan ilmu
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Untuk bekalku nanti Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Tiada henti-hentinya kau bersabar Guru........

Ngkau adala patriot phlawan bangsa Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Terima kasih patriotku
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Yang selalu ku banaggakan
Untuk mendidik kami
Karena ngkau lah aku menjadi pintar Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis

Matahari bangsa Juga tentang kata yang harus dibaca


Engkau membuat hidup kami berarti

Andai kata matahari tiada Guru......

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Tiada kata yang pantas kami ucapkan Orang memanggil sosoknya sebagai guru
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu Yang menjadi pahlawan tanpa tanda jasa
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa Karena memberikan didikan terbaik untuk generasi bangsa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami Sehingga tiap orang menjadi sosok yang berharga
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku
Guru adalah pahlawan sepanjang masa
Yang patut dikenang karena mencerdaskan semua anak muda
Tanpa kenal lelah ia datang ke sekolah
Semua dilakukan dengan susah payah

Perjuangan guru takkan pernah terlupakan


Karena jasanyalah orang tercerdaskan
Ungkapan terimakasih harus selalu tersampaikan
Karena ia adalah sejatinya pahlawan yang tak boleh terlupakan
Sekalipun kelak kau sudah menggapai kesuksesan

Pilihan pasti
Sejatinya pahlawan

Aku harus memilih


Setiap pagi terlihat sosok berseragam rapi
Entah satu baik atau buruk
Dengan penuh semangat menuju tempat para siswa siswi
Aku tak bisa berdiri di antara keduanya
Membawa sebongkah harapan agar mereka dapat mengerti
Dan aku menentukannya
Tidak hanya ilmu namun juga budi pekerti

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Cinta ibarat air
Di antara dua, aku harus masuk Yang begitu dingin namun menyegarkan
Entah satu mudah atau sulit Tampak benih dan amat indah untuk dirasakan
Aku tak bisa bergelut di antara keduanya Pelan namun memberi kedamaian
Dan aku meratapinya Dan hadirnya senantiasa diharapkan

Di antara dua,aku harus berjuang Cinta ibarat matahari

Entah satu manis atau pahit Ia datang untuk menciptakan suatu kehangatan

Aku tak berhenti meraih satunya Menjadi sumber kehidupan

Dan aku tak ingin kalah Demi memperoleh secercah kebahagiaan


Di kehidupan yang begitu berharga ini

Cinta adalah kamu


Yang datang membawa sejuta ketenangan
Menjadikan seluruh isi bumi semakin indah dan berwarna
Dan kamulah satu-satunya yang selalu ada
Kesejukan dasar hati
Di setiap suka dan duka

Cinta ibarat angin


Untukmu kekasih sejatiku….
Yang datang dengan penuh kelembutan ke dasar hati
Semua itu membawa kesejukan yang berarti
Mengusir segala resah dalam diri
Sampai semua terasa begitu menikmati

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Bangkit melawan arus yang mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Ayo paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Wahai kawan bangkitlah
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik jalanan
Ingat kawan, engkau adalah harapan
Kawan ngkau adalah masa depan
Masa depan ada di tangnmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa ada di gengganmu

Setinggi langit
Harapan terbesit
Aku memiliki mimpi terbaik di masa depan nanti
Dengar ….dengar…..dengar…. Mimpiku adalah untuk menjadi orang besar
Dengarlah kawanku Supaya orang tua menjadi bahagia dan bangga
Dengarkanlah isi tulisan ini Aku akan mengukir prestasi setinggi langit
Hanya kepadamu harapan ku sandarkan
Kepadamu cita-cita ku haturkan Aku bersama teman-teman akan mengejar cita-cita bersama

Tak ada sesuatu yang tak mungin bagimu Rajin belajar dan berdoa agar semua menjadi nyata
Bangkitlah….bangkitlah kawanku

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Dimana kami bisa sukses semua Belaian dan pandangan mata yang sangat menyejukkan
Menjadi orang yang baik dan berharga suatu hari nanti Demi melihat anak-anaknya mendapatkan kebaikan

Bapak ibu gurulah yang akan mengajari kami Kasih ibu tak kan terbalas
Belajar dan belajar dengan tanpa henti Kasihnya tak akan terbayar dengan berlian dan emas
Tak lupa selalu berbuat baik kepada sesama Semua yang ia inginkan hanyalah kebahagiaan anak tersayang
Agar nama kita selalu diingat oleh mereka Kebahagiaannya pun tak dihiraukan

Jangan bosan bertanya kepada guru Engkaulah malaikat sejatiku


Agar kita tidak tersesat di tengah jalan Yang memberikan semua cahaya kehidupan
Sehingga cita-citapun menjadi kenyataan Mengantarkan daku menuju tempat yang nyaman
Semua orang akan bangga jika demikian Tanpa pamrih dan harapan akan balasan

Malaikat sejatiku Maafkan diri ini yang belum mampu membuatmu bahagia
Hanya sedikit yang bisa aku bawa
Sayup-sayup terdengar untaian doa terbaik Yaitu kasih sayang dan tiara tara
Menengadah kehadapan Sang Maha Hanya kepada ibu yang amat kucinta sepanjang masa
Demi kebahagiaan anak-anaknya
Dialah ibu yang kasihnya tiada tara

Semua letih telah ia sembunyikan di dalam senyuman


Dalam hari-harinya senantiasa diwarnai dengan kasih sayang

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Bait tulisan ini mewakili apa yang tengah aku rasakan
Meski sesungguhnya ku tidak pandai dalam menulis
Bahwa bersama denganmu itu membuatku menjadi lupa segalanya
Sedangkan kehilangan dirimu, itu membuatku begitu merasa berduka

Bait puisi ini amat mencintai dirimu


Karena ia sama sekali tak kehabisan kata untuk mengukir kisahmu
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk berbahagia
Tapi tidak dengan kehilangan dirimu yang tercinta

Logika
Aku Menjadi Aku

Orang bilang cinta itu buta Seseorang yang tengah berjuang mewujudkan mimpinya

Namun kenapa aku tetap saja mampu melihat keindahanmu Di setiap pagi terbangun dengan semangat membara

Orang berkata bahwa dalam cinta itu tidak ada logika Memulai setiap langkah dengan doa

Tapi aku tetap bisa menyimpan namamu dengan sangat teratur dalam Tak lupa meminta restu kepada orang tua

pikiran
Itulah aku,
Sosok pemuda yang bermimpi menjadi orang besar

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Aku takkan pernah lelah berusaha agar sukses di masa depan Ketika bermain petak umpet usai jam sekolah
Menjadi seperti yang ayah ibuku harapkan Kamu selalu datang ke rumah dan membawa cokelat yang enak
Mendapatkan keberhasilan dengan penuh penjuangan Dan aku selalu menyiapkan snack kesukaanmu

Aku ingin menjadi seperti yang aku inginkan Sejujurnya aku sangat rindu masa-masa itu
Dan tidak ada seorang pun yang dapat menahan Masa dimana kamu sedih karena boneka yang hilang
Karena hidup adalah sebuah pilihan Kemudian aku membantu mencari mainan kesukaanmu itu
Pilihan untuk menjadi diri sendiri atau seperti yang orang lain inginkan Itu membuatku sadar bahwa lukamu adalah lukaku

Sejak jarak membuat kita perpisah, semua terasa berbeda


Kita sebatas bertegur sapa melalui dunia maya
Tak bisa lagi melihat bagaimana wajahmu di saat tidur
Bagaimana ekspresimu ketika ibumu memintamu untuk segera pulang

Sahabat kecil
Kini, aku dan kamu telah sama-sama dewasa
Menjalani kehidupan masing-masing dengan biasa
Kicau burung pagi ini membuatku terngiang
Kuharap engkau selalu bahagia
Akan kenangan beberapa tahun silam
Karena salamku senantiasa kusampaikan lewat doa
Di saat seragam merah putih tengah kami kenakan
Semua masih terasa indah dan jelas hingga detik ini
Teruntuk sahabat sejatiku….

Sahabat…
Masih ingatkah engkau tentang kebersamaan kita

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Nikmat yang Kau berikan luar biasa besarnya
Engkau adalah Tuhan Maka Baik dan Bijaksana

Terimakasih ya Allah…
Engkau tetap menyayangi hambaMu meski kadang ia menjauh dariMu
Engkau tetap memberikan nafas meski kadang manusia kurang
bersyukur
Betapa Engkau adalah Tuhan terbaik di muka bumi ini

Derai Kehidupan
Allah

Kaki ini berjalan menapaki jalan tanah


Terimakasih ya Allah…
Bebatuan tajam yang menjadi penghalang sama sekali tak kuhiraukan
Engkau telah memberikan kehidupan yang terbaik
Debu yang menjadikan wajah ini pucat kuabaikan
Mengirimkan orang-orang baik di sekitarku
Matahari pun membakar semua kebahagiaan yang pernah ku miliki
Yang tak hanya memberikan kedamaian, namun juga kebahagiaan

Kemunafikan kerap menyapa di sepanjang jalan yang kulalui


Terimakasih ya Allah…
Berbagai penghianatan juga tak jarang menghampiri
Atas segala kebaikan dan perlindungan selama ini

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Rintihan yang kuderita sama sekali tak mendapat perhatian Karena ia sejatinya adalah ciptaan yang harus disayang
Bahkan tidak ada yang peduli akan semua tangisan Dipelihara dan dijaga agar tetap ada dan tak hilang

Tidak ada satupun yang mendengar suara teriakanku Alam akan membawakan kabar bahagia untukmu
Saudara yang katanya adalah darah daging justru menambah sayatan Mengoleskan semua kelembutan agar bumi tak terasa menyengat
dalam diri Meniupkan sapaan indah lewat hembus angin yang menyejukkan
Harapan akan kedamaian dan kebahagiaan bersama mereka hancur Itulah mengapa alam dan manusia bersahabat
Kini hanya puing kesedihan saja yang masih tersisa
Tanpa alam, manusia tak kan mampu bertahan
Inilah penderitaan terbaik yang harus kuterima? Karena alam melahirkan banyak sumber makanan
Akankah kesedihan ini akan berbuah kebahagiaan di surga Ia memberi tanpa mengharap apapun
Aku hanya bisa bersabar dan bersabar Melainkan kasih sayang dan perhatian manusia kepadanya
Menerima semua perih yang menusuk diri
Biarkan alam berbahagia dengan dirinya
Semesta alam Sirami alam semesta ini dengan keteduhan
Jangan merusak habitatnya dengan kejam
Manusia dan alam adalah kesatuan Karena alam adalah malaikat untuk manusia di bumi ini
Yang diciptakan Tuhan untuk saling menyelamatkan
Memberikan kehidupan dan kebaikan bagi semesta
Sehingga tercipta harmoni yang nyata

Jangan pernah mengusik ketenangan alam


Ia akan menangis kesakitan

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Manfaatkan masa muda dengan sesuatu yang berguna
Memahami semua yang ada dengan semangat membara
Karena bulan dan bintang masih sangat jauh
Kumpulkan semua amunisi dan jangan sekali-kali mengeluh

Dunia ini kejam


Maka, hadapi semua dengan kesiapan yang matang
Hidup ini pahit
Buatlah hidupmu menjadi berasa indah dengan mengenyam
pendidikan
Karena hanya dengan itu dunia dapat kau taklukkan

Terdidik Terbaik Pena kecilku

Pena tua ku..


Melihat bintang nan indah di atas terasa begitu menyenangkan
Ku pegang dan ku genggam
Membayangkan di atas sana sambil melihat indahnya semesta
Ku beri cairan tinta kehidupan
Begitulah engkau kelak ketika menjadi sosok yang berada di atas
Dalam menulis cerita riwayat kelam penuh kalbu
Setiap orang memandangmu dengan penuh kekaguman
Kecil tak kurang lebih dari jari telunjuk ku
Kuat dan sederhana itulah pena ku
Bukanlah hal mudah untuk menggapai bintang
Itu dulu
Semua butuh perjuangan serta pengorbanan
Dulu sebelum engkau berdebu dan berkarat
Dengan pendidikan engkau mendapatkan bekal pengetahuan
Sebelum tintamu tak mengenal padat

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Ujungmu masih tajam dalam mengurai kalimat Kasih, jangan pernah engkau lupakan semua kenangan yang ada
Tapi sekarang Itu adalah bukti bahwa kita masih bersama
Sekaraang ini Meski jarak yang begitu jauh menjadi sekat di antara kita berdua
Kau tumpul tak dapat menyingkap Percayalah doa kita akan selalu bersua
Apa yang di dengar telinga dan juga mata
Tak dapat pula mengurai kalimat Pandanglah bintang di saat malam tiba

Sekarang kau hanyalah pena tua yang tersembunyi Karena pada saat itu aku juga melakukan hal yang sama

Di balik sebuah kotak kecil yang usang dan berdebu Hadapi hidupmu dengan penuh suka cita

Tapi tetap kau tak terlupakan Karena dengan begitu aku akan ikut bahagia

Dalam karya tangan sejarah ku


Perpisahan ini begitu menyiksaku
Lambaian tanganmu Berhari-hari kata hati enggan tuk berkata apa-apa
Hanya menangis sesengukan membayangkan kepergianmu
Pagi ini, embun terasa amat membeku
Sendi-sendi tulang entah mengapa terasa begitu kaku Namun, aku harus bangkit dan kembali menjalani hari
Aku melihat ke semua sudut kamarku Karena hidup harus dihadapi
Dengan mata berkaca-kaca membayangkan sosok dirimu Berharap suatu saat engkau akan kembali
Dan menghapus air mata di pipi
Kepergianmu begitu tiba tiba
Sampai sesak di dada ini seolah tak mampu ku tahan lagi
Tak sanggup membayangkan lambaitan tangan terakhirmu
Yang seolah mengucap selamat tinggal kepadaku

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Biarlah waktu yang kan menjawabnya
Sementara aku akan menanti dalam do’a
Yang kusampaikan pada Rabbku
Mengadahkan tangan dan meminta belas kasih-Nya
Agar diberikan-Nya kekuatan menikmati rindu yang mengusik qalbu
Dan sabar menantikan jawaban dari sang waktu
Meski harus menunggu lama
Sabar adalah satu-satunya pililihanku

Secarik rindu

Seperjuangan
Ku ambil pena dan mulai mengayunkannya
menarilah ia di atas secarik kertas dengan polosnya
Teringat tiga tahun yang lalu
Menirukan gerak tangan, menulis huruf merangkai kata
Saat kita semua masih lugu dan lucu
Dalam redup sekilas kutangkap bayang wajahmu
Yang sama-sama diantar oleh ayah ibu
Bayang wajah yang tak mungkin bisa kusentuh saat ini
Untuk sekolah dan mencari ilmu
Karena jarak yang menjadi pemisah antara aku dan dia
Dari jarak ini aku sadari datangnya rasa rindu
Tak terasa tiga tahun berlalu
Rindu yang telah lama tersimpan dalam relung hati
Kini adalah saat kita menuju kepada hal yang baru
Entah kapan rindu ini dapat tersampaikan?
Tidak hanya pengalaman namun juga teman baru
Entah mengapa semua ini membuatku merasa haru

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Ingatkah kalian dikala kita mengerjakan tugas bersama? Ia bahkan mampu mencinta dengan begitu mendalam
Atau di saat bapak ibu guru merasa jengkel atas kenakalan kita Semua itu dapat terlihat dari setiap perbuatan
Semua itu seolah masih begitu terasa,namun perpisahan telah tiba Bekerja siang malam untuk kebahagiaan dan masa depan anak-
anaknya
Kawan, jangan pernah saling melupakan walau berjauhan Mencintai anak melebihi dirinya sendiri
Sekolah ini rumah kita bersama, guru adalah orang tua
Dari sinilah kita memulai langkah Ia cuek seolah tidak peduli
Kita adalah kawasan selamanya Dalam dalam lubuk hatinya, ada cinta yang tak sempat terucap
Dan jangan pernah saling melupakan sampai kapanpun Ada perhatian yang diam-diam diberikan
Dan ada rindu yang tersimpan di kala berjauhan
Ayah tercinta
Sayangi ayahmu dengan sepenuh hati
Ku amati sosok lelaki bijak itu tampak semakin menua Karena kasihnya adalah kasih suci dan sejati
Rambutnya mulai tampak putih seperti senja Ia tak mengharap balasan apapun di hari tua nanti
Jalannya sudah tak lagi sesempurna dulu Hanya berharap engkau bahagia dari hari ke hari
Ia adalah ayah yang begitu menyayangiku
Maka, sebelum waktu memisahkanmu dengan ayah untuk selama-
Ayah tak pernah ungkapkan cinta lamanya
Sekalipun juga tak pernah bilang rindu Berikan yang terbaik untuk kebahagiaannya
Hal itu tidak berarti ia tak cinta pada anak-anaknya Ciptakan senyum dalam hari harinya
Karena bukti cinta ayah bukan dari situ Hormati dan sayangi dengan sepenuh jiwa

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Semua kenangan yang pernah kita lalui begitu amat kurindukan
Namun semua itu kini tak lagi kudapatkan
Karena kau memilih untuk pergi demi kebahagiaan

Entah sampai kapan rasa ini akan tersimpan


Sampai kapan rindu ini akan kusematkan
Semoga waktu segera menjawabnya
Entah akan terus mengingat atau memilih untuk melupakan

Mengusikku Relung jiwa

Kala matahari mulai menyapa,mulai ku buka mata perlahan-lahan Mata ini...

Terdiam sejenak setelah tertidur dan bermimpi sepanjang malam Tak sengaja menatapnya

Entak sejak berapa lama tak lagi ku dengar suaramu Menatap...


Suara yang lembut dan lirih kala tengah berada di dekatku Pahatan indah

Sesungguhnya semua itu begitu ku rindukan Di setiap jengkal wajahnya

Dan semua tentangmu adalah hal yang sangat membahagiakan Sungguh...


Karya Tuhan yang tak terkira
Sayang, entah sedang apa engkau disana Hati pun
Mungkinkah kamu sedang merasakan hal yang sama Berdesir karenanya
Merindu di setiap malam hingga petang menjelang Tempat ini
Semua itu begitu amat menyiksa hati dan batin ini Kan jadi saksinya

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Ketika hati mulai bertanya Beberapa kucing dan ayam yang bekeliaran di sekitar rumah
Apakah ku mencintainya? Semakin menambah keindahan lingkungan desaku

Tidak hanya lingkungannya yang makmur


Masyarakatnya juga sejahtera dan hidup rukun
Setiap warga berbondong-bondong untuk bekerja setiap harinya
Ada yang mencari pakan dan ada pula yang mengurus ladang

Bahagia menjadi masyarakat desa


Lingkungan
Lokasinya yang jauh dari keramaian memunculkan ketenangan
tersendiri
Sejauh mata memandang, alam ini begitu indah
Terhindar dari kemacetan dan panasnya kawasan perkotaan
Pepohonan rindang yang membawa keteduhan
Terhindar dari pencemaran lingkungan dan sempitnya lahan
Ladang dan padi yang hijau bermekaran
Sungai mengalir deras dan jernih benar-benar membawa kesejukan

Ialah lingkungan desaku


Kawasan pegunungan yang amat memukau
Menunjukkan betapa besarnya KuasaNya
Yang mengatur alam ini dengan begitu indahnya

Di sekitar rumah, banyak suara hewan piaraan penduduk


Mereka dipelihara dengan baik oleh pemiliknya

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Dan...
Kan ku pendam
Rasa cinta sebatas angan

Pilihan
Rasa Cinta
Tanda tanya besar Jika aku diminta untuk memilih
Terus menghantui jiwa Maka aku akan memilihmu untuk tetap di sini
Apakah suka Jika mentari tak lagi menyinari bumi
Telah menjelma menjadi cinta Maka aku ingin wajahmu yang nanti menggantikannya
Suatu rasa
Yang telah merasuk kedalam relung jiwa Jika esok engkau tak datang kepadaku

Tuhan... Maka aku yang akan menjemputmu ke rumah

Apakah aku harus menggeggamnya Dan jika esok tidak ada waktu

Menggenggam... Maka aku akan meminta Tuhan memanjangkan waktu hari ini

Rasa cinta yang telah ada


Jika dunia tak lagi bersahabat dengan kita
Ataukah
Ingin rasanya ku ajak engkau tinggal di bulan berdua
Ku harus melepasnya
Jika mata terpejam kala malam
Melepas...
Aku ingin engkau saja yang hadir di mimpiku
Tanpa harus ku coba
Entah bagaimana akhirnya

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Semua karena kamu
Yang membawaku kepada keindahan dan kebahagiaan
Mewarnai hariku dengan penuh canda dan tawa
Betapa aku merasa menjadi orang paling sempurna

Jangan pernah pergi dari sisiku


Karena aku tak tahu bagaimana menjalani hari tanpamu
Kebahagiaanku adalah kamu
Satu-satunya sosok yang hidup di hatiku

Ku ingin nanti kita membangun istana bahagia


Bersama sama sampai kita sama sama menua
Itulah yang aku impikan sepanjang masa
Mautpun takkan mampu memisahkan kita

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


13. Sejatinya pahlawan
14. Sahabat kecil
15. Setinggi langit
16. Logika
17. Semesta alam
18. Terdidik terbaik
19. Lambaian tanganmu
20. Seperjuangan
DAFTAR ISI
21. Ayah tercinta
22. Mengusikku

1. Tangisan pilu 23. Lingkungan

2. Negriku Indonesia 24. Pilihan

3. Karakter bangsaku 25. Aku menjadi aku

4. Pejuangku 26. Allah

5. Guruku 27. Derai kehidupan

6. Jasa tiada tara 28. Relung jiwa

7. Harapan terbesit 29. Pena kecilku

8. Pilihan pasti 30. Secarik rindu

9. Patriot
10. Matahari bangsa
11. Kesejukan dasar hati
12. Malaikat sejatiku

Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa


Antologi Puisi Matahari Bangsa Antologi Puisi Matahari Bangsa

Anda mungkin juga menyukai