Logistik adalah proses dari pengelolaan secara strategis dalam usaha pengadaan, pergerakan dan penyimpanan material, part, dan persediaan akhir (dan aliran informasi yang berhubungan), melalui organisasi dan jalur pemasarannya dalam beberapa cara untuk mendapatkan keuntungan tertentu di masa depan yang maksimal melalui efektivitas biaya dari pemenuhan pemesanan. Definisi yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai logistik diberikan oleh Council of Supply Chain Management Profesionals (CSCMP). CSCMP adalah sebuah organisasi profesi non profit yang beranggotakan individu-individu yang memiliki ketertarikan dan tanggung jawabtang berhubungan dengan manajemen logistik dan supply chain management. Organisasi ini awalnya bernama Council of Logistic Management dan mengganti namanya menjadi CSCMP pada tahun 2005. Menurut CSCMP, logistik adalah proses dari perencanaan, implementasi, dan pengendalian prosedur-prosedur untuk transportasi yang effisien dan efektif serta penyimpangan barang termasuk jasa, dan informasi yang berhubungan mulai dari titik awal hingga titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Definisi ini mencakup pengertian inbound, outbond, internal dan eksternal. Menurut Handfield dan Nichols (1999), supply chain management didefinisikan sebagai integrasi dari keseluruhan aktivitas, perbaikan hubungan supply chain, guna mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sedangkan menurut Christopher (2005), manajemen rantai pasok adalah pengelolaan hubungan hulu dan hilir dengan pemasok dan konsumen guna memberikan nilai konsumen yang tinggi dengan biaya yang lebih sedikit untuk rantai pasok secara keseluruhan. Supply chain management menekankan pada perencanaan dan pengelolaan seluruh aktivitas yang terlibat dalam pencarian sumber pasokan/supply dan pengadaan, konversi dan semua kegiatan pengelolaan logistik. Yang Penting, SCM juga mencakup koordinasi dan tingkatan, fungsi logistik juga mencakup pencarian sumber dan pengadaan, perencanaan, dan penjadwalan produksi, pengemasan dan penggabungan pesanan, serta pelayanan kepada konsumen. Hal ini berhubungan atau bersangkutan dengan semua perencanaan dan pelaksanaan di tingkat strategis, operasional dan taktis. Manajemen logistik adalah fungsi pengintegrasian, yang mengkoordinasikan dan mengoptimalkan semua aktivitas-aktivitas logistik, serta mengintegrasikan kegiatan-kegiatan logistik dengan fungsi-fungsi lain termasuk pemasaran, manufaktur penjualan, keuangan, dan teknologi informasi. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supply chain management memiliki memiliki konsep yang lebih luas dari manajemen logistik. Manajemen logistik mempunyai fungsi yang lebih berhubungan dengan aliran barang dan jasa mulai dari sebelum proses oprerasi produksi hingga produk jadi dikirimkan ke konsumen. Sedangkan SCM yang secara teknis mengatur hubungan berbagai . SCM yang secara teknis mengatur hubungan berbagai . SCM yang secara teknis mengatur hubungan berbagai . SCM yang secara teknis mengatur hubungan berbagai pihak yang terlibat dalam proses yang diatur oleh manajemen logistik. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dijelaskan secara lebih rinci persamaan dan perbedaan antara manajemen logistik dan supply chain management dan perbedaan antara manajemen logistik dan supply chain management. Persamaan di antara keduanya adalah ( Indrajit dan Djokoprantoro, 2002): Keduanya menyangkut pengelolaan aliran barang atau jasa Keduanya menyangkut pengelolaan mengenai pembelian, pergerakan, penyimpanan, pengankutan, administrasi, dan penyaluran barang. Keduanya menyangkut usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aliran barang. Di samping persamaan-persamaan tersebut, ada perbedaan mendasar di antara keduanya antara lain seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Indrajit dan Djokoprantoro, 2002): Tabel 2.1 Perbedaan Manajemen Logistik dan SCM Manajemen Logistik Supply Chain Management Fokus pada pengelolaan Fokus pada pengelolaan aliran barang di dalam suatu aliran barang antar perusahaan perusahaan, dari mulai hulu Orientasi perencanaan dan sampai hilir kerangka kerja yang SCM dibangun atas dasar menghasilkan sebuah kerangka kerja tersebut dan rencana tunggal untuk aliran mengusahakan hubungan dan barang dan informasi yang koordinasi antar proses- melalui sebuah perusahaan proses dari perusahaan- perusahaan lain dalam business pipelines, di antaranya supplier dan konsumen, dengan perusahaan itu sendiri
B. Komponen Manajemen Logistik
Unsur yang berperan dalam komponen tersebut adalah supplier, manajemen perusahaan terutama manajemen logistik dan konsumen. Input dalam logistik dapat berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber finansial dan informasi. Sedangkan output yang dihasilkan dari logistik adalah keunggulan bersaing, utilitas waktu dan tempat, pergerakan konsumen yang efisien, dan kepemilikan aset. Selain input dan output, terdapat juga proses dalam pengelolaan logistik selain dari aktivitas logistik itu sendiri yang akan melibatkan tindakan- tindakan manajemen. Tindakan-tindakan ini meliputi bidang perencanaan, implementasi, dan pengendalian, termasuk didalamnya manajemen logistik. Selain tindakan manajemen, ada sistem manajemen yang tentunya akan mengatur setiap input yang diterima dan mendukung setiap aktivitas logistik yang akan dilakukan. Aktivitas-aktivitas logistik meliputi pelayanan konsumen, peramalan permintaan, manajemen persediaan, komunikasi logistik, pemindahan bahan, pemrosesan pesanan, pemilihan lokasi pabrik dan gudang, pengadaan bahan baku dan part, pengemasan, dan transportasi.