Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat,inayah, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dapat bentuk maupun isinya yang sangat sederhana . semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan , petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca ,sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang . Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 2
A. Definisi Evaluasi .......................................................................................................................... 2
B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi ......................................................................................................... 2
C. Ragam Evaluasi ........................................................................................................................... 4
D. Syarat Dan Ragam Alat Evaluasi .................................................................................................. 5
E. Indikator Prestasi Belajar ............................................................................................................ 6
F. Batas Minimal Prestasi Siswa ...................................................................................................... 8
G. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor .................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu bangsa akan dikenal karena kemajuan ilmu pengetahuannya, suatu bangsa akan
dianggap maju kalau kalau mencapai kemajuan dengan ilmu pengetahuan. Dan ilmu
pengetahuan itu tidak lepas dari yang namanya pendidikan, baik itu formal atau non formal.
Pendidikan memang memiliki peran penting bagi tercapainya kemajuan. Selain itu
proses pendidikan bukan hanya berhubungan dengan proses pencapaian ilmu pengetahuan,
tetapi juga kematangan masyarakatnya secara psikis. Dan itu semua tidak terlepas dari faktor-
faktor yang mendudukung dari pendidikan tersebut. Baik itu dari faktor pendidik, yang
dididik ataupun administrasi dari pendidikan tersebut, dan masih banyak lagi faktor-faktor
yang mendukung bagi terselengaranya sebuah pendidikan.
Ada satu kesalahan dalam pendidikan kita, selama ini masih banyak pendidikan yang
hanya mengutamakan pendidikan brain based education. Artinya masih banyak pendidikan di
negara ini yang hanya melihat berhasil-tidaknya suatu pendidikan dari nilai hasil belajar saja,
tanpa melihat bagaimana emosional si anak, psikis si anak, dan akhlak si anak.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu Definisi Evaluasi ?


2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3. Berapa banyak ragam Evaluasi ?
4. Apa Syarat dan Ragam Alat Evaluasi ?
5. Apa Indikator Prestasi Belajar ?
6. Berapakah Batas Minimal Prestasi Belajar ?
7. Bagaimana Bentuk Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna mengkaji lebih mendetail tentang
evaluasi prestasi belajar yang mana sangat di butuhkan oleh seorang tenaga pendidik baik
guru, dosen dan lain sebagainya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Evaluasi

Evaluasi atrinya penelitian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah progaram. Padanan kata evaluasi adalah assesement yang
menurut Tradif (1989) berarti proses penilaian unutk menggambarkan prestasi yang di capai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan (Syah, 2013: 139).
Alat - alal ukur yang banyak di gunakan dalam melakukan evaluasi untuk menentukan
taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk menentukan sebuah program
pengajaran adalah ulangan dan ulangan umum yang dulu di sebut THB (Tes Hasil Belajar)
dan TPB (Tes Prestasi Belajar) (Syah, 2013: 140).
Menurut Benyamin S. Bloom istilah Evaluasi atau penilaian Evaluasi adalah
pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada-
tidaknya perubahan dan derajat perubahan yang terjadi pada diri siswa atau anak didik.
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program. Kata lain yang sepadan dengan kata evaluasi dan
sering digunakan untuk menggantikan kata evaluasi adalah tes, ujian dan ulangan. Istilah
evaluasi biasanya digunakan untuk menilai hasil belajar para siswa pada akhir jenjang
pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang kini
disebut Ujian Akhir Nasional (UAN).
Adapun aspek-aspek kepribadian yang harus diperhatikan merupakan objek di dalam
pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap, adalah sebagai berikut:
1. Aspek-aspek tentang berpikir, meliputi :inteligensi, ingatan, cara menginterpretasi data,
pokok-pokok pengajaran, dan pemikiran yang logis.
2. Dari segi perasaan sosialnya, meliputi: kerjasama dengan kawan sekelasnya, cara
bergaul, cara pemecahan masalah, serta nilai-nilaisosial.
3. Dari kekayaan social dan kewarganegaraan, meliputi: pandangan hidup atau pendapatnya
terhadap masalah-masalah social, politik, dan ekonomi.

B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi

a. Tujuan Evaluasi

2
Evaluasi sebagai proses yang sangat penting dalam tahap pembelajaran tentunya
memiliki tujuan dan fungsi. Adapun tujuan- tujuan evaluasi sebagai berikut :
Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Dengan hal ini berarti guru dapat mengetahuai
kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar (Syah,
2013: 140).
Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya. Sehingga hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah
siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam kemampuan belajarnya
(Syah, 2013: 140).
Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Dengan
hal ini berarti guru dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa (Syah, 2013: 140).
Keempat, untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendaya gunakan kapasitas
kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang milikinya) untuk keprluan belajar (Syah, 2013:
140).
Kelima, unutuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar (PMB) (Syah, 2013: 140).

Menurut L. Pasaribu dan Simanjuntak bahwa tujuan evaluasi ada 2 segi yaitu segi
umum dan segi khusus.
Adapun tujuan umum adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
b. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
c. Menilai metode belajar yang dipergunakan (Makmun, 2003).
Adapun Tujuan khusus adalah sebagai berikut :
a. Merangsang kegiatan siswa
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
c. Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar atau metode belajar.
d. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat
siswa yang bersangkutan.
e. Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan oreang tua
dan lembaga pendidikan (Makmun, 2003).
b. Fungsi Evaluasi

3
Disamping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi yaitu meliputi administratif untuk penyusunan daftar mengisi datar nilai dan
pengisian rapor.
b. Funsi promosi yaitu bertujuan untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (penagjaran perbaikan).
d. Sumber data BK bertujuan untuk memasok data siswa tertentuk yang memerlukan
bimbingan dan konseling (BK) secara bertahap.
e. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi
perkembangan kurikulum, metode dan alat-alat PMB (Syah, 2013: 141).1

C. Ragam Evaluasi

Menurut prinsip dasarnyanya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana


dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks (Syah, 2013: 142).
Adapun ragam evaluasi akan di paparkan sebagai berikut :
a) Pre-test dan post-test
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian
materi baru. Tujuanya untuk mengidentifikasi syaraf penegetahuan siswa mengenai bahan
yang akan di sajikan. Evalusi seperti ini berlangsung secara singkat dan sering tidak
memerlukan instrumen tertulis.
Post - test merupakan kebalikan dari pre - test, yakni kegiataan evaluasi yang
dilakukan oleh seorang guru pada setia penyajian materi (Syah, 2013: 142).
b) Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat, mirip dengan pretest. Tujuanya adalah untuk
mengedentifikasi penguasaan siswa terhadap materi lama yang mendasari materi baru yang
akan di ajarkan (Syah, 2013: 142).
c) Evaluasi diagnostik
Biasanya Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai oleh seorang

1
Abin Syamsuddin Makmun Remaja, ‘Psikologi Pendidikan.’, Bandung : PT Rosda Karya, 2003.

4
siswa. Instrumen jenis ini di titik beratkan pada bahasan tertentu yang di perkirakan / di
pandang membuat siswa mengalami kesulitan (Syah, 2013: 142).
Adapun Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar, latar belekang kehidupan anak,
keadaan keluarga dan lingkungan (sukmadinata, 2005).
d) Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satu pelajaran atau modul. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk memperoleh
umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahuai
penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa (Syah, 2013: 143).
Adapun Aspek-aspek yang dinilai yang berkenaan dengan hasil pelajaran murid,
meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang
telah disajikan (sukmadinata, 2005).
e) Evalusi sumatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk
mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan
program pengajaran yang telah di tempuh oleh seorang siswa (Syah, 2013: 143).
Evaluasi jenis ini hanya menilai pada kemajuan belajar seorang peserta didik yang telah
menempuh berbagai program pengajaran (sukmadinata, 2005).
f) UAN/UN
Ujian Akhir Nasional dan Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evalusi
sumatif dalam artian sebagai penentuan kenaikan status seorang siswa yang telah mengikuti
berbagai proses pengajaran. Namun, UAN mulai dilakukan pada tahun 2002 untuk dirncang
untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan yaiutu
jenjang SD/MI (madrasah ibtidaiyah), dan seterusnya. (Syah, 2013: 143).2

D. Syarat Dan Ragam Alat Evaluasi

A. Syarat Alat Evaluasi


Langkah atau hal utama yang perlu di tempuh oleh seorang guru adalah menilai
prestasi belajar siswa dalam menyusun alat evaluasi (tes instrument) yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam arti tidak menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang di harapkan
(Syah, 2013: 143).

2
Muhibbin Syah, ‘Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.’, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2013.

5
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi
meliputi 2 macam yaitu 1) reliabelitas 2) validitas (CROSS, 1974; Barlow 1985; Butler,
1990).
Definisi reliabelitas secara sederhana adalah hal yang tahan uji atau dapat di percaya.
Sebuah alat evaluasi di pandang reliable atau tahan uji, apabila memiliki konsistensi atau
keajegan hasil (Syah, 2013: 143).
Pada prinsipnya validitas adalah keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat evaluasi
dipandang valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur (Syah, 2013: 144).
B. Ragam Alat Evaluasi
Secara garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas 2 macam bentuk, yaitu : 1) bentuk
objektif dan 2) bentuk subjektif.
1. Bentuk Objektif
Bentuk ini lebih lazim di sebut tes objektif, yakni tes yang jawabannya dapat
di beri skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang di tentukan sebelumnya
(Syah, 2013: 144).
2. Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi
belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti, seperti yang di lakukan
pada evaluasi objektif. Penyebab hal ini terjadi karna keberagaman gaya jawaban para siswa
(Syah, 2013: 147).
Para pakar dan ahli psikologis banyak yang menganggap evaluasi subjektif itu sukar
sekali di percaya reliabelitasnya dan validitasnya., karena subjektivitas guru penilaiannya
lebih menonjol (Suryabrata, 1984).

E. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, penggunaan
tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah murid, sangat sulit.hal ini disebabkan
perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba).
Oleh karena itu, yang dapat di lakukan guru dalam hal ini hanya mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang di anggap penting dan dapat mengharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai buah dari belajar siswa (Syah, 2013: 148).
Berikut merupakan table tentang jenis, indicator, dan cara evaluasi siswa.

6
Ranah/ Jenis Prestasi Indikator Cara evaluasi
A. Ranah Cipta (Kognitif) 1. Dapat menunjukkan Tes lisan
a. Pengamatan 2. Dapat membandingkan Tes tertulis
3. Dapat menghubungkan Observasi
b. Ingatan 1. Dapat menyebutkan Tes lisan
2. Dapat menunjukkan Tes tertulis
kembali Observasi
c. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan Tes lisan
2. Dapat mendefinisikan Tes tertulis
dengan lisan sendiri
d. Penerapan 1. Dapat memberikan Tes lisan
contoh Pemberian tugas
2. Dapat menggunakan Observasi
secara tepat
e. Analisis (pemeriksaan 1. Dapat menguraikan Tes tertulis
dan pemilahan secara teliti) 2. Dapat Pemberian tugas
Mengklasifikasikan
/memilah-milah
f. Sintesis (membuat 1. Dapat menghubungkan Tes tertulis
panduan baru dan utuh) 2. Dapat menyimpulkan Pemberian tugas
3. Dapat
menggeneralisasikan
(membuat prinsip umum)
Ranah Rasa (Afektif) 1. Menunjukkan sikap Tes tertulis
a. Penerimaan menerima Tes skala sikap
2. Menunjukkan sikap Observasi
menolak
b.Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi Tes skala sikap
2. Kesediaan Pemberian Tugas
memanfaatkan Observasi
c. Apresiasi (sikap 1. Menganggap penting Tes skala penilaian/sikap
menghargai) dan bermanfaat Pemberian Tugas
2. Menganggap indah Dan Observasi

7
Harmonis
3. Mengagumi
d.Internalisasi 1. Mengakui dan meyakini Tes skala sikap
(pendalaman) 2. Mengingkari Pemeberian Tugas Ekpresif
dan proyektif
Observasi
e. Karaktirasasi 1. Melembagakan atau Pemeberian Tugas Ekpresif
(Penghayatan) meniadakan dan proyektif
2. Menjelmakan dalam Observasi
pribadi dan perilaku sehari-
hari

Ranah Karsa 1. Mengkoordinasikan Observasi


(Psikomotor)) gerak mata, tangan, kaki, Tes Tindakan
a. Keterampilan bergerak dan anggota tubuh lainnya
dan bertindak
b. Kecakapan kespresi 1. Mengucapkan atau Tes Lisan
verbal dan nonverbal melafalkan Observasi
2. Membuat mimik dan Tes Tindakan
gerakan jasmani

F. Batas Minimal Prestasi Siswa

Setelah mengetahui indikator prestasi belajar diatas, guru perlu pula mengetahui
bagaimana menetapakan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting
karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti
luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti yang meliputi ranah cipta,
rasa, dan karsa siswa (Syah, 2013: 150).
Ranah - ranah psikologis, walaupun berkaitan satu sama lain, kenyataanya sangat
sukar di ungkapkan sekaligus bila hanya melihat pada perubahan di satu ranah tertentu.
Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing
grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangakn untuk sekala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil

8
pada prinsipnya jika seorang siswa telah dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau
dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia di anggap telah
memenuhi target minimal keberhasilan belajar (Syah, 2013: 151).

G. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

a. Evaluasi Prestasi Kognitif


Mengukur kebehasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Karena semakin
membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah
digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah
karena pelaksanaanya ialah karena pelaksanaanya yang face to face (berhadapan langsung).
Secara tidak langsung dampak negative yang di timbulkan oleh tes face to face itu,
ialah sikap dan perlakuan yang subjektif dan kurang adil, sehingga soal yang di ajukan pun
tingkat kesukarannya berbeda antara satu dengan yang lainnya (Syah, 2013: 152).
b. Evalusi prestasi efektif
Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi
efektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi seyoginya mendapat
perhatian khusus.
Salah satu bentuk tes ranah rasa yang popular adalah “skala Likert” yang tujuannya
untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. (Syah, 2013: 153).
c. Evaluasi prestasi Psikomotor
Cara yang di pandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang dinamis
ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi.
Guru yang hendak melakukan observasi perilaku psikomotor siswa - siwanya
seyogianya mempersiapkan langkah - langkah yang cermat dan sistematis menurut pedoman
yang terdapat dalam lembar format observasi yang seluruhnya telah di sediakan, baik oleh
sekolah maupun oleh guru itu sendiri (Syah, 2013: 154).3

3
Nana Syaodih Sukmadinata, ‘Landasan Psikologi Proses Pendidikan.’, 2005, Bandung : P.T. Remaja
Rosdakarya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi artinya penelitian terhadap tingakat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah progaram. Padanan kata evaluasi adalah assesement yang
menurut Tradif (1989) berarti proses penilaian unutk menggambarkan prestasi yang di capai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan (Syah, 2013: 139).
Evaluasi sebagai proses yang sangat penting dalam tahap pembelajaran tentunya
memiliki tujuan dan fungsi. Adapun salah satu tujuan evaluasi sebagai berikut :
Untuk mengethui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tertentu. Dengan hal ini berarti guru dapat mengetahui kemajuan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar (Syah, 2013: 140).
Disamping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi yaitu meliputi administratif untuk penyusunan daftar mengisi datar nilai dan
pengisian rapor.
b. Funsi promosi yaitu bertujuan untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi diagnostic bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (penagjaran perbaikan).
d. Sumber data BK bertujuan untuk memasok data siswa tertentuk yang memerlukan
bimbingan dan konseling (BK) secara bertahap.
e. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi
perkembangan kurikulum, metode dan alat-alat PMB (Syah, 2013: 141).

B. Saran
Penulis sangat menyarankan kepada para pembaca makalah ini agar juga membaca di
buku, artikel, skripsi dan lain - lain karena mengingat sangat banyak kekurangan dalam
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja
Muhibbin Syah. 2013. Psikologi pendidikan Dengan pendekatan Baru. Jakarta : PT Raja
Grafindo
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : P.T.
Remaja Rosdakarya

11

Anda mungkin juga menyukai