Anda di halaman 1dari 6

KEBAHAGIAAN MENURUT PEMIKIRAN FILASAFAT

ARISTOTELES

Erni Siti Nuraeni


NIM. 2105160027
Email: erninuraeni97@yahoo.com

Abstrak
Hidup secara moral membuat manusia bahagia, dan bahwa kebahagiaan tidak diperoleh
dengan malas-malas hanya ingin menikmati diri dalam dimensi yang hakiki bagi manusia.
Adalah jasa Aristoteles bahwa ia memperlihatkan bahwa hidup yang bermakna itu justru
membuat bahagia. Setiap tindakan manusia memiliki tujuan, sebuah nilai. Ada dua macam
tujuan: tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara hanyalah sarana untuk tujuan
lebiih lanjut. Tujuan akhir adalah yang tidak kita cari demi tujuan lebih lanjut, melainkan
demi dirinya sendiri, tujuan yang kalau tercapai, mestinya tidak ada lagi yang masih diminati
selebihnya. eudaeminonia, kebahagiaan sebagai “barang yang tertinggi” dalam kehidupan.
Kata kunci: Kebagahagiaan, tujuan akhir manusia, eudaeminonia.

A. PENDAHULUAN tujuan hidpu, dan bahwa usaha mencapai


Kehidupan manusia diwarnai dan kebahagiaan, bila dipahami dengan tepat
dihiasi oleh bermacam-macam harapan akan menghasilkan perilaku yang baik.
dan tujuan. Salah satu dari harapan atau Dalam segala perbuatannya manusia
tujuan tersebut yaitu kebahagiaan. mengejar suatu tujuan. Ia mencari sesuatu
Kebahagiaan seolah-olah menjadi yang baik baginya tetapi ada banyak
semacam harapan atau tujuan yang macam aktivitas manusia yang terarah
didambakan dalam kehidupan manusia pada macam-macam tujuan tersebut. Dan
pada umumnya. Hal ini tampak dengan menurut aristoteles tujuan yang tertinggi
adanya realita yang menunjukkan bahwa ialah kebahagiaan (eudaimonia). Orang
manusia berusaha untuk mengupayakan yang sudah bahagia tidak memerlukan
tercapainya kebahagiaan dalam menjalani apa-apa lagi pada satu sisi, dan pada satu
hidup. sisi tidak masuk akal jika ia masih
Aristoteles berpendapat dalam mencari sesuatu yang lain. Hidup manusia
ajaran etikanya, kebahagiaan adalah akan semakin bermutu manakala semakin
dapat mencapai apa yang menjadi tujuan menghubungkan berbagai data dann faka
hidupya. Dengan mencapai tujuan hidup, serta membuat tafsirannya.
manusia akan mencapai dirinya secara Historiografi, setelah melalui teknik
penuh, sehingga mencapai mutu yang pengumpulan data melalui studi literatur
terbuka bagi dirinya. atau kajian pustaka, dalam hal ini adalah
B. METODE PENELITIAN penyusunan makalah dengan
Metode penelitian yang digunakan mengumpulkan buku-buku yang
dalam penulisan makalah ini adalah berhubungan dengan permasalahan yang
metode sejarah atau historis. Dimana dibahas, kemudian membaca, menelaah,
menurut Ismaun (1984:94) metode sejarah menyeleksi, dan menuangkannya ke dalam
atau metode historis ini mengandung karya ilmiah.
empat langkah penting yaitu sebagai C. HASIL PENELITIAN
berikut: 1. Biografi Aristoteles
Heuristik, yaitu tahap awal Aristoteles terlahir pada tahun
penyusunan makalah dengann proses 385 SM di Stagira, sebelah timur
mencari dan mengumpulkan bahan-bahan Makedonia. Karena kota kelahirannya,
informasi yang diperlukan dan Aristoteles sering disebut sebagai ‘Stagrit’.
berhubungan dengan permasalahan dalam Meskipun Stagira dekat dengan
penyusunan makalah. Makedonia, secara politik Stagira
Kritik atau verifikasi, yaitu kritik merupakan koloni dari Yunani. Keluarga
sejarah dalam penulisan adalah kegiatan Aristoteles cukup terpelajar, ayahnya
memilih atau memverifikasi secara kritis Nikomaxia adalah seorang tabib dari
terhadap data atau fakta sejarah yang ada. keluarga Asklepiades, yang dianggap
Data dan fakta sejarah yang telah diproses masih keturunan dewa penyembuhan,
melalui kritik sejarah ini disebut bukti Askleipos. Nikomaxia merupakan tabib
sejarah. Bukti sejarah adalah kumpulan Istana Makedonia. Menurut informasi
fakta-fakta dan informasi yang sudah yang bersumber dari Souda (ensklopedia
divalidasi, dipandang terpercaya sebagai Byzantium dari abad 10 M), Nikomaxia
dasar yang baik untuk menguji dan bukan sekedar tabib biasa, melainkan juga
menginterpretasi permasalahan. seorang ilmuwan yang mempublikasikan
Interpretasi, yaitu tahap penafsiran dua buah buku, yang bertopik tentang
dan analisis terhadap data dan fakta-fakta farmakologi, dan fisika. Jika informasi ini
yang terkumpul. Prosedur ini dilakukan benar adanya, boleh jadi Aristoteles
dengan mencari data dan fakta, mewarisi minat ayahnya pada bidang ilmu
pengetahuan. Nikomaxia meninggal ketika karena Aristoteles merupakan alumnus
Aristoteles masih belia. Akademia yang waktu itu mashyur
Pada tahun 365 SM, ketika namanya, atau karena keluarga Aristoteles
Aristoteles berusia tujuh belas tahun, ia mempunyai kedekatan dengan Kerajaan
berangkat ke Athena untuk menimba Makedonia (karena mendiang ayahnya
pengetahuan. Waktu itu di Athena terdapat menjabat tabib istana). Aristoteles bersedia
dua sekolah yang cukup terkemuka, memenuhi tawaran ini asalkan Phillipos II
Akademia yang didirikan Platon, serta bersedia membangun kembali Kota
sekolah kaum orator yang didirikan oleh Stagira. Selama delapan tahun Aristoteles
Isokrates. Aristoteles memutuskan untuk mendidik Alexandros, yang nantinya akan
belajar di Akademia yang didirikan Platon dikenal sebagai Megas Alexandros
duapuluh tahun sebelumnya. Pada waktu ia (Iskandar Al Akbar). Kita tidak tahu
mendaftar, Akademia dalam pimpinan seberapa dekat hubungan guru – murid ini.
Eudoxos, karena Platon sedang dalam Tampak terang bahwa terjadi keterputusan
perjalanan ke Syrakusa untuk bertemu hubungan antara Alexandros dengan
tiran Dyonisos II, dalam rangka Aristoteles pasca penjatuhan hukuman
memperkenalkan gagasan politknya dalam mati Callisthenes (seorang kerabat dekat
Politeia. Selama duapuluh tahun Aristoteles dari pihak ibu) karena tuduhan
Aristoteles belajar di Akademia. pengkhianatan pada tahun 327 SM.
Platon meninggal bersamaan Keterputusan ini juga nampak dalam karya
dengan invasi Makedonia ke Stagira yang – karya Aristoteles tentang politik yang
dipimpin oleh Phillipos II pada tahun 347 jauh dari ide – ide politik despotik yang
SM. Peristiwa inilah yang menyebabkan dijalankan oleh Megas Alexandros yang
Aristoteles enggan pulang kampung pasca secara perlahan menghapus sistem
merampungkan studinya di Akademia. demokrasi Yunani, dengan menggantinya
Aristoteles kemudian memilih untuk dengan imperium Makedonia.
melakukan riset biologi di Pulau Lesbos Aristoteles menghabiskan sepuluh
bersama Theoprastes. Pada saat inilah tahun hidupnya di Istana Makedonia. Pada
Aristoteles menikah dengan Pythias. perioda inilah, Pythias, istrinya yang
Pada tahun 343 SM, Aristoteles pertama meninggal dunia. Aristoteles
diundang oleh Phillipos II untuk menjadi kemudian menikah kembali dengan
pendidik bagi anaknya, Alexandros. Herpyllis, yang nantinya
Alasan pemanggilan ini agaknya kurang menganugerahkan padanya seorang anak
jelas. Terdapat dua kemungkinan, yaitu laki – laki, dan seorang perempuan. Anak
laki – laki ini diberi nama Nikomaxeia. dituliskannya dalam bagian pembuka
Kepadanyalah buku Etika Nikomaxeia Metafisika, “Semua manusia secara
dipersembahkan. alamiah menghasrati pengetahuan”. Selain
Aristoteles meninggalkan Istana itu, Aristoteles juga menjunjung tinggi
Makedonia pada saat Phillipos II penyelidikan rasional, dimana aktivitas ini
meninggal, dan Alexandros naik takhta menurutnya dengan sendirinya akan
pada tahun 336 SM. Setahun kemudian, ia mendatangkan kebahagiaan. Seperi
kembali ke Athena, dan mendapatkan katanya yang dikutip Lamblixos dalam
status sebagai metexoi (residen, bukan Proteptique, “Penemuan kebijaksanaan
warga negara). Karenanya, Aristoteles selalu menyenangkan. Semua manusia
dilarang untuk memiliki tanah, dan terlibat bahagia saat berfilsafat, dan ingin
dalam aktivitas politik polis itu. Pada menghabiskan waktunya untuk hal itu saja,
tahun itu juga, Aristoteles mendirikan serta menyingkirkan aktivitas lainnya”.
institusi pendidikan yang diberi nama 2. Kebahagiaan menurut pemikiran
Lykeios pada sebidang tanah yang Filsafat Aristoteles
dibelikan temannya. Pendirian Lykeios Aristoteles mengembangkan
mengafirmasikan independensi pemikiran ajaran filsafat tentang etika. Etika
Aristoteles dari almamaternya, Akademia. aristoteles pasa dasarnya serupa dengan
Meskipun Aristoteles menghabiskan etika sokrates dan plato. Tujuannya
separuh hidupnya tinggal untuk belajar, mencapai eudaeminonia, kebahagiaan
dan kemudian mengajar di Athena, ia tidak sebagai “barang yang tertinggi” dalam
pernah mendapatkan status sebagai warga kehidupan. Akan tetapi, ia memahaminya
negara polis itu. Aristoteles tidak pernah secara realistik dan sederhana, ia tidak
menjadi wakil resmi Kerajaan Makedonia bertanya tentang budi dann berlakunya
di Athena. Ketika menjelang kematiannya, seperti yang dikemukakan oleh sokrates.
Aristoteles meminta Antipater, duta besar Ia tidak pula menuju pengetahuan tentang
Makedonia untuk Athena sebagai idea yang kekal dan tidak berubah-ubah,
pelaksana pembagian warisannya. Hal tentang idea kebaikan, seperti yang
inilah yang kerap diungkit – ungkit untuk ditegaskan oleh plato. Ia menuju kepada
memojokkan sosok Aristoteles sebagai kebaikan yang tercapai oleh manusia
partisan penjajah. seseuai dengan gendernya, derajatnya,
Kekhasan dari Aristoteles adalah keduudkannya, atau pekerjaannya. Tujuan
kecintaannya yang begitu mendalam pada hidup, katanya tidaklah mencapai
ilmu pengetahuan, seperti yang
kebaikan untuk kebaikan, melainkan begitu menekankan ciri sosial manusia.
merasakan kebahagiaan. Manusia adalah zoon politikon, makhluk
Setiap tindakan manusia memiliki bermasyarakat. Manusia tidak mencapai
tujuan, sebuah nilai. Ada dua macam kepuasan sendirian. Ia menjadi diri dalam
tujuan: tujuan sementara dan tujuan akhir. kebrsamaan dengan manusia lain.
Tujuan sementara hanyalah sarana untuk Salah satu unsur utama ajaran
tujuan lebiih lanjut. Tujuan akhir adalah Aristoteles adalah tekanan pada
yang tidak kita cari demi tujuan lebih keutamaan. Watak moral seseorang
lanjut, melainkan demi dirinya sendiri, ditentukan oleh keutamaan yang
tujuan yang kalau tercapai, mestinya tidak dimilikinya. Memiliki keutamaan berarti
ada lagi yang masih diminati selebihnya. mantap dengan dirinya sendiri karena ia
Jawaban yang diberikan Aristoteles untuk mantap dalam memilih apa yang betul-
tujuan akhir ini menjadi sangat berarti betul bernilai daripada apa yang sekedar
dalam sejarah etika selanjutnya, yaitu: merangsang. Wujud etika Aristoteles
kebahagiaan. Jika seseorang sudah menjadi jelas dalam Etika Nikomacheia
bahagia, tidak ada yang masih diinginkan yang membahas persahabatan. Manusia
selebihnya. Dua pengertian paling penting tidak mencapai kebahagiaan dengan
adalah bahwa hidup secara moral membuka diri keluhurannya dengan mau
membuat manusia bahagia, dan bahwa memiliki sesuatu, melainkan dengan
kebahagiaan tidak diperoleh dengan mengarahkan diri pada usaha bersama:
malas-malas hanya ingin menikmati diri bagi sahabt, desa, dan masyarakatnya.
dalam dimensi yang hakiki bagi manusia. Adalah lebih luhur mati bagi sahabat
Adalah jasa Aristoteles bahwa ia daripada hidup, tetapi meninggalkannya.
memperlihatkan bahwa hidup yang Aristoteles mendekati kebijakannya yang
bermakna itu justru membuat bahagia. ada baik pada Yesus maupun etika Jawa.
Aristoteles juga memperlihatkan Yesus mengatakan bahwa siapa
ke arah mana kita harus berusaha. Arah kehilangan nyaawanya demi yang paling
itu adalah kemanusiaan kita, luhur, akan memperolehnya, dan pepatah
pewujudnyataan ciri-ciri yang khas bagi Jawa mengatakan bahwa mati ditengah
manusia. Ciri yang pertama adalah Logos, kehidupan menghasilkan hidup di tengah
roh, bagian ilahi dalam manusia, dimensi kematian. Kebahagiaan menurut
doa, dimensi dimana manusia boleh Aristoteles adalah tindakan jiwa yang
berkomunikasi dengan Allah. Dimensi selaras dengan keutamaan sempurna.
kedua adalah masyarakat. Aristoteles Artinya kita merasa bahagia ketika kita
mencapai nikmat (prestasi), melalui dengan konsep yang terdapat dalam
sebuah proses yang menjadikan kita untuk agama Islam. Kebahagiaan menurut
menerima sesuatu dengan Aristoteles adalah tindakan jiwa yang
mengembangkan dirinya, sehingga selaras dengan keutamaan sempurna.
membuat nyata pada kita sendiri. Artinya kita merasa bahagia ketika kita
D. SIMPULAN mencapai nikmat (prestasi), melalui
Etika Aristoteles yang sebuah proses yang menjadikan kita untuk
mengedepankan aspek kebahagiaan menerima sesuatu dengan
sebagai finalitas tujuan hidup manusia mengembangkan dirinya, sehingga
pada satu sisi mempunyai kemiripan membuat nyata pada kita sendiri.

Daftar Pustaka Magnis-Suseno, Franz. 2009. Menjadi


Magnis-Suseno, Franz. 1997. 13 Tokoh Manusia: Belajar dari Aristoteles.
Etika Sejak Zaman Yunani Sampai Yogyakarta: Kanisius.
Abad ke-19. Yogyakarta: Kanisius. Woods, Michael. 2005. Aristotle eudemian
Ethics translated (book I,II and VII).
Oxford: Clarendon press.

Anda mungkin juga menyukai