FISIKA DASAR II
KONDUKTIVITAS LARUTAN
DISUSUN OLEH:
1. MOZI PRADINATA (11180163000004)
2. M DAFFA FEBRIAN (11180163000008)
3. HANNI ALICIA ISLAMIYA (11180163000007)
4. ZAHROTUN MUHTARISATUL (11180163000013)
5. FHEMY VERDIAN (11180163000024)
6. MAYA NURUL RAHMANI (11180163000019)
7. AKBAR ADI NUGROHO (11180163000025)
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .....................................................................................................3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi yang sangat vital bagi kehidupan di
zaman ini. Tidak ada peralatan yang tidak menggunakan listrik dan jika adapun
itu sedikit. Energi listrik dipandang memiliki manfaat yang mumpuni dan tidak
ribet. Lalu tentu saja listrik dihasilkan dari material-material yang dapat
menghantarkan arus listrik itu sendiri. Alat yang dapat menghantarkan listrik ini
disebut dengan konduktor. Dari hal ini tentu dapat dipahami bahwa sebagai
konduktor bahan atau material tersebut memiliki kemampuan menghantarkan
listrik yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konduktor dan konduktivitas ?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi konduktivitas suatu benda ?
3. Bahan atau material apakah yang paling besar konduktivitasnya?
4. Apakah nilai konduktivitas yang didapatkan sesuai dengan teori yang
sudah ada ?
C. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengesrtian konduktor dan konduktivitas
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konduktivitas
suatu bahan atau benda.
3. Menentukan besar konduktivitas suatu benda atau bahan.
4. Membandingkan nilai konduktivitas hasil percobaan dengan teori
yang sudah ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DASAR TEORI
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik.daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik
(R), dimana:
R= 𝜌 L/A
Suatu hambatan dinvatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya
hantar listrik dinyatakan:
Dimana, k = 1/RxL/A
Larutan asam, basa dan garam dikenal sebagai elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik atau disebut konduktor listrik. Konduktivitas listrik
ditentukan oleh sifat elektro suatu larutan konsentrasi dan suhu larutan. Pengukuran
konduktivitas suatu larutan dapat dilakukan dengan pengukuran konsentrasi larutan
tersebut, yang dinyatakan dengan persen dari berat, part per million (ppm) atau satuan
lainnya.
Daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hukum ohm, Dimana R
merupakan hukum Ohm yang menyatakan sebagai suatu konstanta hambatan listrik
yang terbebas dari voltase. (Giancoli, Douglas, 2014:74)
Maka, suatu hambatan dinyatakan dalam ohm,oleh karena itu daya hantar listrik
dinyatakan :
DHL=1/R=k A/L
Keterangan :
k = 1/R x L/A
Bahan konduktor yang baik adalah bahan yang mudah mengalirkan arus
listrik, umumnya terdiri dari logam dan air. Kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik ditunjukkan oleh besarnya harga konduktivitas listrik atau
daya hantar listrik bahan tersebut (𝜎 =Sigma, Mho/m). Konduktivitas listrik berbagai
bahan konduktor dalam satuan Mho/m ditunjukan oleh Tabel 6.1 di bawah ini
Konduktivitas
Nama Bahan (𝜎)Mho/m
Air suling 4
Karbon 3 x 104
Grafit 106
Nichrome 105
Konstantan 1 x 106
Tungsten 1,8 x 10
Seng 1,7 10
Aluminium 3,5 x 10
Emas 4.1 x 10
Tembağa 5,7 x 10
Perak 6.1 x 10
Kebalikan dari harga konduktivitas listrik suatu bahan adalah resistivitas atau
hambatan jenis dengan simbol ρ (rho). Bahan konduktor memiliki resistivitas yang
rendah
1
𝜌= Ohm meter
𝜎
Untuk bahan konduktor, resistivitasnya berbanding lurus dengan suhu. Tetapi pada
suhu mendekati titik nol absolut (0 K), resisvitivitas bahan konduktor juga mendekati
nol. Kemiringan (slope) dari hubungan linier ini ditunjukan oleh koefisien suhu
hambatan listrik a dari bahan bersangkutan. Koefisien suhu hambatan listrik bahan
konduktor (logam) nilainya adalah positif, sehingga logam- logam pada umumnya
dinamakan jenis PTC (Positive Temperature Coefficient of Resistivity). Hubungan
resistivitas 𝜌 dengan suhu absolut 𝛵 ditunjukkan oleh Persamaan (6.2) dibawah ini.
𝜌 = 𝜌0 { 1 + 𝛼 (𝛵 − 𝛵0 )}
𝛵0 = suhu referensi
α = koefisien suhu hambatan listrik.
𝜌𝐿
𝑅= 𝐴
(Effendi,2007:63)
Oleh karena itu pengukuran daya hantar listrik harus dilakukan pada suhu
konstan, menggunakan penangas air yang dikendalikan secara termostatik. Sifat ion
seperti ukuran, massa molekul, dan jumlah muatan mempengaruhi kecepatan
pergerakan ion menuju elektroda. Semakin cepat pergerakan ion maka daya hantar
listriknya semakin besar. Daya hantar listrik larutan elektrolit merupakan jumlah
kontribusi dari seluruh ion yang ada dalam larutan. Oleh karena itu, semakin besar
konsentrasi ion maka daya hantar listrik suatu larutan akan semakin meningkat.
(Ponto Hantce,2019)
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena
kandungan ion-ion di dalammya. Pada larutan elektrolit kuat terdapat komponen zat-
zat terlarut dalam kandungan ion-ion hasil proses ionisasi. Jika dua macam larutan
elektrolit direaksikan maka terjadi reaksi antara ion-ion yang terdapat di dalamnya
sehingga disebut reaksi ion.
Adalah :
(Sudarto,2009)
B. SPESIFIKASI ALAT
1. Catu daya (power supplay) : Sebagai sumber tegangan yang akan digunakan
dalam rangkaian yang melalui larutan elektrolit sebagai konduktor listrik.
Dibutuhkan satu buah catu daya.
2. Kabel penghubung : Menghubungkan rangkaian dari catu daya, saklar, hingga
larutan yang akan digunakan.
3. Saklar : Sebagai pemutus aliran listrik, dipasang pada kabel positif dari catu
daya dan menuju larutan . Saklar yang digunakan satu buah.
4. Elektroda : Konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian non
logam, dalam praktikum ini yaitu elektrolit. Sebagai penghantar arus listrik ke
cairan elektrolit. Membutuhkan dua buah elektroda yang digunakan dimana
masing-masing sebagai kutub positif dan negatif.
5. Multimeter : Menggunakan dua multimeter untuk mengukur arus setelah
melalui elektrolit dan tegangan pada larutan.
6. Larutan : Menggunakan empat larutan antara lain yaitu air destilasi (keran),
Larutan Garam, Larutan Gula, dan Larutan Alkali (soda). Larutan ini
digunakan sebagai konduktivitas listrik berdasarkan sifat elektrolit larutan.
7. Capit buaya : sebagai penghubung antara kabel probe dan elektroda.
C. ESTIMASI HARGA
METODOLOGI PERCOBAAN
A V
2. Kabel Penghubung 4
3. Gelas Kaca 1
4. Capit Buaya 2
5. Elektroda 2
6. Power Supply 1
7. Saklar 1
C. LANGKAH PERCOBAAN
D. TABEL PERCOBAAN
1. Air Keran
2. Larutan Garam
3. Larutan Gula
4. Air Soda
A. KESIMPULAN
Air suling 4
Karbon 3 x 104
Grafit 106
Nichrome 105
Konstantan 1 x 106
Tungsten 1,8 x 10
Seng 1,7 10
Aluminium 3,5 x 10
Emas 4.1 x 10
Tembağa 5,7 x 10
Perak 6.1 x 10