Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROJECT ALAT PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
KONDUKTIVITAS LARUTAN

DISUSUN OLEH:
1. MOZI PRADINATA (11180163000004)
2. M DAFFA FEBRIAN (11180163000008)
3. HANNI ALICIA ISLAMIYA (11180163000007)
4. ZAHROTUN MUHTARISATUL (11180163000013)
5. FHEMY VERDIAN (11180163000024)
6. MAYA NURUL RAHMANI (11180163000019)
7. AKBAR ADI NUGROHO (11180163000025)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan
limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
proposal pembuatan alat UAP (Ujian Akhir Praktikum) dengan judul
“KONDUKTIVITAS CAIRAN ” dengan sebaik mungkin.
Dalam upaya pembuatan proposal ini penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan ribuan
terimakasih kepada Dosen Pembimbing,Asisten Laboratorium Pendididkan Fisika
dan sahabat-sahabatku tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun penulisan proposal mungkin tentu masih banyak
kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi para pembaca yang
budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat diterima
dengan baik dan memudahkan penulis untuk melakukan percobaan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 25 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................1

DAFTAR ISI ...................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ..........................................................................3

B. Rumusan Masalah ...................................................................................3

C. Tujuan .....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori .............................................................................................4


B. Spesifikasi Alat.........................................................................................6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Skematik Rangkaian Alat.........................................................................7

B. Daftar Komponen Rancangan Alat...........................................................7

C. Langkah Percobaan Rangkaian Alat..........................................................8

D. Tabel Percobaan ........................................................................................8

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi yang sangat vital bagi kehidupan di
zaman ini. Tidak ada peralatan yang tidak menggunakan listrik dan jika adapun
itu sedikit. Energi listrik dipandang memiliki manfaat yang mumpuni dan tidak
ribet. Lalu tentu saja listrik dihasilkan dari material-material yang dapat
menghantarkan arus listrik itu sendiri. Alat yang dapat menghantarkan listrik ini
disebut dengan konduktor. Dari hal ini tentu dapat dipahami bahwa sebagai
konduktor bahan atau material tersebut memiliki kemampuan menghantarkan
listrik yang berbeda-beda.

Kemampuan suatu bahan untuk menghantar listrik disebut dengan


konduktivitas. Di dunia ini banyak sekali material yang ada dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan konduktor. Tentu saja muncul pertanyaan bahan apa
yang paling baik dalam menghantarkan listrik. Dari sinilah penulis memilih
mengidentifikasi bahan apakah yang paling baik dalam menghantarkan arus
listrik sehingga didapatkan arus listrik yang baik, besar dan efisien dalam
penggunaannya.

Untuk tujuan demikian, dipilihlah percobaan ini demi memberi


manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang bersangkutan agar tidak
salah dalam menentukan bahan apa yang cocok untuk menghantarkan listrik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konduktor dan konduktivitas ?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi konduktivitas suatu benda ?
3. Bahan atau material apakah yang paling besar konduktivitasnya?
4. Apakah nilai konduktivitas yang didapatkan sesuai dengan teori yang
sudah ada ?
C. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengesrtian konduktor dan konduktivitas
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konduktivitas
suatu bahan atau benda.
3. Menentukan besar konduktivitas suatu benda atau bahan.
4. Membandingkan nilai konduktivitas hasil percobaan dengan teori
yang sudah ada.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI

Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik.daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik
(R), dimana:

R= 𝜌 L/A

Suatu hambatan dinvatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya
hantar listrik dinyatakan:

DHL = 1/R = k A/L

Dimana, k = 1/RxL/A

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1,


tetapi secara resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω,
maka satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1

Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi


elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri
tidak dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan.

Larutan asam, basa dan garam dikenal sebagai elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik atau disebut konduktor listrik. Konduktivitas listrik
ditentukan oleh sifat elektro suatu larutan konsentrasi dan suhu larutan. Pengukuran
konduktivitas suatu larutan dapat dilakukan dengan pengukuran konsentrasi larutan
tersebut, yang dinyatakan dengan persen dari berat, part per million (ppm) atau satuan
lainnya.
Daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hukum ohm, Dimana R
merupakan hukum Ohm yang menyatakan sebagai suatu konstanta hambatan listrik
yang terbebas dari voltase. (Giancoli, Douglas, 2014:74)

Maka, suatu hambatan dinyatakan dalam ohm,oleh karena itu daya hantar listrik
dinyatakan :

DHL=1/R=k A/L

Keterangan :

k = 1/R x L/A

Bahan konduktor yang baik adalah bahan yang mudah mengalirkan arus
listrik, umumnya terdiri dari logam dan air. Kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik ditunjukkan oleh besarnya harga konduktivitas listrik atau
daya hantar listrik bahan tersebut (𝜎 =Sigma, Mho/m). Konduktivitas listrik berbagai
bahan konduktor dalam satuan Mho/m ditunjukan oleh Tabel 6.1 di bawah ini

Konduktivitas
Nama Bahan (𝜎)Mho/m

Air suling 4

Karbon 3 x 104

Grafit 106

Besi tuang 106

Merkuri (Hg, Air raksa) 106

Nichrome 105

Konstantan 1 x 106

Timah putih 5 x 106


Timah hitam 9 x 106

Tungsten 1,8 x 10

Seng 1,7 10

Aluminium 3,5 x 10

Emas 4.1 x 10

Tembağa 5,7 x 10

Perak 6.1 x 10

Kebalikan dari harga konduktivitas listrik suatu bahan adalah resistivitas atau
hambatan jenis dengan simbol ρ (rho). Bahan konduktor memiliki resistivitas yang
rendah

1
𝜌= Ohm meter
𝜎

Untuk bahan konduktor, resistivitasnya berbanding lurus dengan suhu. Tetapi pada
suhu mendekati titik nol absolut (0 K), resisvitivitas bahan konduktor juga mendekati
nol. Kemiringan (slope) dari hubungan linier ini ditunjukan oleh koefisien suhu
hambatan listrik a dari bahan bersangkutan. Koefisien suhu hambatan listrik bahan
konduktor (logam) nilainya adalah positif, sehingga logam- logam pada umumnya
dinamakan jenis PTC (Positive Temperature Coefficient of Resistivity). Hubungan
resistivitas 𝜌 dengan suhu absolut 𝛵 ditunjukkan oleh Persamaan (6.2) dibawah ini.

𝜌 = 𝜌0 { 1 + 𝛼 (𝛵 − 𝛵0 )}

dimana 𝜌 = resistivitas pada suhu 𝛵 (Kelvin)

𝜌0 = resistivitas pada suhu referensi (biasanya 20°C atau 293,16 K)

𝛵0 = suhu referensi
α = koefisien suhu hambatan listrik.

Kemampuan bahan untuk menahan arus listrik yang mengalir melalui


penampang bahan ditunjukkan oleh harga hambatan listriknya, dengan symbol .

𝜌𝐿
𝑅= 𝐴

(Effendi,2007:63)

Daya hantar listrik spesifik (konduktovitas) larutan elektrolit tergantung pada


suhu, sifat ion, konsentrasi ion, dan ukuran elektrode. Semakin tinggi suhu maka
semakin tinggi daya hantar listrik spesifik suatu larutan. Peningkatan suhu sebesar 10
C akan meningkatkan daya hantar listrik spesifik sebesar 2%. Coba Anda perhatikan
Tabel 1

Tabel 1. Daya hantar listrik spesifik larutan kalium klorida

Komposisi K pada 18°C K pada 25°C


(g KCl per kg air) (Ω-1cm-1) (Ω-1cm-1)

0,74625 0,001220:5 0,0014088

7,4789 0,011167 0,012856

76,627 0,09783 0,11134

Oleh karena itu pengukuran daya hantar listrik harus dilakukan pada suhu
konstan, menggunakan penangas air yang dikendalikan secara termostatik. Sifat ion
seperti ukuran, massa molekul, dan jumlah muatan mempengaruhi kecepatan
pergerakan ion menuju elektroda. Semakin cepat pergerakan ion maka daya hantar
listriknya semakin besar. Daya hantar listrik larutan elektrolit merupakan jumlah
kontribusi dari seluruh ion yang ada dalam larutan. Oleh karena itu, semakin besar
konsentrasi ion maka daya hantar listrik suatu larutan akan semakin meningkat.
(Ponto Hantce,2019)

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena
kandungan ion-ion di dalammya. Pada larutan elektrolit kuat terdapat komponen zat-
zat terlarut dalam kandungan ion-ion hasil proses ionisasi. Jika dua macam larutan
elektrolit direaksikan maka terjadi reaksi antara ion-ion yang terdapat di dalamnya
sehingga disebut reaksi ion.

Zat-zat yang larut dalam air akan menghasilkan larutan elektrolit

Adalah :

1. Asam, berdasarkan definisi Arrhenius jika dilarutkan dalam air akan


menghasilkan ion H dan sisanya disebut ion sisa asam atau anion asam.
2. Basa, jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH (hidroksida) dan
kation basa yang berupa ion-ion logam atau ion-ion positif, seperti ion
ammonium
3. Oksida, yaitu senyawa antara suatu unsur dengan unsur oksigen. Oksida dapat
membentuk larutan elektrolit jika dilarutkan dalam air karena terbentuk asam
atau basa. Berdasarkan sifat ini, oksida dapat dibagi menjadi oksida asam,
oksida basa, oksida amfoter, oksida/indiferent.

(Sudarto,2009)

B. SPESIFIKASI ALAT

Bagian terdiri dari:

1. Catu daya (power supplay) : Sebagai sumber tegangan yang akan digunakan
dalam rangkaian yang melalui larutan elektrolit sebagai konduktor listrik.
Dibutuhkan satu buah catu daya.
2. Kabel penghubung : Menghubungkan rangkaian dari catu daya, saklar, hingga
larutan yang akan digunakan.
3. Saklar : Sebagai pemutus aliran listrik, dipasang pada kabel positif dari catu
daya dan menuju larutan . Saklar yang digunakan satu buah.
4. Elektroda : Konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian non
logam, dalam praktikum ini yaitu elektrolit. Sebagai penghantar arus listrik ke
cairan elektrolit. Membutuhkan dua buah elektroda yang digunakan dimana
masing-masing sebagai kutub positif dan negatif.
5. Multimeter : Menggunakan dua multimeter untuk mengukur arus setelah
melalui elektrolit dan tegangan pada larutan.
6. Larutan : Menggunakan empat larutan antara lain yaitu air destilasi (keran),
Larutan Garam, Larutan Gula, dan Larutan Alkali (soda). Larutan ini
digunakan sebagai konduktivitas listrik berdasarkan sifat elektrolit larutan.
7. Capit buaya : sebagai penghubung antara kabel probe dan elektroda.

C. ESTIMASI HARGA

1. Saklar : Rp. 3000


2. Elektroda : Rp. 10.000
3. Garam : Rp. 2000
4. Air soda : Rp. 10.000
5. Gula : Rp. 2000
Total : Rp. 27.000
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. SKEMATIK RANGKAIAN ALAT

A V

B. KOMPONEN RANGKAIAN ALAT

No. Nama alat dan Bahan Jumlah Gambar


1. Multimeter 2

2. Kabel Penghubung 4
3. Gelas Kaca 1

4. Capit Buaya 2

5. Elektroda 2

6. Power Supply 1

7. Saklar 1

C. LANGKAH PERCOBAAN

1. Susunlah rangkaian seperti gambar pada skematik rangkaian alat


2. Isi tempat sampel dengan larutan yang akan digunakan
3. Atur tegangan power supply pada angka 3 V
4. Nyalakan saklar
5. Ukur arus listrik dan tegangan setelah melewati larutan pada rangkaian
6. Ulangi percobaan dengan mengganti tegangan power supply pada
angka 6 volt
7. Ulangi langkah kerja berikut dengan larutan yang berbeda-berbeda

D. TABEL PERCOBAAN
1. Air Keran

Tegangan Catu daya (v) Arus (A) Tegangan Elektrolit (v)

2. Larutan Garam

Tegangan Catu daya (v) Arus (A) Tegangan Elektrolit (v)

3. Larutan Gula

Tegangan Catu daya (v) Arus (A) Tegangan Elektrolit (v)

4. Air Soda

Tegangan Catu daya (v) Arus (A) Tegangan Elektrolit (v)


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :


1. Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan listrik. Sedangkan
konduktivitas adalah besar kecilnya suatu benda dalam menghantarkan
listrik.
2. Konduktivitas listrik ditentukan oleh sifat elektro suatu larutan konsentrasi
dan suhu larutan.
3. Konduktivitas listrik berbagai bahan konduktor dalam satuan Mho/m
ditunjukan oleh Tabel di bawah ini
Konduktivitas
Nama Bahan (𝜎)Mho/m

Air suling 4

Karbon 3 x 104

Grafit 106

Besi tuang 106

Merkuri (Hg, Air raksa) 106

Nichrome 105

Konstantan 1 x 106

Timah putih 5 x 106

Timah hitam 9 x 106

Tungsten 1,8 x 10

Seng 1,7 10

Aluminium 3,5 x 10

Emas 4.1 x 10

Tembağa 5,7 x 10

Perak 6.1 x 10

4. Berhubung praktikan belum melakukan percobaan, praktikan hanya


memberi hipotesis bahwa konduktivitas larutan dari hasil percobaan sesuai
dengan data yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Rustam dkk.2007. Medan Elektromagnetika Terapan. Jakarta :


Erlangga.
Giancoli, Douglas C.2014.Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Ponto, Hantce. 2019. Dasar Teknik Listrik. Yogayakarta : Depublish
Publisher.
Sudarto, Damin. 2009. Pengantar Kimia Cetakan 1. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai