Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Tahun Akademik 2019/2020

Oleh :
Kelompok 4
1. Putri Intan Kumalasari
2. Afidaturrahmah
3. Fitrih Hanifiah Megarani
4. Agres Nofela Devi
5. Nur Fadilah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
JL.Khairil Anwar No. 3B Telp/Fax. (0332) 433015 Bondowoso
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diabetes Melitus


Sasaran : Keluarga dan pasien di Ruang Bougenville
Hari/Tgl : Sabtu, 16 November 2019
Waktu : 20-30 menit
Tempat : Ruang Bougenville RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso

I. Analisis Situasi
1.1 Peserta Diskusi : Keluarga dan pasien ruang Bougenville
1.2 Ruangan Diskusi : Ruang Bougenville
1.3 Pemberi Materi : Mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Diabetes Melitus diharapkan keluarga dan
pasien dapat mengerti dan menjelaskan tentang Diabetes Melitus.
2.2 Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Diabetes Melitus , diharapkan peserta
dapat:
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.
b. Menjelaskan jenis Diabetes Melitus.
c. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
e. Menjelaskan komplikasi Diabetes Melitus.
f. Menjelaskan pengobatan Diabetes Melitus.
g. Menjelaskan pencegahan Diabetes Melitus.
III. Materi
3.1 Pengertian Diabetes Melitus
3.2 Jenis Diabetes Melitus
3.3 Tanda dan gejala Diabetes Melitus
3.4 Penyebab Diabetes Melitus
3.5 Komplikasi Diabetes Melitus
3.6 Pengobatan Diabetes Melitus
3.7 Pencegahan Diabetes Melitus
IV. Metode dan Media
4.1 Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab
4.2 Media:Leaflet mengenai Diabetes Melitus.
V. Kegiatan Diskusi
No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta PJ
1. Pembukaan 2 menit - Membuka kegiatan - Menjawab salam Putri Intan
diskusi dengan Kumalasari
mengucapkan salam
2. Pelaksanaan 15 - Menyampaikan sekilas - Memperhatikan Afidaturrahmah
menit tentang materi Diabetes
Melitus
- Mempersilahkan penyaji - Kelompok sangat
untuk memulai antusias
penyuluhan
- Pemateri menyampaikan Memperhatikan
materi
-

3. Feedback 3 menit - Menanyakan kepada - Kelompok sangat Agres nofela devi


audiens terkait materi antusias
yang sudah disampaikan - Kelompok
- Memberikan leaftet menerima leaflet

3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab - Tanya jawab 1. Putri Intan


Kumalasari
2. Afidaturrahmah
3. Fitrih Hanifiah
Megarani
4. Agres Nofela
Devi
5. Nur Fadilah
4. Penutup 3 menit - Salam penutup, doa dan - Mendengarkan Afidaturrahmah
harapan. - Mendengarkan
Menjawab salam

VI. Kriteria Evaluasi


6.1 Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media
d. Peserta hadir di tempat diskusi
e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di Ruang Bougenville
6.2 Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta menanyakan
apa yang belum dipahami.
c. Suasana menyenangkan
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai
6.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan.
b. Peserta dapat memahami tentang Diabetes Melitus.

VII. Daftar Pustaka


Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Edisi Ke-6. Jakarta: Gramedia.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedal dan Penyakit Dalam. Yogyakarta:
Noha Medika.

VIII. Pengorganisasian
8.1 Pemimpin Diskusi
Tugas :
a. Pembawa acara
b. Membuka tanya jawab antara pemandu dan peserta yang bertanya
c. Mengatur jalannya acara yang disajikan
d. Menyajikan kesimpulan tentang topik yang telah dibahas
e. Menutup acara
8.2 Pemandu Diskusi Kelompok
Tugas :
a. Menyiapkan topik atau pokok yang akan dibahas.
b. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta yang bertanya.
Tata Cara Berdiskusi yang Benar:
Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Saling bertukar
pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan
diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu
permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman
(sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus
dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir
pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi
menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan
baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator,
notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat
secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika
proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi . Inti dari
kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikran antar peserta diskusi . peserta diharap
menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang di hadapi selanjutnya pendapat tersebut
harus disampaikan oleh peserta lain . bermacam- macam bentuk tanggapan dapat disampaikan ,
misalnya dengan mempertahankan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas.
Tanggapan juga dapat disampaikan dengan menyatakan sikap setujuatau tidak setuju/ mendukung
atau tidank mendukung terhadap pendapat yang telah di kemukakan. Munculnya berbagai sikap
dan pikiran dan tanggapan yg berbeda – beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan
berdiskusi.
Materi Penyuluhan
DIABETES MELITUS

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan
pengaturan gula darah. Itu kenapa diabetes juga sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing
manis.
Gangguan gula darah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang meliputi:
 Kurangnya produksi insulin oleh pankreas
 Kurangnya respon tubuh terhadap insulin
 Adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin
Jika penyakit ini tidak diobati dengan perawatan yang tepat, maka dapat menyebabkan
berbagai komplikasi yang berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.
1. Tes gula darah puasa
Pemeriksaan ini mewajibkan Anda untuk puasa sebelumnya. Biasanya, puasa yang
dianjurkan memakan waktu kurang lebih 8 jam. Karena cek gula darah puasa dilakukan di
pagi hari, maka pasien diminta untuk tidak makan dan minum di tengah malam.
Sejauh ini, pemeriksaan gula darah puasa dianggap sebagai pemeriksaan yang cukup
diandalkan untuk mendiagnosis penyakit diabetes. Kadar gula darah yang dianggap normal
pada pemeriksaan ini yaitu:
 Normal: di bawah 100 mg/dl
 Diabetes: 126 mg/dl atau lebih
2. Tes gula darah 2 jam postprandial (PP)
Tes gula darah 2 jam postpandrial adalah kelanjutan dari tes gula darah puasa. Jadi,
kalau Anda sudah diambil sampel darahnya setelah puasa 8 jam penuh, Anda akan diminta
untuk makan seperti biasa. Kemudian selang 2 jam setelah makan, kadar gula darah Anda
akan dicek kembali.
Sebenarnya wajar jika kadar gula darah melonjak setelah waktu makan. Hal ini terjadi
baik pada orang sehat maupun penderita diabetes. Namun, pada orang yang sehat, kadar gula
darah akan kembali normal setelah 2 jam ia makan.
Ini disebabkan karena hormon insulin mereka bekerja dengan baik untuk menurunkan
kadar gula darah. Kondisi ini yang tak terjadi pada penderita diabetes, hormon insulin mereka
sudah tidak bisa bekerja dengan normal. Maka dari itu gula darah mereka akan tetap tinggi
meski 2 jam setelah makan. Berikut adalah kadar normal dari pemeriksaan gula darah 2 jam
postprandial.
 Normal: kurang dari 140 mg/dl
 Diabetes: 200 mg/dl atau lebih
3. Tes gula darah sewaktu
Tes gula darah ini dilakukan kapan saja, tidak perlu puasa sebelumnya atau bisa
dibilang tanpa syarat. Namun, pemeriksaan ini biasanya hanya diterapkan pada penderita
diabetes saja. Jadi, jika Anda sudah memiliki alat cek gula darah di rumah, Anda bisa
melakukan pemeriksaan ini secara mandiri. Inilah kategori kadar gula darah Anda menurut
tes gula darah sewaktu.
 Normal: di bawah 200 mg/dl
 Diabetes: lebih dari 200 mg/dl

B. Jenis-jenis Diabetes Melitus


Berdasarkan hal yang menyebabkannya, penyakit diabetes dibagi dalam beberapa jenis,
yaitu:
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan sistem ketahanan
menyerang dan merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin, sehingga pankreas
tidak dapat memproduksi hormon tersebut. Hal ini akan mengakibatkan tubuh
kekurangan insulin dan meningkatkan kadar glukosa darah.
Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun, terutama pada
masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi pada usia yang lebih
muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penyebab dari kondisi ini belum jelas. Para ahli menduga bahwa penyebab
penyakit gula tipe 2 mungkin terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Namun, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kondisi ini jika:
 Orangtua atau saudara kandung Anda yang mengidap kondisi ini
 Dalam keadaan paparan penyakit virus
 Munculnya autoantibodi
 Kekurangan vitamin D, mengonsumsi susu sapi atau susu formula, dan sereal
sebelum usia 4 bulan. Meskipun tidak langsung menyebabkan kondisi ini
terjadi, tapi masih berisiko.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Angka
kejadiannya mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di dunia. Kondisi
ini disebut dengan adult-onset diabetes karena lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Tidak seperti diabetes tipe 1, penderita tipe 2 tetap memproduksi insulin tapi tidak
mencukupi. Penyebab persis mengapa muncul tipe 2 belum pasti, tapi para ahli percaya
bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam memicu terjadinya
penyakit gula ini.
Kelebihan berat badan adalah pemicu utama penyakit gula, tapi tidak semua
pasien diabetes melitus tipe 2 kelebihan berat badan.
3. Diabetes gestasional
Diabetes gestational adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada
wanita hamil. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika
tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan baik, kondisi ini biasanya sembuh total
setelah melahirkan.
4. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah kondisi berbeda yang disebabkan oleh
ketidakmampuan ginjal untuk menyimpan air.
Penyakit ini biasanya diakibatkan hasil dari sindrom genetik, operasi, efek
samping obat-obatan, kekurangan gizi, infeksi, dan penyakit lainnya. Kondisi ini jarang
terjadi dan dapat diobati.

C. Tanda & Gejala Diabetes Melitus


Penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada awalnya.
Bahkan, banyak orang yang tidak pernah sadar sudah sakit diabetes sejak lama karena tidak
pernah mengalami gejala berarti.
Akan tetapi, berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus yang perlu
Anda ketahui:
 Sering merasa haus
 Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut poliuria
 Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih
Gejala yang lebih jarang terjadi:
 Mual atau muntah
 Pada wanita sering terjadi infeksi vagina
 Infeksi jamur atau sariawan
 Mulut kering
 Luka sulit sembuh
 Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina
Gejala diabetes lainnya yang harus Anda sadari:
1. Kaki sakit dan mati rasa
Kadar gula darah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf
tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini.
Namun orang yang mengalami diabetes, akan merasa mati rasa, kesemutan, dan rasa
sakit pada tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada seseorang yang
sudah mengalami diabetes selama 5 tahun atau lebih.
2. Pandangan kabur
Pandangan kabur pada diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes) biasanya berasal
dari gangguan lensa (katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati diabetikum).
Kondisi gula darah yang cukup tinggi dapat memicu penumpukan protein di dalam
lensa mata sehingga terjadinya proses katarak. Gula darah yang tidak terkontrol juga dapat
menyebabkan pembuluh darah kecil di mata terganggu bahkan pecah sehingga saraf mata
(retina) tidak dapat bekerja dengan baik.
3. Masalah kulit
Kadar insulin yang tinggi mendorong pigmen yang menimbulkan bercak hitam pada
kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi tanda awal Anda
memiliki penyakit gula atau kencing manis. Perubahan bisa saja ditandai dengan kulit yang
menjadi gelap, bersisik, hingga muncul keriput dini.
4. Rentan terhadap infeksi atau penyakit
Seseorang dengan gejala awal kencing manis ini cenderung lebih rentan terhadap
infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang
menurun.
Mikroorganisme tersebut membutuhkan glukosa sebagai sumber energinya. Infeksi
dapat tumbuh dalam lipatan kulit yang hangat dan lembab, seperti antara jari tangan dan
kaki, di bawah payudara, atau di dalam atau di sekitar alat kelamin.
5. Gusi merah dan bengkak
Penyakit gula dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan kemampuan
Anda untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko infeksi pada gusi dan rahang
gigi Anda. Gusi Anda dapat bengkak atau mungkin mengalami luka.
6. Luka lama sembuh
Gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan
saraf di daerah tubuh sehingga mengganggu proses penyembuhan alami tubuh Anda.
Jadi, jika Anda memiliki luka yang tak kunjung sembuh atau justru semakin
memburuk, segera periksa ke dokter.

7. Cepat lapar
Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah
dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena kurang makan,
sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal
lapar.
8. Berat badan turun tiba-tiba
Walau nafsu makan meningkat, para diabetesi dapat mengalami penurunan berat
badan, bahkan sangat drastis. Berhati-hatilah bila perubahannya sampai 5 persen dari
berat badan. Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan
menggunakan apapun lain sebagai ‘bahan bakar’, misalnya otot dan lemak sehingga orang
akan tampak kurus. Mengetahui gejalanya lebih awal akan memudahkan Anda untuk
mengatasi gejala tersebut dan bahkan dapat mencegahnya.

D. Penyebab Diabetes Melitus


Sebelum mengetahui penyebab penyakit gula, Anda perlu tahu bagaimana glukosa diproses
oleh tubuh. Glukosa sangat penting untuk tubuh, karena bekerja sebagai sebagai sumber energi
bagi sel-sel dan jaringan tubuh, terutama otak. Glukosa sebenarnya berasal dari makanan yang
Anda makan dan dari disimpan sebagai cadangan di dalam hati (liver). Jenis glukosa yang
disimpan di hati disebut dengan glikogen. Jika Anda belum makan otomatis kadar gula darah akan
rendah. Guna mencegah hal tersebut, liver akan memecah glikogen menjadi glukosa dan
menyeimbangkan kadar gula darah Anda.
1. Penyebab diabetes tipe 1
Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa
kondisi ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas untuk menghasilkan hormon insulin.
Hormon insulin membuat glukosa lebih mudah untuk diserap oleh sel-sel tubuh
sehingga menurunkan kadar gula dalam aliran darah. Namun, jika Anda mengalami
gangguan fungsi pankreas, maka produksi insulin juga akan terganggu. Akibatnya,
tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin dengan cukup, sehingga kadar gula
dalam darah akan terus meningkat.
2. Penyebab diabetes tipe 2
Penyakit kencing manis disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh
Anda tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut
dengan resistensi insulin. Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak bisa menrima
gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi. Hal ini kemudian membuat tubuh
menganggap bahwa ia sedang kekurangan gula sehingga memecah glikogen kembali.
Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar
gula darah tinggi yang disebut dengan hiperglikemia.
3. Penyebab diabetes gestasional
Selama kehamilan, plasenta akan menghasilkan sejumlah hormon untuk
mendukung kehamilan Anda. Sayangnya, hormon-hormon yang dihasilkan akan
membuat sel-sel di dalam tubuh jadi resisten terhadap insulin.
Sayangnya, pankreas tidak selalu dapat memproduksi insulin ekstra untuk
mengatasi resistensi tersebut. Akibatnya, gula darah menumpuk di dalam darah dan
menyebabkan diabetes gestasional.
E. Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi diabetes melitus terbagi dalam dua kategori, yakni komplikasi jangka
pendek (akut) dan komplikasi jangka panjang (kronis). Hipoglikemia dan ketoasidosis adalah
bentuk komplikasi akut, sedangkan komplikasi yang bersifat kronis terjadi ketika
diabetes melitus sudah memengaruhi fungsi mata, jantung, ginjal, kulit, saluran pencernaan, dan
saraf.
1. Komplikasi Diabetes Melitus Akut
Komplikasi diabetes melitus akut bisa disebabkan oleh dua hal, yakni peningkatan dan
penurunan kadar gula darah yang drastis. Kondisi ini memerlukan penanganan medis
segera, karena jika terlambat ditangani akan menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang,
hingga kematian.
Komplikasi diabetes militus akut terbagi ke dalam tiga macam, yakni:
 Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi di mana terjadinya penurunan kadar gula darah yang
drastis akibat terlalu banyak insulin dalam tubuh, terlalu banyak mengonsumsi obat
penurun gula darah, atau terlambat makan. Gejalanya meliputi penglihatan kabur,
detak jantung cepat, sakit kepala, gemetar, keringat dingin, dan pusing. Kadar gula
darah yang terlalu rendah bisa menyebabkan pingsan, kejang, bahkan koma.
 Ketosiadosis diabetik (KAD)
Ketosiadosis diabetik adalah kondisi kegawatan medis akibat peningkatan kadar
gula darah yang terlalu tinggi. Ini adalah komplikasi diabetes melitus yang terjadi
ketika tubuh tidak dapat menggunakan gula atau glukosa sebagai sumber bahan
bakar, sehingga tubuh mengolah lemak dan menghasilkan zat keton sebagai
sumber energi. Kondisi ini dapat menimbulkan penumpukan zat asam yang
berbahaya di dalam darah, sehingga menyebabkan dehidrasi, koma, sesak napas,
bahkan kematian, jika tidak segera mendapat penanganan medis.
 Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)
Kondisi ini juga merupakan salah satu kegawatan medis pada penyakit kencing
manis, dengan tingkat kematian mencapai 20%. HHS terjadi akibat adanya
lonjakan kadar gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu. Gejala HHS
ditandai dengan haus yang berat, kejang, lemas, dan gangguan kesadaran hingga
koma.
Komplikasi akut diabetes adalah kondisi medis serius yang perlu mendapat
penanganan dan pemantauan dokter di rumah sakit.
2. Komplikasi Diabetes Melitus Kronis
Komplikasi jangka panjang diabetes biasanya berkembang secara bertahap dan terjadi
ketika diabetes tidak dikelola dengan baik. Tingginya kadar gula darah yang tidak
terkontrol dari waktu ke waktu akan meningkatkan risiko komplikasi, yaitu kerusakan
serius pada seluruh organ tubuh.
Beberapa komplikasi jangka panjang pada penyakit diabetes melitus yaitu:
 Gangguan pada mata (retinopati diabetik)
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina. Kondisi ini disebut retinopati
diabetik, yang berpotensi menyebabkan kebutaan. Pembuluh darah di mata yang
rusak karena diabetes juga meningkatkan risiko gangguan penglihatan, seperti
katarak dan glaukoma.
Deteksi dini dan pengobatan retinopati secepatnya dapat mencegah atau menunda
kebutaan. Penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
mata secara teratur.
 Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
Komplikasi diabetes melitus yang menyebabkan gangguan pada ginjal,
disebut nefropati diabetik. Kondisi ini bisa menyebabkan gagal ginjal, bahkan bisa
berujung kematian jika tidak ditangani dengan baik. Saat terjadi gagal ginjal,
penderita harus melakukan cuci darah rutin ataupun transplantasi ginjal.
Diabetes dikatakan sebagai silent killer, karena kerap kali tidak menimbulkan
gejala khas pada tahap awal. Namun pada tahap lanjut, penderita diabetes akan
mengalami gejala seperti anemia, mudah lelah, pembengkakan pada kaki,
dan gangguan elektrolit.
Diagnosis sejak dini, mengontrol glukosa darah dan tekanan darah, pemberian
obat-obatan pada tahap awal kerusakan ginjal, dan membatasi asupan protein
adalah cara yang bisa dilakukan untuk menghambat perkembangan diabetes yang
mengarah ke gagal ginjal.
 Kerusakan saraf (neuropati diabetik)
Tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf di
tubuh, terutama kaki. Kondisi yang biasa disebut neuropati diabetik ini terjadi
ketika saraf mengalami kerusakan, baik secara langsung akibat tingginya gula
darah, maupun karena penurunan aliran darah menuju saraf. Rusaknya saraf akan
menyebabkan gangguan sensorik, yang gejalanya berupa kesemutan, mati rasa,
atau nyeri.
Kerusakan saraf juga dapat memengaruhi saluran pencernaan dan
menyebabkan gastroparesis. Gejalanya berupa mual, muntah, dan merasa cepat
kenyang saat makan. Pada pria, komplikasi diabetes melitus dapat menyebabkan
disfungsi ereksi atau impotensi.
Komplikasi jenis ini bisa dicegah dan ditunda hanya jika diabetes terdeteksi sejak
dini, sehingga kadar gula darah bisa dikendalikan dengan menerapkan pola makan
dan pola hidup yang sehat, serta mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
 Masalah kaki dan kulit
Komplikasi diabetes melitus yang juga umum terjadi adalah masalah pada kulit
dan luka pada kaki yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah dan saraf,
serta aliran darah ke kaki yang sangat terbatas. Gula darah yang tinggi
mempermudah bakteri dan jamur untuk berkembang biak. Terlebih adanya
penurunan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri, sebagai akibat dari
diabetes.
Jika tidak dirawat dengan baik, kaki penderita diabetes berisiko untuk mudah luka
dan terinfeksi sehingga menimbulkan gangren dan ulkus diabetikum. Penanganan
luka pada kaki penderita diabetes adalah dengan pemberian antibiotik, perawatan
luka yang baik, hingga kemungkinan amputasi bila kerusakan jaringan sudah
parah.
 Penyakit kardiovaskular
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
di dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan gangguan pada sirkulasi darah di seluruh
tubuh termasuk pada jantung. Komplikasi diabetes melitus yang menyerang
jantung dan pembuluh darah meliputi penyakit jantung, stroke, serangan jantung,
dan penyempitan arteri (aterosklerosis).
Mengontrol kadar gula darah dan faktor risiko lainnya dapat mencegah dan
menunda komplikasi pada penyakit kardiovaskular.
Komplikasi diabetes melitus lainnya bisa berupa gangguan pendengaran, penyakit
Alzheimer, depresi, dan masalah pada gigi dan mulut.

F. Pengobatan Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun bukan berarti Anda
jadi merasa putus asa. Penyakit gula atau kencing manis ini masih bisa diatasi dan dikendalikan.
Salah satunya, dengan minum obat diabetes melitus. Tergantung jenisnya, berikut beberapa
pilihan obat penyakit gula:
1. Obat diabetes tipe 1
Ketika Anda mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel yang
memproduksi insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka dari
itu, dokter biasanya akan diberikan obat diabetes berupa insulin yang akan disuntikkan
pada tubuh pasien setiap hari.
Beberapa jenis insulin tersebut antara lain:
 Insulin dengan aksi cepat. Insulin ini biasanya akan diberikan saat Anda hanya
memiliki sedikit waktu untuk menyuntikkan insulin, seperti saat kadar gula melebihi
target.
 Insulin dengan aksi lambat. Kebalikan dari insulin dengan aksi cepat, insulin
dengan aksi lambat biasa digunakan saat Anda memiliki waktu yang lebih lama
dalam menyuntikkan insulin. Tapi dibandingkan dengan insulin aksi cepat, insulin
aksi lambat lebih jarang digunakan.
 Insulin dengan aksi intermediate. Meskipun lama waktu penyuntikkan insulin
jenis ini relatif panjang, namun insulin aksi intermediate biasanya dikombinasikan
dengan aksi yang lebih cepat, sehingga mampu memaksimalkan manfaat dari
penyuntikkan.
2. Obat diabetes tipe 2
Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak mampu menggunakan
insulin yang ada sebagaimana mestinya. Tak semua orang dengan penyakit kencing manis
memerlukan obat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin hanya meminta pasien
untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti rutin olahraga dan
menjalani diat khusus.
Nah, ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan sejumlah
obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah. Beberapa obat diabetes
melitus yang sering diresepkan dokter adalah metformin, pioglitazone, sulfonilurea,
agonis, repaglinide, acarbose, gliptin, dan nateglinide.
Namun, Anda harus waspada. Pasalnya, obat diabetes melitus dapat menyebabkan
sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar baiknya, efek samping ini tidak
selalu muncul pada setiap orang. Diskusikan dengan dokter Anda bila Anda mengalami
efek samping obat tersebut.
G. Pencegahan Diabetes Melitus
Penyakit gula atau kencing manis ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga teratur,
menjaga pola hidup sehat, dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
1. Raih berat badan sehat
Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori dan
rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat badan dan
mencegah diabetes.
2. Banyak makan buah dan sayur
Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, Anda dapat mengurangi
risiko diabetes sampai 22 persen. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah penelitian
tentang diet selama 12 tahun dari hampir 22 ribu orang dewasa.
Penurunan risiko secara langsung berhubungan dengan berapa banyak buah-buahan
dan sayuran yang Anda konsumsi.
3. Kurangi gula
Untuk menjaga kadar gula darah normal, Anda harus membatasi konsumsi gula, tapi
bukan berarti Anda jadi anti gula. Anda bisa mengganti gula pasir dengan pemanis rendah
kalori dan bebas gula untuk mencegah penyakit gula dan mengontrol asupan kalori.
4. Aktif berolahraga
Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk
memaksimalkan pencapaian target berat badan idea sekalus juga untuk mengurangi risiko
Anda terkena diabetes.
Selain itu, berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan
kadar insulin.

Anda mungkin juga menyukai