ANALISA LINGKUNGAN
MUHAMAD RIDWAN
ALWI MUBAROK
ABDURAHMAN MUARIF
EKA
FADIL
JURUSAN SIPIL
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak pihak yang terlibat dalam
penyusunan proposal ini, sehingga proposal dapat terselesaikan dalam batas waktu yang telah
di tentukan. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap yang
membacanya, khususnya kepada kami selaku penyusun.
Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah, kritik dan
saran yang membangun selalu kami nantikan guna menjadi pembelajaran bagi kami dalam
menyusun makalah lainnya dimasa yang akan datang. semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya dan dapat digunakan sebaik-baiknya. serta menambah ilmu bagi pembaca
dan penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun seperti
kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut menjadi salah satu
aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun tersebut, ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut
telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya
Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala
sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk
menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun
tersebut.
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah adalah salah satu buangan atau sampah yang dihasilkan dari proses produksi
manusia, baik dalam industri maupun domestik. Dimana masyarakat bermukim, di sanalah
berbagai jenis limbah dihasilkan meskipun yang bersifat berbahaya sekalipun. Selain itu
makna B3 dapat kita artikan dengan bahan berbahaya dan beracun. limbah B3 adalah suatu
sampah atau buangan hasil produksi manusia yang memiliki sifat dan konsentrasinya
mengandung zat berbahaya dan beracun. Sehingga secara tidak langsung dapat merusak
lingkungan manusia serta dapat mengganggu kesehatan dan mengancam kelangsungan hidup
manusia juga organisme lainnya Kebanyakan limbah B3 berasal dari suatu industri atau
pabrik, akan tetapi tidak sedikit limbah B3 yang juga berasal dari permukiman warga
.
2.2 Tujuan pengelolaan limbah B3
limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun
yang karena sifat dan /atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,baik secara langsung maupun
tidak langsung dapa merusak dan/atau mencemarkan lingkungan hidup dan/atau membahaya
dampak yang ditimbulkan oleh limbah B3 yang dibuang langsung ke lingkungan sangat besar
dan bersifat akumulatif,dampak tersebut. Maka pemerintah telah berusaha untuk mengelolaa
limbah B3 secara menyeluruh,terpadu dan berkelajutan. Pengelolaan Limbah B3 merupakan
salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain:
1. Penghasil Limbah B3
2. Pengumpul Limbah B3
3. Pengangkut Limbah B3
4. Pemanfaat Limbah B3
5. Pengolah Limbah B3
6. Penimbunan Limbah B3
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarut kerak,
pengemasan, dll. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 sisa proses suatu industri atau
kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.
1. Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap.
2. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
3. Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
4. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.
1. Flammable (mudah terbakar), yaitu bahan padat, cair, uap, atau gas yang menyala
dengan mudah dan terbakar secara cepat bila dipaparkan pada sumber nyala,
misalnya: jenis pelarut ethanol, gas hidrogen, methane.
2. Explosive (mudah meledak), yaitu materi yang dapat meledak karena adanya kejutan,
panas atau mekanisme lain, misalnya dinamit.
3. Corrosive (korosif), bahan padat atau cair yang dapat membakar atau merusak
jaringan kulit bila berkontak dengannya.
4. Reaktif, bahan padat atau cair yang mudah bereaksi sesuai dengan keadaan
disekitarnya, misalnya : logam natrium
5. Infeksius, bahan padat atau cair yang dapat menginfeksi lingkungan atau makhluk
hidup di sekitarnya, misalnya : jarum suntik, sisa obat-obatan
Beracun, bahan padat, cair, atau gas yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan atau
manusia yang menghirup atau terkena limbah tersebut.
2.3.1. Pengelolaan limbah industri B3 merupakan salah satu bagian dari pengelolaan
lingkungan hidup secara menyeluruh.
1. Penghasil limbah B3
2. Pengumpul limbah B3
3. Pengangkutan limbah B3
4. Pengolahan limbah B3
Penghasil limbah B3 kebanyakkan berasal dari industri kimia dan pertambangan sedangkan
sumber penghasil limbah B3 dapat dikelompokan menjadi tiga (3) yaitu :
1. Limbah B3 yang berasal dari spesifik,adalah limbah B3 sisa proses suatu industri
atau kegiatan tertentu yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian
ilmiah
2. Limbah B3 yang berasal dari tidak spesifik,adalah limbah B3 yang berasal bukan
dari proses utamanya,tetapi berasal pemeliharaan alat pencucian,inhabitor
korosi,pelarut kerak,pengemasan,dan lain-lainnya.
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa,tumpuhan,sisa kemasan,atau buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau tidak dapat dimanfaatkan
kembali,maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolaan
limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan
bahan-bahan kimia kadaluarsa.
Untuk pengolahan limbah B3 diperlukan teknologi yang tinggi,sehingga untuk membuat
instansi pengolahan diperlukan investasi yang cukup besar dan biaya operasional cukup besar
pula. Karena biaya pengelolaan yang besar tersebut,setiap industri selalu berusaha mencari
bahan subtitusi agar tidak menggunakan bahan yang bersifat B3 atau menghasilkan limbah
B3. Samping itu perusahan lebih suka menggunakan jasa pihak lain untuk pengolahan
limbah B3-nya,tetapi minimalisasi lmbah B3 selalu mendapatkan prioritas utama.
Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 belum dapat diolah dengan
segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegahnya terlepasnya
limbah B3 ke lingkungan,sehingga pontensi berbahaya terhadap manusia dan lingkungan
dapat terhindarkan. Untuk meningkatkan keamanan sebelum dilakukan penyimpanan,limbah
B3 terlebih dahulu dikemas. Mengingat karatersik limbah B3 ,maka dalam pengemasannya
perlu pula aturan tata cara yang tepat sehingga limbah B3 dapat di simpan dengan aman.
Dokumen B3 tersebut merupakan legalitas dari kegiatan pengelolaan limbah B3, dengan
demikian dokumen resmi ini merupakan sarana/alat pengawasan yang ditetapkan
pemerintah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan juga untuk
mengetahui mata rantai perpindahan dan penyebaran limbah B3. Dokumen limbah B3
merupakan yang senantiasa dibawa dari tempat pengangkutan limbah B3 ke tempat
tujuan. Dokumen diserahkan pada saat penyerahan limbah B3. Dokumen limbah B3 tersebut
meliputi juga dokumen muatan.
Penolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),adalah proses untuk mengubah
jenis,jumlah dan karakterstik limbah B3 menadi tidak berbahaya dan/atau tidak immobalisasi
limbah B3 sebelum ditimbun dan/atau jika kemungkinan agar limbah B3 dimanfaatkan
kembali (daur ulang) . karena sifat bahayanya yang dapat ditimbulkan limbah B3 sangat
tinggi,maka sebelum dibangunnya suatu pusat pengolahan limbah B3 ,pengolahan
wajib membuat analisa dampak lingkungan untuk menyelegarakan kegiatannya baik secara
sendiri maupun secara intrgrasi dengan kegiatan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1.kesimpulan