Hasil
No. Perlakuan Hasil Keterangan
1. Tabung A = etanol + air Tabung A tidak
Tabung B = klorofom + air menghasilkan dua
Tabung C = hexana + air fase
Tabung B
menghasilkan dua
fase yaitu klorofom
ada di bawah dan air
ada di atas
Tabung C
menghasilkan dua
fase yaitu hexana ada
diatas dan air ada di
bawah
2. 0,5 gram asam benzoat + 5 Terbentuk dua fase
mL air + 5 mL yang diatas air dan
diklorometana yang bawah adalah
diklorometana
sedangkan asam
benzoat larut
H3C H O
OH H
Gambar struktur molekul etanol Gambar struktur molekul air
Tabung selanjutnya yaitu diisi dengan kloroform dan air yang diperoleh hasilnya yaitu air
berada di lapisan atas dan kloroform berada di lapisan bawah. Hal ini disebabkan karena air dan
kloroform memiliki massa jenis yang berbeda. Air memiliki massa jenis sebesar 1 g/cm3 dan
massa jenis kloroform sebesar 1,484 g/cm3. Massa jenis yang lebih besar berada di lapisan
bawah dan massa jenis yang lebih kecil berada di lapisan atas. Kedua pelarut tidak tercampur
disebabkan oleh adanya beda kepolaran. Kloroform jika dilihat dari strukturnya menunjukkan
bahwa kloroform merupakan pelarut non-polar karena tidak ada gugus OH dan air merupakan
pelarut polar.
H
Cl
H O
Cl Cl H
Gambar struktur molekul kloroform Gambar struktur molekul air
Tabung terakhir yaitu diisi dengan heksana dan air. Hasil yang diperoleh yaitu heksana
berada pada lapisan atas dan air berada pada lapisan bawah. Hal ini disebabkan karena air dan
heksana memiliki massa jenis yang berbeda. Air memiliki massa jenis sebesar 1 g/cm3 dan massa
jenis heksana sebesar 0,66 g/cm3. Massa jenis yang lebih besar berada di lapisan bawah dan
massa jenis yang lebih kecil berada di lapisan atas. Selain itu,dua pelarut tidak bercampur
disebabkan oleh adanya beda kepolaran. Heksana jika dilihat dari strukturnya menunjukkan
bahwa heksana merupakan pelarut non-polar dan air merupakan pelarut polar.
H O
H
Gambar struktur molekul heksana Gambar struktur molekul air
Percobaan selanjutnya yaitu distribusi solut diantara dua pelarut. Percobaan ini
menggunakan asam benzoat dan kafein sebagai zat terlarut dan pelarut yang digunakan yaitu
diklorometana, dan air. Pertama, asam benzoat dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 0,5
gram. Ditambahkan larutan diklorometana dan air sebanyak 5. Larutan yang berada dalam
tabung reaksi dikocok agar semua padatan asam benzoat larut dan diamkan beberapa saat, hal ini
bertujuan untuk mengetahui adanya dua lapisan pelarut. Hasil yang diperoleh yaitu air berada di
lapisan atas dan diklorometana berada di lapisan bawah. Hal ini disebabkan karena perbedaan
massa jenis dan kepolaran antara diklorometana dan air seperti pada percobaan satu. Setelah
terbentuk dua lapisan pelarut, pelarut air dipipet, hal ini bertujuan untuk memisahkan senyawa
organik dan zat pelarutnya. MgSO4 anhidrat ditambahkan sedikit kedalam tabung reaksi yang
berisi senyawa organik. Penambahan MgSO4 hanya bertujuan untuk menyerap air yang masih
tertinggal saat air di pipet. Cairan dalam tabung kemudian dipindahkan dalam gelas beaker yang
sudah diketahui massanya agar terpisah dari MgSO4. Larutan ini kemudian diuapkan dengan
penangas air sampai diperoleh asam benzoat. Massa asam benzoat yang diperoleh dapat
digunakan untuk menghitung harga koefisien distribusi. Massa benzoat yang diperoleh dari
selisih massa gelas beaker yang telah diuapkan dengan massa tabung kosong, diperoleh 0,03
gram dimana massa awal dari asam benzoat yaitu 0,5 gram. Hal ini dikarenakan asam benzoat
bersifat semi polar sehingga asam benzoat dapat terlarut dalam air dan juga diklorometana. Nilai
koefisien yang didapat yaitu 0.06
Percobaan selanjutnya yaitu mengganti asam benzoat dengan kafein. Percobaan ini
Pertama, kafein dimasukkan ketiga tabung reaksi masing-masing 0,5 gram. Tabung ditambahkan
dengan Diklorometana dan air masing-masing 5 mL. Penambahan diklorometana dan air yaitu
sebagai pelarut. Larutan yang berada dalam tabung reaksi dikocok agar semua padatan kafein
larut dan diamkan beberapa saat, hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya dua lapisan pelarut.
Hasil yang diperoleh yaitu air berada di lapisan atas dan diklorometana berada di lapisan bawah.
Hal ini disebabkan karena perbedaan massa jenis dan kepolaran antara diklorometana dan air
seperti pada percobaan sebelumnya. Terbentuk dua lapisan pelarut, pelarut air dipipet, hal ini
bertujuan untuk memisahkan senyawa organik dan zat pelarutnya. MgSO4 anhidrat ditambahkan
sedikit kedalam tabung reaksi yang berisi senyawa organik. Penambahan MgSO4 hanya
bertujuan untuk menyerap air yang masih tertinggal saat air di pipet. Cairan dalam tabung
kemudian dipindahkan dalam Gelas beaker yang sudah diketahui massanya agar terpisah dari
MgSO4. Tabung reaksi ini kemudian diuapkan dengan penangas air sampai diperoleh kafein.
Kafein yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung harga koefisien distribusi. Massa
kafein yang diperoleh dari selisih massa tabung yang telah diuapkan dengan massa tabung
kosong, diperoleh 0,3 gram. Hal ini terjadi karena kafein bersifat semi polar yang dapat larut
dalam air dan diklorometana. nilai koefisien yang diperoleh dari tabung pertama ini yaitu 1,5.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum distribusi solut diantara dua pelarut yaitu
Identifikasi lapisan organik tidak bercampur dikarenakan ada perbedaan massa jenis dan beda
kepolaran. Massa jenis yang lebih besar berada di lapisan bawah dan massa jenis yang lebih
rendah berada di lapisan atas.
Referensi
Alimin M.S, Yunus dan Idris I. 2007. Kimia Analitik. Makassar : UIN Alauddin.
Basset, J. 1991. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Kedokteran
EGC.
Khopkar, M.S. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.
Laddha, G.S., Degaleesan, T.E., 1976, Transfort Phenomena in Liquid Extraction, Tata Mc-
Graw Hill Publishing Co. Ltd, New Delhi, 131 – 145.
Martunus dan Helwani Z. 2007. Ekstraksi Doiksin dalam Limbah Air Buangan Industri Pulp dan
Kertas dengan Pelarut Toluene. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 6, No. 1, hal 1-4.
Mirwan,Agus.2010.Keberlakuan Model HB-GFT Sistem n-Heksana-MEK-Air Pada Ekstraksi
Cair-Cair Kolom Isian. Info Teknik. Vol. 11 No. 1 hal 12
Purwani, M.V, Suyanti. Muhadi A.W. 2008. Ekstraksi Konsentrat Neodimium Memakai Asam
Di-2-Etil Heksil Fosfat. Yogyakarta: BATAN
Tim Dosen Kimia Organik. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember : Universitas
Jember.
Yazid, E. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : Andi
Saran
Saran dari praktikum kali ini yaitu lebih teliti lagi dalam melakukan tahap-tahap atau
prosedur praktikum. Alat-alat yang digunakan lebih dipastikan lagi kebersihan dan kandungan
airnya sebelum digunakan. Lapisan atas larutan harus berhati – hati saat di ambil dengan pipet
tetes supaya yang didapatkan akurat. Praktikan harus berhati-hati saat memanaskan larutan
supaya uap tidak terkena wajah.
Nama Praktikan
Faizal Aldino (181810301011)