Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pembina : Dr. Evi Octaviani.,S.E.,M.M.,AK.,CA
Oleh:
Derri Benarli 1617202001
Rizki Resmiadi 1617202003
Chandra Anggana 1617204005
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting.
Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan
penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur keuangan
mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal
dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan beruna dalam pengambilan
keputusan dibidang strultur modal. Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan
kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan
rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan
bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh
komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Biaya modal harus dihitung berdasar
basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan
investasi.
Biaya peluang modal adalah pengembalian tambahan atas investasi yang sudah di
ramalkan oleh unit bisnis ketika memilih untuk menggunakan dananya dalam proyek internal,
dari pada menginvestasikannta di pasar sekuritas. Dengan demikian jika pengembalian investasi
dari proyek internal perusahaan lebih kecil dari pasar sekuritas, maka perusahaan tidak akan
menginvestasikan nya dalam proyek tersebut, dengan catatan bahwa hal tersebut merupakan
satu-satunya dasar pengambilan keputusan. Biaya peluang adalah perbedaan pengembalian
investasi antara kedua buah proyek.
Sebagai contoh, manajemen senior suatu bisnis mengharapkan memperoleh
pengembalian 8% dari investasi jangka panjangnya yang sebesar $ 10.000.000 dalam
pembiayaan fasilitas manufaktur baru, atau dapat menginvestasikan uang tunai dalam bentuk
saham di mana pengembalian jangka panjang yang diharapkan adalah 12%. Kecuali terdapat
pertimbangan lain, maka investasi yang lebih baik adalah dalam bentuk saham. Biaya peluang
modal investasi di fasilitas manufaktur adalah 2%, yang merupakan perbedaan dalam
pengembalian dua peluang investasi.
Konsep ini tidak sesederhana pada saat pertama kali muncul. Orang yang membuat
keputusan harus memperkirakan variabilitas pengembalian investasi alternatif selama periode di
mana uang tunai diharapkan digunakan. Untuk kembali ke contoh, manajemen senior dapat
yakin bahwa perusahaan dapat menghasilkan pengembalian 8% pada fasilitas manufaktur baru,
sedangkan mungkin ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai variabilitas pengembalian
dari investasi dalam saham (yang bahkan bisa negatif selama periode penggunaan kas). Dengan
demikian, variabilitas pengembalian juga harus dipertimbangkan ketika tiba pada biaya peluang
modal. Ketidakpastian ini dapat dikuantifikasi dengan menetapkan probabilitas kejadian untuk
hasil pengembalian investasi yang berbeda, dan menggunakan rata-rata tertimbang sebagai
pengembalian yang paling mungkin. Tidak peduli bagaimana masalah tersebut diatasi, poin
utamanya adalah bahwa ada ketidakpastian seputar penurunan biaya peluang modal, sehingga
keputusan jarang didasarkan pada informasi investasi yang sepenuhnya dapat diandalkan.
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata
lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan
kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut
sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa
bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur),
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai
presentase tahunan dari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable
dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga
mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak
penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta
tabungan.
Weston dan Copeland (1998, p. 184) menyatakan bahwa suku bunga dalam
keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil
pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi.
Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan
terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila
jumlah uang lebih banyak/besar dan permintaan terhadap uang lebih sedikit
Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a) State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
menghitung beban bunga
b) Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan
stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar
dipinjam
c) Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang
memenuhi tiga syarat: jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal
tahun, kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.
Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak.
Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung
ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang
diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan
secara jelas
Samuelson dan Nordaus, (1992, p.500) menyatakan beberapa pengertian yang berkaitan
dengan suku bunga sebagai berikut:
a) Interest sebagai pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
b) Interest rate sebagai jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus
membayar untuk kesempatan meminjam uang.
c) Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari:
1) Term or maturity, yaitu jangka waktu atau jatuh tempo.
2) Risk, yaitu tinggi rendahnya kadar kandungan inflasi spekulasi.
3) Liquidity, yaitu tingkat kemudahan dalam mengubah bentuknya ke dalam bentuk
tunai cash dengan kerugian nilai yang sedikit.
4) Administrative costs, yaitu biaya administrasi yang dibebankan pada para
peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi.
d) Suku bunga diskonto sebagai tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank
umum apabila meminjam uang dari Bank Sentral.
2.2.2 Fungsi Suku Bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah:
a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya,
pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila
perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah
memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.
Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian
2.2.3 Tipe-tipe Suku Bunga
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu:
a) Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi
dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
b) Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka
memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Untuk mennetukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi
oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping
faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para
pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila
tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian
besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh
investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat
bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat
pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat
bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para
pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para
pengusaha (Sukirno, 1998).
sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan
(penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki
di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana
tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Capital Budgeting merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital
Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesment consistents with the
firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam
jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau
pembahasan kapasitas pabrik misalnya: dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka
waktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat
terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.
dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut
sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,
sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi
tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan
yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial
decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi
untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah,
mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber
pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting
dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah
ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang
paling baik.
Capital budgeting sangat penting bagi perusahaan karena di dalamnya terdapat jumlah
biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Keputusan
di bidang capital budgeting ini akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
perusahaan di masa yang akan datang. Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting
1 Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang, sehingga ini
2 Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan diwaktu yang
akan datang.
3 Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.
4 Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan
mengestimasikan arus kas proyek selanjutnya menentukan apakah proyek tersebut layak untuk
dilakukan. Setelah itu barulah perusahaan mengimplementasikan proyek yang layak. Dan yang
terakhir ialah memonitor proyek-proyek yeng telah diimplementasikan. Berikut ini akan
Hal ini terjadi ketika divisi-divisi atau departemen menawarkan masukan berupa proyek-
Mengestimasikan arus kas yang berasal dari proyek-proyek potensial sangatlah penting
dari proses penganggaran modal. Pendapatan yang diterima dari proyek menunjukan arus kas
yang masuk, sedangkan pembayaran untuk menutupi beban proyek menunjukan arus kas keluar.
Itulah mengapa setiap proyek potensial mampu mempengaruhi arus kas perusahaan.
Langkah selanjutnya ialah penilaian. Salah satu metode yang terkenal adalah teknik nilai
sekarang bersih. Tentu yang diperlukan salah satu nya yaitu saling eksklusif atau mutually
exclusive. Yaitu situasi dimana hanya satu diantara dua proyek yang dibuat dengan tujuan yang
sama yang dapat diterima. Ada juga istilah lain, yaitu proyek independen yang maksud nya ialah
proyek yang kelayakan nya dapat dinilai tanpa mempertimbangkan proyek-proyek lain.
Dalam proses atau tahapan ini perusahaan perlu fokus pada pengimplementasian proyek-
proyek yang akan djalankan. Sebagai bagian dari proses implementasi, perusahaan harus
arus kasnya telah diestimasi dengan baik. Pemonitoran juga dapat mendeteksi ketidakefisienan
dalam proyek dan dapat membantu menentukan kapan suatu proyek sebaiknya ditinggalkan.
Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
1. Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi
bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai
tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi
kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan
menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat
diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang
3. Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang
yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah
4. Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera
dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.
operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan
analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga
yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash
Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari
investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena
perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek
tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan
Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada
sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas
tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung
atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:
1 Initial investment (Investasi awal): Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai
proyek tersebut.
2 Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut
berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar
(pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan
depresiasi.
3 Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut
Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas
semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga dan
pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban
Dimana:
Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang. Apabila perusahaan
Dimana:
NI = Net Income
Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting,
yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan perhitungan
yang matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati perkiraan cash flow
yang dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital
budgeting akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi.
Dalam metode ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran jangka waktu yang
dibutuhkan untuk menutup kembali nilai investasi awal (initial investment), dengan
menggunakan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan investasi tersebut.
Jika kriteria Payback Period yang akan digunakan dalam penilaian investasi, maka
terlebih dahulu harus ditetapkan jangka waktu maksimum yang diinginkan dari pengembalian
modal investasi. Jika Payback Period investasi melampaui payback period maksimum, maka
usulan investasi ditolak. Sebaliknya, jika payback period investasi lebih pendek dari payback
Metode ini cukup sederhana. Formula untuk mencari payback period adalah:
melakukan modifikasi dengan pendekatan discounted payback (DPP). Metode ini seperti
metode payback period biasa, namun dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang
Dalam metoda ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran seberapa besar selisih
yang dapat dihasilkan antara nilai sekarang present value investasi dengan aliran kas bersih (net
cash flow) yang dihasilkan selama umur investasi, baik operasional maupun aliran kas bersih
Penetapan nilai sekarang dari aliran kas bersih selama umur investasi harus didasarkan pada
tingkat bunga tertentu yang dianggap relevan. Umumnya tingkat bunga (yang berfungsi
sebagai discount factor) yang digunakan adalah biaya penggunaan dana (cost of capital), yaitu
bunga dari modal yang digunakan untuk membelanjai investasi atau dapat pula digunakan
Pemilihan dicount faktor merupakan masalah penting dalam metode NPV. Hakikatnya,
pemilihan discount factor merupakan cerminan dari perkiraan para investor mengenai
opportunity cost yang sesuai bagi dana yang akan digunakan untuk membelanjai kegiatan
investasi.
Metode NPV ini merupakan metode untuk mencai selisish antara nilai sekarang dari
aliran kas neto (proceed) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).
Keterangan:
r = discount rate
Pengambilan keputusan apakah suatu proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan
metode Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila
NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau
Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil
keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan
menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode
Pengambilan keputusan apakan suatu proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak
(tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI>1, maka rencana investasi layak
diterima, sedangkan apabila PI <1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau di tolak.
Metode Accounting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari
diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earning after tax, EAT). Sedangkan
investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh dari investasi awal (jika
ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil dari ARR ini merupakan angka relatif
(persentase).
Penggunaan metode ARR ini sangat sederhana sehingga mudah untuk mengambil keputusan.
Apabila besarnya ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka
investasi tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Namun metode ini banyak
menyesatkan
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk
mencari tingkat bunga (discaount rate) yang menyematkan nilai sekarang dari aliran kas
Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV sama dengan nol. Oleh karena itu, untuk
menghitung IRR diperlukan data NPV dari kutub (daerah) positif dan kutub negatif kemudian
dilakukan interpolasi (mencari nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol.
Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan besarnya
Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV
investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator atau
komputer. Jika menggunakan IRR, maka investasi akan diterima bila besarnya IRR lebih besar
dibanding tingkat bunga yang dipergunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila
keterangan:
Dari kelima metode penilaian investasi yang telah dijelaskan diatas, ternyata ada 3
metode yang cukup baik digunakan dalam menilai investasi yaitu metode Net Present Value
(NPV), metode profitability index (PI) dan metode Internal Rate of Return (IRR). Hal ini
terutama karena ketiga metode tersebut memperhatikan nilai waktu dan uang dalam analisa
penilaiannya.
Dengan demikian, perhitugnan NPV, PI, dan IRR semuanya menggunakan basis konsep yang
sama, yaitu present value dari aliran kas yang terjadi, baik aliran kas keluar maupun aliran kas
masuk. Keputusan yang diambil dengan menggunakan ketiga metode tersebut juga tidak
berbeda.
Alternatif investasi maksudnya adalah tindakan investasi alternatif di luar investasi seperti
biasanya. Investasi dilakukan pada instrumen investasi dengan tujuan tertentu dan mempunyai
risiko cukup, tetapi ada kemungkinan tingkat pengembalian tinggi. Atau modal awal tidak hilang
saat jatuh tempo, tetapi tingkat pengembaliannya tidak jelas, hanya indikasi.
Secara garis besar, lahan investasi secara umum dapat dibagi dua, yaitu real asset
investment and financial asset investment.
Ciri-ciri investasi di sektor real ini adalah perantara tidak mutlak.diperlukan dan
informasi bisa didapat secara langsung dari lapangan, karena obyek investasinya bisa dilihat
secara nyata, misalnya mutu bangunan ruko yang kita beli, dapat kita lihat langsung dari
tampilan bangunan-bahan bangunannya baik, warnanya cocok, ukurannya tepat dan lain
sebagainya
1) Saham
Pengertian saham secara umum dan sederhana ialah “surat berharga yang bisa
diperjual belikan (Transaksi) oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut
diperjualbelikan”.Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik dan Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki
klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum PemegangSaham(RUPS).
2) Reksadana
Ialah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk
berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara
membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini lalu dikelola oleh Manajer Investasi (MI)
ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun pasar
efek/sekuriti lainnya. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal
1, ayat (27): “Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.”
Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu:
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk
disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana
bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan
administratur.
3) Obligasi
Adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan
suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji
untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat
tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam
obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan-
pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit. Obligasi pada
umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun. Misalnya saja
pada Obligasi pemerintah Amerika yang disebut "U.S. Treasury securities"
diterbitkan untuk masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu
1 hingga 10 tahun disebut "surat utang" dan utang dibawah 1 tahun disebut "Surat
Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang
diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang dibawah 1
tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN).
b. Risiko pasar
Risiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga naik)
mengakibatkan investor mengalami capital loss
c. Risiko reinvestment
Turunnya harga sekuritas pada gilirannya menyebabkan timbulnya risiko investor seperti
penghasilan suatu aset financial yang harus di-reinvest dalam asset yang berpendapatan rendah.
d. Risiko gagal bayar
Ketidakmampuan peminjam (debitor) memenuhi kewajibannya sesuai yang
diperjanjikan.
e. Risiko inflasi
Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga barang dan jasa-jasa
yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.
g. Risiko politik
Kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan
turunnya pendapatan.
i. Risiko negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi
perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas
ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari
risiko negara yang terlalu tinggi.
j. Risiko likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka
semakin likuid sekuritas tersebut. Dan demikian pula sebaliknya.
Apabila kita pasti akan menerima sejumlah uang tertentu pada masa yang akan
dating maka kita dapat mengatakan bahwa penerimaan tersebut mempunyai sifat pasti. Karena
itu investasi yang mempunyai karakteristik seperti itu dikatakan bersifat bebas berisiko.
Sayangnya sebagian besar investasi pada aktiva riil merupakan investasi yang mempunyai unsur
ketidakpastian atau mempunyai unsur risiko. Dan kalau kita berbicara tentang masa yang akan
dating dan unsur ketidakpastian, maka kita hanya bias mengatakan tentang nilai yang diharapkan
(expected value).
Arus kas yang independent berarti bahwa arus kas pada tahun n+1 tidak berkaitan
dengan arus kas pada tahun n. artinya apabila arus kas pada waktu ke n ternyata menurun 10%
dari yang diharapkan, maka arus kas pada waktu n+1 tidak mesti menurun sebesar 10% juga.
Karena bisa saja tetap sesuai dengan yang diharapkan atau kalau menyimpang tidak mesti sejalan
dengan tahun ke n.
Dari kesemuanya ini dapat kita simpulkan bahwa risiko dapat diartikan sebagai
ketidak pastian arus kas. Semakin tidak pasti arus kas, semakin berisiko proyek tersebut. Apabila
ketidakpastian arus kas ini diperhatikan dalam konteks proyek, maka umumnya akan dijumpai
adanya korelasi antara arus kas pada waktu t dan pada waktu t+1. pada waktu kita mulai
memperhatikan faktor ketidakpastian ini, maka kita hanya dapat mengatakan bahwa NPV yang
diharapkan dari suatu proyek adalah bernilai tertentu.
Apabila diperhatikan faktor korelasi antar arus kas, maka penaksiran variance
NPV menjadi lebih rumit, lenih-lebih apabila proyek tersebut mempunyai usia ekonomis yang
cukup lama. Untuk itu kemudian diperkenalkan metode simulasi Monte Carlo. Kesulitan dari
metode-metode tersebut adalah pada penaksiran probabilitas suatu variable akan memperoleh
nilai tertentu. Karena bagaimanapun, akhirnya unsure judgement masuk dalam penaksiran
probabilitas tersebut
Menetapkan biaya dan target waktu yang ketat menjadikan proyek lebih berisiko
terhadap waktu dan biaya, karena pencapaian target menjadi lebih tidak pasti jika targetnya
ketat.Sebaliknya dengan menentapkan waktu atau persyaratan kualitas yang longgar
menunjukkan risiko waktu atau risiko kualitas yang rendah.Bagaimanapun juga target-target
yang tidak tepat dengan sendirinya merupakan sumber dari risiko, dan kegagalan untuk
mengetahui kebutuhan tingkat kinerja minimum terhadap kriteria tertentu secara otomatis
membangkitkan risiko pada dimensi-dimensi tersebut.Karena itu sangatlah penting untuk
menetapkan tujuan-tujuan dan kriteria kinerja yang jelas yang mencerminkan kebutuhan dari
berbagai pihak.Tujuan proyek yang berbeda yang dimiliki oleh berbagai pihak dan saling
ketergantungan antara tujuan-tujuan yang berbeda perlu dipahami. Strategi untuk me-manage
risiko tidak bisa dipisahkan dari strategi me-manage tujuan proyek.
Dengan menelusuri lebih jauh dapat terlihat berbagai aspek yang terkait dengan
risiko, dapat diklasifikasikan antara lain sebagai berikut:
a) Mana yang dapat dihindarkan, mana yang bisa diperkecil dan mana yang harus
diterima sebagai fakta.
b) Mana yang wajar diambil sebagai risiko yang dapat diterima (accepted risk), mana
yang tidak wajar, mana yang bersifat gambling.
c) Mana risiko yang adil pengalokasiannya, mana yang tidak manusiawi dan mana yang
berlawanan dengan asas hukum keadilan.
d) Mana yang dapat dijangkau perlindungan asuransi dan mana yang tidak dapat.
e) Mana yang wajar di tangan kontraktor, mana yang wajar di tangan pemilik proyek,
dan mana yang di tangan konsultan.
f) Mana yang dilindungi faktor keamanan, mana yang ditangani langkah pengamanan,
mana yang tidak.
g) Mana yang kritis (crucial) ke arah kegagalan total, kegagalan berantai, kegagalan
meluas, atau kegagalan lokal.
h) Mana yang bisa diperkecil dengan peningkatan faktor beban, mana yang tidak.
i) Mana yang bisa dijangkau metode probabilitas, mana yang harus dengan pendekatan
fakta, logika,pertimbangan (judgment), dan pengalaman
BAB III
KESIMPULAN
- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar
oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi
perusahaan.
- Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Tarif Pajak.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Kebijakan Dividend.
Kebijakan Investasi.
- Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
- Biaya kesempatan modal adalah pilihan dari dua investasi yang dimiliki oleh seseorang
atau perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pilihan satu ke
lainnya.
- Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan
capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-
dasar Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.