Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

OPORTUNITY COST OF CAPITAL

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pembina : Dr. Evi Octaviani.,S.E.,M.M.,AK.,CA

Oleh:
Derri Benarli 1617202001
Rizki Resmiadi 1617202003
Chandra Anggana 1617204005

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting.
Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan
penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur keuangan
mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal
dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan beruna dalam pengambilan
keputusan dibidang strultur modal. Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan
kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.

Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan
rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan
bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Biaya Modal (Cost of Capital)?
2. Apa yang dimasud dengan opportunity cost of capital?
3. Apa saja yang dimaksud dengan interest rate fundamental ?
4. Apa hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Capital Budgeting
(Penganggaran Modal).?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Biaya Modal (Cost of Capital).
2. Untuk mengetahui opportunity cost of capital
3. Untuk mengetahui interest rate fundamental ?
4. Untuk mengetahui hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Capital
Budgeting (Penganggaran Modal).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BIAYA PELUANG MODAL


2.1.1 Definisi
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu
investasi perusahaan.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut :

1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)


diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rateofreturn). Biaya modal biasanya digunakan sebagai
ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discountrate),
yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.

Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh
komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Biaya modal harus dihitung berdasar
basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan
investasi.

Biaya peluang modal adalah pengembalian tambahan atas investasi yang sudah di
ramalkan oleh unit bisnis ketika memilih untuk menggunakan dananya dalam proyek internal,
dari pada menginvestasikannta di pasar sekuritas. Dengan demikian jika pengembalian investasi
dari proyek internal perusahaan lebih kecil dari pasar sekuritas, maka perusahaan tidak akan
menginvestasikan nya dalam proyek tersebut, dengan catatan bahwa hal tersebut merupakan
satu-satunya dasar pengambilan keputusan. Biaya peluang adalah perbedaan pengembalian
investasi antara kedua buah proyek.
Sebagai contoh, manajemen senior suatu bisnis mengharapkan memperoleh
pengembalian 8% dari investasi jangka panjangnya yang sebesar $ 10.000.000 dalam
pembiayaan fasilitas manufaktur baru, atau dapat menginvestasikan uang tunai dalam bentuk
saham di mana pengembalian jangka panjang yang diharapkan adalah 12%. Kecuali terdapat
pertimbangan lain, maka investasi yang lebih baik adalah dalam bentuk saham. Biaya peluang
modal investasi di fasilitas manufaktur adalah 2%, yang merupakan perbedaan dalam
pengembalian dua peluang investasi.
Konsep ini tidak sesederhana pada saat pertama kali muncul. Orang yang membuat
keputusan harus memperkirakan variabilitas pengembalian investasi alternatif selama periode di
mana uang tunai diharapkan digunakan. Untuk kembali ke contoh, manajemen senior dapat
yakin bahwa perusahaan dapat menghasilkan pengembalian 8% pada fasilitas manufaktur baru,
sedangkan mungkin ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai variabilitas pengembalian
dari investasi dalam saham (yang bahkan bisa negatif selama periode penggunaan kas). Dengan
demikian, variabilitas pengembalian juga harus dipertimbangkan ketika tiba pada biaya peluang
modal. Ketidakpastian ini dapat dikuantifikasi dengan menetapkan probabilitas kejadian untuk
hasil pengembalian investasi yang berbeda, dan menggunakan rata-rata tertimbang sebagai
pengembalian yang paling mungkin. Tidak peduli bagaimana masalah tersebut diatasi, poin
utamanya adalah bahwa ada ketidakpastian seputar penurunan biaya peluang modal, sehingga
keputusan jarang didasarkan pada informasi investasi yang sepenuhnya dapat diandalkan.

2.2 INTEREST RATE FUNDAMENTALS


2.2.1 Pengertian Dasar

Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata
lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan
kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut
sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa
bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur),
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai
presentase tahunan dari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable
dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga
mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak
penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta
tabungan.

Weston dan Copeland (1998, p. 184) menyatakan bahwa suku bunga dalam
keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil
pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi.
Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan
terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila
jumlah uang lebih banyak/besar dan permintaan terhadap uang lebih sedikit

Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a) State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
menghitung beban bunga
b) Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan
stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar
dipinjam
c) Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang
memenuhi tiga syarat: jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal
tahun, kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.

Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak.
Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung
ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang
diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan
secara jelas

Samuelson dan Nordaus, (1992, p.500) menyatakan beberapa pengertian yang berkaitan
dengan suku bunga sebagai berikut:
a) Interest sebagai pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
b) Interest rate sebagai jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus
membayar untuk kesempatan meminjam uang.
c) Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari:
1) Term or maturity, yaitu jangka waktu atau jatuh tempo.
2) Risk, yaitu tinggi rendahnya kadar kandungan inflasi spekulasi.
3) Liquidity, yaitu tingkat kemudahan dalam mengubah bentuknya ke dalam bentuk
tunai cash dengan kerugian nilai yang sedikit.
4) Administrative costs, yaitu biaya administrasi yang dibebankan pada para
peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi.
d) Suku bunga diskonto sebagai tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank
umum apabila meminjam uang dari Bank Sentral.
2.2.2 Fungsi Suku Bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah:
a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya,
pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila
perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah
memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.
Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian
2.2.3 Tipe-tipe Suku Bunga
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu:
a) Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi
dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
b) Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka
memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Untuk mennetukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi
oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping
faktor-faktor lainnya.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:

a) Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman


meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat
terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
b) Persaingan, dalam memperebutkan daa simpanan, maka disamping faktor promosi,
yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.
c) Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga
pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d) Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi
tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa
mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
e) Target keuntungan yang diharapkan.
f) Reputasi perusahaan.
g) Kualitas jaminan.
h) Daya saing produk.
2.2.5 Peran Suku Bunga dalam Perekonomian

Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para
pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila
tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian
besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh
investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat
bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat
pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat
bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para
pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para
pengusaha (Sukirno, 1998).

2.3 Capital Budgeting (Penganggaran Modal).

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) adalah Suatu Konsep Investasi. Dikatakan

sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan

(penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki

di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana

tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.

Capital Budgeting merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang

yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital

Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesment consistents with the

firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam

jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau

pembahasan kapasitas pabrik misalnya: dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka

waktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat

terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.

Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa

dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut

sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,

sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi

tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan

yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,

fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial

decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi

untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah,

mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber

pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting

dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah

ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang

paling baik.

2.3.1 Pentingnya Capital Budgeting

Capital budgeting sangat penting bagi perusahaan karena di dalamnya terdapat jumlah

biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Keputusan

di bidang capital budgeting ini akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan

perusahaan di masa yang akan datang. Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting

bagi perusahaan karena:

1 Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang, sehingga ini

berpengaruh bagi penyediaan dana untuk keperluan lain.

2 Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan diwaktu yang

akan datang.

3 Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.
4 Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan

mempunyai akibat yang panjang dan berat.

2.3.2 Tahapan Capital Budgeting

Proses penganggaran modal diawali dengan mengusulkan proyek baru kemudian

mengestimasikan arus kas proyek selanjutnya menentukan apakah proyek tersebut layak untuk

dilakukan. Setelah itu barulah perusahaan mengimplementasikan proyek yang layak. Dan yang

terakhir ialah memonitor proyek-proyek yeng telah diimplementasikan. Berikut ini akan

dijelaskan lebih rinci lagi tentang tahapan-tahapan tersebut.

1. Mengusulkan proyek baru

Hal ini terjadi ketika divisi-divisi atau departemen menawarkan masukan berupa proyek-

proyek baru yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh perusahaan.

2. Mengestimasikan arus kas proyek

Mengestimasikan arus kas yang berasal dari proyek-proyek potensial sangatlah penting

dari proses penganggaran modal. Pendapatan yang diterima dari proyek menunjukan arus kas

yang masuk, sedangkan pembayaran untuk menutupi beban proyek menunjukan arus kas keluar.

Itulah mengapa setiap proyek potensial mampu mempengaruhi arus kas perusahaan.

3. Menentukan apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan

Langkah selanjutnya ialah penilaian. Salah satu metode yang terkenal adalah teknik nilai

sekarang bersih. Tentu yang diperlukan salah satu nya yaitu saling eksklusif atau mutually

exclusive. Yaitu situasi dimana hanya satu diantara dua proyek yang dibuat dengan tujuan yang
sama yang dapat diterima. Ada juga istilah lain, yaitu proyek independen yang maksud nya ialah

proyek yang kelayakan nya dapat dinilai tanpa mempertimbangkan proyek-proyek lain.

4. Mengimplementasikan Proyek-Proyek yang Layak untuk Dijalankan

Dalam proses atau tahapan ini perusahaan perlu fokus pada pengimplementasian proyek-

proyek yang akan djalankan. Sebagai bagian dari proses implementasi, perusahaan harus

memperoleh dana yang diperlukan untuk mendanai proyek.

5. Memonitor Proyek-Proyek yang Telah Diimplementasikan

Proyek-proyek yang telah diimplementasikan perlu dimonitor untuk menentukan apakah

arus kasnya telah diestimasi dengan baik. Pemonitoran juga dapat mendeteksi ketidakefisienan

dalam proyek dan dapat membantu menentukan kapan suatu proyek sebaiknya ditinggalkan.

2.3.3 Proses Capital Budgeting

Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:

1. Pembuatan Proposal

Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi

bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan

berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

2. Kajian dan Analisa

Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai

tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi

kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan

menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat
diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.

Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah

analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang

ditujukan untuk para pengambil keputusan.

3. Pengambilan Keputusan

Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal

menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan

biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang

yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah

tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.

4. Implementasi

Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera

dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung

dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang

ketat.

5. Follow Up (tindak lanjut)

Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan

operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang

diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang

dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk

menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek

tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan

analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga

yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan.

Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash

flow yang diestimasi.

2.3.4 Arus Kas (Cash Flow)

Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari

investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena

perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek

tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan

dari investasi tersebut.

Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada

sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas

tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung

atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:

1 Initial investment (Investasi awal): Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai

proyek tersebut.

2 Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut

berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar

(pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan

depresiasi.
3 Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut

dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut.

Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas

semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga dan

pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban

penyusutan non kas. Rumusannya adalah sebagai berikut:

Cash Flow = EBIT (1 – T) + Depresiasi

Dimana:

EBIT = Laba Sebelum Bunga dan pajak

T = Pajak penghasilan perusahaan

Depr = Beban Penyusutan

Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang. Apabila perusahaan

memiliki hutang maka rumusannya adalah:

Cash Flow = NI + Depr + rD (1 – T)

Dimana:

NI = Net Income

rD = Interest expense (biaya bunga bank)

Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting,

yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan perhitungan

yang matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati perkiraan cash flow
yang dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital

budgeting akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi.

2.3.5 Metode Analisis Capital Budgeting

a. Metode Period Method

Dalam metode ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran jangka waktu yang

dibutuhkan untuk menutup kembali nilai investasi awal (initial investment), dengan

menggunakan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan investasi tersebut.

Jika kriteria Payback Period yang akan digunakan dalam penilaian investasi, maka

terlebih dahulu harus ditetapkan jangka waktu maksimum yang diinginkan dari pengembalian

modal investasi. Jika Payback Period investasi melampaui payback period maksimum, maka

usulan investasi ditolak. Sebaliknya, jika payback period investasi lebih pendek dari payback

period maksimum, maka investasi diterima.

Metode ini cukup sederhana. Formula untuk mencari payback period adalah:

Metode payback period memeiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Mengabaikan nilai waktu dari uang

2. Mengabaikan proceeds setelah PBP dicapai

3. Mengabaikan nilai sisa

Untuk mengatasi kelemahan metode payback period, maka beberapa perusahaan

melakukan modifikasi dengan pendekatan discounted payback (DPP). Metode ini seperti

metode payback period biasa, namun dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang

didiskontokan dengan discount rate tertentu.


b. Net Present Value Method (NPV)

Dalam metoda ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran seberapa besar selisih

yang dapat dihasilkan antara nilai sekarang present value investasi dengan aliran kas bersih (net

cash flow) yang dihasilkan selama umur investasi, baik operasional maupun aliran kas bersih

pada akhir umur investasi (terminal cahs flow).

Penetapan nilai sekarang dari aliran kas bersih selama umur investasi harus didasarkan pada

tingkat bunga tertentu yang dianggap relevan. Umumnya tingkat bunga (yang berfungsi

sebagai discount factor) yang digunakan adalah biaya penggunaan dana (cost of capital), yaitu

bunga dari modal yang digunakan untuk membelanjai investasi atau dapat pula digunakan

tingkat bunga yang berlaku untuk tabungan.

Pemilihan dicount faktor merupakan masalah penting dalam metode NPV. Hakikatnya,

pemilihan discount factor merupakan cerminan dari perkiraan para investor mengenai

opportunity cost yang sesuai bagi dana yang akan digunakan untuk membelanjai kegiatan

investasi.

Metode NPV ini merupakan metode untuk mencai selisish antara nilai sekarang dari

aliran kas neto (proceed) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).

Keterangan:

Io = nilai investasi atau outlays

At = aliran kas neto pada priode t

r = discount rate

t = jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi)

Pengambilan keputusan apakah suatu proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan
metode Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila

NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau

negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.

c. Metode Profitability Index (PI)

Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil

keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan

menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode

profitability index ini. Formula metode PI adalah:

Pengambilan keputusan apakan suatu proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak

(tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI>1, maka rencana investasi layak

diterima, sedangkan apabila PI <1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau di tolak.

d. Metode Accounting Rate of Return (ARR)

Metode Accounting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari

investasi yang digunakan untuk memperolah keuntungan tersebut. Keuntungan yang

diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earning after tax, EAT). Sedangkan

investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh dari investasi awal (jika

ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil dari ARR ini merupakan angka relatif

(persentase).
Penggunaan metode ARR ini sangat sederhana sehingga mudah untuk mengambil keputusan.

Apabila besarnya ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka

investasi tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Namun metode ini banyak

kelemahannya, yaitu sebagai berikut:

1 Mengabaikan nilai waktu dari uang

2 Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran

kas dari investasi

3 Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang

menyesatkan

4 Kurang memperhatikan panjangnya (lamanya) jangka waktu investasi

e. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk

mencari tingkat bunga (discaount rate) yang menyematkan nilai sekarang dari aliran kas

neto (present value of procceds) dan investasi (initial outlays).

Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV sama dengan nol. Oleh karena itu, untuk

menghitung IRR diperlukan data NPV dari kutub (daerah) positif dan kutub negatif kemudian

dilakukan interpolasi (mencari nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol.

Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan besarnya

bunga yang dihasilkan obligasi hingga jatuh temponya (yield to maturity).

Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV

karena menggunakan cara coba-coba ketika menentukan besarnya discount rate

investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator atau

komputer. Jika menggunakan IRR, maka investasi akan diterima bila besarnya IRR lebih besar
dibanding tingkat bunga yang dipergunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila

IRR lebih kecil daripada biaya modal yang digunakan.

keterangan:

IRR = internal rate of return

rk = tingkat bunga yang kecil

rb = tingkat bunga yang besar

NPV rk = net present value pada tingkat bunga yang kecil

PV rk = present value of proceeds pada tingkat bunga yang kecil

PV rb = present value of proceeds pada tingkat bunga yang besar

Dari kelima metode penilaian investasi yang telah dijelaskan diatas, ternyata ada 3

metode yang cukup baik digunakan dalam menilai investasi yaitu metode Net Present Value

(NPV), metode profitability index (PI) dan metode Internal Rate of Return (IRR). Hal ini

terutama karena ketiga metode tersebut memperhatikan nilai waktu dan uang dalam analisa

penilaiannya.

Dengan demikian, perhitugnan NPV, PI, dan IRR semuanya menggunakan basis konsep yang

sama, yaitu present value dari aliran kas yang terjadi, baik aliran kas keluar maupun aliran kas

masuk. Keputusan yang diambil dengan menggunakan ketiga metode tersebut juga tidak

berbeda.

2.4 Alternatif Investasi

Alternatif investasi maksudnya adalah tindakan investasi alternatif di luar investasi seperti
biasanya. Investasi dilakukan pada instrumen investasi dengan tujuan tertentu dan mempunyai
risiko cukup, tetapi ada kemungkinan tingkat pengembalian tinggi. Atau modal awal tidak hilang
saat jatuh tempo, tetapi tingkat pengembaliannya tidak jelas, hanya indikasi.
Secara garis besar, lahan investasi secara umum dapat dibagi dua, yaitu real asset
investment and financial asset investment.

a) Real asset investment


Adalah komitmen mengikatkan aset pada sektor real. Seperti diketahui, istilah sektor real
sering digunakan untuk menunjukkan sektor diluar keuangan, seperti perdagangan, industri,
pertanian dan lain sebagainya. Dengan demikian, investasi pada sektor real adalah komitmen
mengikatkan aset di luar sektor keuangan. Sebagai contoh dari real asset investment, misalnya
membeli ruko untuk berdagang tekstil atau barang lainnya, membangun pabrik, membeli
apartemen kemudian disewakan, membeli lukisan untuk dijual kembali dan masih banyak lagi.

Ciri-ciri investasi di sektor real ini adalah perantara tidak mutlak.diperlukan dan
informasi bisa didapat secara langsung dari lapangan, karena obyek investasinya bisa dilihat
secara nyata, misalnya mutu bangunan ruko yang kita beli, dapat kita lihat langsung dari
tampilan bangunan-bahan bangunannya baik, warnanya cocok, ukurannya tepat dan lain
sebagainya

b) Financial asset investment (investasi di sektor keuangan)


sering juga disebut portfolio investment (investasi portofolio) adalah komitmen untuk
mengikatkan aset pada surat-surat berharga (securities), yang diterbitkan oleh penerbitnya.
Penerbit surat berharga ini beragam,mulai dari individu, perusahaan hingga pemerintah.
Demikian pula dengan jenisnya, sangat beragam, mulai dari yang sederhana seperti utang
piutang antar pribadi hingga produk derivative (turunan) yang rumit, seperti future. Sebagai
contoh investasi pada sektor keuangan ini, misalnya, kita menabung uang di bank, membeli
saham, obligasi atau reksadana

1) Saham
Pengertian saham secara umum dan sederhana ialah “surat berharga yang bisa
diperjual belikan (Transaksi) oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut
diperjualbelikan”.Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik dan Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki
klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum PemegangSaham(RUPS).

2) Reksadana
Ialah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk
berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara
membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini lalu dikelola oleh Manajer Investasi (MI)
ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun pasar
efek/sekuriti lainnya. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal
1, ayat (27): “Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.”

Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu:

 Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi


 Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi
 Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya
pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima
dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana
tersebut.

Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk
disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana
bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan
administratur.
3) Obligasi
Adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan
suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji
untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat
tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam
obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan-
pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit. Obligasi pada
umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun. Misalnya saja
pada Obligasi pemerintah Amerika yang disebut "U.S. Treasury securities"
diterbitkan untuk masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu
1 hingga 10 tahun disebut "surat utang" dan utang dibawah 1 tahun disebut "Surat
Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang
diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang dibawah 1
tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN).

Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk


sekuriti. "Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur, sedangkan
"pemegang" obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon"
obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur.
Dengan penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna
memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari luar
perusahaan.

Pada beberapa negara, istilah "obligasi" dan "surat utang" dipergunakan


tergantung pada jangka waktu jatuh temponya. Pelaku pasar biasanya menggunakan
istilah obligasi untuk penerbitan surat utang dalam jumlah besar yang ditawarkan
secara luas kepada publik dan istilah "surat utang" digunakan bagi penerbitan surat
utang dalam skala kecil yang biasanya ditawarkan kepada sejmlah kecil investor.
Tidak ada pembatasan yang jelas atas penggunaan istilah ini. Ada juga dikenal istilah
"surat perbendaharaan" yang digunakan bagi sekuriti berpenghasilan tetap dengan
masa jatuh tempo 3 tahun atau kurang . Obligasi memiliki resiko yang tertinggi
dibandingkan dengan "surat utang" yang memiliki resiko menengah dan "surat
perbendaharaan" yang memiliko resiko terendah yang mana dilihat dari sisi "durasi"
surat utang dimana makin pendek durasinya memiliki resiko makin rendah

2.4.1 Risiko dalam Investasi


a. Risiko Investasi
Risiko Investasi berhubungan dengan kemungkinan memperoleh hasil investasi yang
rendah atau malah minus terhadap produk tanpa risiko (risk free asset). Beberapa risiko investasi
adalah:

b. Risiko pasar
Risiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga naik)
mengakibatkan investor mengalami capital loss
c. Risiko reinvestment
Turunnya harga sekuritas pada gilirannya menyebabkan timbulnya risiko investor seperti
penghasilan suatu aset financial yang harus di-reinvest dalam asset yang berpendapatan rendah.
d. Risiko gagal bayar
Ketidakmampuan peminjam (debitor) memenuhi kewajibannya sesuai yang
diperjanjikan.

e. Risiko inflasi
Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga barang dan jasa-jasa
yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.

f. Risiko valuta (currency or exchange rate risk)


Perubahan nilai mata uang yang menyebabkan keuntungan atau kerugian

g. Risiko politik
Kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan
turunnya pendapatan.

h. Marketability atau Liquid risk


Risiko sulitnya instrumen pasar dijual kembali sebelum jatuh tempo.

i. Risiko negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi
perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas
ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari
risiko negara yang terlalu tinggi.

j. Risiko likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka
semakin likuid sekuritas tersebut. Dan demikian pula sebaliknya.

Selain risiko di atas tersebut, dalam manajemen investasi dikenal pembagian


risiko dalam dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko unsistematis. Risiko sistematis
merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Sedangkan risiko unsistematis merupakan risiko yang tidak berkaitan dengan

2.4.2 Risiko dalam Artian Ketidakpastian Arus Kas


Tidak ada jaminan bahwa arus kas yang kita harapkan benar-benar akan terealisir
sesuai dengan apa yang kita harapkan. Selalu ada unsur ketidakpastian dan selalu ada risiko yang
menyertai suatu investasi tersebut. Pada dasarnya ada dua pendekatan yang dilakukan untuk
memasukkan faktor risiko dalam investasi, yaitu sebagai berikut:

a) Mengukur risiko dalam bentuk ketidakpastian arus kas,


b) Menggunakan konsep hubungan yang positif antara risiko dengan tingkat
keuntungan yang dipandang layak.

Apabila kita pasti akan menerima sejumlah uang tertentu pada masa yang akan
dating maka kita dapat mengatakan bahwa penerimaan tersebut mempunyai sifat pasti. Karena
itu investasi yang mempunyai karakteristik seperti itu dikatakan bersifat bebas berisiko.
Sayangnya sebagian besar investasi pada aktiva riil merupakan investasi yang mempunyai unsur
ketidakpastian atau mempunyai unsur risiko. Dan kalau kita berbicara tentang masa yang akan
dating dan unsur ketidakpastian, maka kita hanya bias mengatakan tentang nilai yang diharapkan
(expected value).

Apabila dipergunakan ketidakpastian arus kas sebagai pengukur risiko, maka


pemikiran ini berarti behwa semakin tidak pasti arus kasnya atau semakin besar nilai deviasi
standar arus kas tersebut, semakin berisiko proyek tersebut. Masalah yang timbul adalah bahwa
proyek investasi mempunyai jangka waktu yang cukup lama. Disisi lain kita menaksir arus kas
setiap tahun (termasuk ketidakpastiannya). Proyek tersebut mungkin diharapkan akan
menghasilkan arus kas selama beberapa tahun. Dengan kata lain, kita perlu menaksir arus kas
yang diharapkan (expected cash flow) dan deviasi standarnya pada tahun pertama sampai tahun
berikutnya.

Arus kas yang independent berarti bahwa arus kas pada tahun n+1 tidak berkaitan
dengan arus kas pada tahun n. artinya apabila arus kas pada waktu ke n ternyata menurun 10%
dari yang diharapkan, maka arus kas pada waktu n+1 tidak mesti menurun sebesar 10% juga.
Karena bisa saja tetap sesuai dengan yang diharapkan atau kalau menyimpang tidak mesti sejalan
dengan tahun ke n.

Dari kesemuanya ini dapat kita simpulkan bahwa risiko dapat diartikan sebagai
ketidak pastian arus kas. Semakin tidak pasti arus kas, semakin berisiko proyek tersebut. Apabila
ketidakpastian arus kas ini diperhatikan dalam konteks proyek, maka umumnya akan dijumpai
adanya korelasi antara arus kas pada waktu t dan pada waktu t+1. pada waktu kita mulai
memperhatikan faktor ketidakpastian ini, maka kita hanya dapat mengatakan bahwa NPV yang
diharapkan dari suatu proyek adalah bernilai tertentu.

Perhitungan NPV yang diharapkan menggunakan tingkat keuntungan bebas


risiko, karena kemungkinan penyimpangan dari expected NPV tersebut yang dipergunakan
sebagai ukuran risiko. Semakin besar kemungkinan menyimpang dari expected NPV, semakin
besar risiko proyek tersebut. Ukuran penyimpangan tersebut mungkin dipergunakan deviasi
standar atau koefisien variasi.

Apabila diperhatikan faktor korelasi antar arus kas, maka penaksiran variance
NPV menjadi lebih rumit, lenih-lebih apabila proyek tersebut mempunyai usia ekonomis yang
cukup lama. Untuk itu kemudian diperkenalkan metode simulasi Monte Carlo. Kesulitan dari
metode-metode tersebut adalah pada penaksiran probabilitas suatu variable akan memperoleh
nilai tertentu. Karena bagaimanapun, akhirnya unsure judgement masuk dalam penaksiran
probabilitas tersebut

2.4.3 Risiko Proyek


Menurut Chapman definisi yang luas mengenai risiko proyek adalah “implikasi
adanya ketidakpastian yang berarti, mengenai tingkat kinerja proyek yang dapat dicapai”.
Sumber risiko proyek adalah setiap faktor yang dapat mempengaruhi kinerja proyek. Risiko
timbul jika efek ini bersifat tidak pasti dan penting dalam pengaruhnya terhadap kinerja proyek.
Karenanya, definisi dari tujuan proyek dan kinerja proyek mempunyai pengaruh yang
fundamental pada tingkat risiko proyek.

Menetapkan biaya dan target waktu yang ketat menjadikan proyek lebih berisiko
terhadap waktu dan biaya, karena pencapaian target menjadi lebih tidak pasti jika targetnya
ketat.Sebaliknya dengan menentapkan waktu atau persyaratan kualitas yang longgar
menunjukkan risiko waktu atau risiko kualitas yang rendah.Bagaimanapun juga target-target
yang tidak tepat dengan sendirinya merupakan sumber dari risiko, dan kegagalan untuk
mengetahui kebutuhan tingkat kinerja minimum terhadap kriteria tertentu secara otomatis
membangkitkan risiko pada dimensi-dimensi tersebut.Karena itu sangatlah penting untuk
menetapkan tujuan-tujuan dan kriteria kinerja yang jelas yang mencerminkan kebutuhan dari
berbagai pihak.Tujuan proyek yang berbeda yang dimiliki oleh berbagai pihak dan saling
ketergantungan antara tujuan-tujuan yang berbeda perlu dipahami. Strategi untuk me-manage
risiko tidak bisa dipisahkan dari strategi me-manage tujuan proyek.

Apapun tujuan kinerja yang mendasarinya, fokus suksesnya proyek dan


ketidakpastian pencapaiannya mengarah kepada risiko yang didefinisikan sebagai “ancaman
untuk sukses”. Misalnya suksesnya proyek diukur hanya dalam bentuk biaya yang telah terealisir
relatif terhadap beberapa target atau komitmen. Kemudian risiko dapat didefinisikan sebagai
ancaman untuk sukses terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam bentuk besarnya
kemungkinan kelebihan biaya. Hal ini bisa diartikan sebagai “intensitas ancaman”. Perspektif ini
menyatakan bahwa merupakan langkah yang alami untuk menganggap manajemen risiko sebagai
pemindahan atau pengurangan kemungkinan adanya kinerja yang rendah.
Ancaman yang terjadi harus diamankan. Apa yang harus diamankan baru bisa
diketahui jika sudah diketahui di mana saja ada risiko-risiko yang menghadang keberhasilan
produk akhir dan bagaimana menanganinya.

Dengan menelusuri lebih jauh dapat terlihat berbagai aspek yang terkait dengan
risiko, dapat diklasifikasikan antara lain sebagai berikut:

a) Mana yang dapat dihindarkan, mana yang bisa diperkecil dan mana yang harus
diterima sebagai fakta.
b) Mana yang wajar diambil sebagai risiko yang dapat diterima (accepted risk), mana
yang tidak wajar, mana yang bersifat gambling.
c) Mana risiko yang adil pengalokasiannya, mana yang tidak manusiawi dan mana yang
berlawanan dengan asas hukum keadilan.
d) Mana yang dapat dijangkau perlindungan asuransi dan mana yang tidak dapat.
e) Mana yang wajar di tangan kontraktor, mana yang wajar di tangan pemilik proyek,
dan mana yang di tangan konsultan.
f) Mana yang dilindungi faktor keamanan, mana yang ditangani langkah pengamanan,
mana yang tidak.
g) Mana yang kritis (crucial) ke arah kegagalan total, kegagalan berantai, kegagalan
meluas, atau kegagalan lokal.
h) Mana yang bisa diperkecil dengan peningkatan faktor beban, mana yang tidak.
i) Mana yang bisa dijangkau metode probabilitas, mana yang harus dengan pendekatan
fakta, logika,pertimbangan (judgment), dan pengalaman
BAB III
KESIMPULAN
- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar
oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi
perusahaan.
- Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
 Tingkat Suku Bunga.
 Tarif Pajak.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Perusahaan.
 Kebijakan Struktur Modal.
 Kebijakan Dividend.
 Kebijakan Investasi.
- Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk

mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.

- Biaya kesempatan modal adalah pilihan dari dua investasi yang dimiliki oleh seseorang
atau perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pilihan satu ke
lainnya.
- Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan
capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-
dasar Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Imam Gunawan. 2009. Analisa Capital Budgeting(online)


(http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html, diakses tanggal
19 Jauari 2014).
Achsien Iggi.H (2000).investasi syariah di pasar Modal gramedia pustaka utama,Jakarta.
Fabozzi frank,j.(1999) manajemen investasi. Edition,salemba empat, Jakarta.
Huda Nurul 2007 Investasi pada pasar modal syariah Jakarta kencana
https://financial-dictionary.thefreedictionary.com/Opportunity+cost+of+capital
https://www.accountingtools.com/articles/opportunity-cost-of-capital-definition-and-usage.html

Anda mungkin juga menyukai