Anda di halaman 1dari 23

PEMBELAJARAN IPA TERPADU

“POLUSI UDARA “

OLEH
KELOMPOK 4:

GUSTI AYU MIRAH KOMALA DEWI 1513021065


FITRIANA KRISDAYANTI 1713071034
MISWARATIN 1713071053
NICKMATUL NGIZA 1713071059

KELAS V A
JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat. Penulis menyusun makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Pembelajaran IPA Terpadu yang diampu oleh Ibu Dr. Ni Made Pujani, M. Si. dan Bapak
Kompyang Selamet, S. Pd., M. Pd.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu
proses pembuatan makalah ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca makalah ini sangat penulis
harapkan demi perbaikan makalah.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan secara
lebih mendalam dan bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun makalah maupun yang membaca makalah.
Amiin

Singaraja, 08 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………................................
KATA PENGANTAR……………………………………………......................................... I
DAFTAR ISI……………………..…………………………………..................................... Ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………......…….................... 1

1.3 Tujuan ………………………………………………..…........…...…....................... 2

1.4 Manfaat………………………………………......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Udara............................................................................................ 4
2.1.1 Macam-macam Pencemaran Udara................................................................ 4
2.1.2 Faktor Penyebab Pencemaran Udara.............................................................. 4
2.1.3 Dampak Pencemaran Udara.......................................................................... 5
2.2 Tekanan Gas/Udara........................................................................................... 6
2.3 Sistem Pernapasan............................................................................................. 11
2.3.1 Struktur dan fungsi sistem pernapasan........................................................... 11
2.3.2 Gangguan pada sistem pernapasan manusia dan upaya untuk mencegah atau 16
menanggulanginya.....................................................................................
BAB III PENUTUP 18
3.1 Simpulan........................................................................................................ 18
3.2 Saran.............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polusi udara yaitu yang mana udara mengandung substansi fisik, kimia, partikel
maupun biologis di atmosfer dalam jumlah yang banyak dan dapat membahayakan
kesehatan makhluk hidup khususnya manusia ataupun menyebabkan kerusakan pada
lingkungan alam. Di Indonesia polusi udara bukan hanya permasalahan di kota-kota besar
tetapi juga pada daerah-daerah terpencil bahkan menurut data yang diperoleh dijelaskan
bahwa Jakarta disebut sebagai kota besar dengan polusi udara terburuk kedua di dunia
dengan tingkat polusi 160, dibawah Hanoi Vietnam dengan tingkat polusi 190.
Polusi udara bisa disebabkan dari asap kendraan, asap cerobong-cerobong pabrik,
pembakaran hutan ilegal, bahkan kebiasaan membakar sampah yang masih sering
dilakukan masyarakat desa juga merupakan sumber polusi udara yang berbahaya bagi
paru-paru dan memengaruhi cara kita berfikir. Sebuah studi yang dipublikasikan pada
proceedings for the nationnal academy of sciences menemukan fakta bahwa paparan
sulfur dioksida dan nitrogen dioksida dalam jangka panjang dapat memicu penurunan
fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di sekitar kita, ada beberapa materi yang
membahas terkait polusi udara yaitu pencemaran udara, tekanan gas/udara, dan sistem
pernafasan. Sehingga dalam pembahasan materi model yang tepat untuk digunakan yaitu
model webbed. Menurut Fogarty (1991) model webbed adalah suatu pola belajar
mengajar dalam pembelajaran terpadu yang menggunakan topik atau tema untuk
memadukan dan mengaitkan beberapa konsep yang saling terkait menjadi suatu paket
pembelajaran. Tema sentral dapat diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik dan
menantang kehidupan siswa untuk memicu minat belajarnya, cangkupannya harus luas
dan memberi bekal bagi siswa untu belajar lebih lanjut.

1
Polusi udara sebagai tema yang dikaitkan dengan materi pencemaran udara pada
pelajaran kimia materi pencemaran udara diambil dari kelas VII semester II, materi
tekanan udara pada pelajaran fisika materi tekanan udara diambil dari kelas VIII semester
II, dan materi sistem pernafasan pada pelajaran biologi materi sistem pernafasan ini
diambil dari kelas VIII semester II.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam pembuatan
makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana pencemaran udara dapat menyebabkan polusi udara?
2. Apakah tekanan udara dapat memengaruhi polusi udara?
3. Bagaimana polusi udara mempengaruhi sistem pernafasan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan tersebut, adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pencemaran udara dapat menyebabkan polusi udara.
2. Mengetahui tekanan udara dapat memengaruhi polusi udara.
3. Mengetahui polusi udara memengaruhi sistem pernafasan
1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi penulis untuk memahami
terkait tema tentang Polusi Udara dengan sub materi pada tema tersebut yaitu Sistem
Pernapasan Manusia, Pencemaran Udara, dan Tekanan pada zat Gas/Udara.

2
2. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah
dan memperdalam pengetahuan terkait tema tentang Polusi Udara dengan sub materi
pada tema tersebut yaitu Sistem Pernapasan Manusia, Pencemaran Udara, dan
Tekanan pada zat Gas/Udara. Selain itu makalah ini juga bisa digunakan sebagai
referensi pembaca dalam pembuatan makalah yang sama.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Udara


Pencemaran lingkungan adalah satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi
kualitas lingkungan. Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya.
Udara adalah salah satu faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan komponen
biotik (makhluk hidup). Udara mengandung senyawa-senyawa dalam bentuk gas, di
antaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu oksigen. Dalam
atmosfer bumi terkandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Oksigen berperan dalam pembakaran senyawa karbohidrat
di dalam tubuh organisme melalui pernapasan. Reaksi pembakaran tidak hanya terjadi di
dalam tubuh, namun kita pun sering melakukannya, seperti pembakaran sampah atau
lainnya
2.1.1 Macam-macam Pencemaran Udara
1. Pencemaran Udara Primer
Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari sumber pencemar.
Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida yang disebabkan oleh aktivitas
pembakaran oleh manusia.
2. Pencemaran Udara Sekunder
Pencemaran udara sekunder disebabkan oleh reaksi antara substansi-
substansi pencemaran udara primer yang terjadi di atmosfer. Misalnya,
pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel-partikel yang
mengandung oksigen di udara.
2.1.2 Faktor Penyebab Pencemaran Udara
1. Aktivitas Alam
Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di atmosfer.
Kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung senyawa
metana yang dapat meningkatkan duhu bumi dan akibatnya terjadi pemanasan
global. Proses yang serupa terjadi pada siklus nitrogen di atmosfer.

4
2. Aktivitas Manusia
1) Pembakaran sampah
2) Asap-asap Industri
3) Asap kendaraan
4) Asap Rokok
5) Senyawa-kimia buangan seperti CFC, dan lain-lain
2.1.3 Dampak Pencermaran Udara
1. Kesehatan
Kualitas udara yang menurun akibat pencemaran menimbulkan
berbagai penyakit. ISPA (infeksi saluran pernapasan) adalah salah satunya.
Saluran pernapasan adalah gerbang masuknya udara dalam tubuh. Udara yang
kotor membawa senyawa-senyawa yang tidak baik bagi kesehatan. Tentu saja,
pengedapan-pengendapan logam yang terlarut pada udara dapat mengendap di
paru-paru dan dapat menimbulkan iritasi. Akibat yang lebih serius dari polusi
udara adalah amfisema, yaitu gejala kesulitan pengangkutan oksigen. Kadar
karbon monoksida yang terlalu banyak di udara (lebih banyak dari oksigen)
dapat menghambat pengikatan oksigen di dalam tubuh. Oleh karena itu tubuh
akan kekurangan oksigen, sehingga sesak napas, terjadi pusing, dan terlanjut
pada kematian apabila tidak ditangani dengan baik.
2. Bagi Tumbuhan
Abu vulkanik dari melutusnya gunung berapi membuat udara tercemar
dan memicu terpicunya hujan asam. Hujan asam mengandung senyawa sulfur
yang bersifat asam. Kondisi asam ini dapat mematikan tanaman setempat. Oleh
karena itu kita sering menemui begitu banyak tanaman dan pohon yang rusak
akibat hujan asam atau abu vulkanik.
3. Efek Rumah Kaca
Konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di
atmosfer akan memicu terjadinya efek rumah kaca, yakni peningkatan suhu
bumi. CO dan CO2 akan membentuk semacam lapisan yang akan menahan
panas bumi keluar, sehingga panas yang ditimbulkan bumi akan terkungkung di
dalam seperti pada rumah kaca.
4. Rusaknya Lapisan Ozon
CFC adalah senyawa yang sering digunakan dalam produk-produk
pendingin (freezer, AC) dan aerosol. Ketika CFC terurai di atmosfer, maka

5
akan memicu reaksi dengan oksigen penyusun ozon. Dengan demikian, ozon
akan terurai yang menyebabkan lapisan ozon berlubang. Padahal lapisan ozon
berfungsi sebagai pelindung Bumi dari panas yang dipancarkan oleh Matahari.
Sinar UV yang dihasilkan oleh Matahari dapat memicu kanker, dengan adanya
ozon, masuknya sinar UV ini akan diredam sehingga dampak yang ditimbulkan
lebih sedikit. Pemanasan global yang kini terjadi salah satunya akibatkan oleh
rusaknya lapisan ozon. Pada saat ini CFC untuk pendingin da aerosol telah
diganti dengan bahan lain yang ramah lingkungan.

2.2 Tekanan pada Zat Gas/Udara


Adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dapat menimbulkan angin. Angin
bertiup dari daerah yang tekanan udaranya tinggi ke daerah yang tekanannya lebih
rendah. Pengaruh tekanan udara dapat dirasakan pada beberapa peristiwa, di antaranya:
1) Ketika memasak air, di pegunungan akan lebih cepat mendidih dibandingkan
memasak air di pantai. Hal ini disebabkan tekanan udara di pegunungan lebih rendah
daripada di pantai sehingga gas oksigennya pun lebih rendah.
2) Ketika kita pergi ke daerah yang lebih tinggi (misalnya dari pantai ke pegunungan),
pada ketinggian tertentu kita akan merasakan dengungan di telinga kita. Hal ini
disebabkan oleh selaput gendang telinga yang lebih menekuk keluar pada tekanan
udara yang lebih rendah.
3) Pada tekanan udara tinggi, suhu terasa dingin, tetapi langit cerah. Sebaliknya, saat
tekanan udara rendah, dapat dimungkinkan terjadinya hujan, bahkan badai.
Ketiga peristiwa di atas memberikan gambaran bahwa tekanan udara memiliki
hubungan yang cukup erat dengan ketinggian suatu tempat. Tekanan tersebut berubah
sesuai dengan ketinggian dari atas tanah. Semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan
udaranya semakin rendah. Suatu daerah yang memiliki struktur geografis yang lebih
tinggi misalnya di pegunungan Himalaya terdapat partikel-partikel udara yang lebih
sedikit. Partikel-partikel yang lebih sedikit mendorong satu sama lain menghasilkan
tekanan lebih rendah.
Hal ini ternyata telah dibenarkan melalui suatu penelitian yang dilakukan para ahli.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikkan 10 m, tekanan udara
berkurang 1mmHg sehingga makin tinggi suatu tempat dari permukaan air, makin rendah
tekanan udaranya. Pernyataan ini dapat digunakan untuk memperkirakan ketinggian
suatu tempat di atas permukaan laut, asalkan tekanan udara di sekitarnya diketahui.

6
Pada tempat yang sangat tinggi, seperti di puncak Himalaya, tekanan udara menjadi
sangat kecil dan dapat menimbulkan masalah serius bagi para pendaki. Pendaki rentan
terkena sindrom kekurangan oksigen karena ketinggian, yang dikenal dengan istilah
hipoksia.

Partikel –partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumbukan satu
sama lain. Tumbukan antara partikel gas dengan dinding wadah akan
menyebabkan tekanan. Semakin banyak jumlah tumbukan antar molekul maka
semakin tinggi tekanan yang terjadi. Pada proses bernapas Hukum Boyle berlaku.
Hukum Boyle berbunyi “Jika volume suatu wadah gas diperkecil, maka tekanan
gas tersebut membesar, asalkan suhu gas tersebut tetap. Memperbesar volume
wadah tersebut menyebabkan tekanan gas tersebut turun. Penting untuk dicatat
bahwa hukum ini berlaku asal suhu gas tersebut tetap”.
Jika gas ditekan ke suatu ruang yang lebih kecil, molekul-molekulnya akan lebih
sering menumbuk dinding ruang tersebut. Akibatnya tekanan gas itu bertambah. Hal
sebaliknya akan terjadi. Jika gas diberikan ruang yang lebih besar, molekul-molekul gas
tersebut menjadi lebih jarang menumbuk dinding dan tekanan gas tersebut mengecil.
Gerakan pernapasan menyebabkan perubahan volume dada dan perubahan tekanan gas
dalam rongga dada, yang mengakibatkan udara mengalir ke dalam atau ke luar rongga
dada.
Inspirasi merupakan proses aktif dimana diafragma berkontraksi dan mendatar dan
otot-otot antariga berkonstraksi. Sebelum inspirasi, tekanan udara di dalam paru
seimbang dengan tekanan udara atmosfer yaitu 760 mmHg atau 1 atm. Karena tekanan
udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara atmosfer, maka udara
mengalir ke dalam paru-paru. Kondisi ini diperoleh dengan jalan membesarkan volume

7
paru-paru. Tekanan gas di dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan besarnya
volume. Bila ukuran tempat diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun. Bila ukuran
diperkecil, tekanan udara di dalamnya naik. Inilah hukum Boyle.
Agar inspirasi terjadi, paru-paru harus membesar, dengan demikian tekanan di dalam
paru-paru akan turun. Untuk membesarkan paru-paru, harus melibatkan kerja otot
inspirasi utama yaitu otot diafragma dan otot antar tulang rusuk. Pada orang hamil, orang
gemuk atau pakaian yang terlalu sesak di daerah perut, dapat menghalangi turunnya
diafragma dengan sempurna.
Tepat sebelum inspirasi, tekanan intrapleura kira-kira 756 mmHg, setelah otot-otot
inspirasi bekerja yang menambah ukuran rongga dada, tekanan intrapleura turun sampai
kira-kira 754 mmHg. Akibatnya, dinding paru-paru terisap ke arah luar karena hampa
sebagian. Bila volume paru bertambah, tekanan di dalam paru turun dari 760 mmHg
menjadi 758 mmHg. Udara bergerak dari atmosfer ke paru-paru dan terjadilah inspirasi.
Udara terus bergerak ke paru-paru sampai tekanan dalam paru seimbang dengan tekanan
atmosfer.
Inspirasi secara ringkas sebagai berikut:

8
Ekspirasi normal merupakan proses dimana diafragma berelaksasi dan bergerak ke
atas. Ekspirasi (menghembuskan napas) diperoleh dari perbedaan tekanan, tetapi dalam
hal ini perbedaaan berubah sehingga tekanan dalam paru lebih besar daripada di
atmosfer. Ekspirasi normal adalah proses pasif karena otot antar tulang rusuk relaksasi,
lengkungan diafragma bergerak dari datar kembali melengkung. Gerakan ini mengurangi
diameter vertikal dan rusuk belakang rongga dada, ini mengembalikan pada ukuran
istirahatnya.
Selama ini otot antar tulang rusuk internal menggerakkan rusuk ke arah bawah serta
menekan otot antar tulang rusuk sehingga menekan diafragma ke atas. Karena tekanan
intrapleura kembali ke tingkat sebelum inspirasi (756 mmHg), dinding paru-paru tidak
lagi diisap ke arah luar. Tekanan dalam paru-paru naik menjadi 763 mmHg dan udara
bergerak dari daerah bertekanan udara lebih tinggi ke daerah bertekanan udara lebih
rendah di atmosfer. Ekspirasi secara ringkas sebagai berikut:

9
Tekanan udara berhubungan dengan Hukum Boyle. Masih ingatkah kalian bagaimana
bunyi Hukum Boyle? Hukum Boyle berlaku apabila suhu gas tidak berubah, maka hasil
kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup selalu tetap.

Secara matematik Hukum Boyle tersebut dapat dinyatakan sebagai:

Jadi, yang tetap dalam keadaan ini adalah suhunya. Pada banyak kejadian, tekanan dan
volume tempat tertutupnya berubah. Namun, keadaan ini tetap memenuhi hukum Boyle.
Oleh karena itu, dapat juga dinyatakan sebagai:

Keterangan:
P = tekanan (atm atau N/m2)
1 atm = 76 cmHg
V = volume udara (m3)
Dengan P1 adalah tekanan mula-mula, P2 adalah tekanan akhir, V1 adalah volume udara
mula-mula dan V2 adalah volume udara akhir.

10
2.3 Sistem Pernapasan Manusia
2.3.1 Struktur dan Fungsi Sistem Pernapasan
Selama bernapas, udara terus keluar dan masuk melalui organ-organ
pernapasan. Manusia memiliki organ pernapasan yang dilengkapi dengan
berbagai komponen yang dapat membantu manusia untuk dapat memasukkan
udara yang bersih dan suhu yang sesuai dengan keadaan di dalam paru-paru.
1. Organ Pernapasan Manusia
Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tekak), laring (ruang
suara), trakea (tenggorokan), bronkus, dan paru-paru. Organ penyusun sistem
pernapasan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan struktur maupun
fungsinya. Secara struktural, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama:
a. Sistem pernapasan bagian atas, meliputi hidung dan faring.
b. Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring, trakea, bronkus, dan paru-
paru.
Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama:
a. Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang
saling terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru. Bagian
penghubung, meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus.
Fungsi dari bagian penghubung yaitu menyaring, menghangatkan, dan
melembapkan udara serta menyalurkan udara menuju paru-paru.
b. Zona respirasi, tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam
pertukaran gas yaitu alveolus.

11
Sistem pernapasan terdiri dari :
a. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan
dengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput
lendir, dan konka. Rambut-rambut hidung berfungsi untuk menyaring
partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai
perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu,
virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau
menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.
b. Faring
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang
(posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas laring
(superior) Dinding faring, tersusun atas otot rangka yang dilapisi oleh
membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka tersebut membantu dalam
proses menelan makanan. Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara dan
makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada
reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
c. Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan
pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang berbentuk seperti daun
dilapisi oleh sel-sel epitel, berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan
makanan atau minuman. Apabila ada partikel kecil seperti debu, asap,
makanan, atau minuman yang masuk ke dalam laring akan terjadi refleks
batuk, yang berfungsi untuk mengeluarkan partikel tersebut dari laring.
Udara yang melewati laring dapat menggetarkan pita suara, sehingga
dihasilkan gelombang suara. Gelombang suara ini dapat diatur untuk
menghasilkan berbagai bunyi dengan cara mengatur kolom udara pada
faring, rongga hidung, dan mulut
d. Trakea
Udara yang telah masuk ke laring selanjutnya masuk ke trakea (batang
tenggorokan). Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan
bronkus. Trakea memiliki panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm.

12
Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang
terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk
menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
e. Bronkus
Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua.
Percabangan trakea tersebut disebut dengan bronkus, masing- masing
bronkus memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus
hampir sama dengan trakea, tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan
bronkus tidak teratur, tetapi berselang-seling dengan otot polos.
f. Bronkiolus
Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus
merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus
terdapat gelembung-gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang
disebut alveolus (jamak = alveoli).
g. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi
menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura
berupa kantung tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi
melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis. Di
dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas oksigen
dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
h. Alveolus
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih. Struktur yang
demikian memudahkan molekul- molekul gas melaluinya. Dinding alveolus
berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus
dapat dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di
dalam darah. Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan
pertambahan luas permukaan untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan
alveolus 100 kali luas permukaan tubuh manusia. Besarnya luas
permukaan seluruh alveolus dalam paru-paru menyebabkan penyerapan
oksigen lebih efisien.

13
2. Mekanisme Pernapasan Manusia
Pada saat kamu bernapas berlangsung dua mekanisme, yaitu
menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan mengembuskan udara
(ekshalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan
alveolus paru-paru. Pada saat melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerja
sama antara otot dada, tulang rusuk, otot perut, dan diafragma. Diafragma
adalah otot yang terdapat di antara rongga dada dan rongga perut.

Pada saat inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi, volume


rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke paru-
paru. Pada saat ekspirasi, diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga
dada kembali normal, paru-paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-
paru. Satu kali pernapasan terdiri atas satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.
Berdasarkan aktivitas otot- otot pernapasan, bernapas dengan membesarkan
dan mengecilkan volume rongga dada disebut pernapasan dada. Begitu juga
jika kita membesarkan dan mengecilkan volume rongga perut, disebut
pernapasan perut.
3. Frekuensi Pernapasan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan di
antaranya adalah jenis kelamin, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Selain itu ada
beberapa faktor lainnya seperti umur dan suhu tubuh.
a. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin
rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
b. Jenis kelamin, pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga
lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2

14
pada laki-laki juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses
metabolisme pada laki-laki jauh lebih tinggi daripada perempuan.
c. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi
pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan proses
metabolisme di dalam tubuh, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan
oksigen dan pengeluaran CO2.
d. Posisi tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang harus ditanggung oleh
organ tubuh. Pada saat posisi tubuh berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi
untuk menghasilkan tenaga yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak
berdiri. Sedangkan pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat
tubuh disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak
membutuhkan banyak energi, dengan demikian frekuensi pernapasannya
rendah.
e. Kegiatan atau aktivitas tubuh, orang yang melakukan aktivitas memerlukan
lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan
aktivitas seperti duduk santai atau tiduran. Ketika tubuh memerlukan
banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga frekuensi
pernapasan meningkat.
4. Volume Pernapasan
Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa
macam sebagai berikut.
a. Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh
melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal), volumenya sekitar 500
mL.
b. Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi
biasa. Volume cadangan ekspirasi sekitar 1.500 mL.
c. Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi secara biasa.
Volume cadangan inspirasi sekitar 1.500 mL.

15
2.3.2 Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau
Menanggulanginya
1. Influenza
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Influenza
virus. Gejala umum influenza yaitu demam dengan suhu lebih dari 39 °C,
pilek, bersin-bersin, batuk, sakit kepala, sakit otot, dan rongga hidung terasa
gatal. Dengan kondisi hidung tersumbat, penderita influenza akan kesulitan
untuk bernapas. Virus influenza keluar dari tubuh seseorang bersamaan dengan
batuk dan pilek, kemudian disebarkan melalui udara. Selain itu, virus juga
dapat menular ketika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi
virus, kemudian orang tersebut menyentuh mulut dan mata.
2. Penyempitan saluran pernapasan
Penyakit ini biasanya terjadi karena virus yang bersembunyi dalam
polusi udara yang masuk pada saluran pernapasan. Seseorang yang mengalami
penyakit ini biasanya akan merasa kesulitan dan nyeri pada saat bernapas,
napas yang berbunyi, dan gerakan yang tidak normal di bagian dada.
3. Ispa
Infeksi saluran pernapasan atas atau ispa menyebabkan seseorang tidak
bisa bernafas dengan baik. Biasanya penyakit ini menyerang seseorang mulai
dari hidung, tenggorokan dan paru-paru.
4. Jantung koroner
Polusi udara sangat berpengaruh pada kesehatan jantung. Penyakit
tersebut biasanya disebabkan karena jantung tidak mendapatkan asupan
oksigen yang cukup. Gejalanya diawali dengan nyeri pada bagian dada.
5. Asma
Asma merupakan salah satu kelainan yang menyerang saluran
pernapasan. Asma dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan yang dapat menyebabkan asma diantaranya masuknya zat
pemicu alergi (alergen) dalam tubuh, misalnya asap rokok, debu, bulu hewan
peliharaan, dan lain-lain.
6. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru terjadi karena pertumbuhan sel- sel yang tidak
terkendali pada jaringan dalam paru-paru. Jika sel-sel tersebut tidak segera
ditangani, dapat menyebar ke seluruh paru-paru bahkan jaringan di sekitar

16
paru-paru. Gejala orang yang menderita kanker paru-paru yaitu batuk disertai
darah, berat badan berkurang drastis, napas menjadi pendek, dan sakit pada
bagian dada. Sekitar 85% kasus kanker paru-paru disebabkan oleh
merokok dalam jangka waktu yang lama, sedangkan 10-15% kasus terjadi pada
orang yang tidak pernah merokok.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pada makalah ini kami mengambil tema Polusi Udara untuk dijadikan materi IPA
Terpadu. Adapun sub materi pada tema tersebut yaitu Sistem Pernapasan Manusia,
Pencemaran Udara, dan Tekanan pada zat Gas/Udara.
Udara adalah salah satu faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan komponen
biotik (makhluk hidup). Udara mengandung senyawa-senyawa dalam bentuk gas, di
antaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu oksigen. Dalam
atmosfer bumi terkandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Macam-macam Pencemaran Udara: Pencemaran Udara
Primer dan Pencemaran Udara Sekunder.
Adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dapat menimbulkan angin. Angin
bertiup dari daerah yang tekanan udaranya tinggi ke daerah yang tekanannya lebih
rendah. Pengaruh tekanan udara dapat dirasakan pada beberapa peristiwa, di antaranya:
Ketika memasak air, di pegunungan akan lebih cepat mendidih dibandingkan memasak
air di pantai, Ketika kita pergi ke daerah yang lebih tinggi (misalnya dari pantai ke
pegunungan), pada ketinggian tertentu kita akan merasakan dengungan di telinga kita,
dan Pada tekanan udara tinggi, suhu terasa dingin, tetapi langit cerah.
Sistem Pernapasan atau disebut juga sistem respirasi yaitu adalah sistem organ yang
dipakai untuk pertukaran gas. Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring,
(tenggorokan), laring (ruang suara), trakea (batang tenggorokan), bronkus, bronkiolus,
dan paru-paru. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia diantaranya: Influenza,
Penyempitan saluran pernapasan, Faringitis, Ispa, Jantung koroner, Asma, dan Kanker
paru-paru
3.2 Saran
Penulis berharap semoga dengan selesainya makalah ini, diharapkan agar para
pembaca khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami tema tentang
Polusi Udara dengan sub materi pada tema tersebut yaitu Sistem Pernapasan Manusia,
Pencemaran Udara, dan Tekanan pada zat Gas/Udara. Kami selaku penulis memohon
kritik dan saran dari para pembaca mengenai makalah kami demi kesempurnaan
kedepannya.

18
Daftar Pustaka

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Windarti. 2007. Model Webbed dalam Pembelajaran IPA Terpadu di Madrasyah Tsanawiah.
Universitas Negeri Semarang. (diakses pada tanggal 06 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai